Anda di halaman 1dari 4

II.

2 Kelengkeng
Lengkeng atau dengan nama Latin Euphoria longana termasuk famili
Sapindaceae. Buahnya berukuran kecil (lebih besar sedikit dari kelereng), rasanya
enak dan manis. Buah lengkeng banyak disukai orang dan harganya cukup mahal.
Kalau sudah merasakan betapa enaknya buah lengkeng, maka ia ingin merasakannya
lagi. Sayangnya lengkeng belum ditanam secara luas dan hanya terbatas di daerah-
daerah tertentu saja. Yang terkenal sebagai daerah lengkeng adalah Ambarawa,
Temanggung dan Malang (Sastro, 2012).
Lengkeng menghendaki tanah yang gembur, dengan lapisan tanah yang tebal dan
dapat mengikat air dengan baik. Jenis tanah yang dapat sesuai untuk pertumbuhan
lengkeng antara lain jenis andosol, vertisol, latosol, atau tanah laterit. Tanaman
lengkeng menghendaki pH sekitar 5,5-6,5. Curah hujan yang dikehendaki 2500-3000
mm per tahun dengan penyebaran merata sepanjang tahun. Selain itu, tanaman ini
membutuhkan sinar matahari penuh. Suhu optimum untuk pertumbuhan lengkeng
berkisar 20-33oC (Departemen Pertanian, 2007).

II.2.1 Metode Budidaya Kelengkeng


A. Penyiapan lahan
Berikut cara penyiapan lahan untuk tanaman lengkeng (Suarsana dkk., 2014).
1. Tanah bertekstur lempungan cukup baik untuk rnenanam lengkeng, karena mampu
mengikat air dengan baik sehingga pada musim kernarau kebutuhan air untuk
tanaman dapat dipenuhi.
2. Lengkeng dapat beradaptasi pada berbagai tekstur tanah kecuali pada tekstur liat
(clay) berat dan pasir.
3. Lengkeng merupakan jenis tanaman pohon yang dapat tumbuh hingga mencapai
tinggi sekitar 10 m dan lebar tajuk sekitar 15 m, memiliki percabangan yang
banyak dan daun yang rimbun.
B. Cara perbanyakan
Benih tanaman lengkeng yang baik untuk budidaya produksi adalah yang berasal
dari perbanyakan vegetatif, yaitu sambung pucuk, cangkok, okulasi dan stek.
Sedangkan perbanyakan secara generatif (biji) baik digunakan hanya sebagai batang
bawah atau untuk keperluan pemuliaan varietas baru. Di antara perbanyakan vegetatif
tersebut, sambung pucuk dan okulasi mempunyai kelebihan perakaran yang lebih kuat
dibanding cangkok atau stek karena batang bawahnya dari biji.
Perbanyakan vegetatif pada tanaman lengkeng dengan sambung pucuk
mempunyai tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan okulasi. Jika
dibandingkan dengan tanaman buah lain (contoh: jeruk dan mangga), sambung pucuk
dan okulasi pada tanaman lengkeng lebih sulit disebabkan tidak stabilnya keaktifan
kambium. Meskipun sulit, jika sudah ahli akan menghasilkan tingkat keberhasilan
yang tinggi. Adapun tahapan yang harus dilalui dalam perbanyakan secara grafting
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan batang bawah
Varietas yang digunakan untuk batang bawah adalah varietas yang mempunyai
perakaran yang kuat dan pertumbuhan yang bagus. Persemaian biji lengkeng dapat
dilakukan di bak persemaian atau langsung di polybag. Persemaian di bak perlu
ditransplanting ke dalam polybag setelah berumur 2-3 bulan sedangkan di polybag
tidak. Benih siap disambung pada waktu ukuran diameter batang 0,8-1,5 cm.
2. Penyambungan
Benih batang bawah yang sudah siap disambung kemudian dilakukan
penyambungan yang tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan varietas untuk batang atas. Varietas yang dipilih yang produksi tinggi
dan bernilai jual tinggi.
2. Pemilihan entres. Entres diambil dari BF atau BPMT dengan ciri entres dengan
daun dewasa (tidak muda dan tidak tua).
3. Pemotongan batang bawah dengan tinggi 10-15 cm dari polybag.
4. Penyayatan batang bawah membentuk huruf V, usahakan penyayatan dilakukan
sekali dan tidak diulang-ulang.
5. Entres batang atas dihilangkan daunnya. Ujung entres juga dipotong untuk
meningkatkan keberhasilan sambung
6. Pangkal entres disayat membentuk huruf V, usahakan penyayatan dilakukan sekali
dan tidak diulang-ulang.
7. Entres dan batang bawah ditautkan dan diikat dengan tali plastik lakukan
penyungkupan dengan plastik pada batang atas.
C. Jenis benih/bibit
1. Perbanyakan tanaman lengkeng dapat diperbanyak secara generatif (dengan biji)
dan secara vegetatif (dengan cangkok, okulasi, dan sambungan).
2. Kebanyakan menggunakan cara vegetatif karena akan diperoleh bibit yang unggul
dan setelah dipindah tanam akan lebih cepat berbunga dibanding yang
diperbanyak dengan biji.
3. Perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan karena umur berbuahnya cukup lama
(lebih dari tujuh tahun).
4. Selain itu, bibit dari biji sering tumbuh menjadi lengkeng jantan yang tidak mampu
berbuah.
5. Okulasi dan sambungan menghasilkan bibit yang mempunyai sifat-sifat gabungan
dari kedua induknya.
6. Bibit okulasi/cangkokan mulai berbuah pada umur empat tahun.
D. Jarak tanam
1. Membuat lobang-lobang tanam dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm.
2. Budi daya tanaman Lengkeng ditanam pada jarak tanam 8 m x 10 m atau 10 m x 10
m.
3. Lobang tanam diisi campuran tanah lapisan atas dengan pupuk kandang kemudian
dibiarkan beberapa waktu sambil menunggu penanaman. Setiap lubang diberi
pupuk kandang yang telah matang sebanyak 20 kg.
4. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan.
5. Bibit yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam lobang tanam.
E. Pemupukan
Pupuk diberikan sebelum tanam sebagai pupuk dasar dengan perbandingan
120:40:8:2:1 (tanah : pupuk kandang/kompos : kapur : SP-36 : urea). Pemberian
pupuk selanjutnya pada saat lengkeng berumur setahun di areal pertamanan.
Perbandingan jumlah pupuk yang diberikan 20 kg pupuk kandang, 3 kg kapus, 5 kg
TSP, 2 kg urea per hektar. Pada tahun kedua, jumlah pupuk yang diberikan 4 kg
kapur, 10 kg TSP dan 4 kg urea per hektar. Pada tahun ketiga, 50 kg pupuk kandang,
4 kg kapur, 8 kg TSP dan 2 kg urea per hektar dan untuk tahun keempat adalah 100
kg pupuk kandang, 4 kg kapur, 10 kg TSP dan 10 kg urea per hektar. Pemberian
pupuk setelah tahun tersebut sesuai kebutuhan tanaman (Departemen Pertanian,
2007).
F. Pemeliharaan
1. Pupuk dasar diberikan sebelum tanam yaitu menggunakan pupuk kandang.
2. Selanjutnya pupuk kandang diberikan setahun sekali.
3. Pupuk kandang dimasukkan pada lobang alur yang dibuat mengelilingi tanaman.
4. Pupuk buatan diberikan setahun dua kali.
5. Pupuk buatan yang diberikan sebanyak l00-300 g urea, 300-800 g TSP (400- 1000
kg SP-36), dan l00-300 g KCl untuk setiap tanaman.
6. Pupuk diberikan tiga kali dalam selang tiga bulan. Setelah panen buah, pemberian
pupuk cukup sekali sebanyak 300 g urea, 800 g TSP, dan 300 g KCl per pohon.
7. Untuk mengurangi persaingan antara tanaman lengkeng dengan gulma dalam
mendapatkan air dan unsur hara dari dalam tariah maka perlu ditingkatkan
penyiangan. Caranya adalah dengan membersihkan gulma yang tumbuh di sekitar
tanaman lengkeng.
8. Untuk memperbaiki struktur tanah dilakukan pembumbunan, yaitu dengan
mencangkul tanah di sekitar tanaman sampai gembur.
9. Penyiangan biasanya dilakukan bersamaan dengan pembumbunan.
10. Pemangkasan dilakukan supaya tidak terlalu rimbun dan memberikan sinar
matahari yang lebih. Pemangkasan juga bertujuan untuk mempercepat
berbunganya tanaman lengkeng.
11. Tanaman lengkeng yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif mulai berbunga
sekitar umur 5 tahun.
G. Panen dan Pasca Panen
1. Buah yang sudah masak segera dipanen.
2. Cara panennya adalah dengan memotong tangkai buahnya.
3. Buah lengkeng dikelompokkan berdasarkan kualitasnya.
4. Standar kualitas terutama berdasarkan ukuran buah.

Departemen Pertanian, 2007. Teknik Budidaya Lengkeng. Balai Penelitian Tanaman


Jeruk dan Buah Subtropika.

Sastro, Y. 2012. Teknik Budidaya Sayuran Daun. Balai Pengkajian Teknologi


Pertanian Jakarta.

Suarsana, I.N., Kumbara, A.A.A.N. dan Satriawan, I.K. 2014. Panduan Praktis
Tanaman Sayuran dan Perkebunan. Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai