Anda di halaman 1dari 10

1.

Nyamuk ( culicidae)

a. Morfologi

Nyamuk memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki panjang
dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong
pada ordo diptera. Nyamuk dewasa berbeda dari ordo diptera lainnya karena
memiliki proboscis yang panjang dan sisik pada bagian tepi dan vena
sayapnya. Tubuh nyamuk terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, dada, dan
perut. Nyamuk jantan berukuran lebih kecil dari nyamuk betina (o’connor,
1999).

b. Biologi

Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna


(holometabola) karena mengalami 4 tahap dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan. Tahap yang dialami nyamuk yaitu tahap telur, larva, pupa
dan dewasa. Telur nyamuk akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2
hari pada suhu 20-40◦c. Pada kondisi optimum, larva berkembangmenjadi
pupa dalam waktu 2-3 hari sehingga waktu yang dibutuhkan dari telur
hingga dewasa yaitu 7-14 hari (hoedojo, 1998).

c. Tanaman inang

Nyamuk jantan tidak seperti nyamuk betina yang menghisap darah manusia
sebagai makanannya, melainkan nyamuk jantan menghisp nektar bunga
sebagai makanannya. Dan menyerang bunga tanaman sebagai makanannya.

d. Pengendalian

Tinadakan pengendalian nyamuk yakni dengan memberantas larva nyamuk


yang ada pada tempat-tempat yang berair dengan cara cara biologis seperti
menggunakan beberapa jenis ikan yang dapat memakan telur nyamuk

2. Pikat (tabaniadae)
a. Morfologi

Pikat adalah lalat yang berukuran besar penghisap dan penjilat darah
(termasuk manusia). Serta Memiliki sepasang sayap tipis.

b. Biologi

Periode embrionik adalah fase dimana pikat melakukan fertilisasi dan


kemudian menghasilkan telur yang kemudian menetas menjadi larva dalam
waktu 24 jam saja, penetasan ini terjadi didalam tempat dimana induknya
meletakkan telur. Larva lalat ini biasa disebut belatung.

c. Tanaman inang

Pikat atau yang kita kenal dengan lalat penghisap darah hidup sesuai dengan
namanya, yakni penghisap darah.

Namun selain menghisap darah, pikat ini juga diketahui suka menghisap
ganja, bahkan dalam jumlah yang mengejutkan.

d. Pengendalian

Cara mengandalikan lalat :

- Hindari penumpukan sampah basah dan organik


- Mengurangi kandang ternak
- Mengilangkan timbunan pupuk kandang
- Serta bisa menggunakan tanaman yang aromanya tidak disukai oleh lalat

3. Botfly (oestridae)
a . Morfologi

Lalat botfly berwarna hitam pekat dan ukurannya lebih besar dari lalat hijau
yang sering kita lihat. Sama dengan lalat lainnya, lalat botfly juga
berkembang biak dengan cara bertelur

b. Biologi

lalat botfly akan menetaskan telur-telurnya di dalam tubuh makhluk hidup


lain, salah satunya manusia, untuk proses berkembang biak, lalat botfly
betina akan mengintai dan memburu nyamuk sebagai sasaran utamanya
yang kemudian berfungsi untuk meletakan puluhan telur-telurnya. Telur-
telur botfly tersebut akan menetas dan berubah menjadi larva dalam kurun
waktu 6 minggu

c.Tanaman inang

4. Lalat Bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon)


a. morfologi

Lalat bibi kedelai berukuran kecil, berwarna hitam mengkilap, tungkainya


hitam, dan bersayap transparan. Lalat betina berukuran panjang 1,88 mm,
sedangkan lalat jantan berukuran lebih pendek yaitu 1,84 mm. Larva yang
baru keluar dari telur berwarna putih bening, sedangkan larva dewasa
berwarna kekuningan (goot, 1930). Bentuk larva memanjang, berwarna
putih

b. Biologi

Pada tanaman kedelai, imago lalat kacang meletakkan telurnya pada keping
biji atau daun pertama dan daun kedua. Untuk meletakkan telunya imago
membuat lubang tusukan dibawah epidermis kotiledon bagian atas atau
bawah daun pertama atau kedua. Kemudian larva yang baru menetas akan
menggerek dan memakan biji atau daun selama 2 hari.

c. Tanaman Inang

Lalat ini dapat hidup pada berbagai jenis-jenis kacang kacangan antara lain
: kacang hiris (cajanus indicus), koro bedog, kacang pedang, kedelai, kacang
hijau, kacang tunggak, dan sebagainya.

d. cara pengendalian

Dalam rangka menanggulangi serangan lalat kacang, berbagai penelitian


telah dilakukan antara lain varietas tahan, bioekologi, musuh alami dan
menggunakan insektisida. Teknologi pengendalian lalat kacang yang tepat
diterapkan di indonesia adalah cara bercocok tanam, carabiologi dan kimia.

5. Lalat penggorok daun (Liriomyza sp.)


a. Morfologi

Lalat penggorok ini pada umumnya ditemukan ditanah, tetapi pada bawang merah
sering ditemukan menempel pada permukaan bagian bagian dalam dari rongga
daun bawang. Lalat ini pada punggungnya berwarna hitam sedangkan pada lalat
sativa di bagian ujung punggungnya terdapat warna kuning.

b. Biologi

Telurnya berwarna putih bening, berukuran 0,28 mm x 0,15 mm, dan lama stadium
telur berlangsung 2-4 hari. Telur diletakkan dalam jaringan daun melalui ovipositor.
Larva yang baru keluar berwarna putih susu atau kekuningan, segera mengorok
jaringan mesofil daun dan tinggal dalam liang korokan selama hidupnya. Kemudian
larva ini keluar dari liang korokan untuk menjadi kepompong.

c. Tanaman Inang

lalat ini biasanya menyerang tamanan atau daum bawang. Tetapi lalat ini
merupakan OPT baru , sehingga sampai saat ini belum banyak informasi tentang
tanaman inang lainnya,

d. cara pengendalian

pengendaliannya dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengendalian


secara bercocok tanam , meliputi pengaturan waktu tanam, dan budidaya. Selain itu
pengendalian lainnya dapat menggunakan pestisida yang dianjurkan.

6. Lalat bunga (episyrphus balteatus)


a. Morfologi

Family syrphidae mempunyai ukuran, warna dan kenampakan yang bervariasi.


Beberapa berwarna cerah, kuning, coklat, dan hitam. Umumnya lalat bunga
bertubuh ramping, pendek dan berdaging, famili ini mirip dengan lebah madu.

b. Biologi

lalat betina akan meletakkan telurnya yang dekat dengan sumber makanan,
memungkinkan latva mengkomsumsi makanan sebanyak mungkin dalam waktu
singkat sebelum menjadi dewasa. Kemudian larva tersebut berubah menjadi
kepompong yang memiliki berbagai bentuk setelah beberapa hari kepompong
menetas kemudian menjadi lalat dewasa yang jarang hidup lebih dari beberapa hari.

c. Tanaman Inang

sesuai dengan namanya Biasanya lalat ini menyukai berbagai jenis bunga untuk
mengambil nektar bunga tersebut. Lalat ini hampir mirip dengan lebah madu akan
tetapi bedanya lalat ini dengan lebah madu ia hanya mengambil nektar bungan
untuk dimakanannya sendiri.

d. cara pengendalian

Lalat ini ini termasuk organisme yang membantu penyerbukan bungan pada
tanaman, dan apa bila organisme ini dikendalikan maka akan terjadi ketidak
seimbangan ekosistem karan berpengaruh pada penyerbukan bunga dan
terbentuknya buah.

7. Cryptochaetum Bezziana
a. Morfologi

Lalat C. Bezziana berwarna biru metalik, biru keunguan, atau biru


kehijauan. Kepala lalat ini berwarna orange dengan mata berwarna merah
gelap. Perbedaannya antara lalat betina dengan jantan ialah terletak pada
matanya . lalat betina memiliki celah yang memisahkan mata kanan dan kiri
lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Panjang tubuh lalat ini rata-rata 4,1 mm
(SIGIT , 1978 ; SPRADBERY, 1991).

b. Biologi

Siklus hidup lalat C. Bezziana terbagi menjadi empat tahap, yaitu telur,
larva, pupa , dan lalat. Pada tahapan larva, perkembangan L1 sampai dengan L3
memerlukan waktu 6-7 hari , selanjutnya L3 akan membentuk pupa dalam waktu 7
sampai 8 hari , kemudian menjadi lalat yang akan bertelur setelah 6 hingga 7 hari
(SPRADBERY 1991). Lalat betina akan mengumpulkan telurnya di tepi luka pada
sore hari atau menjelang petang dalam waktu sekitar 4,1 menit, jumlah telur yang
dikeluarkan berkisar antara 95 – 245 (rata-rata 180 telur).telur akan menetas pada
suhu 30◦C dalam waktu 12-24 jam.

8. Chrysosomal sp
a. Morfologi

Lalat ini umumnya adalah lalat kecil dengan mata besar, menonjol dan cor logam
untuk penampilan mereka, meskipun ada variasi yang cukup besar di antara spesies.
Sebagian besar memiliki kaki yang panjang , meskipun beberapa tidak.

b. Biologi

Metamorfosis lalat dimulai dari telur hasl fertilisasi. Setelah fertilisasi lalat akan
bertelur . biasanya lalat ini akan meletakkan telurnya kedalam sumber makanan
atau di dedaunan atau buah yang hampir busuk. Kemudian telur akan menetas
dalam waktu 24 jam.
9. Droshopilla sp

a. Morfologi

Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap dua, berukuran kecil. Maka dari itu
pengamatan morfologi hewan ini biasa dengan menggunakan alat bantu seperti
LUV ataupu kaca pembesar. Pada drosophila sp jantan memiliki ukuran tubuh yang
lebih kecil dari betina . memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir
kelamin. Sedangkan pada betina memiliki 6 ruas pada abdomennya dan tidak
memilki sisir kelamin.

b. Biologi

Metamorfosis pada drosophia sp termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur


– larva – instar 1 – instar 2 – instar 3 – pupa – imago. Perkembangan dimulai segera
setelah terjadi fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dalam
wakru 24 jam. Beberapa waktu kemudian imago akan bertelur kembali. Lalat ini
dapat meletakkan telur 1-40 butir/hari dengan jumlah 1.200 telur.

c. Tanaman inang

Tanaman ini biasanya menyerang tanaman pepaya, mangga, nenas dengan cara
menyerang buah yang sudah metang hingga menyebabkan luka pada buah dan buah
menjadi cacat.

d. Pengendalian

Cara pengendalian lalat ini biasanya petani menggunkan bahan kimia yang
langsung disemprotkan pada buah agar lalat ini tidak merusak buah lagi. Atau cara
lain dengan mengguankan perangkat biologis.
10. Tipulidae

a. Morfologi

Tipulidae adalah famili yang tergolong dalam ordo diptera. Tipulidae dalah
serangga penyendiri yang mengalami penyebaran keseluruh penjuru dunia. Lalat
ini biasanya mirip dengan nyamuk dan panjangnya bervariasi antara 2-60 mm.

b. Biologi

Lalat ini biasanya bertelur dipermukaan badan air atau di tanah kering, betina
dewasa biaanya mengandung telur matang saat ia keluar dari kepompongnya, dan
sering kawin segera jika jantan tersedia.

Anda mungkin juga menyukai