Anda di halaman 1dari 51

BUDIDAYA JAGUNG

DISAMPAIKAN OLEH
PT OSMOSA ALAM SEMESTA
WONOSOBO, MARET 2015
PRODUKSI JAGUNG
 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, produksi jagung pada
2009 mencapai 17,6 juta ton, 2010 mencapai 18,3 juta ton dan tahun 2011 turun
menjadi 17,6 juta ton.
 Kenaikan produksi jagung ini lebih disebabkan kenaikan produktivitas, tetapi luas
panen cenderung turun.
 Penurunan luas panen jagung diperkirakan sebesar 4,84 persen.
Kebutuhan jagung dalam negeri mencapai 12 juta ton/tahun
 Kapasitas produksi pabrik makanan ternak (PMT) ± 7 juta ton/tahun, jika
persentase jagung 50% berarti dibutuhkan ± 3,5 juta ton/tahun
 Salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat untuk menanam jagung adalah
ketidakpastian harga
TUJUAN PENGUSAHAAN JAGUNG

Jagung
semi
JAGUNG
MUDA
Jagung
sayur/rebus

JAGUNG
Pangan

Industri
PIPILAN
KERING
Pakan

Benih
TAKSONOMI TANAMAN JAGUNG

Taksonomi tanaman jagung adalah :

Kerajaan : Plantae
Divisi : Sprematophyta
Anak Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae (Monocotylae)
Bangsa : Poales (Glumiflorae)
Suku : Poaceae (Gramineae)
Marga : Zea
Nama Spesies : Zea mas

Sumber : Buku Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta)-Prof. Ir.


Gembong Tjitrosoepomo
MORFOLOGI JAGUNG
SISTEM PERAKARAN
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a) akar
seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar seminal
adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar
seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah dan
pertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah
akar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar
adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara
7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang
menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus
hidup jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot
total akar jagung terdiri atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal.
Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga
buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga
tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang. Akar ini juga
membantu penyerapan hara dan air.
Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya) bergantung pada varietas,
pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat
dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran
aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Syafruddin 2002).
Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkan perbedaan perkembangan (plasticity)
sistem perakaran jagung (Smith et al. 1995).
BATANG DAN DAUN
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas
sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol.
Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen
jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang
(pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi,
dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurang begitu
mendekati pusat batang. Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi di bawah epidermis
menyebabkan batang tahan rebah. Genotipe jagung yang mempunyai batang kuat memiliki lebih
banyak lapisan jaringan sklerenkim berdinding tebal di bawah epidermis batang dan sekeliling
bundles vaskuler (Paliwal 2000). Terdapat variasi ketebalan kulit antargenotipe yang dapat
digunakan untuk seleksi toleransi tanaman terhadap rebah batang.
Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung mulai terbuka. Setiap daun
terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun
sama dengan jumlah buku batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata
munculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di daerah
tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah beriklim sedang
(temperate) (Paliwal 2000). Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar,
tebal, sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan mulai dari sangat
sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm), lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11
cm). Besar sudut daun mempengaruhi tipe daun. Sudut daun jagung juga beragam, mulai dari
sangat kecil hingga sangat besar (Gambar 1). Beberapa genotipe jagung memiliki antocyanin pada
helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun atau tulang daun. Intensitas warna
antocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari sangat lemah hingga sangat kuat.
Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat, bulat, bulat agak tumpul,
dan tumpul (Gambar 2). Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung, yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut
antara kecil sampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun pendant umumnya
memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok. Jagung
dengan tipe daun erect memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang
tinggi. Kepadatan tanaman yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.
BUNGA

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan dan betinanya
terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari axillary apices tajuk. Bunga
jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua
bunga memiliki primordia bunga biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen
pada axillary bunga tidak berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya
primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan (Palliwal
2000). Serbuk sari (pollen) adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan
mengandung butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin,
dan cukup keras. Karena adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang
terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara
kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.
Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol.
Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung
kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.

Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar


varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut
bunga betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari
spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai
(tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta
serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau
tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan
tercekam (stress) karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol
kemungkinan tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh.
Interval antara keluarnya bunga betina dan bunga jantan (anthesis silking
interval, ASI) adalah hal yang sangat penting. ASI yang kecil
menunjukkan terdapat sinkronisasi pembungaan, yang berarti peluang
terjadinya penyerbukan sempurna sangat besar. Semakin besar nilai ASI
semakin kecil sinkronisasi pembungaan dan penyerbukan terhambat
sehingga menurunkan hasil. Cekaman abiotis umumnya mempengaruhi
nilai ASI, seperti pada cekaman kekeringan dan temperatur tinggi.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut
tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5%
yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung disebut tanaman
bersari silang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari
tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan
kelembaban. Rambut tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable)
dalam 4-16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji mulai
terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol berubah menjadi
coklat dan kemudian kering.

TONGKOL DAN BIJI

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti
oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu
terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas
10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan
kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga
bagian utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi
mencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air; (b)
endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang
mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan
(c) embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule,
akar radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).
Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas dua molekul,
yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara (White 1994). Namun pada beberapa
jenis jagung terdapat variasi proporsi kandungan amilosa dan amilopektin. Protein endosperm biji
jagung terdiri atas beberapa fraksi, yang berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin
(larut dalam air), globumin (larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam alkohol
konsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-masing
fraksi protein adalah albumin 3%, globulin 3%, prolamin 60%, dan glutein 34% (Vasal 1994).
Pati endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagian besar terdiri atas dua molekul,
yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagian kecil bahan antara (White 1994). Namun pada beberapa
jenis jagung terdapat variasi proporsi kandungan amilosa dan amilopektin. Protein endosperm biji
jagung terdiri atas beberapa fraksi, yang berdasarkan kelarutannya diklasifikasikan menjadi albumin
(larut dalam air), globumin (larut dalam larutan salin), zein atau prolamin (larut dalam alkohol
konsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam alkali). Pada sebagian besar jagung, proporsi masing-
masing fraksi protein adalah albumin 3%, globulin 3%, prolamin 60%, dan glutein 34% (Vasal 1994).

Berdasarkan bentuk dan strukturnya biji jagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Jagung Mutiara (Flint Corn), Zea mays indurate

Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat licin, mengkilap, dan


keras. Bagian pati yang keras terdapat di bagian atas biji. Pada
saat masak, bagian atas biji mengkerut bersama-sama, sehingga
permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Varietas lokal jagung
di Indonesia umumnya tergolong ke dalam tipe biji mutiara.
Tipe ini disukai petani karena tahan hama gudang.
Jagung Gigi Kuda (Dent Corn), Zea mays indentata
Bagian pati yang keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan bagian
pati yang lunak di bagian tengah sampai ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati
lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut daripada pati keras, sehingga
terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Biji tipe dent ini bentuknya besar, pipih,
dan berlekuk.

Jagung Manis (Sweet Corn), Zea mays saccharata


Biji jagung manis pada saat masak keriput dan transparan. Biji yang belum masak
mengandung kadar gula (water-soluble polysccharride, WSP) lebih tinggi daripada
pati. Kandungan gula jagung manis 4-8 kali lebih tinggi dibanding jagung normal pada
umur 18-22 hari setelah penyerbukan. Sifat ini ditentukan oleh gen sugary (su) yang
resesif (Tracy 1994).

Jagung Pod, Z. tunicata Sturt


Jagung pod adalah jagung yang paling primitif. Jagung ini terbungkus oleh glume atau
kelobot yang berukuran kecil. Jagung pod tidak dibudidayakan secara komersial
sehingga tidak banyak dikenal. Kultivar Amerika Selatan dimanfaatkan oleh suku
Indian dalam upacara adat karena dipercaya memiliki kekuatan magis.
Jagung Berondong (Pop Corn), Zea mays everta

Tipe jagung ini memiliki biji berukuran kecil. Endosperm biji


mengandung pati keras dengan proporsi lebih banyak dan
pati lunak dalam jumlah sedikit terletak di tengah
endosperm. Apabila dipanaskan, uap akan masuk ke dalam
biji yang kemudian membesar dan pecah (pop).

Jagung Pulut (Waxy Corn), Z. ceritina Kulesh

Jagung pulut memiliki kandungan pati hampir 100%


amilopektin. Adanya gen tunggal waxy (wx) bersifat resesif
epistasis yang terletak pada kromosom sembilan
mempengaruhi komposisi kimiawi pati, sehingga akumulasi
amilosa sangat sedikit (Fergason 1994).
Jagung QPM (Quality Protein Maize)

Jagung QPM memiliki kandungan protein lisin dan triptofan yang tinggi dalam endospermnya. Jagung
QPM mengandung gen opaque-2 (o2) bersifat resesif yang mengendalikan produksi lisin dan
triptofan. Prolamin menyusun sebagian besar protein endosperm dengan kandungan lisin dan
triptofan yang jauh lebih rendah dibanding fraksi protein lain. Fraksi albumin, globulin,dan glutein
memiliki kandungan lisin dan triptofan tinggi. Gen o2 dalam ekspresinya mengubah proporsi
kandungan fraksi-fraksi protein. Fraksi prolamin berkurang hingga 50%, sedangkan sintesis albumin,
globulin, dan glutein meningkat. Kandungan lisin dan triptofan jagung QPM meningkat, sementara
sintesis prolamin memiliki kandungan lisin rendah (Vasal 1994). Kandungan protein yang tinggi dalam
endosperm memberikan warna gelap pada biji.

Jagung Minyak Tinggi (High-Oil)


Jagung minyak tinggi memiliki biji dengan kandungan minyak lebih dari 6%, sementara sebagian
besar jagung berkadar minyak 3,5-5%. Sebagian besar minyak biji terdapat dalam scutelum, yaitu 83-
85% dari total minyak biji. Jagung minyak tinggi sangat penting dalam industri makanan, seperti
margarin dan minyak goreng, serta industri pakan. Ternak yang diberi pakan jagung minyak tinggi
berdampak positif terhadap pertumbuhannya (Lambert 1994). Jagung minyak tinggi memiliki tipe biji
bermacam-macam, bisa dent atau flint.
SYARAT TUMBUH JAGUNG
 Curah hujan selama masa pertumbuhan antara 100 - 200 mm/bulan
 pH tanah  5.5, jika kurang harus dilakukan usaha perbaikan pH
dengan pengapuran (kalsit atau dolomit). Dosis rata-rata per hektar
2 ton yang diberikan pada saat pengolahan tanah (kapur diberikan 3-
4 tahun sekali)
 Tanah dengan drainase baik (tidak tergenang)
 Solum tanah dalam dan gembur  untuk jagung manis dan semi
diperlukan pupuk kandang

SIFAT FISIOLOGIS JAGUNG

 Jagung termasuk tanaman C4


 Titik kompensasi cahaya mendekati 0
 Hampir tidak ada fotorespirasi
 Suhu optimum 30-350 C
 Efisien dalam penggunaan air, translokasi asimilat, penyerapan hara, laju pertumbuhan relatif dan
indeks panen (ratio antara biji dengan jerami)
– Dari biji seberat 5 g dalam waktu 2 bulan dapat menjadi tanaman dengan tinggi 2 m dan biji
sebanyak 600-1000 butir (gandum hanya mampu menghasilkan 50 biji)
BAGAIMANA CARANYA MENCAPAI TUJUAN BUDIDAYA JAGUNG YANG
DISEBUTKAN DIATAS

1. PEMILIHAN VARITAS YANG BAIK DAN COCOK

 Hibrida
– Umumnya jagung gigi kuda dan tetuanya berasal dari introduksi  terutama untuk pakan
– Memiliki potensi hasil yang tinggi (6 – 8 ton pipilan kering/ha)
– Beberapa varietas belum resisten terhadap penyakit bulai
– Umumnya berumur dalam (>100 hari)
 Bersari bebas
– Berasal dari seleksi masa, dan umumnya berumur sedang ( 85 hari)
– Memiliki potensi ralatif tinggi (5 – 6 ton pipilan kering/ha)
 Lokal
– Potensi hasil rendah (3 – 4 ton pipilan kering per ha)
– Adaptasi sangat baik
– Umur genjah (< 85 hari)
CONTOH VARIETAS COMPOSIT

Hasil rata-rata
No. Varietas Umur (hari)
(ton/ha)
1. Arjuna 85 - 90 5-6

2. Wiyasa 96 5,3

3. Rama 98 5,0

4. Bisma 96 5,7

5. Lagaligo 90 5,3

6. Kalingga 96 5,4
CONTOH VARIETAS HIBRIDA

Hasil rata-rata
No Varietas Umur (hari) Potensi (ton/ha)
(ton/ha)
1. IPB 4 100 5,4 7,0
2. C-1 98 5,8 8–9
3. C-2 93 6,3 8–9
4. C-3 95 6,4 8,2
5. CPI-1 98 6,2 9,3
6. CPI-2 97 6,2 8–9
7. BISI-1 (CPI-3) 92 7,0 8 –9
8. BISI-2 (CPI-4) 103 8,9 12 – 14
9. BISI-3 94 6,6 9 –10
10. BISI-4 98 6,9 11
11. PIONEER-1 100 5,0 7+
CONTOH VARIETAS HIBRIDA

No Varietas Umur (hari) Hasil rata-rata Potensi


(ton/ha) (ton/ha)
12. PIONEER-2 100 5,9 8,5
13. PIONEER-3 98 6,4 9 – 10
14. PIONEER-4 100 6,9 9 – 11
15. PIONEER-5 99 6,8 9 – 10
16. PIONEER-6 96 - 116 9,0 10 –12
17. PIONEER-7 100 - 113 8,7 10 –11
18. PIONEER-8 100 - 118 8,8 10 –12
19. PIONEER-9 100 - 113 9,0 10 –12
20. SEMAR-1 100 5,3 8–9
21. SEMAR-2 90 5,0 8
22. SEMAR-3 94 6,3 8–9
2. PEMILIHAN BENIH YANG BAIK
Penyediaan benih adalah hal atau faktor yang awal dan penting pada aktivitas bertanam jagung.
Sebagai langkah awal dalam bertanam jagung, pemilihan benih unggul biasanya dilaksanakan
agar kita dapat mendapatkan hasil produksi yang tinggi pula.
Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memilih benih jagung yang baik adalah sebagai berikut:
1. Tongkol diambil dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua.
2. Tongkol jagung yang tua berukuran besar, panjang dan langsing.
3. Klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun jagung.
4. Biji terletak dalam barisan yang lurus
5. Tongkol memiliki ranbut yang banyak
6. Tongkol sudah dijemur sampai kering
Benih yang unggul ditentukan oleh:
1. Faktor genetik
Faktor genetik adalah faktor yang berhubungan dengan genotip yang baik, dan biasanya
diturunkan dari induk pada keturunannya, misalnya daya tahan terhadap penyakit, dan daya
reproduksi.
2. Faktor fisik
Faktor fisik adalah benih yang bermutu tinggi meliputi kemampuan berkecambah yang tinggi,
kadar air rendah, bersih dan bebas dari kotoran.
Untuk mendapatkan benih, sebaiknya kita beli dari tempat pemuliaan, sebab bila kita
menggunakan benih dari pertanaman sebelumnya, akan mengalami pengurangan
/penurunan kualitas /mutu.
Benih yang unggul dapat kita beli pada toko saprotan, distributor benih atau Balai Benih Induk
(BBI). Dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada benih yang disebabkan oleh jamur, maka
benih harus kita fungisida, atau insektisida yang berguna untuk membasmi jamur.
3. PENGOLAHAN TANAH DAN PEMBUATAN BEDENGAN

TUJUAN PENGOLAHAN TANAH


• Menggemburkan tanah Pengolahan tanah dimulai 2 – 3
• Menghilangkan gulma minggu sebelum tanam
• Membuang gas racun hasil aktivitas mikroorganisme
• Membuat sistem drainase yang baik
• Mengatur keasaman tanah

CARA PENGOLAHAN TANAH


• Dengan bajak atau manual
• Dibajak dan digaru atau dicangkul
• Pengolahan rata tidak perlu dibuat bedengan
• Pengapuran diberikan pada saat pembajakan dengan menaburkan secara rata
• Biarkan tanah terjemur matahari selama 2 minggu
4. PUPUK DASAR
PUPUK KANDANG / KOMPOS DALAM 1 HEKTAR UNTUK
BUDIDAYA JAGUNG
• Untuk memperbaiki sifat fisik tanah agar lebih remah MEMBUTUHKAN 15% DARI
• Meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman HASIL YANG DIINGINKAN,
• Meningkatkan daya serap air pada tanah MISALNYA HASIL 12 TON
• Membantu mengaktifkan mikroorganisme tanah JAGUNG, MAKA KEBUTUHAN
• Memperkuat kemantapan agregat tanah berpasir PUPUK KANDANG ADALAH 1,8
TON, TETAPI PUPUK KANDANG
• Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah
YANG SUDAH MATANG
• Merangsang pertumbuhan akar

PUPUK KIMIA ANORGANIK


• Mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah
• Menambahkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan produksi
PUPUK DASAR DIBERIKAN 5-7 HARI SEBELUM TANAM
PUPUK SUSULAN 1 DIBERIKAN 14 HARI SETELAH TANAM
PUPUK SUSULAN 2 DIBERIKAN 30 HARI SETELAH TANAM
PUPUK SUSULAN 3 DIBERIKAN 55 HARI SETELAH TANAM
DOSIS PUPUK KANDANG DAN PUPUK ANORGANIK UNTUK JAGUNG SEMUSIM

ASUMSI HASIL PANEN : 12.000 KG


PROSENTASE KEBUTUHAN PUPUK KANDANG : 0,15 15% DARI HASIL
PROSENTASE KEBUTUHAN PUPUK ANORGANIK : 0,035 3,5% DARI HASIL
PROSENTASE UREA : 0,40 40% DARI TOTAL KEBUTUHAN
PROSENTASE SP36 : 0,30 30% DARI TOTAL KEBUTUHAN
PROSENTASE KCL : 0,30 30% DARI TOTAL KEBUTUHAN

KEBUTUHAN PER
DOSIS (%)
HEKTAR
NO JENIS PUPUK
PUPUK DASAR PUPUK I PUPUK II PUPUK III
TONASE (KG)
40% 30% 20% 10%

1 PUPUK KANDANG 1.800 1.800 - - -


2 UREA 168 67 50 34 17
3 SP36 126 50 38 25 13
4 KCL 126 50 38 25 13

TOTAL PUPUK KANDANG 1.800 1.800


TOTAL PUPUK ANORGANIK 420 168 126 84 42
CARA MENGHITUNG POPULASI TANAMAN DAN PUPUK ANORGANIK
DAN ORGANIK
MISAL TANAMAN JAGUNG (BERTONGKOL 2)
MENGHITUNG POPULASI
ASUMSI :
LEBAR TANAM 30 CM 0,3 M
PANJANG TANAM 50 CM 0,5 M
LUAS 1 HEKTAR 10.000 M2
POPULASI TANAMAN PER HEKTAR 66.667 POHON
HARAPAN HASIL PANEN PER HEKTAR 12.000 KG
PANEN PER POHON 0,18 KG 180,0 GRAM

MENGHITUNG KEBUTUHAN PUPUK ANORGANIK


KEBUTUHAN PUPUK UREA PER HEKTAR 168 KG
KEBUTUHAN PUPUK SP36 PER HEKTAR 126 KG
KEBUTUHAN PUPUK KCL PER HEKTAR 126 KG
KEBUTUHAN PUPUK UREA PER POHON 0,00252 KG 2,52 GRAM
KEBUTUHAN PUPUK SP36 PER POHON 0,00189 KG 1,89 GRAM
KEBUTUHAN PUPUK KCL PER POHON 0,00189 KG 1,89 GRAM
MENGHITUNG KEBUTUHAN PUPUK ORGANIK
KEBUTUHAN KOMPOS PER HEKTAR 1.800 KG
KEBUTUHAN KOMPOS PER POHON 0,027 KG 27 GRAM
5. KOCOR NASKURU
KOCOR 1, dilakukan 7 hari sebelum tanam, caranya mengocorkan larutan NASKURU dengan
sprayer gendong / gembor diatas permukaan tanah yang akan ditanami padi secara merata.
Cara membuat larutan NASKURU sebanyak 10 liter Naskuru (caranya 10 liter Naskuru dicampur
dengan 300 – 400 liter air + 40 sendok makan KNO3 merah + 40 sendok makan urea)
KOCOR 2, dilakukan 14 hari sebelum tanam, caranya mengocorkan larutan NASKURU dengan
sprayer gendong / gembor diatas permukaan tanah yang akan ditanami padi secara merata.
Cara membuat larutan NASKURU sebanyak 10 liter Naskuru (caranya 10 liter Naskuru dicampur
dengan 300 – 400 liter air + 40 sendok makan KNO3 merah + 40 sendok makan urea)
KOCOR 3, dilakukan 30 hari setelah tanam, caranya dengan mengocorkan larutan NASKURU
sprayer gendong / gembor diatas permukaan tanah yang ditanami padi secara merata.
Cara membuat larutan NASKURU : sebanyak 5 liter Naskuru (caranya 5 liter Naskuru dicampur
dengan 300 – 400 liter air + 20 sendok makan KNO3 merah + 20 sendok makan urea)
KOCOR 4, dilakukan 55 hari setelah tanam, caranya dengan mengocorkan larutan NASKURU
sprayer gendong / gembor diatas permukaan tanah yang ditanami padi secara merata.
Cara membuat larutan NASKURU : sebanyak 5 liter Naskuru (caranya 5 liter Naskuru dicampur
dengan 300 – 400 liter air + 20 sendok makan KNO3 merah + 20 sendok makan urea)
SEMPROT DAUN 1, 2, DAN 3 pada hari ke 35, 45, dan 55 dengan cara : dengan menggunakan 5
liter Naskuru (caranya 5 liter Naskuru dicampur dengan 300 – 400 liter air + 40 sendok makan
KNO3 putih + telor ayam kampung 20 – 27 ekor, semprot daun ini menggunakan sprayer
gendong.

6. PENANAMAN

Sebelum tanam sebaiknya permukaan tanah ditaburi dengan furadan 3 G, lalu ditutup tanah
halus

Bibit ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 30 x 50 cm, 30 x 60 cm, 30 x 70 cm atau 40 x
60 cm tergantung pada varitas jagung, kesuburan tanah dan musim. Jagung dengan jumlah
tongkol 2 memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanam lebih
lebar. Jarak tanam di daerah pegunungan lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. 1
benih dalam 1 lubang ditanam pada kedalaman 3-4 cm.
7. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

 Pengendalian hama dan penyakit hanya dilakukan jika dianggap perlu. Umumnya 2-3
semprot selama pertumbuhan tanaman

 Hama
– Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
 menyerang pada saat benih berkecambah.
 Pengendalian : berikan insektisida butiran pada saat tanam (masukan dalam
lubang benih) dengan dosis 10 kg/ha
– Penggerek batang (Ostrinia furnacalis) dan tongkol (Heliothis armigera Hbn)
 Menyerang saat tanaman muda dan saat tongkol mulai terbentuk.
 Pengendalian dengan menyemprot dengan insektisida cair yang selektif
– Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hwfn.)
 Menyerang daun terutama malam hari
 Pengendalian dengan penyemprotan insektiisda cair
Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Ostrinia furnacalis
Heliothis armigera
Agrotis ipsilon
Agrotis ipsilon
 Penyakit
– Bulai (Perenosclerospora maydis Rac.)
 penyakit penting jagung menyerang saat umur 2 – 3 minggu
 Pengendalian yang baik adalah dengan menanam varietas yang tahan
(Arjuna, Nakula, Kalingga, dan hibrida)
 Jika terpaksa menggunakan fungisida gunakan Ridomil 35 SD dengan
dosis 2 gram/kg sebagai perlakukan benih (campur dengan benih)
– Hawar daun (Helminthosporium turcicum Pass.)
 Gejalanya terdapat bercak coklat basah pada daun
 Pengendalian dengan menanan varietas yang resisten
 Gunakan fungisida yang efektif
– Karat (Puccinia polysora Underw.)
 Terdapat bercak kecil pada daun
– Busuk tongkol ( Rhozictonia zeae Voorhess.)
 Terlihat sebagai cendawan berwarna merah muda pada permukaan
kelobot
 Pengendalian dengan fungisida efektif
Perenosclerospora maydis
Helminthosporium turcicum
Helminthosporium turcicum
Puccinia polysora
Rhizoctonia zeae
Rhizoctonia zeae
Ustilago spp
8. PEMELIHARAAN LAIN, PENYIRAMAN DAN PENYIANGAN GULMA
Penyiraman
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah dengan
membuat saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan. Sebab, bila kita harus
menyiram lahan yang begitu luas, akan cukup merepotkan.

Air bagi tanaman jagung dibutuhkan untuk:


 Saat awal pertumbuhan yaitu untuk perkecambahan
 Saat pembentukan tongkol
Akibat kekurangan air adalah:
 Biji lama/gagal berkecambah
 Tongkol jagung menjadi kerdil
Cara penyiraman lahan tanaman jagung adalah sebagai berikut:
 Pada daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran
air antara barisan tanamannjagung.. tunggu sampai 3 jam, bila air masih sisa dalam sxaluran
tadi, maka air harus dibuang.
 Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Waktu penyiraman tanaman jagung adalah:
 Setelah masa tanam jagung selesai, dengan tujuan agar biji jagung segera berkecambah.
 Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram selama satu minggu.
 Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah minggu ke-4.
 Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman jagung adalah:
 Jangan menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman
jagung bisa membusuk dan akhirnya mati.
 Penyiraman hanya dilakukan jika lahan kering saja.
Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatannmembuang rumput liar/pengganggu yang ikut tumbuh bersama
tanamanjagung, yang sering disebut gulma.
Macam-macam rumput liar yang sering tumbuh dalam lahan jagung adalah:
 Rumput teki
 Alang-alang
 Kaki/tapakmkuda
 Meniran
 Krokot
Cara penanggulanggan rumput liar atau gulma ini adalah dngan cara:
 Langsung dicabut dengan tangan secara beramai-ramai.
 Dengan menggunakan herbisida yaitu senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi gulma.

Pembubunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah pada sekeliling tanaman jagung. Caranya adalah sebagai
berikut:
 Pertama-tama kita bersihkan rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman jagung, dengan cara
dicabut
 Ambil hasil cabutan rumput liar tadi, dan timbun dengan tanah pada sekeliling tanaman jagung.
9. PEMANENAN DAN PASCAPANEN

 Panen dilakukan sesuai dengan tujuan penanaman


 Jagung pipilan kering dipanen dalam bentuk tongkol
berklobot atau tanpa klobot
 Panen untuk pipilan dilakukan setelah terbentuk
black layer pada biji dan bagian biji telah keras jika
ditekan dengan kuku.
 Tongkol yang telah dipanen dikeringkan sampai
dapat dilakukan pemipilan, kemudian dijemur lagi
sampai mencapai kadar air simpan
 Pemipilan dapat dilakukan dengan tangan atau
dengan mesin pipil.
 Permasalahan pascapanen adalah pengeringan jika
musim panen jatuh pada musim hujan  diperlukan
alat pengering

Anda mungkin juga menyukai