Anda di halaman 1dari 20

BIOLOGI DAN HUBUNGAN

INANG PARASITOID

YAHERWANDI
Ps. Proteksi Tanaman Faperta Unand
I. Defenisi Parasitoid dan Inang
A. Parasitoid: serangga parasitik yg
hidup pd / di dlm serangga inang dan
membunuhnya
B. Inang: serangga yg diserang /
diparasitik oleh parasitoid
II. Ciri-ciri Parasitoid
A. Parasitoid merusak inangnya selama
perkembangan
B. Inang parasitoid biasanya dr
taksonomi yg sama
C. Parasitoid relatif besar terhadap
inangnya
D. Dewasa parasitoid hidup bebas dan
hanya stadia pradewasa yg
memparasit inangnya
E. Parasitoid berkembang hanya pd satu
individu inang selama stadia
pradewasa
F. Peran parasitoid thdp dinamika
populasi sama dgn serangga predator
III. Parasitoid dapat Dikelompokan
berdasarkan:
A. Perkembangan di luar atau dalam
tubuh inang
1. Endoparasitoid
2. Ektoparasitoid
B. Jumlah pradewasa per individu inang
1. Parasitoid soliter
2. Parasitoid gregarius
C. Stadia inang yg diserang
1. Telur
2. Larva atau Nimfa
3. Pupa
4. Imago
5. Kombinasi (telur-larva; larva-pupa)
D. Pengaruh thdp perkembangan inang
1. Idiobiont (ex. parasitoid telur dan
larva)
2. Koinobiont (ex. parasitoid larva-
pupa)
E. Tingkat tropik pada rantai makanan
1. Parasitoid primer
2. Parasitoid sekunder
3. Parasitoid tersier
F. Kompetisi antara pradewasa
parasitoid dalam tubuh inang
1. Superparasitisme
2. Parasitisme ganda (multiple
parasitism)
IV. Tipe-tipe Hyperparasitisme
A. Langsung
B. Tidak langsung
C. Fakultatif
D. Obligat
E. Autoparasitisme (heteronomus)
F. Cleptoparasitisme
V. Mekanisme Reproduksi pada
Hymenoptera Parasitik
A. Semua Hymenoptera memperlihatkan
fenomena partenogenesis haploid; telur
yg dibuahi brkbg menjadi anak betina
diploid dan yg tdk dibuahi menjadi
anak jantan haploid
B. Mekanis reproduksi dpt dibagi atas 3
tipe
1. Arrhenotoky; telur yg dibuahi
menghasil betina dan yg tidak dibuahi
menghasilkan jantan (biparental)
2. Deuterotoky; betina yg tidak kawin
menghasilkan anak betina dan jatan
(uniparental); jantan yg dihasilkan scr
biologi dan ekologi tdk fungsional.
3. Thelyotoky; hanya anak betina yg
dihasilkan, jantan tdk diketahui
(uniparental)
VI. Aspek Prilaku dan Fisiologi
Reproduksi Parasitoid
A. Periode sebelum kawin; kebanyakan
parasitoid segera kawin setelah
muncul dari pupa
B. Prilaku kawin; prilaku bercumbu
sblm kawin, setelah kawin betina
cendrung menolak jantan
C. Periode preoviposisi; periode ini pd
bbrp sp tdk ada, fakultatif, dan
obligat. Hal ini dihubungkan dgn
kebutuhan nutrisi utk produksi telur.
Prilaku produksi telur dibagi atas:
1. Proovigenik
2. Synovigenik
D. Prilaku pemilihan inang
1. Penemuan habitat inang
2. Penemuan inang
3. Penerimaan inang
4. Kesesuaian inang
VII. Stadia Perkembangan Parasitoid
A. Tipe telur; bentuk telur pada
parasitoid tidak sama dan banyak
mengalami adaptasi dan modifikasi
B. Embriologi; biasanya parasitoid
meletakan sebagai atau seluruh telur
yg telah matang di dalam, pada atau
dekat inang atau larva shg saat
menetas larva parasitoid bisa
langsung makan (monoembriony dan
polyembriony)
C. Polyembriony; produksi banyak larva
dr satu telur. Ciri-ciri spesies
polyembriony adalah:
1. Telur diletakan dlm telur atau larva
muda dari inang dan parasitoid
berkembang sampai stadia larva instar
akhir atau pupa inang
2. Jumlah anak yg berkembang dlm satu
inang 1000 s/d 3000 individu
3. Proporsi utama anak hanya satu sex
atau campuran dgn variasi sek ratio yg
luas
D. Larva instar I: bentuk larva instar I
diantara spesies parasitoid berbeda, tp
instar selanjutnya sama yaitu sprt
tempayak.
E. Larva planidium; larva instar I yg punya
setae yg pjg dan terdapat pd toraks atau
caudal dan membantu larva bergerak
menuju inang stlh menetas dr telur
F. Larva triungulin; larva instar I yg punya
tungkai beruas yg membantu utk
bergerak menuju inang setelah menetas
dr telur
G. Larva instar pertengahan dan akhir; pada
tahap ini terjadi perubahan bentuk
sangat berbeda dgn larva instar I
H. Prapupa; fase yg menunjukan larva
instar akhir mulai berhenti makan
terutama utk berpupa dan
memperlihatkan gerakan-2 yg lemah
1. Selama prapupa proctodeum (hind
gut) masih berhubungan dengan
midgut. Hal ini selama
perkembangan larva tdk terjadi guna
menghindari kontaminasi kotoran
lingkungan parasitoid
2. Dengan adanya hubungan hindgut
dan midgut selama parapupa dapat
terjadi sekresi kotoran dari tubuh
parasitoid. Kotoran ini disebut
meconium
I. Pupa; kebanyakan larva parasitoid
berpupa di dalam cocon, atau
puparium inangnya atau di dalam
liang atau terowongan yg dibuat
inangnya
VII. Tempat Oviposisi dan Ciri-cri
Perkembangan
A. Petelatakan telur atau larva jauh dr
inang
1. Eggs deposited before host contact
2. Eggs hatch after ingestion by host
B. Peletakan telur atau larva pada atau
dekat inang
1. Larva develop externally on host
2. Larva develop internally in host
C. Telur diletakan dalam inang
1. Deposited inhost egg
2. Deposited in host larva or nympha
3. Deposisted in host pupa
4. Deposited in host adult
D. Tempat oviposisi berhubungan dgn
sex dari telur (telur dibuahi atau tidak)
Pertanyaan dan Latihan

1. Apa perbedaan antara serangga


parasitoid dengan parasit
2. Jelaskan ciri-ciri serangga parasitik
3. Apa yg disebut dengan
autoparasitisme dan kenapa hal ini
bisa terjadi
4. Jelaskan mekanisme reproduksi
pada Hymenoptera parasitoid
5. Apa yg khusus terdapat pada larva
instar I triungulin dan planidium

Anda mungkin juga menyukai