PENDAHULUHAN
penyerbukan alami dengan bantuan angin atau serangga. Biji yang ditanam
secara generatif memiliki kelebihan yaitu penanganan yang praktis atau mudah
dengan harga yang relatif murah dan tidak memerlukan keahlian yang khusus.
yang kuat dan kokoh, lebih mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih
perbanyakan tanaman secara vegetatif alami dan vegetatif buatan. Vegetatif alami
dilakukan tanpa adanya campur tangan manusia, sehingga terjadi secara alamiah.
Biasanya terjadi melalui tunas, umbi, dan geragih (stolon). Sedangkan vegetatif
buatan terjadi dengan bantuan manusia. Vegetatif buatan terbagi menjadi dua
secara vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara stek, sambung, okulasi
dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan induknya dan lebih cepat berbunga
lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak serta memiliki akar yang
kurang kokoh.
bertujuan untuk memperbaiki tumbuhan pangan, buah, dan bunga hias. Sebagian
besar metode ini didasarkan pada kemampuan tumbuhan untuk membentuk akar
dengan menggunakan salah satu bagian dari tanaman, yaitu biji. Biji adalah organ
meleburnya gamet jantan dan gamet betina). Biji dapat dianggap sebagai tanaman
mini karena di dalamnya sudah terdapat bagian-bagian tanaman yang tersusun dalam
biji adalah untuk memperoleh sifat-sifat baik tanaman, seperti akar yang kuat, tahan
penyakit, dll. Perbanyakan secara generatif ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
produktif lebih lama. (3) lebih mudah diperbanyak. (4) tahan penyakit yang
disebabkan oleh tanah. (5) memiliki keragaman genetik yang digunakan untuk
pemuliaan tanaman. Sedangkan kekurangan dari perbanyakan ini adalah : (1) Waktu
berbunga lebih lama. (2) Anakan berbeda dengan induknya, tidak cocok untuk
penyediaan batang bawah yang nantinya akan diokulasi atau disambung dengan
batang atas dari jenis unggul. Perbanyakan dengan biji juga masih dilakukan
terutama pada tanaman tertentu yang bila diperbanyak dengan cara vegetatif menjadi
tidak efisien (tanaman buah tak berkayu). Keunggulan tanaman ini digunakan
sebagai batang bawah adalah karena memiliki batang yang kokoh dan tahan penyakit
batang, ranting, pucuk, umbi dan akar untuk menghasilkan tanaman baru yang
yang memiliki akar, batang, dan daun sekaligus. Keunggulan perbanyakan dengan
system ini antara lain adalah : (1) menghasilkan tanaman yang memiliki sifat
yang sama dengan induknya. (2) tanaman lebih cepat berbunga dan berbuah. (3)
perbanyakan ini adalah (1) membutuhkan pohon induk yang lebih besar dan lebih
banyak. (2) akar tanaman (anakan) kurang kokoh, sehingga mudah rebah. (3)
1. Cangkok
degan cangkok.
2. Stek
3. Okulasi
Okulasi berasal dari bahasa belanda yaitu oculate yang artinya menempel,
perbanyakan dengan ukolasi dilakukan pada tanaman-tanaman yang tidak bisa
dicangkok dan di stek. Perbanyakan ini memiliki persentase keberhasilan yang kecil,
karena menempelkan bagian tanaman yang unggul berupa mata entres ke batang
yang dijadikan inang, hasil dari perbanyakan generatif.
Syarat malakukan okulasi, pada batang bawah telah berumur 3–4 bulan dan
terhindar dari serangan hama dan penyakit sedangkan syarat mata entres ialah
diambil dari pohon induk yang telah berbuah minimal 3 kali pada musimnya dan
meiliki kwalitas dan kwantitas buah yang baik.
4. Sambungan
menerima sambungan disebut batang bawah (rootstock atau understock) atau sering
disebut stock. Berikut beberapa jenis sambungan yang dilakukan pada tanaman :
a. Sambung Pucuk (top grafting)
Sambung pucuk merupakan cara penyambungan batang atas pada bagian atas
sambung pucuk. Sambung samping merupakan cara penyambungan batang atas pada
c. Sambung Susu
Istilah penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana
batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan dengan
perakarannya.
Universitas Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution No. 133, km.11 perhentihan
dimulai dari tanggal 28-Maret 2019 sampai dengan tanggal 23 Mei 2019
No Bahan No Alat
1 Biji Tanaman Generatif 1 Cangkol
2 Bahan Tanaman Stek 2 Gunting Stek
3 Pupuk Kandang 1 Karung 3 Gembor
berukuran = 5 kg sebanyak 10
goni
4 Pupuk Bokasi sebanyak 1
Karung berukuran = 20 kg
5 Plastik lilin
6 Tali Rafia
7 Polybag Besar sebanyak 5
8 Polybag Sedang sebanyak 10
tempat media perbanyakan generatif degan bji Nangka, Mangga dan perbanyakan
nangka, biji yang ditanam sebanyak 1 biji perpolybag dan dilakukan sebanyak 2
polybag setiap biji yang berbeda. setelah itu mahasiswa melakukan perbanyakan
secara Vegetatif dengan stek pucuk merah, dan stek delima masing- masing
dihadapan asisten dosen dan dihadapan teman- teman, Hal ini bertujuan agar
kandang hal ini bertujuan agar Polybag besar ini untuk tempat media penanaman
Sawi.
mencampurkan Pupuk Bokasi terhadap setiap polybag hal ini bertujuan agar
2. Tinggi Tanaman
Dilakukan pengukuran tinggi tanaman pada tanaman yang dilakukan
perbanyakan generatif dan vegetative dengan menentukan 2 sampel.
Perbanyakan tanaman secara generatif dengan cara perbanyakan melalui biji tanaman
perbanyakan tanaman secara generatif yaitu tanaman memiliki sistem perakaran yang
kuat dan kokoh, lebih mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang.
perbanyakan tanaman secara generatif melalui biji didahului dengan peleburan gamet
proses pembiakan tanaman. Melalui biji, biji yang telah memenuhi syarat ditanaman
hingga menghasilkan tanaman baru yang lebih banyak. Biji yang ditanam tersebut
merupakan organ tanaman yang terbentuk dalam buah dari hasil pendewasaan bakal
Biji yang akan digunakan sebagai benih harus berasal dari buah yang matang
secara fisiologis, jika biji yang dihasilkan dari buah masak secara fisiologis akan
memiliki daya tumbuh yang baik. Jika menggunkan biji dari buah yang dipetik
belum masak secara fisiologis dipastikan biji tersebut tidak akan tumbuh dan
berkembang dengan baik seperti biji yang dihasilkan dari masak fisiologis.
12
mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada stek adalah faktor genetik. Jenis
tanaman yang berbeda mempunyai kemampuan regenerasi akar dan pucuk yang
setek, tanaman sumber seharusnya mempunyai sifat-sifat unggul serta tidak terserang
hama atau penyakit. Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status
fisiologi tanaman sumber atau induk juga penting dilakukan agar tingkat
dan status fisiologi yang penting bagi tanaman sumber atau induk diantaranya
1. Status air
Setek lebih baik diambil pada pagi hari dimana bahan setek dalam kondisi turgid.
2. Cahaya
Durasi dan intensitas cahaya yang dibutuhkan tanaman sumber tergantung pada jenis
yang tepat.
14
3. Kandungan karbohidrat
Untuk meningkatkan kandungan karbohidrat bahan setek yang masih ada pada
sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan setek tinggi, tetapi
jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N
4. Suhu
Suhu udara harian antara 21-27°C dengan suhu malam sekitar 15°C cukup baik
untuk perakaran setek. Suhu di dalam media perlu di buat lebih tinggi di bandingkan
suhu udara luar. Hal ini untuk menjaga agar transpirasi dapat di tekan, sedangkan
terjadinya regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran
rendah, drainase dan aerasi baik, suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena
cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas dari hama atau penyakit (Widiarsih et al,
2008).
A. Cangkok
1. Pilih batang pohon yang sudah dewasa dan berkambium (rambutan, jambu,
3. Setelah kering, campurkan tanah dan air secukupnya dan diaduk sampai merata
4. Kemudian tanah tersbut ditempelkan ke batang yang telah di kerat kulitnya dan
5. Sebelum mengikat plastik atau sabut kepala, pastikan batang pohon yang telah
di kerat tertutupi oleh tanah untuk menghindari kekeringan pada pada batang.
6. Setelah 3-4 bulan atau akar cangkokan telah tumbuh, potong bagian bawah
7. Potong ranting-ranting kecil dan daun karena sangat berpengaruh dan akan
9. Kemudian tanam terlebih dahulu dalam polybag hingga ranting dan daun
bertumbuh.
16
10. Setelah ranting dan daun baru bertumbuh, cangkokan telah siap di tanam
langsung di tanah.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan memiliki peran yang besar dalam proses pencangkokan. Dimana
pencangkokan yang baik dilakukan ketika cuaca cerah, tidak hujan, dan tidak terlalu
panas.
Suhu dan kelembapan juga berpengaruh dalam hal ini. Suhu yang baik untuk
Faktor tanaman
Faktor tanaman yang dicangkok juga memengaruhi berhasil atau tidaknya suatu
pencakokan. Selain itu, keadaan fisiologi tanaman juga bisa menjadi faktor penentu.
Dimana pada beberapa tanaman akan sulit berkembang sebagaimana mestinya. Juga,
faktor pengelupasan yang tidak benar akan memberikan dampak pada tanaman
tersebut.
Faktor manusia
Faktor manusia juga salah satu faktor penting dalam berhasil atau tidaknya
Selain itu, alat-alat yang digunakan oleh pencangkok juga memiliki peran penting.
Sebab, jika alat-alat yang digunakan tidak berfungsi dengan baik, akan menyebabkan
B. Stek
2. Potong cabang tersebut memakai pisau yang tajam dengan arah serong.
akar.
5. Siapkan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, pasir, dan pupuk
kandang.
6. Masukkan media tanam yang sudah jadi ke dalam polybag atau pot.
10. Setelah tanaman tumbuh besar, Anda bisa memindahkannya ke tanah langsung.
1. Faktor Lingkungan
Media perakaran yang baik menurut Hartman (1983) adalah yang dapat
memberikan aerasi dan kelembaban yang cukup, berdrainase baik, serta bebas dari
patogen yang dapat merusak stek. Media perakaran stek yang biasa dipergunakan
adalah tanah, pasir, campuran gambut dan pasir, perlite dan Vermikulit. Suhu
18
perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 21oC sampai 27oC pada pagi
stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan bahan
Menurut Hartman (1983), stek yang berasal dari tanaman muda akan lebih
mudah berakar dari pada yang berasal dari tanaman tua, hal ini disebabkan apabila
umur tanaman semakin tua maka terjadi peningkatan produksi zat-zat penghambat
perakaran dan penurunan senyawa fenolik yang berperan sebagai auksin kofaktor
b. Jenis Tanaman
Tidak semua jenis tanaman dapat dibiakkan dengan stek. Keberhasilan dengan
cara stek bergantung pada kesanggupan jenis tersebut untuk berakar. Ada jenis yang
mudah berakar dan ada yang sulit. Kandungan lignin yang tinggi dan kehadiran
sulit berakar, dengan cara menghalangi tempat munculnya adventif (Kramer, 1960).
Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran. Bila seluruh
tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas berfungsi
sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan suatu zat berupa auksin yang berperan
perbandingan antara persediaan karbohidrat dan nitrogen (C/N ratio). Ratio C/N yang
tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan akar stek yang diambil dari tanaman
dengan C/N ratio yang tinggi akan berakar lebih cepat dan banyak dari pada tanaman
Menurut Heddy (1991) hormon berasal dari bahasa Yunani yang artinya
menggiatkan. Hormon pada tanaman menurut batasan adalah zat yang hanya
dihasilkan oleh tanaman itu sendiri yang disebut fitohormon dan zat kimia sintetik
yang dibuat oleh ahli kimia (Kusumo, 1984). Hormon tanaman (fitohormon) adalah
“regulators” yang dihasilkan oleh tanaman sendiri dan pada kadar rendah mengatur
proses fisiologis tanaman. Hormon biasanya mengalir di dalam tanaman dari tempat
yang tidak lepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah auksin.
pertumbuhan dan kadar auksin adalah sama pada akar, batang dan tunas yaitu auksin
pada kadar tinggi. Kadar optimum hormon untuk pertumbuhan akar jauh lebih
rendah kira-kira 1.100.000 dari kadar optimum untuk pertumbuhan batang (Kusumo,
1984).
C. Okulasi
1. Kelupas batang bawah kira-kira 3 cm, kira-kira lebar 1 cm dan jarak tanah
sampai kulit yang di kelupas kira-kira 10-15 cm atau dapat di sesuaikan dengan
besar batang bawah. Persiapkan batang yang akan kita jadikan bakal tanaman
atas gunakan batang dari tanaman yang berkualitas ungul dan pilih yang ada
jangan di kelupas dulu kita tunggu batang bawah siap supaya kambium pada
kulit tidak kering setelah itu kelupas kulit seperti lidah kemudian potong
sepertiganya, guna di potong sepertiga yaitu untuk menyangga mata tunas agar
tidak jatuh dan mempermudah dalam pengikatan. Usahakan irisan mata tumas /
entres harus disesuaikan dengan besar sayatan dari batang yang telah disayat
tersebut.
2. Setelah batang bawah siap, kita baru kelupas mata tunas dari kayu yang
menempel secara hati-hati dan usahakan jangan sampai terkoyak, panjang dan
lebar mata tunas harus sama dengan sayatan batang bawah. jangan terlalu lama
saat telah pas antara batang bawah dan mata tunas karena jika kambium kering
maka penempelan mata tunas dan batang bawah akan gagal.Kemudian setelah
selesai kelupas mata tunas/entes tanaman tesebut, langsung kita tempelkan dan
kambium memar karena terlalu kencang dalam kita mengikat dan juga jangan
terlalu longgar, karena akan mudah udara lembab dan air mudah masuk yang
3. Pengikatan harus sedang sedang saja tidak terlalu kencang juga tidak longgar.
Pengikatan mata tunas bisa di tutup dan bisa juga tidak ikut di tutup masing-
dari hama dan dapat terjaga kelembabbannya, kekurangannya mata tunas akan
21
sulit tumbuh karena terhalang tali plastik dan jika di buka akan mudah tumbuh
karena hal ini yg sering terjadi pada saat okulasi dan yang menjadi penyebab
4. Setelah semua kita lakukan kita tunggu kurang-lebih 21 hari, jika masih hijau
atau masih segar berarti okulasi kita berhasil dan langkah selanjutnya setelah
mata tunas berhasil menempel kita harus memotong batang tanaman di atas
rundukkan supaya masih ada proses fotosintesis dan dapat menyalurkan sari
makann keseluruh bagian tanaman tetutama mata tunas yang kita harapkan
tumbuh, tiap kali ada tunas baru yang muncul dari batang bukan dari mata
tunas yang kita okulasi harus di buang. Dan saat mata tunas telah tumbuh tunas
baru kemudian kita potong batang yang kita sisakan sepertiga tadi. Dan
a. Faktor lingkungan
1. Waktu penempelan
Pada umumnya penempelan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak
bila temperatur kurang dari 7,20 C pembentukan kalus akan lambat. Bila lebih
dari 320 C pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel pada
3. Cahaya
pagi atau sore hari pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya.
Cahaya yang terlalu panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap
b. Faktor tanaman
Pada umumnya batang atas dan batang bawah dari varietas sama akan
tanaman/hasil tempelan yang dihasilkan akan hidup lama, produktif dan kuat.
Pengelupasan kulit kayu sangat berpengaruh pada okulasi. Bila kulit kayu
mudah mengelupas, kerusakan kambium pada batang atas dan batang bawah
3. Penyatuan kambium
Agar persentuhan kambium batang atas dan batang bawah lebih banyak terjadi,
maka diperlukan ukuran batang bawah dan batang atas dipilih yang hampir
sama.
c. Faktor Pelaksana
1. Keahlian
2. Kesempurnaan alat
D. Sambung
1. Siapkan alat dan bahan berupa batang bawah, batang atas, plastik es, tali rafia,
2. Pilih batang bawah yang diameternya sama dengan batang atas (entres);
5. Entres yang sudah disiapkan di potong daunnya dan disayat pada kedua sisinya
menjadi lancip (seperti mata kampak) dan dapat dimasukkan pada celah batang
bawah;
24
sambungan;
8. Letakkan tanaman pada tempat yang teduh dan diberi naungan agar terhindar
1. Siapkan alat dan bahan berupa batang bawah (tanaman yang akan disambung),
batang atas, plastik es, tali rafia, gunting pangkas dan pisau okulasi yang
tajam;
2. Pilih entres dari cabang/ranting kakao yang masih muda (sekitar umur 3 bulan)
tahun berturut-turut, tahan OPT, jumlah biji perbuah >40 butir dan biji kering
di atas 1 gram perbiji. Cabang entres yang telah diambil harus dibuang
entres ini sebaiknya dilaksanakan pada pagi hari dan langsung disambungkan
dipotong ±15 cm dan memiliki 2-4 duduk daun. Bagian atas duduk daun inilah
yang akan tumbuh menjadi tunas baru pada sambung samping ini.
3. Sayatlah bagian bawah mata tunas entres secara serong seperti tombak
4. Buat tapak sambungan pada batang bawah (batang pokok) setinggi 45-75 cm di
atas pemukaan tanah dengan cara membuat 2 torehan vertikal sejajar hingga
25
menyentuh jaringan kayu sepanjang 1-2 cm dengan jarak 1 cm lalu buka kulit
5. Masukkan kayu mata tunas yang sudah disiapkan ke dalam tapak sambungan
secara perlahan beriringan dengan membuka lidah torehan agar potongan tidak
6. Ikat hasil sambungan dengan tali rafia dan bungkus dengan menggunakan
talang menggunakan plastik dengan cara memotong dua sisi lipatan plastik
dengan jarak 30 cm dari tapak sambungan agar tidak terjadi persaingan dengan
9. Entres sudah tumbuh besar dan mulai berproduksi setelah 1,5 tahun.
alat,kondisi cuaca, waktu pelaksanaan grafting(pagi, siang, sore hari), dan(3) faktor
5.1. Kesimpulan
tumbuh yang kurang baik dikarenakan beberapa factor seperti factor dari
kuat.
berbuah.
dengan induknya.
5.2. Saran
batang. Diharapkan para pembaca yang akan melakukan praktikum ini untuk
memperhatikan tanaman yang akan distek dan kalau bisa diberikan ZPT agar dapat
Anonimous 2018 “Cara okulasi tanaman buah yang benar dan baik
https://www.tutorialtanaman.com/cara-okulasi-tanaman/. Diakses pada
tanggal 26- Mei 2019.
Bbpp 2015 “teknik sambung pucuk dan sambung samping pada tanaman kakao”
https://bbppketindan.bppsdmp.pertanian.go.id/blog/teknik-sambung-pucuk-dan-
sambung-samping-pada-tanaman-kakao. Diakses pada tanggal 26- mei 2019.
Lampiran 2 Dokumentasi