Nyamuk ( culicidae)
a. Morfologi
Nyamuk memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki panjang
dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong
pada ordo diptera. Nyamuk dewasa berbeda dari ordo diptera lainnya karena
memiliki proboscis yang panjang dan sisik pada bagian tepi dan vena
sayapnya. Tubuh nyamuk terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, dada, dan
perut. Nyamuk jantan berukuran lebih kecil dari nyamuk betina (o’connor,
1999).
b. Biologi
c. Tanaman inang
Nyamuk jantan tidak seperti nyamuk betina yang menghisap darah manusia
sebagai makanannya, melainkan nyamuk jantan menghisp nektar bunga
sebagai makanannya. Dan menyerang bunga tanaman sebagai makanannya.
d. Pengendalian
2. Pikat (tabaniadae)
a. Morfologi
Pikat adalah lalat yang berukuran besar penghisap dan penjilat darah
(termasuk manusia). Serta Memiliki sepasang sayap tipis.
b. Biologi
c. Tanaman inang
Pikat atau yang kita kenal dengan lalat penghisap darah hidup sesuai dengan
namanya, yakni penghisap darah.
Namun selain menghisap darah, pikat ini juga diketahui suka menghisap
ganja, bahkan dalam jumlah yang mengejutkan.
d. Pengendalian
3. Botfly (oestridae)
a . Morfologi
Lalat botfly berwarna hitam pekat dan ukurannya lebih besar dari lalat hijau
yang sering kita lihat. Sama dengan lalat lainnya, lalat botfly juga
berkembang biak dengan cara bertelur
b. Biologi
c.Tanaman inang
b. Biologi
Pada tanaman kedelai, imago lalat kacang meletakkan telurnya pada keping
biji atau daun pertama dan daun kedua. Untuk meletakkan telunya imago
membuat lubang tusukan dibawah epidermis kotiledon bagian atas atau
bawah daun pertama atau kedua. Kemudian larva yang baru menetas akan
menggerek dan memakan biji atau daun selama 2 hari.
c. Tanaman Inang
Lalat ini dapat hidup pada berbagai jenis-jenis kacang kacangan antara lain
: kacang hiris (cajanus indicus), koro bedog, kacang pedang, kedelai, kacang
hijau, kacang tunggak, dan sebagainya.
d. cara pengendalian
Lalat penggorok ini pada umumnya ditemukan ditanah, tetapi pada bawang merah
sering ditemukan menempel pada permukaan bagian bagian dalam dari rongga
daun bawang. Lalat ini pada punggungnya berwarna hitam sedangkan pada lalat
sativa di bagian ujung punggungnya terdapat warna kuning.
b. Biologi
Telurnya berwarna putih bening, berukuran 0,28 mm x 0,15 mm, dan lama stadium
telur berlangsung 2-4 hari. Telur diletakkan dalam jaringan daun melalui ovipositor.
Larva yang baru keluar berwarna putih susu atau kekuningan, segera mengorok
jaringan mesofil daun dan tinggal dalam liang korokan selama hidupnya. Kemudian
larva ini keluar dari liang korokan untuk menjadi kepompong.
c. Tanaman Inang
lalat ini biasanya menyerang tamanan atau daum bawang. Tetapi lalat ini
merupakan OPT baru , sehingga sampai saat ini belum banyak informasi tentang
tanaman inang lainnya,
d. cara pengendalian
b. Biologi
lalat betina akan meletakkan telurnya yang dekat dengan sumber makanan,
memungkinkan latva mengkomsumsi makanan sebanyak mungkin dalam waktu
singkat sebelum menjadi dewasa. Kemudian larva tersebut berubah menjadi
kepompong yang memiliki berbagai bentuk setelah beberapa hari kepompong
menetas kemudian menjadi lalat dewasa yang jarang hidup lebih dari beberapa hari.
c. Tanaman Inang
sesuai dengan namanya Biasanya lalat ini menyukai berbagai jenis bunga untuk
mengambil nektar bunga tersebut. Lalat ini hampir mirip dengan lebah madu akan
tetapi bedanya lalat ini dengan lebah madu ia hanya mengambil nektar bungan
untuk dimakanannya sendiri.
d. cara pengendalian
Lalat ini ini termasuk organisme yang membantu penyerbukan bungan pada
tanaman, dan apa bila organisme ini dikendalikan maka akan terjadi ketidak
seimbangan ekosistem karan berpengaruh pada penyerbukan bunga dan
terbentuknya buah.
7. Cryptochaetum Bezziana
a. Morfologi
b. Biologi
Siklus hidup lalat C. Bezziana terbagi menjadi empat tahap, yaitu telur,
larva, pupa , dan lalat. Pada tahapan larva, perkembangan L1 sampai dengan L3
memerlukan waktu 6-7 hari , selanjutnya L3 akan membentuk pupa dalam waktu 7
sampai 8 hari , kemudian menjadi lalat yang akan bertelur setelah 6 hingga 7 hari
(SPRADBERY 1991). Lalat betina akan mengumpulkan telurnya di tepi luka pada
sore hari atau menjelang petang dalam waktu sekitar 4,1 menit, jumlah telur yang
dikeluarkan berkisar antara 95 – 245 (rata-rata 180 telur).telur akan menetas pada
suhu 30◦C dalam waktu 12-24 jam.
8. Chrysosomal sp
a. Morfologi
Lalat ini umumnya adalah lalat kecil dengan mata besar, menonjol dan cor logam
untuk penampilan mereka, meskipun ada variasi yang cukup besar di antara spesies.
Sebagian besar memiliki kaki yang panjang , meskipun beberapa tidak.
b. Biologi
Metamorfosis lalat dimulai dari telur hasl fertilisasi. Setelah fertilisasi lalat akan
bertelur . biasanya lalat ini akan meletakkan telurnya kedalam sumber makanan
atau di dedaunan atau buah yang hampir busuk. Kemudian telur akan menetas
dalam waktu 24 jam.
9. Droshopilla sp
a. Morfologi
Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap dua, berukuran kecil. Maka dari itu
pengamatan morfologi hewan ini biasa dengan menggunakan alat bantu seperti
LUV ataupu kaca pembesar. Pada drosophila sp jantan memiliki ukuran tubuh yang
lebih kecil dari betina . memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir
kelamin. Sedangkan pada betina memiliki 6 ruas pada abdomennya dan tidak
memilki sisir kelamin.
b. Biologi
c. Tanaman inang
Tanaman ini biasanya menyerang tanaman pepaya, mangga, nenas dengan cara
menyerang buah yang sudah metang hingga menyebabkan luka pada buah dan buah
menjadi cacat.
d. Pengendalian
Cara pengendalian lalat ini biasanya petani menggunkan bahan kimia yang
langsung disemprotkan pada buah agar lalat ini tidak merusak buah lagi. Atau cara
lain dengan mengguankan perangkat biologis.
10. Tipulidae
a. Morfologi
Tipulidae adalah famili yang tergolong dalam ordo diptera. Tipulidae dalah
serangga penyendiri yang mengalami penyebaran keseluruh penjuru dunia. Lalat
ini biasanya mirip dengan nyamuk dan panjangnya bervariasi antara 2-60 mm.
b. Biologi
Lalat ini biasanya bertelur dipermukaan badan air atau di tanah kering, betina
dewasa biaanya mengandung telur matang saat ia keluar dari kepompongnya, dan
sering kawin segera jika jantan tersedia.