Anda di halaman 1dari 24

PERBANYAKAN

VEGETATIF TANAMAN
KOPI DAN KAKAO
Bahwa tanaman kopi dan kakao itu keduanya bisa dilakukan
perbanyakan vegetatif yaitu dengan stek dan sambung. Dimana kedua cara
ini dilakukan untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas unggul untuk
varietasnya.
Kelebihan dan kekurangan perbanyakan vegetatif antara lain :
Kelebihan Kekurangan
1. Sifat yang diturunkan akan sama dengan 1. Perakaran kurang baik
induknya 2. Lebih sulit dikerjakan karena membutuhkan
2. Lebih cepat berbuah keahlian tertentu
3. Dapat digabungkan dengan sifat-sifat yang 3. Jangka waktu berbuah menjadi pendek
diinginkan
Dalam perbanyakan vegetatif ini terdiri dari 4 bagian antara lain :
1. Kebun Entres
2. Persiapan media tanam
3. Penanaman bibit
4. Pemeliharaan bibit
Kebun Entres
Kebun entres adalah kebun khusus yang dibuat untuk menyediakan bahan
entres (calon batang atas) bagi perbanyakan vegetatif (stek, sambung, okulasi
dan kultur jaringan) atau untuk mendapatkan bibit klonal.
Dikenal ada 2 macam entres yaitu entres pucuk dan entres cabang. Enters
pucuk berasal dari tunas-tunas air (wiwilan), sedangkan kalau entres cabang
adalah entres yang berasal dari cabang primer yang tumbuh menjadi
plagiotropik (tumbuh kesamping) dan pada umumnya hanya dipakai untuk
keperluan rehabilitasi pertanaman.
Pembuatan Kebun Entres :
1. Kebun entres di buat dekat dengan areal pertanaman, lokasi dekat dengan jalan dan mudah di awasi,
dekat sumber air.
2. Pembukaan lahan kebun entres dibuat lebih awal, minimal 1 tahun sebelum bibit entres di tanam.
3. Melakukan fumigasi lubang tanam.
4. Membuat lubang tanam paling lambat 4 bulan sebelum penanaman dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm.
5. Penanaman pohon pelindung sementara dan tetap.
6. Penanaman bibit entres
bibit entres untuk tanaman kopi berasal dari stek varietas atau klon anjuran, sedangkan untuk bibit
enters tanaman kakao dari bibit seedling yang kemudian dilakukan penyambungan atau pun okulasi.
7. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
8. Pola tanam di kebun entres
Kopi terdiri dari 3 alternatif pola tanam yaitu :
a. Alternatif I : 1,00 x 0,5 x 0,5 m
b. Alternatif II : 0,75 x 0,5 m
c. Alternatif III : 1,00 x 1,00 m
Kakao pola tanamnya antara lain :
d. 1 x 1,5 m
e. 1,5 x 2 m
f. 1 x 2 m
Pemeliharaan Kebun Entres :
1. Penyiangan
2. Penyiraman
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
4. Pemupukan
5. Pemangkasan
6. Pemeliharaan pohon penaung
Pengambilan Entres
1. Kopi
a. Tunas air (wiwilan) dikebun entres yang sudah memenuhi syarat 4 – 5 ruas (berumur
4 – 5 bulan) dipotong dengan gunting sehingga potongannya rata. Pemotongan di
usahakan pada ruas ke-2 dari pangkal batang. Bekas potongan diolesi dengan paraffin.
b. Bahan entres yang telah dipotong daun-daunnya di kupir dan ditinggalkan panjang ± 4
cm.
c. Setiap 10 batang entres diikat menjadi satu dan dibungkus menggunakan batang
pisang, per jenis klon/varietas diberi label.
d. Kemudian bahan entres yang telah dibungkus dengan batang pisang kemudian
dimasukkan kedalam kotak yang telah disiapkan dan dikemas dengan baik, kemudian
diberi label.
2. Kakao
a. Diambil yang memenuhi syarat yaitu kulit batang sudah berwarna coklat dan umur 6 – 12
bulan.
b. 1 minggu sebelum diambil entresnya daun dikupir sehingga tinggal sisa tangkai daunnya.
c. Pemotongan entres menggunakan gergaji atau gunting okulasi dan bekas luka diolesi
dengan obat luka.
d. 1 pohon entres dapat diambil 3 – 4 batang entres dengan masing-masing ± 1 m (tetap
harus ditinggalkan 1 – 2 tunas sebagai regenerasi tunas baru).
e. Penampang potongan kayu okulasi diberi nama klonnya
f. Apabila akan dikirim ke luar daerah, kayu okulasi dibungkus dengan batang pisang dan
diberi label nama klonnya.
Perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif dapat dilakukan
melalui setek (cutting), cangkok (layering), penyambungan
(grafting), okulasi (budding), dan kultur jaringan
Perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif dapat dilakukan melalui setek
(cutting)

Perbanyakan tanaman dengan setek yaitu menumbuhkan bagian atau potongan tanaman pucuk
muda dengan menyertakan bagian daunnya. Daun diperlukan untuk keberlangsungan proses
fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat yang diperlukan dalam pembentukan akar dalam media
tanah sehingga menjadi tanaman baru.
Pembibitan dengan setek dimulai dengan memilih pohon induk sebagai sumber bahan tanam
(entres). Setek diberi hormon perangsang tumbuh akar lalu ditempatkan dalam bedengan pembibitan
yang telah diisi pupuk organik dicampur tanah. Setek dijaga suhu dan kelembaban lingkungannya serta
penyinaran cukup.
Setelah berakar, setek dipindahkan ke dalam polibag yang diisi campuran tanah dan pupuk organik
untuk menjalani stadia hardening pertama. Pada stadium ini, tanaman masih perlu mendapat
perhatian terutama pemberian air, cahaya, dan suhu. Setelah berumur 5-6 bulan, bibit sudah siap
dipindahkan ke lapangan.
Petani di Indonesia jarang menerapkan teknologi ini karena memerlukan entres yang banyak dan
biaya tambahan untuk membeli zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk merangsang pertumbuhan akar.
Perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif dapat dilakukan melalui cangkok
(layering)

Teknologi cangkok merangsang akar bibit cangkokan untuk tumbuh dari cabang yang
masih melekat pada pohon tanaman. Pencangkokan yang berlangsung selama lima bulan
akan menghasilkan cangkokan hidup dan berbunga yang lebih baik. Selain itu keberhasilan
pencangkokan tanaman kakao sangat dipengaruhi oleh jenis klon yang dicangkok.
Perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif dapat dilakukan melalui
penyambungan (grafting)

Perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif dapat dilakukan melalui penyambungan yaitu
sambung pucuk dan sambung samping
a. Sambung pucuk
Teknologi sambung pucuk adalah penggabungan dua individu klon tanaman kakao yang
berlainan menjadi satu kesatuan dan tumbuh menjadi tanaman baru. Teknologi ini menggunakan
bibit kakao sebagai batang bawah yang disambung dengan entres dari kakao unggul sebagai
batang atas. Bibit batang bawah siap disambung pada umur 2,5–3 bulan. teknologi sambung
pucuk mudah diterapkan, tingkat keberhasilannya lebih tinggi, bahan yang digunakan mudah
diperoleh, dan teknologinya sudah dikenal oleh petani setempat.
b. Sambung samping
Teknologi sambung samping digunakan untuk merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua dan
tidak produktif lagi, bukan untuk perbanyakan bibit. Teknologi ini dilakukan dengan
menyambungkan entres kakao unggul (sebagai batang atas) pada tanaman kakao dewasa yang
tidak produktif (sebagai batang bawah).
Perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif dapat dilakukan melalui okulasi
(budding)

Teknologi okulasi dilakukan dengan mengambil potongan kecil kulit batang yang
mengandung satu tunas vegetatif dari entres lalu menempelkannya pada batang bawah.
Biasanya mata tunas yang digunakan untuk okulasi diambil di sekitar pangkal daun, di
antara tangkai daun (petiole) pada batang. Mata tunas yang ditempelkan secara benar
pada batang bawah akan tumbuh dengan baik. Perbanyakan tanaman kakao dengan
okulasi sebaiknya dilakukan pada saat tanaman pada stadium pertumbuhan generatif.
Dengan menggunakan teknologi ini akan dihasilkan tanaman yang cepat berbunga dan
berbuah.
Keuntungan teknologi okulasi adalah entres yang digunakan lebih sedikit karena hanya
perlu satu tunas untuk menghasilkan satu bibit. Selain itu, pelaksanaannya lebih cepat dan
ekonomis apabila tersedia batang bawah yang banyak.
Perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif dapat dilakukan melalui kultur
jaringan
Dengan berkembangnya teknologi kultur jaringan, perbanyakan tanaman dapat
dilakukan melalui micropropagation misalnya somatik embriogenesis. Somatik
embriogenesis (SE) adalah proses menumbuhkan sel somatik dalam kondisi terkontrol,
yang selanjutnya berkembang menjadi sel embriogenik. Selanjutnya sel embriogenik
mengalami perubahan morfologi dan biokimia sehingga terbentuk embrio somatik.
Teknologi ini dapat menyediakan bibit dalam jumlah banyak, sehingga dapat mengatasi
masalah penyediaan bibit. Dengan demikian, SE berperan penting dalam perbanyakan
klonal kakao, karena dapat menghasilkan tanaman yang secara genetik sama dengan
induknya dan secara morfologi normal. Walaupun teknologi SE masih dalam tahap uji coba,
teknologi ini memiliki prospek yang baik karena lebih unggul dibanding tanaman asal
benih, okulasi maupun setek.
Tanaman hasil SE memiliki tajuk sempurna, berakar tunggang, pertumbuhan tanaman
seragam, vigor sempurna, masa tanaman belum menghasilkan 4 bulan lebih cepat, relatif
tahan kekeringan, dan mampu berproduksi tinggi.
Perbanyakan tanaman kopi
• Sambung
• Stek
• Somatik Embrio
Sambung
1. Sambung celah (spleet ent)
2. Sambung dengan diletakkan saja (plank – ent)
3. Sambung dari samping (cara kina)
1. Sambung Celah
Batang bawah dipotong rata dengan mempergunakan gunting
stek, kemudian kita buat celah sepanjang 3-4cm dengan pisau.
Sedangkan entres dipotong seruas-seruas sepanjang +7cm. Daun dari
cabang dipotong 1½ cm dari sumbu entres kemudian diruncingkan
sepanjang 3-4cm membentuk huruf “v”. Entres lalu dimasukkan
dalam celah-celah batang bawah dan lalu diikat dengan tali. Tebal
batang bawah dan entres hendaknya dipilihkan yang sama.
2. Sambung dengan diletakkan saja
Bibit batang bawah pada bagian yang akan disambung, dipotong
runcing merata, demikian juga batang entris dipotong miring.
Kemudian bidang – bidang irisan batang atas disatukan pada batang
bawah lalu dibalut
• 3. Sambung dari samping (cara kina)
• Batang bawah ±10 cm tingginya dari leher akar diiris miring kebawah
sepanjang ±3 cm. Ujung pangkal dari batang entris dipotong miring.
Kemudian entris bagian yang diiris disisipkan ke dalam celah dari
batang bawaha, balut kemudian lumasi dengan lilin.
Stek
1. Pembuatan Bedengan
• Tanah untuk bedengan di diolah hingga ketinggian 15 – 20 cm dengan tanah
yang subur dan gembur
• Sisa akar, batu dan benda lainnya harus dibuang dari bedengan agar tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman stek.
• Permukaan bedengan diratakan dan dilapisi dengan pasir dengan tujuan untuk
peresapan air dan menjaga kelembaban tanah.
• Dibagian pinggir bedengan diberikan penahan agar tanah tidak logsor.
• Bedengan dibuatkan atap dari paranet dengan ketinggian sebelah timur 180 cm
dan sebelah barat 120 cm.
• Luas bedengan disesuaikan kondisi kebun. Dengan jarak antar bedengan 1 m.
2. Penyetekan
• Entres dipotong miring 30-40°
• Sepasang daun dipotong 2/3 dari panjangnya untuk mengurangi penguapan
• Lalu direndam dalam Zpt misalnya Rooton F selama 5-10 detik.
• Ditancapkan pada media tanaman dengan posisi miring (10 – 20°),
kedalaman ±7,5 cm.
• Jarak tanam stek 10 x 5 cm.
• Stek disungkup dengan plastik transparan.
• Pemeliharaan dilakukan dengan penyiramanan 1 – 2 hari sekali.
3. Pemindahan stek
Setelah stek berakar sekitar umur tanaman 3 bulan, calon bibit
dipindahkan ke polibag. Media campuran tanah, pasir, dan pupuk
kandang digunakan dalam penanaman di polibag.
Embrio Somatik
• Dengan teknologi embrio somatik akan diperoleh embrio tanpa
melakukan persilangan tanaman. Eksplan diambil dari organ tanaman
kopi melalui serangkaian teknik pengembangbiakan potongan
jaringan tanaman menjadi tanaman lengkap di dalam media buatan
yang kaya nutrisi dan steril dari mikroba pada kondisi lingkungan yang
cocok untuk pertumbuhan jaringan dan organ tanaman kopi. Dalam
metode ini terdapat dua golongan zat pengatur tumbuh yang penting
adalah sitokinin dan auksin. Zat pengatur tumbuh ini mempengaruhi
pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur jaringan.

Anda mungkin juga menyukai