Anda di halaman 1dari 3

Jalur metabolik biosintesis suatu trigleserida memiliki beberapa tahapan, yaitu :

1. Tahap pertama sintesis trigliserida

Yaitu pembentukan trigliserofosfat, baik dari gliserol maupun dari dihidroksi aseton fosfat. Reaksi ini
berlangsung dalam hati dan ginjal serta dalam mukosa usus dan dalam jaringan adiposa

2. Gliserofosfat yang telah terbentuk bereaksi dengan 2 mol asil Koenzim-A membentuk suatu asam
fosfatidat.

3. Reaksi hidrolisis asam fosfatidat ini dengan fosfatase sebagai katalis dan menghasilkan suatu 1,2-
digliserida.

4. Asilasi terhadap1,2-digliserida ini merupakan reaksi pada tahap akhir karena molekul asik koenzim
– A akan terikat pada atom C nomor 3, sehingga terbentuk trigleserida.

FOSFOLIPID

1. Sebelum membentuk trigleserida, 1,2-digliserida dapat bereaksi dengan stidindidifosfat-kolin (


CDP-Kolin) menghasilkan fostattidikolin. Selain itu, 1,2-digliserida dapat pula bereaksi denan
sitidindifosfat-etanolamina menghasilkan fosfatidil etanolamina.

2. Etanolamina atau kolin mengikat gugus fosfat dari ATP dengan enzim kinase sebagai katalis dan
menghasilkan fosfaetanolamina atau fosforilkolin. Kemudian fosfoetanolamina atau fosforil kolin bereksi
sebagai sitidintrifosfat ( CTP) menghasilkan CDP-Etanolamina atau CDP Kolin. Katalis untuk reaksi ini
adalah transferase.

3. CDP-Etanolamina atau CDP kolin dapat bereaksi dengan 1,2-digliserida membentuk


fosfatidiletanolamina atau fosatidil kolin. Fosfatidiletanolamina dapat juga terbentuk dari fasfatidilserin
dengan reaksi dekarboksilasi.
4. Sebaliknya, fosfatidilseril dapat terbentuk dari fosfatidiletanolamina dengan serin. Dalam reaksi ini
terjadi pergantian gugus etanolamina dengan gugus serin.

BIOSINTESIS KOLESTEROL

Proses biosintesis kolesterol dapat dijelaskan dalam beberapa tahap berikut.

 Dua molekul asetil KoA awalnya berkondensasi membentuk asetoasetil KoA.

 Dan molekul asetil KoA lainnya ditambahkan sehingga menghasilkan HMG KoA.

2. Pembentukan mevalonat

 Enzim HMG KoA akan mereduksi HMG KoA menjadi mevalonat.

 Enzim ini berada di retikulum endoplasma.

 Pada proses reduksi ini dibutuhkan ekivalen pereduksi yang disuplai oleh NADPH. HMG KoA juga
sangat dipengaruhi oleh hormon misalnya seperti hormon insulin dan glukagon.

 Jika kadar glukagon meningkat, HMG KoA reduktase mengalami fosforilasi dan menjadi tidak
aktif sedangkan jika kadar insulin yang meningkat, enzim tersebut akan mengalami defosforilasi
dan menjadi aktif.

 Begitu juga dengan hormon tiroid dan glukokortikoid. Hormon tiroid meningkatkan aktivitas
reduktase ini sedangkan glukokortikoid menurunkannya.

3. Produksi unit isoprenoid


 Selanjutnya mevalonat mengalami fosforilasi oleh ATP. Kemudian mevalonat kinase
mengkonversi mevalonat menjadi 3-fosfo 5-pirofosfomevalonat. Yang terjadi berikutnya adalah
dekarboksilasi oleh enzim fosfomevalonat sehingga terbentuk isopentenil pirofosfat.

KESIMPULAN

 Kesimpulannya, reaksi pertama dari tahap ini adalah mevalonat diubah menjadi 3-fosfo 5-
pirofosfomevalonat yang kemudian didekarboksilasi menjadi isopentenil pirofosfat.

 Isopentenil pirofosfat inilah salah satu unit isoprenoid yang dimaksud. Sedangkan unit
isoprenoid lainnya adalah 3,3-dimetilali pirofosfat. 3,3-dimetilali pirofosfat diperoleh dari reaksi
isomerase yang dikatalisis oleh enzim isomerase isopentenil pirofosfat. Dalam beberapa
referensi, unit isoprenoid disebut unit 5-karbon isoprenoid.

4. Sintesis skualen

 Isopentenil pirofosfat (Isopentenyl pyrophosphate, IPP) dan 3,3-dimetilalil pirofosfat


(dimethylallyl pyrophosphate, DPP) berkondensasi membentuk geranil pirofosfat (10C).

 Dalam tahap ini terjadi penambahan satu unit isoprenoid lagi untuk menghasilkan farnesil
pirofosfat.

 Unit isoprenoid ditambahkan disini adalah satu molekul IPP. Molekul IPP tersebut akan
berkondensasi dengan GPP untuk membentuk farnesil pirofosfat (15C).

 Dua unit farnesil pirofosfat bergabung dan direduksi sehingga menghasilkan skualen (30C).

5. Pengubahan skualen menjadi kolesterol (Langkah terakhir sintesis kolesterol)

 Pada reaksi selanjutnya enzim skualen monooksigenase mengubah skualen menjadi skualen 2,3
epoksida.

 Reaksi ini membutuhkan NADPH dan oksigen molekular (O2). Kemudian skualen 2,3 epoksida
mengalami siklisasi untuk menghasilkan lanosterol.

Pembentukan kolesterol dari lanosterol mengalami reaksi-reaksi penting berikut

1. Reduksi atom karbon dari 30C menjadi 27C.

2. Penghilangan dua gugus metil dari C4 dan satu gugus metil dari C14.

3. Pemindahan ikatan rangkap dari C8 ke C5.

4. Reduksi ikatan rangkap antara C24 dan C25.

5. etelah keempat reaksi penting di atas selesai, kolesterol akhirnya terbentuk

Anda mungkin juga menyukai