Anda di halaman 1dari 23

PERBANYAKAN TANAMAN

Pemilihan bibit yang telah dikenal karakter unggulnya, penampilan


bibit normal, baik & sehat, karakter varietas & asal perbanyakan
bibit jelas, serta berasal dari pembibit atau penangkar yang
terpercaya. Kesalahan dalam memilih bibit dapat menimbulkan
kerugian biaya, tenaga & waktu.

Persyaratan bibit yang akan ditanam:


1. Bibit dalam keadaan sehat, proporsi ukuran seimbang dengan
umur.
2. Tidak ada organ tumbuhan yang rusak.
3. Tidak membawa telur hama & bebas penyakit.
4. Perhatikan syarat tumbuhnya (misal ketinggian dpl).
PENTINGNYA PEMBIBIT
Disarankan membeli bibit dari penangkar atau penjual yang terpercaya.
Salah satu karakter bibit berkualitas yang diperdagangkan di Indonesia
adalah memiliki label resmi yang dikeluarkan oleh Balai Pengawas &
Sertifikasi Benih (BPSB) Departemen Pertanian. Berdasarkan label
tersebut dapat dipastikan jenis tanaman, varietas, asal bibit, nama &
alamat penangkarannya.
Namun, karena produksi bibit di penangkar beragam jenis & berjumlah
banyak, kemungkinan label tertukar saat pemasangan dapat saja terjadi,
bahkan jumlah label yang dipesan ke BPSB seringkali tidak sesuai dengan
jumlah bibit yang diproduksi. Jika label kurang, penangkar memenuhinya
dengan membuat label sendiri. Oleh karena itu, di tempat penjualan bibit
berkualitas pun, penjelasan tentang bibit belum tentu sepenuhnya benar.
Dengan adanya nama & alamat penangkar di label akan sangat membantu
pembeli untuk meminta pertanggung jawaban penangkar jika di
kemudian hari timbul hal-hal yang merugikan pembeli.
Perbanyakan tanaman:
1. Generatif
Via biji, karakter anakan dapat berbeda dengan induk, muncul karakter
baru (bisa menguntungkan atau merugikan), sistem perakaran lebih kuat,
memakan waktu yang relatif lama, penanaman langsung atau
penyemaian.
2. Vegetatif
Via alami (biji apomiksis, stolon, rhizoma, umbi lapis, kormus, umbi
batang, akar berumbi, tunas liar pada akar, batang, daun & perbungaan).
Via buatan (cangkok, stek, okulasi, sambung)
Karakter anakan cenderung tetap, sistem perakaran kurang kuat (untuk via
buatan), waktu relatif cepat, satu-satunya cara untuk memperbanyak
tanaman tanpa biji (kecuali apomiksis).
GENERATIF
BIJI
Bibit dari biji lazim disebut benih.
Biji bisa langsung ditanam, tidak perlu pemindahan sehingga terhindar dari
resiko kerusakan.
Umumnya sangat peka terhadap pengaruh cuaca, hama & penyakit.
Harus kering & tua.
Sebaiknya direndam terlebih dahulu ke dalam air sebelum ditanam.
Karakter biji yang layak tanam:
1. Biji keras & utuh.
2. Kulit biji tidak rusak.
3. Dalam keadaan kering.
4. Kulit biji mengkilat.
5. Tidak berlubang & keriput.
Semua bibit biji dapat disemai. Namun, untuk biji yang
bisa langsung ditanam tidak perlu penyemaian (biji
yang berukuran sangat kecil, seperti anggrek, bayam,
kenikir).
Pot persemaian memiliki permukaan yang lebar &
terjamin keamanannya dari berbagai gangguan.
Lakukan penyiraman dengan alat penyemprot secara
hati-hati.
Pemindahan semai jangan sampai merusak bagian
tanaman.
VEGETATIF 1
CANGKOK
Cara penumbuhan bibit pada cabang tanaman induk.
Dilakukan pada tanaman berkambium.
Sebaiknya dilakukan pada musim hujan.
Alat & bahan: tanaman induk yang unggul, air, sabut
kelapa/plastik pembungkus, lumut
Spaghnum/media tanam, tali, zat perangsang akar
seperti Rootone-F jika diperlukan, pisau yang tajam
& bersih, ember & gayung.
Pengaruh perlakuan zat perangsang akar &
media terhadap cangkokan

MEDIA PERLAKUAN
Dengan Rootone-F Tanpa Rootone-F
Tanah Akar lebih cepat keluar Akar lebih lambat keluar
Jumlah lebih banyak Jumlah lebih sedikit
Tanah & kompos Akar lebih cepat keluar Akar lebih lambat keluar
Jumlah lebih banyak Jumlah lebih sedikit
Kompos Tidak tumbuh akar Tidak tumbuh akar
Cara mencangkok:
1. Pilih bibit dari pohon yang sudah berbuah .
2. Pilih cabang yang lurus, sehat & cukup umur (pernah berbuah)
dengan diameter 2-3 cm.
3. Kupas kulit cabang sepanjang 5 cm & bersihkan kambium.
4. Biarkan cabang selama 2-3 hari.
5. Oleskan zat perangsang akar
6. Berikan media tanam pada bekas sayatan & bungkus dengan
sabut kelapa/plastik yang dilubangi.
7. Ikat dengan kuat pada bagian ujung & pangkal pembungkus. Jika
menggunakan plastik, pastikan tidak ada air yang menggenang
pada bagian ujungnya.
8. Potong sebagian daun pada cabang.
9. Pastikan media tanam tidak kering & terjaga kelembabannya.
10.Potong cangkokan setelah akar berwarna kecoklatan, berumur 2
bulan.
11.Pindahkan ke wadah & media tanam yang telah disediakan.
VEGETATIF 2
STEK
1. Stek akar, batang & daun.
2. Lebih ekonomis, mudah, cepat & tidak memerlukan
keterampilan khusus.
3. Kurang menguntungkan jika dilakukan pada tumbuhan yang
sukar berakar, akar yang baru terbentuk rentan & rapuh,
adanya sifat plagiotrop yang masih bertahan.
4. Gunakan zat pengatur tumbuh seperti: Rhizocaline yang
menstimulasi perakaran.
5. Auksin yang berperan penting. Biasa dikenal sebagai indole-3-
acetic acid (IAA), indolebutyric acid (IBA) & nephthaleneacetic
acid (NAA). IBA & NAA (buatan) lebih efektif dibanding IAA
(alami). Absicic acid (ABA) juga berperan dalam pembentukan
akar.
6. Sitokinin berperan dalam pembentukan
tunas, terdiri dari zeatin, zeatin riboside,
kinetin, isopentenyl adenin (ZiP), thidiazurron
(TBZ) & benzyladenine (BA/BAP).
7. Media tanam harus cukup lembab,
evapotranspirasi rendah, drainase & aerasi
baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas,
tidak terkena cahaya penuh & bebas dari OPT.
8. Gunakan pisau tajam & bersih, buang bagian
stek yang rusak.
STEK DAUN
1. Berupa lamina saja atau folia keseluruhan.
2. Bahan awal tidak akan menjadi bagian tanaman yang baru.
3. Akar & tunas berasal dari meristem primer atau sekunder.
Pada Bryophyllum berasal dari meristem primer pada sel-
sel tepi daun yang dewasa. Pada Begonia & Sansevieria
berasal dari meristem sekunder hasil pelukaan.
4. Masalah yang umum terjadi adalah pembentukan tunas
adventif bukan akar adventif.
5. Secara teknis, potong daun sepanjang 7,5-10 cm (untuk
Sansevieria) atau potong lamina beserta petiolusnya lalu
tanam pada media. Untuk Begonia umumnya
disemprotkan IBA 100 ppm.
STEK BATANG BAWAH TANAH (subterranean
stem)
1. Berupa rhizoma, umbi lapis, kormus, umbi
batang, akar berumbi.
2. Dapat digunakan seluruh bagian
subterranean stem atau dipotong dengan
syarat memiliki mata tunas.
3. Buang bagian yang rusak atau busuk.
4. Rendam dalam bakterisida & fungisida.
STEK BATANG
1. Untuk tumbuhan berkayu, berkayu lunak & herbaceous.
Tidak semua tumbuhan bisa diperbanyak dengan cara ini.
2. Untuk berkayu: panjang stek 10-76 cm dengan 2 nodus.
Berikan IBA atau NAA 2.500-5.000 ppm.
3. Untuk berkayu lunak (seperti Plumeria & Adenium):
panjang stek 7,5-12,5 cm. IBA atau NAA 500-1.250 ppm.
4. Untuk herbaceous: panjang stek 7,5-12,5 cm. biasanya
tidak diberikan auksin tambahan.
5. Bagian yang paling baik untuk dijadikan bibit adalah cabang
bagian tengah.
6. Perhatikan polaritas batang, jangan sampai terbalik.
7. Potong cabang yang berdaun pada bibit stek.
8. Sebaiknya bibit disimpan terlebih dulu di tempat sejuk
sebelum ditanam.
VEGETATIF 3
GRAFTING & BUDDING
Grafting merupakan seni menggabungkan 2 jaringan tanaman
yang berbeda. Budding merupakan salah satu bentuk dari
grafting, dengan ukuran batang atas yang tereduksi atau
hanya terdiri dari 1 mata tunas.
Batang atas (scion) berupa potongan pucuk tanaman yang
terdiri dari beberapa tunas dorman yang akan berkembang
membentuk tajuk & batang bawah (rootstock) akan
berkembang menjadi sistem perakaran.
Merupakan teknik yang relatif mahal, memerlukan keahlian
khusus & waktu yang lebih lama. Dipilih untuk tanaman
yang sukar/tidak bisa dilakukan perbanyakan dengan teknik
lainnya, seperti Garcinia mangostana, Mangifera indica,
Durio zibethinus, Averrhoa carambola & Citrus spp.
Manfaat grafting:
1. Sistem perakaran kuat & toleran terhadap kondisi
lingkungan tertentu.
2. Mengubah cv. yang telah berproduksi, cara ini disebut
top working.
3. Mempercepat pertumbuhan & produksi buah.
4. Memperbaiki kerusakan pada tanaman.
5. Mendapatkan bentuk tanaman yang diinginkan.
6. Mengatasi masalah polinasi seperti self-incompatibility &
dioecious.
7. Mendapatkan berbagai karakter yang diinginkan hanya
dalam 1 tanaman.
Ketidakcocokan sambungan dapat dilihat dari:
1. Tingkat keberhasilan rendah.
2. Daun menguning, rontok & tunas mati.
3. Pertumbungan yang tidak seimbang antara batang atas
dengan batang bawah.

Pengaruh batang bawah terhadap batang atas yaitu


mengatur:
4. Kecepatan tumbuh & bentuk tajuk.
5. Pembungaan & pertunasan.
6. Kualitas buah.
7. Resistensi terhadap hama & penyakit.
SAMBUNG BATANG/ENTEN (GRAFTING)
Yang perlu diperhatikan:
1. Batang atas & bawah harus cocok.
2. Batang atas berasal dari pohon induk yang unggul &
sudah berbuah setidaknya 3 kali.
3. Batang bawah berasal dari bibit biji.
4. Jaringan kambium batang harus bersinggungan.
5. Segera dilakukan & jangan biarkan kedua batang
kering.
6. Tunas yang tumbuh pada batang bawah (wiwilan)
harus dibuang.
SAMBUNG MATA TUNAS/OKULASI (BUDDING)
YANG PERLU DIPERHATIKAN:
1. Masalah yang biasa mucul adalah sukarnya kulit
batang dibuka, terutama saat tanaman melakukan
pertumbuhan aktif (muncul tunas & daun muda).
2. Batang atas berasal dari pohon induk yang unggul
& sudah berbuah setidaknya 3 kali.
3. Batang bawah berasal dari bibit biji.
4. Sebaiknya dilakukan saat tanaman dorman.
5. Menghasilkan sambungan yang lebih kuat.
STUDI KASUS TANAMAN OBAT

1. Abrus precatorius. Saga manis, saga telik (Jawa). Biji, direndam H2SO4 selama
3 jam pada suhu 30° C berhasil 85% dalam 10 hari, digosok secara mekanik
97%, anakan ditaruh di bawah naungan Gliricidia sepium, Leucaena
leucocephala, stek juga mudah.
2. Allium cepa cv. group Common Onion (Bombay), umum dengan biji atau
bulbil. A. cepa cv. group Aggregatum (bawang merah) via lateral bulb (umbi
lapis). Allium tuberosum (kucai) via pemisahan anakan. Untuk mengatasi
masalah dormansi bulb, perlu disimpan beberapa bulan. A. sativum (bawang
putih) umum dengan lateral bulbs (cloves) jarang dengan bulbil perbungaan.
Dengan biji dapat meningkatkan ukuran, umum di subtropis, bisa langsung
ditanam atau disemai & diberi mulsa.
3. Aloe vera. Lidah buaya. Via sucker (anakan) atau stek lebih cepat. Kadang biji,
jarang. Sucker 15-20cm, kekurangan air membuat jumlah sucker sedikit.
4. Catharanthus roseus. Tapak dara. Biji, 25° C optimum untuk berkecambah,
biji segar keberhasilan 40%, perlakuan dengan larutan potassium nitrat 90%,
stek di pot yang ditutup plastik.
5. Bryophyllum pinnatum. Cocor bebek, buntiris (Sunda), sedingin, seringin (Penin.
Malay). Foliar embryo (tunas adventif daun) paling mudah, stek daun di kondisi
hangat & lembab, stek batang, biji (di Malesia tidak pernah terjadi buah). Hanya
menghasilkan tunas daun ketika daun lepas atau terluka, dormansi ketika
kelembaban tinggi, tidak ada cahaya, stres air, tapi tidak dipengaruhi fotoperiodisitas.
6. Centella asiatica. Daun kaki kuda, pegagan, antanan gede (Sunda). Runner (stolon)
yang berakar di bukunya, biji juga bisa, ditanam sedalam 20 cm, tidak perlu naungan
tapi kelembaban tanah harus dijaga.
7. Ficus spp. (beringin & kerabatnya). Via biji F. benghalensis dalam 1 kg terdapat 2,1-
2,5 juta biji. 50% biji berkecambah 27-37 hari pada F. deltoidea & 18-34 hari F.
microcarpa. Di India, direndam di air 60° C selama 10 menit, 20-24% di F.
benghalensis, 19-28% di F. racemosa. Stek batang dengan ukuran kecil lebih baik
dibanding ukuran besar.
8. Justicia gendarussa. Gandarusa, besi-besi (Aceh). Stek ujung batang mudah berakar
di pasir, khususnya jika diberikan auksin. Stek cabang lateral berakar lebih cepat &
banyak akarnya.
9. Kaempferia galanga. Kencur. Stek rimpang 2,5-4 cm panjang, 2-3 tunas, rimpang tua
maupun muda, diberi naungan & ditanam di awal musim hujan. Di Jawa tumpang sari
dengan kacang tanah & padi.
10.Lantana camara. Tembelekan (Jawa), kembang telek, saliara (Sunda). Via biji atau
stek batang sepanjang 7,5 cm.
11.Momordica charantia. Pare. Via biji.
12. Orthosiphon aristatus. Kumis kucing, kumis ucing (Sunda), remuk jung
(Jawa). Stek batang 15-20 cm panjang dengan beberapa tunas, di bawah
naungan, sering 4-6 stekan dalam 1 lubang, dapat langsung ditanam di
taman/lahan. Dilakukan sepanjang tahun, biasanya di awal musim hujan.
13. Phyllanthus acidus. Ceremai, cerme, caramel (Sulawesi Selatan). Via biji,
cangkok, stek, okulasi. P. emblica. Malaka, kemloko (Jawa), ki malaka
(Sunda) via biji, stek, cangkok, sambung tunas.
14. Plantago major. Daun sendok, daun urat, ki urat (Sunda). Via biji, 14.000
biji per tumbuhan, biji menunjukkan dormansi, untuk memutusnya
simpan beberapa bulan di tempat kering dengan suhu ruangan atau
beberapa minggu pada 5° C, biji 1-5 tahun menunjukkan angka germinasi
yang lebih baik dibanding dengan yang segar, viabel di tanah lebih dari 60
tahun.
15. Quisqualis indica. Udani (Sumatera), bidani (Sunda), cekluk (Jawa). Stek
batang tanpa daun dengan 3 buku, stelah 1 bulan akar tumbuh, media
pasir kasar, keberhasilan 55%, bisa dengan cangkok & merunduk,
perbanyakan dengan biji mudah dilakukan tapi buah & biji jarang
dihasilkan.
16. Solanum nigrum. Ranti (Jawa), leunca (Sunda), bobose (Ternate). Di Asia
Tenggara dengan biji, stek batang, pemisahan anakan berakar.
17. Tinospora crispa. Andawali (Sunda), brotowali, putrowali (Jawa). Stek
batang menjadi potongan kecil, bisa viabel setelah 1 tahun disimpan di
kotak tertutup, getah yang mengering melindungi bekas potongan dari
serangan mikroorganisme.
18. Acanthus ilicifolius. Jeruju (Sumatera), daruju (Jawa). Via biji, biji
dikeluarkan melalui buah kapsul yang meletus & melontarkan biji sejauh
2 meter. Bisa dengan pemisahan anakan & stek batang.
19. Alpinia galanga. Langkuas, laos (Jawa). Pemisahan rimpang 50-100 cm
panjang, berikan air yang cukup, pupuk cair, ditanam saat musim hujan.
20. Alstonia scholaris. Pulai. Biji susah dikoleksi, karena buah membuka
ketika masih menempel di pohon, 1000 biji=1,5-2 gram, germinasi 100%
dari biji segar, setelah disimpan 2 bulan keberhasilan 90%. Sambung
tunas dapat dilakukan.
21. Cerbera odollam. Bintaro (Jawa). Via biji atau stek batang, suka cahaya
penuh dengan tanah gembur yang tidak menggenang.

Anda mungkin juga menyukai