Anda di halaman 1dari 4

Cara Okulasi

 Okulasi bentuk miring (Anonim, 2010). Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu
jenis tanaman dengan jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan
pada awal musim hujan.
Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi kering., demikian
pula dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang
dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada pola keratannya.
Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal
yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan baik, sehat serta memiliki
kulit batang yang mudah dikelupas (Zainal Abidin, 2001). Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :
tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru) antara batang atas dan batang bawah harus
memiliki umur yang sama.
Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman antara batang atas dan
batang bawah sama.
Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah
terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak yang nantinya disemai
untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan
dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat Pada
klon yang akan dijadika batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan
memiliki pertumbuha yang cepat, dan tahan terhadap penyakit (Anonim, 2013).
Pada budidaya kakao, bibit kakao yang terbaik adalah yang berasal dari klon unggul dan
diperbanyak dengan cara vegetatif sehingga secara genetik sifat-sifat unggul yang diinginkan tetap
dapat dipertahankan. Teknik perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif yang lazim digunakan
pada komoditas kakao adalah dengan cara okulasi, meskipun terdapat beberapa teknik perbanyakan
vegetatif lainnya seperti sambung dan kultur jaringan. Seperti halnya okulasi pada tanaman
perkebunan lainnya (karet, kopi, dll.), okulasi pada tanaman kakao bertujuan menempelkan mata
entres dari klon unggul tertentu yang diinginkan sifat-sifatnya kepada batang bawah. Untuk
melakukan okulasi kakao (coklat), yang pertama perlu diperhatikan adalah sumber mata entres
(kayu olulasi) harus
 6. berasal dari klon/varietas yang unggul. Selanjutnya sumber entres harus berkualitas baik
yaitu berwarna coklat (tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda) serta mata entres yang akan diambil
dalam keadaan baik (nampak jelas). Kayu okulasi dapat berasal dari 2 (dua) jenis cabang yaitu
ortotrop dan plagiotrop.
Tanaman yang dihasilkan dari okulasi tunas ortotrop pada umumnya habitus baik, tanaman
berjorget, tanaman tinggi besar dan percabangan teratur serta lebih lambat berbunga/berbuah.
Sedangkan tanaman yang dihasilkan dari okulasi tunas plagiotrop pada umumnya habitus pendek,
percabangan mulai dari permukaan tanah dan tanaman cepat berbuah (Anonim, 2012). Keuntungan
dari mengenten ataupun okulasi diantaranya tanaman dapat berproduksi lebih cepat, hasil produksi
dapat sesuai dengan keinginan tergantung batang atas yang digunakan. Sebagai contoh anda
memiliki dua jenis rambutan, ada yang rasanya manis tetapi tidak tahan terhadap genangan air
(akar membusuk) dan disisi lain ada rambutan yang masam namun tahan terhadap genangan air.
Jenis ini dapat dipadukan, bagian atas tanaman dipilih yang rasanya manis dan bagian bawah
dipilih yang tahan genangan air sehingga dapat dihasilkan rambutan yang manis dan tahan pada
daerah yang tergenang.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu: Terkadang suatu
tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang
bawah dengan batang atas (entres) perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemngkinan gagal atau mata
entres tidak tumbuh sangat besar (Anonim, 2009).
 7. BAB III BAHAN DAN METODA SERTA PELAKSANAAN OKULASI
Praktikum Pembiakan Vegetatif dengan Cara Okulasi (Budding)
3.2.1 Bahan
1. Tanaman kakao (Theobroma cacao)
2. Tanah top soil
3. Pestisida
4. Air
3.2.2 Alat
1. Polybag
2. Gembor
3. Plastik Pengikat
4. Plastik Pembungkus
5. Pisau Okulasi/Cutter 3.
3 Prosedur Pelaksanaan Okulasi
1. Tanaman yang akan diokulasi adalah tanaman kakao
2. sebagai batang bawah disiapkan tanaman kakao lain yang tumbuh didalam polybag setinggi ±
50 cm
3. Tanaman kakao yang akan dijadikan sebagai calon batang atas (entress) juga disiapkan. Calon
batang atas mata tunas dari tanaman kakao dari tanaman lain
4. Kulit batang bawah dikerat selebar ± 0,5 – 1 cm dengan panjang ± 2 cm berbentuk persegi
panjang atau jendela
5. Kulit dibuka dari batang tetapi tidak sampai terlepas dari batang dan sebagian lidah kupasan
dibuang (±2/3 bagian)
6. Masing-masing entris yang ada mata tunasnya diambil dari calon batang atas
7. Ujung bawah mata tunas diselipkan pada bagian ujung lidah yang tersisa pada batang bawah dan
kemudian diikat ddengan tali plastik yang transparan. Mata tunas diusahakan tidak ikut terbungkus
8. Keberhasilan okulasi ditunggu selama tiga minggu dan selama itu dilakukan penyiraman setiap
hari
 9. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil :
Data terlampir
4.2 Pembahasan Praktikum pembiakan vegetatif yang telah dilaksanakan yaitu tentang okulasi
(budding), tanaman yang diokulasi adalah tanaman kakao (Theobroma cacao). Memilih dan
menentukan tanaman yang akan di sambung, harus memenuhi beberapa ciri diantaranya tanaman
harus satu varietas, tidak terlalu tua dan tidak terlalu mudah, tanaman yang sehat, sehingga dipilih
tanaman kakao dan durian yang memiliki family yang sama Sterculiaceae. Membuat jendela
okulasi pada batang bawah dengan mengerat bagian bawah tanaman kakao, tinggi sisi kanan dan
kiri jendela teratas adalah 10 cm dari tanah sedang tinggi sisi kanan dan kiri jendela terbawah
adalah 4 cm dari tanah. Pembuatan jendela pada batang bawah dapat dilakukan dengan bukaan ke
atas dan bukaan ke bawah. Mengambil mata okulasi dari kayu entres dilakukan dengan cara
membuat jendela pada batang bawah. Mata okulasi yang idambil adalah mata okulasi yang dapat
digunakan (mata okulasi hidup), Kesiapan batang bawah yang dapat dilakukan okulasi adalah saat
daun kakao pada daun teratas sudah tua, jika daun teratas masih muda, tanaman kakao akan tumbuh
kurang baik. Rata-rata tanaman yang diokulasi baik batang bawah atau batang atas (entres) minimal
mempunyai 2 payung. Sebelum membuat jendela untuk mengambil mata okulasi, getah yang
melekat pada pisau okulasi harus dibersihkan dahulu dengan lap bersih. Untuk membuat jendela
okulasi pada batang bawah dan membuat jendela pada kayu entres untuk mengambil mata okulasi ,
diperlukan pisau okulasi yang tajam. Pisau okulasi yang tidak tajam (majal) akan mengakibatkan
mata okulasi yang diambil menjadi sobek/ pecah dan akan mati jika disambungkan dengan batang
bawah, irisan menjadi berat dan keseluruhan pekerjaan okulasi menjadi lambat. Membuka jendela
pada batang bawah, menempelkan mata okulasi dan membalut jendela pada batang bawah.
Sebelum membuka jendela pada batang bawah getah yang keluar dari irisan pembuatan jendela
harus dibersihkan dahulu
 10. dengan kain atau tissue. Teknik pengambilan mata okulasi dan menempelkannya pada
batang bawah yaitu: 1. Setelah membuat jendela pada kayu entres dan mengirisnya, pangkal irisan
dipotong dengan pisau okulasi. 2. Langkah selanjutnya adalah memotong ujung irisan dan langsung
mengambil mata okulasi untuk ditempelkan pada batang bawah. 3. Batang atas dan bawah yang
sudah di potong tersebut ditempelkan dengan pas kemudian pada sambungan tersebut di ikat
dengan plastik transparan dengan kencang dan rapat, kemudian setelah di ikat pada tanaman bagian
atas di buang daun yang tidak perlu, tinggalkan daun hanya dua helai dan pada perlakuan tanaman
yang satu memotong semua daun yang tumbuh, sehabis semua daunnya dibuang tanaman tersebut
dibungkus dengan plastik yang transparan, tujuannya adalah untuk mengurangi daya transpirasi dan
menaungi dari cahaya matahari secara langsung, plastik pembungkus (sungkup plastik) ini boleh
dilepas setelah tanaman hasil sambungan mencapai umur 14 hari atau dua minggu. Dari praktikum
yang telah dilaksanakan okulasi tanaman kakao tidak berhasil atau tanaman yang diokulasi mati.
Okulasi berhasil jika entress yang disambung pada batang kakao terlihat segar dan berwarna hijau.
Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor misalnya,
1. pada saat pengeratan batang kakao dilakukan terlalu dalam sehingga kambium menjadi rusak dan
entress tidak dapat tersambung
2. Pisau okulasi yang digunakan sudah berkarat ataupun terkontaminasi oleh mikroba
3. Pada saat penyungkupan atau pengikatan dengan plastik transparan tidak terlalu kuat yang
menyebabkan bagian tanaman kakao yang diokulasi kontak langsung dengan udara luar seperti
terkena air, ditumbuhi jamur dan hasilnya bagian yang diokulasi jadi hitam.
4. Kurangnya penyiraman pada polybag
 11. BAB V KESIMPULAN
adapun kesimpulan dari hasil Percobaan praktikum pembiakan vegetatif tentang okulasi tanaman
kakao (Theobroma cacao) yang telah dilaksanakan diantaranya,
1. Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)
antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
2. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. Umur tanaman antara batang atas dan
batang bawah sama.
3. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah
terserang penyakit terutama penyakit akar, mimiliki biji/buah yang banyak.
4. Umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji/buahnya akan dijadikan benih untuk batang
bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat
5. Pada klon yang akan dijadikan batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang
unggul, dan memiliki pertumbuha yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.
6. Waktu yang tepat untuk melakukan okulasi adalah jam 06.00 – 10.00 pagi dan jam 15.00 –
17.00 sore.
7. Faktor yang menyebabkan okulasi berhasil atau tidak secara teknis dapat diketahui dari cara
pengeratan batang, kesterilan pisau okulasi, cara mengikat plastik transparan pada batang yang
diokulasi dan penyiraman tanah tanaman induk.
 12. DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2001. Dasar – dasar tentang Pembiakan Vegetatif. Angkasa Pustaka. Bandung.
Anonim. 2009. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Gramedia. Jakarta Anonim, 2010.
Pembiakan Vegetatif. Departemen Agronomi Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai