Anda di halaman 1dari 46

ILMU HAMA TUMBUHAN Proteksi Tanaman

(PPT 211) FPUA


Pengaruh Faktor Eksternal

1. Faktor biotis 2. Faktor abiotis


a. musuh alami a. Fisik (suhu, kelembaban, cahaya,
 Predator curah hujan, angin)
 Parasitoid b. Topografis
 Patogen
b. kompetisi
c. makanan
Faktor Biotis
Musuh Alami
Predator

• Serangga atau hewan yg memangsa serangga hama


• Ukuran tubuh lebih besar dari mangsa
• Memakan secara langsung
• Lincah, hidup bebas
• Pradewasa dan dewasanya memangsa
• Perlu banyak mangsa
• Alat mulut dan tungkai kokoh dan kuat
• Contohnya: burung hantu, kumbang, belalang sembah, laba-laba
Contoh predator
Parasitoid

• Serangga yg memarasit serangga lain


• Yang bersifat parasitoid adalah larva, sedangkan dewasa hidup
bebas makan nektar
• Untuk menyelesaikan satu siklus hidup parasitoid perlu satu
inang
• Serangga inang yg diparasitoid tidak langsung mati
Siklus hidup parasitoid
Parasitoid Diadegma semiclausum dan Eriborus sp
Parasitoid Hemiptarsenus varicornis

Jantan Betina
Pengelompokan parasitoid berdasarkan stadia inang

• Parasitoid telur, hidup pd telur inang


• Parasitoid larva, hidup pd larva inang
• Parasitoid pupa, hidup pd pupa inang
Parasitoid telur, larva dan pupa
Kelemahan parasitoid

1. Daya cari parasitoid seringkali dipengaruhi cuaca atau faktor


lingkungan
2. Serangga betina berperan melakukan pencarian inang untuk
meletakan telur
3. Parasitoid yg memiliki daya cari tinggi biasanya menghasilkan telur
sedikit
Faktor yang mendukung efektifitas parasitoid

1. Daya kelangsungan hidup (survival) baik


2. Hanya satu atau sedikit individu inang diperlukan utk melengkapi daur
hidup
3. Parasitoid tetap bertahan meskipun pada aras populasi inang rendah
4. Sebagian besar parasitoid monofag/oligofag
Pembagian Parasitoid

• Endoparasitoid, hidup di dalam • Ektoparasitoid, hidup di luar


tubuh inang tubuh inang
Patogen

Mikroorganisme yang menginfeksi serangga hingga menimbulkan gejala


sakit dan akhirnya mati

- Bakteri, Ex. Bacillus thuringiensis (BT) – masuk melalui mulut


- Virus : NPV (Nuclear Polyhidrosis Virus) – masuk melalui mulut
- Jamur : Beauveria bassiana, Metharhizium anisoplae, Nomuraea rileyi
– masuk melalui kulit
- Nematoda: masuk ke tubuh serangga melalui lubang alami spt mulut,
spirakel, anus menuju pencernaan dan menyebar dalam tubuh
serangga
Gejala serangan patogen

Gejala serangan Gejala serangan Gejala serangan Gejala serangan


Bacillus thuringiensis Metharizium Beauveria bassiana NPV
Kompetisi

• Terjadi karena tingginyanya kepadatan populasi, sehingga


kebutuhan akan makanan, ruang gerak, tempat
tinggal/berlindung, pasangan dan kebutuhan hidup lain
menjadi di luar daya dukung Iingkungannya

• Individu yang lemah akan tertekan atau mati, atau


meninggalkan tempat tersebut
Kompetisi
1. Intraspesifik
Kompetisi yang terjadi diantara populasi species yang sama kerena
membutuhkan makanan dan ruang yang sama
Serangga holometabola memiliki strategi menghindari persaingan
dengan berbedanya morfologi dan ekologi antara stadia larva dan
imago.
Larva makan tanaman dan imago makan nektar/embun madu
Kompetisi
2. Interspesifik;
kompetisi yang terjadi antara populasi yang berbeda spesiesnya
tetapi membutuhkan materi ruang atau kondisi sejenis
Ex. Sithopylus oryzae dan Rhizoperta dominica
S.oryzae dapat mengeliminasi R.dominica pada suhu 290C,
R.dominica akan mengeliminasi S. oryzae pada suhu 320C
Makanan

Berdasarkan kebiasaan cara makan, serangga dibedakan atas;


1. Herbivora: Serangga yang mengambil nutrisi dan hidup dari tumbuhan,
seperti daun, bunga, buah
2. Karnivora: Serangga hidup melalui berburu dan makan binatang atau
serangga hidup lainnya (predator)
3. Saprofor: serangga hidup pada sisa-sisa bahan organik yang berasal dari
tanaman atau binatang dan kotoran hewan
4. Omnivora: serangga yang memakan tanaman dan hewan secara silih
berganti
Alasan pemilihan makanan

- Faktor genetis (kromosom) yg diturunkan


- Latihan oleh induknya (Parental training)
- Pengalaman yang diperoleh spesies itu sendiri

Hal-hal yang menyangkut makanan antara lain


1. tipe dari makanan Populasi berlimpah jika
2. enak tidaknya rasa makanan makanan tersedia juga
3. ketersediaan makanan melimpah
4. mudah tidaknya makanan diambil
5. Kuantitas dan kualitas makanan
Pembagian serangga berdasarkan variasi inang

Polifag Oligofag Monofag


Faktor Abiotis
Suhu

• Serangga tergolong hewan yang berdarah dingin (Poikilotermal), suhu tubuh


menyesuaikan dengan suhu lingkungan
• Setiap serangga mempunyai kisaran suhu tertentu (min – max)
• Ketika suhu lingkungan mendekati maksimum atau minimum, perkembangan
serangga melambat (diapause)
• Hibernasi : perkembangan melambat pada suhu rendah
• Aestivasi : Perkembangan melambat pada suhu tinggi
• Rata-rata kisaran suhu optimal, kisaran suhu 15°C - 50°C
• Myzus sp memiliki kisaran suhu 15,4 - 33,7 0C , optimum pada suhu 28,4 0C
• Serangga daerah tropis tidak tahan terhadap suhu rendah
Pengaruh Suhu

Suhu yang lebih tinggi


mengubah ketahanan tanaman terhadap wereng batang coklat

Contoh:
IR 36 agak tahan terhadap wereng batang coklat
ketahanan menurun seiring meningkatnya suhu (25-31oC)
ketahanan hilang pada suhu 31-34oC

Heong et al, 2015)


5 zona suhu untuk serangga

1. suhu maksimum: daerah suhu dimana serangga tidak lagi dapat


bertahan/menyesuaikan diri akibatnya serangga mati : ≥48 0C
2. Suhu tinggi (zona estivasi): daerah suhu dimana serangga masih
bertahan tetapi tidak lagi aktif /bergerak dan tidak pula mati karena
fisiologis organ didalam tubuhnya masih bekerja.
Jika suhu turun sampai titik tertentu, serangga akan aktif kembali
kisaran suhu: 38-450.
3. Suhu optimum atau efektif yaitu daerah suhu dimana serangga hidup
secara normal serta segala aktivitas berlangsung secara optimal: 28 0C
5 zona suhu untuk serangga

4. Suhu rendah (zona hibernasi): daerah suhu dimana serangga dapat


bertahan hidup tetapi tidak lagi aktif bergerak dan tidak pula mati
karena organ didalam tubuh masih bekerja.
jika suhu meningkat sampai titik tertentu maka serangga aktif kembali :
27-150C
5. Suhu minimum: daerah suhu dimana serangga tidak dapat bertahan
maupun menyesuaikan diri lagi sehingga mati karena kedinginan: 40C

Serangga yang memiliki kisaran suhu luas :serangga eurythermal


Serangga yang memiliki kisaran suhu sempit: serangga stenothermal
Pengaruh suhu terhadap serangga
1. Perkembangan dan pertumbuhan serangga
Pada suhu optimum, kecepatan proses metabolisme serangga berbanding
lurus dengan kenaikan suhu lingkungan. Apabila suhu naik maka proses
metabolisme bertambah cepat , waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan perkembangan serangga akan pendek
Siklus hidup Leptocorisa acuta pendek (30 hari) pada T 250C , panjang (42
hari) ketika T 200C
2. Aktivitas perpindahan (migrasi)
Apabila suhu turun atau naik dari suhu optimum maka aktivitas
perpindahan dan perkembangan serangga menjadi berkurang
Pengaruh suhu terhadap serangga

3. Pengambilan makanan
Apabila suhu naik atau turun dari suhu optimum, akan berpengaruh
terhadap pengambilan makanan bagi serangga

4. Perkembangbiakan serangga
Naik turunnya suhu mempengaruhi jumlah telur yang diletakkan
Kelembaban

• Serangga sangat tergantung air


• Serangga memerlukan air untuk kehidupannya dan mengkomsumsi
air dari lingkungan dan secara kontinue melepas air dari tubuhnya
• Pada kelemababan tertentu yang cocok, suhu ekstrim tidak begitu
mempengaruhi serangga
• Kelembaban udara yang ditoleransi serangga: 73-90 %
Cara serangga memperoleh air

a. Melalui makanan
Serangga yang mengambil nutrisi banyak air, memiliki kadar air
tinggi dan sebaliknya
b. Langsung mengisap air
Beberapa jenis serangga dilengkapi dengan alat pengisap air
khusus,
ex. Lepidoptera dan diptera dewasa
Beberapa dapat mengisap air melalui kulit tubuh, dengan cara
menempelkan pada dinding tanah
Cara serangga memperoleh air

c. Melalui kulit luar mengisap uap air


Apabila uap air telah mencapai jenuh, tubuh serangga dapat
mengisap langsung dari udara. Ini sangat penting pada serangga
di padang pasir dan serangga tanah
d. Melalui proses oksidasi integument yang terkandung dalam
bahan-bahan simpanan didalam tubuh atau dari makan , misal
pada serangga-serangga gudang mendapat suplai air dari proses
oksidasi asam amino atau metabolisme
Cara serangga kehilangan air

a. Penguapan melalui kulit luar dan lubang pernafasan


b. Melalui penglepasan
Pengaruh kelembaban terhadap serangga

1. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan dan


perkembangan serangga umumnya mendekati kelembaban
udara maksimum 73-90%
2. Perkembangbiakan (reproduksi) serangga
3. Aktivitas serangga
Pengaruh kelembaban terhadap perkembangan Sitophilus oryzae
Cahaya

Sumber cahaya: matahari, bulan,dan lampu


Faktor yang berpengaruh : intensitas, panjang gelombang (warna), fotoperiod
Respon serangga terhadap cahaya dapat bersifat:
• Positif : spesies diurnal, mendatangi sumber cahay
• Negatif : species serangga nocturnal, menghindari cahaya

Cahaya akan mempengaruhi ;


1. aktivitas serangga: aktivitas siang hari (diurnal), malam hari (nocturnal)
2. pertumbuhan dan perkembangan serangga
ada serangga yang membutuhkan cahaya terang /gelap
Cahaya

Contoh:
1. Penggerek Agrilus bilineatus lebih senang meletakkan telurnya pada bagian
batang pohon yang terkena cahaya matahari penuh.
2. ulat tanah (Agrotis sp.), jangkrik (Grylius bimaculatus), gangsir
(Brachytrypes portentosus) menyerang tanaman dan aktif pada malam hari
3. Helopeltis sp menyukai keadaan terang/siang
4. sedangkan hama-hama gudang menyukai keadaan gelap
Pengetahuan tentang respon serangga terhadap
cahaya dapat dipergunakan untuk:

• Pengamatan/monitoring) 
Pengamatan menggunakan lampu perangkap atau dengan suatu alat
tertentu yang mempunyai warna dengan panjang gelombang tertentu
Ex. Aphis menyukai warna kuning

• Pengendalian
Penggunaan obor/ api atau perangkap cahaya (light trap) dapat untuk
mengurangi kepadatan populasi hama wereng, walang sangit dan serangga
hama lain yang tertarik cahaya.
Curah hujan

Unsur penting curah hujan terkait serangga:


1. Jumlah hari hujan
2. Kelebatan hujan
3. Intensitas hujan

Ex. Pengerek batang padi Scirphophaga innotata yg sedang berdiapause


akan terpicu oleh curah hujan mencapai 10 mm dan turun secara
teratur
Curah hujan tinggi dapat membunuh langsung serangga kecil seperti
kutu daun
Angin

• Angin akan membantu penyebaran serangga, terutama


serangga yang berukuran kecil
• Secara tidak Iangsung angin juga mempengaruhi kandungan air
dalam tubuh serangga, karena angin mempercepat penguapan
dan penyebaran udara
Topografis

• Topografis mengambarkan situasi alam berupa laut, sungai, gunung, bukit,


padang pasir atau padang rumput
• Unsur topografis kerapkali menghambat /menghalangi pemencaran, dari
suatu daerah ke daerah lain
• Unsur edafik seperti sifat fisis dan kimia mempunyai efek langsung terhadap
kecocokan lingkungan tertentu bagi jenis serangga
• Jenis tanah akan menentukan kecocokan tanaman yang tumbuh. Tanaman
yang tumbuh baik akan mempengaruhi serangga yang makan tanaman
tersebut
Dosen Pengampu

Mis Edi
Man Id

Ar Don Non
Eli
End meet 6

Anda mungkin juga menyukai