Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK PENYULUHAN

PERMASALAHAN TANAMAN KAKAO DI DESA MAGGENRANG

 AVRYEL SAPUTRA
AMPULEMBANG
 NIWAL MARS ELOI
 MUH ANUGRAH
 AKSAL
 SULNIANA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP
2023
Materi perbanyakan secara vegetative
Muh anugrah aprilian anas

SAMBUNG PUCUK

Sambung pucuk adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan
menggabungkan bagian pucuk dari satu tanaman atau akar dari tanaman lain. Teknik ini
umumnya digunakan untuk memperbanyak tanaman-tanaman yang sulit dipropagasi melalui biji
atau stek. Tahapannya meliputi pemotongan pucuk tanaman induk, penyatuan dengan batang
atau akar tanaman lain, dan perawatan sampai tumbuh menjadi tanaman baru. Metode ini
melibatkan penyatuan secara fisik antara bagian pucuk dari satu tanaman (yang disebut sebagai
"pucuk sumber") dengan bagian batang atau akar dari tanaman lain (yang disebut sebagai
"tanaman bawah" atau "tanaman pembawa"). Tujuan utama dari sambung pucuk adalah untuk
memungkinkan tanaman baru yang dihasilkan memperoleh manfaat dari sistem akar yang lebih
kuat atau resistensi terhadap penyakit dari tanaman pembawa.

Manfaat/keuntungan metode grafting:

1. Mengabadikan/ melestarikan suatu klon unggul (misalnya karena produksi buah tinggi,
bunga yang indah atau pertumbuhan tanaman yang bagus) yang tidak ekonomis jika
diperbanyak dengan cara vegetatif lain.
2. Mengkombinasikan kelebihan batang atas & batang bawah untuk menghasilkan tanaman
baru yg lebih baik kualitasnya.
3. Mempercepat masa tanaman menjadi reproduktif atau mempersingkat fase juvenil suatu
tanaman.
4. Meremajakan tanaman yang sudah terlalu tua atau mengganti tajuk lama dengan klon
baru.
5. Memperbaiki tanaman yang rusak (karena kulit kayu (floem)-nya rusak oleh serangan
hama atau penyakit).
6. Menghasilkan performa/sosok tanaman dengan kombinasi warna bunga atau karakteristik
buah yang diinginkan.
Syarat agar penyambung (Grafting ) berhasil:

1. Batang atas dan batang bawah harus kompatibel (cocok satu sama lain untuk dapat
menyatu) .
2. Harus ada pertautan yang erat antara kambium batang bawah dengan kambium batang
atas.
3. Batang bawah dan batang atas harus sehat (bebas dari hama dan penyakit) dan pada saat
disambung harus berada pada keadaan fisiologi tanaman yang sesuai untuk bertaut (pada
saat disambung, sel-sel kambium membelah diri dengan cepat).
4. Selesai dilakukan penyambungan, semua permukaan potongan harus dilindungi dari
kekeringan. Lingkungan tanaman yang disambung harus mendukung terjadinya graft
union (penyatuan sambungan).
5. Sambungan harus dipelihara, dengan menjaga kelembaban dan menjaga agar tunas dari
batang bawah tidak tumbuh karena akan menekan pertumbuhan batang atas.

SINOPSIS:

"Sambung pucuk" adalah teknik perbanyakan tanaman yang melibatkan penyatuan bagian pucuk
dari satu tanaman dengan bagian batang atau akar dari tanaman lain. Tujuan utamanya adalah
untuk memperbanyak tanaman yang sulit dipropagasi melalui biji atau stek konvensional.
Langkah-langkahnya dimulai dengan pemilihan tanaman induk yang sehat dan bebas penyakit,
diikuti dengan pemotongan pucuk tanaman induk yang masih muda dan subur. Selanjutnya,
tanaman pembawa dipersiapkan dengan melakukan pemotongan pada batang atau akarnya untuk
menciptakan "celah" yang akan digunakan untuk menyatukan pucuk tanaman induk.

Setelah itu, pucuk tanaman induk dimasukkan ke dalam celah yang telah dibuat pada tanaman
pembawa dengan pastikan bahwa keduanya saling cocok dan terhubung rapat. Proses perawatan
selanjutnya termasuk penyiraman yang cukup, pemupukan, dan pengendalian hama serta
penyakit. Periode ini penting untuk memastikan bahwa tanaman baru dapat berakar dengan baik
pada tanaman pembawa.

Setelah tanaman baru tumbuh dengan kuat dan akarnya berkembang dengan baik, tanaman baru
dapat dipisahkan dari tanaman pembawa dan dipindahkan ke pot atau lahan yang lebih luas
untuk pertumbuhan selanjutnya. Manfaat dari teknik sambung pucuk antara lain memungkinkan
perbanyakan tanaman sulit, meningkatkan kualitas tanaman, dan mempercepat pertumbuhan. Ini
adalah cara efektif untuk memperbanyak tanaman yang sulit atau tidak dapat diperbanyak
melalui metode perbanyakan konvensional.
MATERI PEMANGKASAN

NIWAL MARS ELOI

MATERI PEMANGKASAN

Bagi tanaman kakao (coklat), pemangkasan berarti usaha meningkatkan produksi dan
mempertahankan umur ekonomis tanaman. Pemangkasan tanaman kakao merupakan kegiatan
pemotongan/pembuangan bagian tanaman yang berupa cabang, ranting dan daun yang tidak
iinginkan/ diperlukan bagi pertumbuhan tanaman dan terbentuknya buah.

Secara umum pemangkasan tanaman kakao bertujuan untuk :


 Memperoleh cabang tanaman kakao yang baik serta mendapatkan pertumbuhan tajuk
yang seimbang dan kukuh
 Mengatur penyebaran cabang-cabang dan daun-daun produksi agar bisa merata.
 Mengurangi kelembaban sehingga tanaman kakao aman dari serangan hama dan
penyakit.
 Memudahkan pelaksanaan panen dan pemeliharaan, misalnya penyemprotan insektisida
atau pemupukan.
 Mendapatkan produksi yang tinggi, karena pemangkasan akan memperluas permukaan
asimilasi dan merangsang pembungaan/pembuahan yang disebabkan oleh adanya
keseimbangan vegetatif dan generatif.

Pemangkasan pada tanaman kakao ada beberapa macam, yaitu: pemangkasan bentuk,
pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan produksi. Pohon pelindung juga dilakukan
pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.
A. Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk mulai dilakukan pada saat tanaman muda berumur 8 – 12
bulan dan telah tumbuh jorket. Cabang yang lemah dibuang dan mempertahankan 3 – 4
cabang yang simetris terhadap batang utama, kukuh, sehat dan mengarah ke atas
membentuk sudut 450 . Cabang-cabang utama yang dipilih hendaknya sudah mengayu
dan daun flush sudah agak tua. Pemangkasan pada tanaman kakao 4 Panjang cabang
sekitar 30 - 40 cm. Cabang utama yang membentuk mendatar perlu dibantu agar
membentuk sudut 450 dengan cara diikat dengan tali. Lamanya pengikatan sekitar 3 - 4
minggu.
Ketinggian jorket yang ideal adalah 120 - 150 cm, apabila tumbuhnya kurang dari
120 cm , maka batang utama dapat dipotong setinggi 80 cm agar tumbuh tunas air
(chupon) yang baru dan membentuk jorket yang lebih tinggi. Demikian pula apabila
jorket lebih dari 150 cm, batang utama dapat dipotong setinggi 80 cm dan chupon yang
tumbuh dipelihara sampai membentuk jorket yang baik.
Untuk tanaman yang lemah dan bengkok, chupon yang tumbuh dipelihara sampai
terbentuk jorket yang memenuhi syarat. Kemudian batang yang lemah atau bengkok
tersebut dipotong. Cara memotongnya sekitar 5 cm dari chupon yang terpilih dengan
menggunakan pisau yang tajam. Sedangkan bekas luka dapat ditutup dengan obat
penutup luka misalnya TB 192, Ter, dan sebagainya.
Ketika tanaman kakao berumur 18 - 24 bulan cabang-cabang sekunder sejauh 30 -
60 cm dari jourquette (percabangan) dibuang. Percabangan yang terbentuk 15 - 25 cm
dari pangkal cabang sekunder juga dibuang. Pemangkasan juga dilakukan untuk
mengatur cabang-cabang sekunder agar tidak terlalu rapat satu sama lain dan memotong
cabang-cabang yang tumbuh meninggi. Upayakan agar tanaman kakao tingginya selalu
terjaga yaitu 300 - 400 cm. Pemangkasan juga perlu dilakukan terhadap cabang primer
yang tumbuhnya lebih dari 150 cm. Pemangkasan bentuk ini dilaksanakan dengan selang
waktu dua bulan sekali selama masa tanaman kakao belum menghasilkan.
Tanaman kakao juga melihat umur ketika ingin di pangkas yaitu pada masa fase
muda yaitu umur 8 – 12 bulan dan masa fase remaja yaitu umur 18 – 24 bulan.
Hal-hal yang diperhatikan ketika melaksanakan pemangkasan ketika masa fase muda
adalah sebagai berikut
o Pangkas cabang-cabang yang lemah. Cabang yang dipelihara 3-4 cabang
Ietaknya merata ke segala arah agar pertumbuhannya seimbang.
o Usahakan jorket terbentuk pada ketinggian 100-150 cm.
o Buang tunas-tunas air mulai dari jorket sampai permukaan tanah sehingga
batang kakao bersih dari tunas air . Lakukan secara teratur 2-3 minggu
sekali.
o Potong ujung cabang-cabang primer yang tumbuh terialu panjang.
 Sedangkan pada masa fase remaja adalah :
o Buang semua cabang sekunder yang tumbuh pada cabang primer
sepanjang 30-60 cm dari jorket.
o Potong cabang-cabang yang menggantung.
o Usahakan semua daun pada tajuk mendapat sinar matahari secara merata.
B. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharan pada tanaman kakao bertujuan untuk
mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk baik, mengatur penyebaran
daun produktif, merangsang pembentukan daun baru, bunga dan buah, serta terhindar dari
hama dan penyakit. Pemangkasan dilakukan dengan mengurangi sebagian daun yang
rimbun pada tajuk tanaman dengan cara memotong ranting-ranting yang terlindung dan
menaungi. Memotong cabang yang ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya
dan diameternya kurang dari 2,5 cm. Mengurangi daun yang menggantung dan
menghalangi aliran udara di dalam kebun, sehingga cabang kembali terangkat.
Pemangkasan ini dilakukan secara ringan di sela-sela pemangkasan produksi dengan
frekuensi 2-3 bulan. Juga dilakukan pemangkasan terhadap tunas air (chupon).
Pemangkasan tunas air atau juga disebut wiwilan bisa dilakukan secara manual
menggunakan tangan.

C. Pemangkasan Produksi
Pemangkasan produksi berkesinambungan dengan pemangkasan pemeliharaan.
Tujuannya adalah untuk memaksimalkan produktivitas tanaman. Pemangkasan produksi
dilakukan dengan memangkas daun-daun agar tidak terlalu rimbun sehingga sinar
matahari bisa tersebar merata ke seluruh organ daun. Dengan demikian, proses fisiologis
terpenting dari tanaman, yaitu fotosintesis bisa berjalan lancar sehingga sirkulasi
makanan dari daun keseluruh organ tanaman juga lancar. Tanamanpun akhirnya dapat
berproduksi secara optimal.
Sasaran pemangkasan produksi adalah ranting-ranting atau cabang tertieryang
mendukung daun-daun tidak produktif, ranting-ranting yang sakit atau rusak dan cabang
cacing. Tunas-tunas air yang tumbuh dari pangkal cabang tertier dan cabang sekunder
pada jarak 15 - 25 cm dari pangkal Pemangkasan pada tanaman kakao 7 cabang sekunder
dipotong. Ranting-ranting dengan daun yang terlindung atau kurang mendapat sinar
matahari juga harus dipotong. Cabang-cabang tertier yang yang terlalu subur juga
dibuang karena sering mengganggu keseimbangan pertumbuhan, demikian pula cabang-
cabang kecil yang akan masuk ke dalam tajuk tanaman tetangga atau di dekatnya. Cabang
yang menggantung ke bawah dikurangi daunnya agar tidak menghambat sirkulasi udara
dalam kebun.

D. Hal-hal penting dalam pelaksanaan pemangkasan Kakao


Dalam pemangkasan tanaman kakao hindari memotong cabang yang terlalu besar
dengan diameter lebih dari 2,5 cm, kecuali memang diperlukan antara lain terhadap
batang yang patah atau terserang hama dan penyakit (apabila terpaksa harus memotong
cabang besar, maka luka potong harus ditutup dengan obat penutup luka. Pemotongan
ranting atau cabang-cabang kecil (diameter kurang dari 2,5 cm) dilakukan rapat dengan
cabang induknya sedangkan pemotongan cabang besar dilakukan dengan meninggalkan
sisa kira-kira sepanjang 5 cm. Jangan melakukan pemangkasan jika tanaman kakao
sedang berbunga lebat atau sebagian besar ukuran buahnya masih kecil. Peralatan yang
digunakan untuk pemangkasan tanaman kakao adalah pisau tajam, gunting pangkas dan
gergaji pangkas.

Sinopsis
Berdasarkan jenisnya pemangkasan tanaman kakao dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
(1). Pemangkasan bentuk bertujuan membentuk kerangka tanaman yang baik,
(2). Pemangkasan pemeliharaan, mempertahankan kerangka tanaman yang sudah
terbentuk baik, mengatur penyebaran daun produktif, membuang bagian
tanaman yang tidak dikehendaki, merangsang pembentukan daun baru, bunga
dan buah
(3). Pemangkasan produksi adalah memacu pertumbuhan bunga dan buah.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemangkasan
 Menghindari pemotongan cabang yang terlalu besar untuk memperkecil resiko
cabang mati, lapuk dan menjalar ketanah
 Menghindari adanya tajuk kakao yang terlalu terbuka karena dapat mengakibatkan
kulit batang retak-retak, bantalan bunga mengering, serta sel-sel pada jorket dan
cabang-cabang kakao mati.
 Tidak melakukan pemangkasan jika tanaman kakao sedang berbunga banyak, atau
sebagian buahnya masih kecil
 Dalam pemangkasan perlu di [erhatikan bahwa cabang dan ranting adalah aset untuk
produksi buah kakao.
MATERI PEMUPUKAN
SULNIANA
1.Pupuk Kandang Secara umum setiap ton pupuk kandang mengandung 5 kg N, 3 kg P2O5 dan 5
kg K2O serta unsur – unsur hara esensial lain dalam jumlah yang relatif kecil (Hardjowigeno,
2003). Sifat – sifat dari pupuk kandang adalah sebagai berikut: o Kotoran ayam mengandung N
tiga kali lebih besar daripada pupuk kandang o Kotoran kambing mengandung N dan K masing –
masing dua kali lebih besar daripada kotoran sapi. o Kotoran babi mengandung P dua kali lebih
banyak daripada kotoran sapi. o Pupuk kandang dari kuda atau kambing mengalami fermentasi
dan menjadi pa- nas lebih cepat daripada pupuk kandang sapi dan babi. Karena itu banyak petani
menyebut pupuk kandang sapi dan babi sebagai pupuk dingin (cold manures). o Dalam semua
pupuk kandang P selalu terdapat dalam kotoran padat, sedangkan sebagian besar K dan N
terdapat dalam kotoran cair (urine). o Kandungan K dalam urine adalah lima kali lebih banyak
daripada dalam kotoran padat, sedangkan kandungan N adalah dua sampai tiga kali lebih banyak.
o Kandungan unsur hara dalam kotoran ayam adalah yang paling tinggi, karena bagian cair
(urine) tercampur dengan bagian padat.Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang ditentukan
oleh jenis makanan yang diberikan.Kandungan unsur hara dan berbagai kotoran ternak yang
sudah membusuk Ternak N P2O5 K2O Tabel 1. Unsur hara pada pupuk kandang dalam persen
(%) 2.Pupuk Hijau Pupuk hijau diartikan sebagai hijauan muda dan dapat sebagai penambah N
dan unsur – unsur lain atau sisa – sisa tanaman yang dikembalikan ke tanah. Pupuk hijau tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk kandang, apabila jumlah pupuk kandang sedikit
sedangkan tanah sangat memerlukan pupuk organik. Tanaman pupuk hijau harus memenuhi
syarat – syarat sebagai berikut: o Cepat tumbuh dan banyak menghasilkan bahan hijauan. o
Sukulen, tidak banyak mengandung kayu. o Banyak mengandung N. o Tahan kekeringan. o Bila
sebagai tanaman sela maka dipilih jenis yang tidak merambat. Contoh tanaman yang ditanam dan
dapat digunakan sebagai pupuk hijau antara lain: o Orok–orok (Crotalaria sp), tanaman perdu
umur 2 – 4 bulan. o Lamtoro, turi sekaligus sebagai tanaman pelindung. o Calopogonium,
Sentrosema, Mimosa, tanaman semak yang sering digunakan sebagai tanaman penutup tanah.
3.Kompos Kompos adalah bahan organik yang dibusukkan pada suatu tempat yang terlindung
dari matahari dan hujan, diatur kelembabannya dengan menyiram air bila terlalu kering. Untuk
mempercepat perombakan dapat ditambah kapur, sehingga terbentuk kompos dengan C/N rasio
rendah yang siap untuk digunakan. Bahan untuk kompos dapat berupa sampah atau sisa – sisa
tanaman tertentu (jerami dan lain - lain). Tanah yang Banyak Memerlukan Pupuk Organik Tanah
– tanah yang sangat miskin sebaiknya di pupuk dengan pupuk organik. Tanah pasir atau tanah
yang banyak tererosi lebih baik dipupuk dengan pupuk organik daripada dengan pupuk buatan,
karena pemberian pupuk buatan pada tanah tersebut akan mudah sekali tercuci oleh air hujan.
Dengan diberikan pupuk kandang maka daya menahan air dan kation – kation tanah meningkat,
sehingga apabila diberikan pula pupuk buatan maka pencucian oleh air hujan dan erosi dapat
dihambat. Usaha untuk mempertahankan kadar bahan organik tanah hingga mencapai kondisi
ideal (5% pada tanah lempung berdebu) merupakan tindakan yang baik, berwawasan lingkungan
dan berfikir untuk kelestariannya. Pengaruh bahan organik dalam usaha pertanian ini menjadi
penting setelah banyak masyarakat lebih menghargai hasil – hasil pertanian ramah lingkungan
(pertanian organik) atau sering dinyatakan kembali ke alam (back to nature). Penambahan bahan
organik kedalam tanah lebih kuat pengaruhnya kearah perbaikan sifat – sifat tanah, dan bukan
khususnya untuk meningkatkan unsur hara di dalam tanah. Contoh, Urea kadar N 46%,
sedangkan bahan organik mempunyai kadar N < 3% sangat jauh perbedaan kadar unsur N. Akan
tetapi Urea hanya menyumbangkan 1 unsur hara yaitu N sedangkan bahan organik memberikan
hamper semua unsur yang dibutuhkan tanaman dalam perbandingan yang relatif setimbang,
walaupun kadarnya sangat kecil.Sehingga jangka panjang pengelolaan tanah atau kesinambungan
usahatani, sangat baik apabila memperhatikan dan mempertahankan kadar bahan organik tanah.
Penggunaan bahan organik ke dalam tanah harus memperhatikan perbandingan kadar unsur C
terhadap unsur hara (N, P, K dsb), karena apabila perbandingannya sangat besar bias
menyebabkan terjadinya imobilisasi. Imobilisasi adalah proses pengurangan jumlah kadar unsur
hara (N, P, K dsb) di dalam tanah oleh aktivitas mikrobasehingga kadar unsur hara tersebut yang
dapat digunakan tanaman berkurang. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pertanian Organik
Kelebihan pertanian organik bagi petani sebagai berikut: o Dengan menerapkan sistem pertanian
organik, maka keseimbangan tanah dapat terjaga karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida
kimia, tetapi menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan sisa tanaman.
o Dengan menghindari pemakaian pestisida secara berlebihan akan dapat mengurangi resiko
keracunan zat tersebut sehingga masyarakat dapat mengkonsumsi makanan yang sehat. o
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan menjamin kesehatan produk pertanian yang akan
menaikkan jumlah yang ingin dibayar terhadap komoditi tersebut sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan petani. o Tanpa penggunaan pupuk dan pestisida dapat menghemat biaya
operasional. Selain itu pengolahan tanah secara organik, misalnya pengolahan tanah secara
minimum juga dapat mengurangi biaya operasional. Sedangkan kelemahan dari sistem pertanian
organik sebagai berikut: o Membutuhkan pengelolaan lahan yang cukup rumit. o Diawal
penerapan sistem pertanian organik seringkali dijumpai banyak permasalahan yang membuat
petani putus asa. o Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang lebih
maksimal, karena harus melalui tahap konversi terlebih dahulu. o Apabila diterapkan pada skala
usaha yang besar akan memakan biaya yang tinggi terutama pada biaya tenaga kerja pada saat
ekosistem lingkungan belum terbangun. Manfaat dan Tujuan Pertanian Organik Manfaat dari
sistem pertanian organik adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pendapatan petani. b.
Mengurangi semua bentuk pencemaran yang dihasilkan dari berbagai kegiatan pertanian. c.
Menghasilkan bahan pangan yang cukup aman, bergizi, sehingga dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat sekaligus daya saing produksi agribisnis. d. Menciptakan lingkungan yang sehat dan
aman bagi petani. e. Meningkatkan dan menjaga produktifitas lahan pertanian dalam jangka
waktu panjang serta melestarikan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan. f. Menciptakan
lapangan kerja serta inovasi baru dalam memelihara keharmonisan tata sosial di pedesaan.
IFOAM (Internasional Federation Of Organic Agriculture Movement) mengemukakan tujuan dari
sistem pertanian organik adalah sebagai berikut: g. Menghasilkan pangan dengan kualitas nutrisi
tinggi dalam jumlah yang cukup. h. Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur
alamiah yang mendukung semua bentuk kehidupan yang ada. i. Mendorong dan meningkatkan
daur ulang dalam sistem usahatani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna. j.
Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan. k. Membatasi terjadinya
pencemaran lingkungan oleh kegiatan pertanian. l. Mempertahankan keanekaragaman hayati
termasuk pelestarian habitat tanaman dan hewan. Produktivitas dan Kesuburan Tanah Pengertian
produktivitas tanah dan kesuburan tanah untuk menggambarkan kemampuan tanah sebagai media
penunjang pertumbuhan tanaman sering digunakan secara kabur. Produktivitas tanah merupakan
kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tertentu suatu tanaman di bawah suatu
sistem pengelolaan tertentu. Suatu tanah atau lahan dapat menghasilkan produk tanaman yang
baik dan menguntungkan sebagai tanah produktif. Produktivitas tanah merupakan perwujudan
dari seluruh faktor (tanah dan non-tanah) yang mempengaruhi hasil tanaman. Produktivitas tanah
merupakan gambaran kemampuan tanah yang lebih berdasar pada pertimbangan ekonomis dan
bukan hanya pada sifat tanah saja. Tiga faktor yang mempengaruhi produktivitas tanah adalah
masukan (sistem pengelolaan), keluaran (hasil tanaman), dan tanah. Tanah dapat dikatakan
produktif harus mempunyai kesuburan yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Akan
tetapi tanah subur tidak selalu berarti produktif. Tanah subur akan produktif jika dikelola dengan
tepat, menggunakan teknik pengelolaan dan jenis tanaman yang sesuai. Produktivitas tanah tidak
selalu sama dengan kesuburan tanah. Kesuburan tanah merupakan kemampuan atau kualitas suatu
tanah yang menyediakan unsur – unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan
tanaman, dalam bentuk senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman, dan dalam perimbangan
yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tertentu apabila suhu dan faktor – faktor pertumbuhan
lainnya mendukung pertumbuhan normal tanaman. Kesuburan tanah mencakup 3 aspek yaitu: n.
Kuantitas mencakup jumlah atau konsentrasi dan macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman. o.
Kualitas merupakan perbandingan konsentrasi antara unsur hara satu dengan yang lainnya. v.
Waktu yaitu ketersediaan unsur – unsur hara tersebut ada secara terus menerus sesuai dengan
kebutuhan tanaman selama pertumbuhannya yaitu dari perkecambahan hingga panen. Pengaruh
Pemupukan pada Kesuburan Tanah Penggunaan pupuk secara setimbang akan meningkatkan
produksi tanaman. Peningkatan produksi juga meningkatkan jumlah sisa – sisa tanaman (daun,
batang, akar) yang tertinggal atau yang dapat dikembalikan ke dalam tanah. Kesetimbangan unsur
hara tentang pengembalian 80% sisa – sisa tanaman dapat memperkaya cadangan unsur hara,
sehingga mengurangi kebutuhan hara yang harus ditambahkan. Perlakuan ini jika dilakukan
secara terus menerus akan mengurangi kebutuhan hara sehingga akan dicapai kondisi hara yang
cukup untuk pertumbuhan dan produksi tanaman tinggi tanpa ada masukan pupuk dari luar.
Pengembalian sisa – sisa tanaman ini akan memperbaiki sifat – sifat kimia dan fisika tanah,
meningkatkan kemampuan menyimpan air, meningkatkan kemudahan pengolahan dan kesuburan
tanah. Alasan utama sehingga tanah bisa sangat keras adalah penggunaan pupuk anorganik
tunggal dalam jangka waktu lama. Sebagai contoh, residu sulfat dan karbonat yang terkandung
dalam pupuk dan tanah bisa bereaksi dengan kalsium tanah yang menyebabkan sulitnya
pengolahan tanah. Penggunaan pupuk yang setimbang menghindari kekerasan tanah sehingga
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan porositas tanah serta kadar air tersedia tanah. Hasil
percobaan pemupukan secara nasional di China menunjukkan bahwa penggunaan pupuk
anorganik NPK secara rasional jangka panjang meningkatkan kesuburan tanah, seperti
peningkatan kadar bahan organik, kadar N dan P khususnya tanah–tanah miskin. Tabel 2
menunjukkan bahwa kadar bahan organik tanah meningkat dalam sistem penanaman yang
berbeda setelah penggunaan pupuk jangka panjang (10 tahun), baik untuk sumber pupuk organik
maupun anorganik. Tabel 2. Pengaruh penggunaan pupuk Peluang Pertanian Organik Menurut
Sutanto (2002), mengemukakan bahwa peluang pertanian organik adalah sebagai berikut: jangka
panjang terhadap kadar bahan organik tanah dalam sistem penanaman yang berbeda. 1.
Peningkatan Biomassa. Sebagai sumber utama masukan organik hanya mungkin dilaksanakan di
daerah yang mempunyai curah hujan cukup tinggi.Tetapi banyak juga kendala pada daerah yang
beriklim relatif kering. Pengembangan jenis tanaman pohon yang cepat tumbuh disekitar lokasi
dapat dimanfaatkan sebagai sumber untuk meningkatkan bahan organik. Akan tetapi untuk
pengumpulan, prosesing dan pemanfaatan biomassa memerlukan pandangan yang sama. Kompos
yang diperkaya Bahan dasar pembuatan kompos dianekaragaman dengan memanfaatkan bahan
yang tersedia setempat. Metode yang telah diuji dan diperbaiki, temasuk teknologi EM dan
teknologi lainnya pengujian lebih luas dan dimasyarakatkan untuk memperbaiki kualitas kompos.
2. Pupuk Hayati yang sudah dimasyarakatkan dan diperbesar produksinya untuk memberikan
kesempatan yang lebih luas pada petani memanfaatkan pupuk hayati. Lebih baik pengembangan
untuk pupuk hayati didasarkan pada potensi mikroorganisme yang ada di Indonesia. Sedangkan
pupuk hayati yang harus diimpor perlu dikembangkan teknologinya di Indonesia termasuk alih
teknologi. 3. Pestisida Hayati. Cukup banyak bahan dasar tumbuh – tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan untuk perlindungan tanaman yang pada saat ini perhatian dan penggunaannya
masih sangat terbatas. Hal ini membuka peluang lebih besar dalam menggali keragaman sumber
daya hayati kita untuk dikembangkan hayati. 4. Pengetahuan Teknologi Tradisional. Meskipun
cukup banyak teknologi tradisional yang telah berkembang terutama dalam menghasilkan
tanaman, perlindungan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, namun masi diperlukan
usaha menggali kembali kearifan tradisional dengan tinjauan ilmiah dan mengembangkan
teknologi yang akrab lingkungan.
MATERI PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
AKSAL

Pengendalian Hama Penyakit Pada tanaman Kakao

Pada Tanaman Kakao Memiliki Hama utama yaitu:

Hama Penggerek Buah kakao (PBK)

Penggerek buah kakao (PBK), C cramerella merupakan hama penting pada

tanaman kakao di Asia Tenggara terutama di kepulauan Malaya (Malaysia, Filipina,

Borneo, dan Indonesia). Penggerek buah kakao menyerang dan merusak buah

kakao yang masih mudah sampai menjelang panen. Penggerek buah kakao yang
menimbulkan kerusakan buah adalah pradewasa yang disebut larva.

Dimana Hama penggerek buah kakao adalah serangga yang bermetamorfosis

sempurna (Telur, Larva, Pupa dan Imago). Siklus hidupnya dimulai dari telur, setelah

telur menetas berubah menjadi larva, kemudian dari stadia larva atau ulat menjadi

kepompong atau pupa. Setelah larva menjadi pupa kemudian berkembang menjadi

menjadi imago (serangga dewasa) yang akan berkembangbiak untuk memulai siklus

hidup lagi.

Gejala :

Buah kakao yang terserang PBK menunjukkan gejala masak awal dengan warna tidak merata, yaitu
belang kuning hijau dan jika buah digoyang tidak berbunyi seperti halnya buah masak normal. Bila buah
terserang PBK dibelah, akan tampak tanda-tanda yang khas bekas gerekan larva.

PBK dapat menyerang buah muda yang berukuran panjang ± 8 cm sampai buah masak. Jika serangan
terjadi pada saat buah berumur 3 bulan maka biji tidak akan terbentuk sempurna (gepeng) dan saling
lengket.

Jika buah dibelah tampak biji-biji kakao saling melekat/lengket dan berwarna kehitaman, biji tidak
berkembang, ukuran biji kecil dan tidak bernas.

Cara pengendalian
Pestisida nabati

Pestisida dapat diaplikasi untuk pengendalian penggerek buah kakao.


Pestisida nabati yang dapat berpengaruh terhadap penurunan kerusakan buah kakao menjadi
lebih rendah meliputi insektisida umbi bawang putih dan serai wangi. Aplikasi
insektisida nabati seharusnya diaplikasi pada buah kakao, karena

insektisida yang diaplikasi buah kakao bukan menyebabkan mortalitas terhadap

stadia penggerek buah kakao, tetapi melindungi buah kakao agar imago penggerek

buah kakao tidak meletakkan telurnya pada buah tersebut. Ukuran panjang buah

kakao yang sesuai untuk diaplikasi dengan insektisida nabati 5 –

7 cm. Penyemprotan bawang putih berdasarkan ukuran


panjang buah kakao dapat menurunkan kerusakan biji kakao 80 - 95 %.

Sebagaimana buah kakao setelah dibelah berwarna

putih

Pestisida nabati merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan
untuk mengendalikan serangan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan). Penggunaan pestisida nabati
selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya lebih murah apabila dibandingkan dengan
pestisida kimia. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan tumbuhan mampu mengurangi dampak
negative yang dapat membahayakan hewan, manusia atau serangga non sasaran.

Sinopsis.

Pengendalian Hama Penyakit Pada Tanaman Kakao


Bagian awal

Assalamualaikum Wr. Wb

Pengendalian hama dan penyakit merupakan suatu usaha untuk mengontrol pupulasi hama dan organisme
penyebab penyakit pada tanaman. Kegiatan pengendalian merupakan kegiatan yang esensial dalam
budidaya tanaman karena dapat memengaruhi produktivitas tanaman.

Bagian utama

Pada tanaman kakao memeiliki Hama utama yaitu penggerek buah kakao(PBK) yg dimana Penggerek
buah kakao menyerang dan merusak buah

kakao yang masih mudah sampai menjelang panen. Penggerek buah kakao yang

menimbulkan kerusakan buah adalah pradewasa yang disebut karna

Cara Pengendalian

Dimana menggunakan pestisida nabati , dengan menyemprotkan pada buah kakao

agar imago penggerek buah kakao tidak meletakkan telurnya pada buah tersebut.

Ukuran panjang buah


kakao yang sesuai untuk diaplikasi dengan pestisda nabati

5-7cm.
Bagian akhir

Itulah sedikit penjelasan tentang pengendaliam Hama penyakit pada tanaman kakao

Assalamualaikum Wr. Wb

MATERI PASCA PANEN

AVRYEL SAPUTRA AMPULEMBANG

PASCAPANEN KAKAO
Pascapanen biji kakao

Pascapanen merupakan salah satu aspek penting dalam penjualan hasil tanaman kakao.
Harga jual biji kakao sangatlah beragam tergantung juga dari pengepul. Ada juga dibeberapa
daerah membentuk koperasi petani sehingga hasil dari panen petani dapat di koordinir dalam
satu koperasi yang menyebabkan harga yang terkontrol dan lebihjelas, karena ada standar yang
sudah ditetapka petani menjual dari biji kakao basah, biji kakao kering belum terfermentasi, biji
kakao kering sudah terfermentasi. Pengolahan pascapanen pada tanaman kakao untuk
meningkatkan kualitas dari hasil panen kakao yang dimiliki oleh petani. Biji yang telah melalui
fermentasi akan meningkatkan cita rasa ketika biji kakao diolah.Biji kakao yang melalui dalam
proses pengolahan pascapanen akan lebih lama disimpan dan tidak akan mengurangi kualitas
dari biji kakao. Biji kakao yang difermentasi mengandung air didalamnya. yang berfungsi selama
fermentasi untuk proses reaksi enzima pada biji serta untuk pertumbuhan mikrob pada pulp
kakao. Penanganan pasca panen sangat menentukan mutu hasil produksi biji kakao. Mutu biji
kakao merupakan hal yang sangat penting dalam produksi kakao dan olahannya .Jika biji kakao
bermutu rendah, produk olahannya akan buruk. Pengawasan mutumenjadi hal yang perlu
diperhatikan, yakni dengan adanya inspeksi dan penerapan Good Manufacturing Practice (GMP).
Prinsip GMP adalah untuk memantapkan mutu yang baik, mulai dari aspek bahan tanam,
agronomi, prapanen, pascapanen, penggudangan, pengiriman, hingga produk akhir.

Pembelahan buah dan sortasi biji Pemecahan buah adalah suatu kegiatan mengeluarkan
dan memisahkan biji kakao dari kulit buah dan plasentanya. Proses pemecahan buah ini dapat
dilakukan secara manual dan mekanik. Pembelahan buah kakao secara manual dengan alat
pemukul, sabit, palu atausaling memukulkan buah mengakibatkan meningkatnya presentase biji
kakao yang rusak semakin tinggi.Fermentasi kakao Fermentasi merupakan salah satu proses
untuk mendapatkan biji kakao kering yang memiliki kualitas baik dan memiliki aroma serta cita
rasa. Fermentasi biji kakao merupakan proses yang paling vital dalam pasca panen biji kakao,
karena pada tahapan tersebut akan terbentuk aroma khas coklat pada biji kakao. Fermentasi akan
mempermudah pengeringan dan menghancurkan lapisan pulp melekat pada biji. Fermentasi biji
kakao pasca rehidrasi tidak cukup mengandalkan proses dari seperti biji segar, tetapi juga
memerlukan inokulum bakteri asam laktat. Fermentasi yang sudah terukur mampu mempercepat
proses fermentasi yang mulanya 168 jam menjadi 120 jam.Fermentasi biasanya menggunakan
kotak kayu dengan lubang didasarnya untuk membuang cairan fermentasi atau keluar masuknya
udara. Biji diselimuti dengan daun pisang atau karung agar suhu tetap panas. Selanjutnya akan
dilakukan pengadukan setiap hari atau dua hari selama waktu 6-8 hari. Fermentasi disarankan
untuk tidak lebih 7 hari. Setelah difermentasi biji kakao segera dikeringkan. Selain peningkatan
mutu, nilai tambah limbah dari biji fermentasi meiliki nilai ekonomi juga.Selain itu, limbah dari
kakao fermentasi dapat digunakan sebagai pakan ayam buras petelur karena limbah fermentasi
mengandung protein yang tinggi.Perendaman dan Pencucian Pencucian dilaksanakan setelah
proses fermentasi berguna mengurangi pulp yang melekat pada biji. Biji direndam selama 3 jam
untuk meningkatkan jumlah biji bulat dan penampilan menarik. Apabila menggunakan mesin
kakao berkapasitas 2 ton biji segar/jam.Pencucian dimulai pukul 03.00 sampai pukul 10.00
sehingga kapasitas per hari adalah 14 ton.Pengeringan dan tempiring Pengeringan memiliki
fungsi mengurangi kadar air biji yang awalnya 60% menjadi 6-7% sehingga aman selama proses
pengiriman dalam negeri maupun luar negeri. Penjemuran cara yang ideal adalah kapasitas per
m2 lantai 15 kg. Metode pengeringan ini memerlukan waktu 5 hingga 7 hari untuk mencapai
kadar air di bawah 7,5%. Kadar air biji kakao yang lebih dari 7,5% tidak memenuhi persyaratan
SNI.Selain itu, pengeringan juga dapat dilakukan dengan menggunakan mesin karena cuaca
tidak selalu cerah, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kerusakan pada biji kakao fermentasi
terhadap biji kakao, karena indeks fermentasi dapat mengukur perubahan warna yang terjadi
pada biji selama fermentasi berlangsung.

Uji variasi suhu hasil terbaik pada perlakuan dengan suhu 60 ℃ selama 7 jam
menghasilkan biji kakao dengan kadar air 3,13%; kadar lemak 38,53%; warna 2,97 (cokelat),
dan aroma 1,57 (kurang disukai). Pengeringan dipengaruhi oleh suhu dan lama pengeringan.
Suhu tinggi dapat mengakibatkan biji kakao hangus dengan kadar air serendah mungkin. Selain
itu suhu yang terlalu tinggi akan berpengaruh pada pH yang dihasilkan. Jika suhu pengeringan
tinggi maka kulit biji akan mengalami pengerasan sehingga asam volatil tidak dapat keluar
melewati kulit biji yang mengeras.Penggudangan Merupakan tahap terakhir agar biji kakao dapat
dijaga kualitasnya sebelum masuk kekonsumen. Penyimpanan biji kakao tidak boleh disimpan
bersama-sama dengan bahan pangan yang lain karena akan mempengaruhi bau dari kakao itu
sendiri.

SINOPSIS PASCAPANEN

• Bagian Awal

Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan
atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas
berada di tangan konsumen.

• Bagian Utama

Pascapanen merupakan salah satu aspek penting dalam penjualan hasil tanaman kakao.
Pengolahan pascapanen pada tanaman kakao bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari hasil
panen kakao yang dimiliki oleh petani. Penanganan pasca panen sangat menentukan mutu hasil
produksi biji kakao. Mutu biji kakao merupakan hal yang sangat penting dalam produksi kakao
dan olahannya .Jika biji kakao bermutu rendah, produk olahannya akan buruk.

• Pembelahan buah dan sortasi biji

Pemecahan buah adalah suatu kegiatan mengeluarkan dan memisahkan biji

kakao dari kulit buah dan plasentanya. Proses pemecahan buah ini dapat

dilakukan secara manual dan mekanik.

• Fermentasi

Fermentasi merupakan salah satu proses untuk mendapatkan biji kakao kering

yang memiliki kualitas baik dan memiliki aroma serta cita rasa. Fermentasi akan

mempermudah pengeringan dan menghancurkan lapisan pulp yang melekat

pada biji.
• Perendaman dan Pencucian

Pencucian dilaksanakan setelah proses fermentasi berguna mengurangi pulp

yang melekat pada biji. Biji direndam selama 3 jam untuk meningkatkan jumlah

biji bulat dan penampilan menarik.

• Pengeringan

Pengeringan memiliki fungsi mengurangi kadar air biji yang awalnya 60% menjadi

6-7% sehingga aman selama proses pengiriman dalam negeri maupun luar

negeri. Penjemuran cara yang ideal adalah kapasitas per m2 lantai 15 kg. Metode

pengeringan ini memerlukan waktu 5 hingga 7 hari untuk mencapai kadar air di

bawah 7,5%. Kadar air biji kakao yang lebih dari 7,5% tidak memenuhi

persyaratan SNI.

• Penggudangan

Penggudangan merupakan tahap terakhir agar biji kakao dapat dijaga kualitasnya

sebelum masuk kekonsumen. Penyimpanan biji kakao tidak boleh disimpan

bersama-sama dengan bahan pangan yang lain karena akan mempengaruhi bau

dari kakao itu sendiri.

• Bagian Akhir

Penanganan pasca panen harus di lakukan sesuai dengan tahapan yang benar sehingga
produk yang dihasilkan dapat memiliki kualitas yang baik dan dapat memenuhi permintaan
pasar sehingga petani atau produsen mendapat nilai tambah ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai