Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PELINDUNGAN TANAMAN

OLEH:

NAMA : Miftahu Rahmah

NIM : 2110251022

KELAS KULIAH : Proteksi D

KELAS PRAKTIKUM : Proteksi D

ASISTEN : 1. Shintia Fari Agustin (1810251033)

2. Dian Sussanti (1810252002)

DOSEN PENJAB : 1. Dr. Zurai Resti, SP. MP.

: 2. Ir. Rusdi Rusli, MP

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2022
ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah untuk memenuhi
persayaratan dalam mengikuti Ujian Akhir Praktikum (UAP). Saya juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam
Laporan Akhir Praktikum ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data
dan fakta pada Laporan Akhir Praktikum ini.

Saya mengakui bahwa saya adalah manusia yang mempunyai keterbatasan


dalam berbagai hal.Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan Laporan Akhir Praktikum ini saya selesaikan.
Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam Laporan Akhir
Praktikum ini. Saya memnyelesaikan Laporan Akhir Praktikum ini semaksimal
mungkin dengan kempampuan yang saya miliki. Untuk itu saya mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan Laporan Akhir Praktikum Dasar-
Dasar perlindungan tanaman ini.

Dengan menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum ini saya mengharapkan


manfaat yang dapat diambil dari karya ini. Semoga dengan adamya Laporan Akhir
Praktikum ini saya dapat menjadi lebih baik lagi dalam praktikum selanjutnya.

Padang, 10 juni 2022

Okta viyanni
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................

A.latar belakang.............................................................................................

a.1 penyakit....................................................................................................

a.2 hama.........................................................................................................

a.3 pengandilan opt........................................................................................

B. tujuan.........................................................................................................

b.1 penyakit ...................................................................................................

b.2 hama.........................................................................................................

b.3 pengandalian OPT....................................................................................

BAB 2 TINJAUNAN PUSTAKA.................................................................

A PENYAKIT................................................................................................

a.1 jamur....................................................................................................

a.2 bakteri....................................................................................................

a.3 virus......................................................................................................

a.4 Nematoda..............................................................................................

a.5 gulma.....................................................................................................
iv

B. HAMA......................................................................................................

C. PENGANDALIAN OPT...........................................................................

BAB 3 BAHAN DAN MATODE.................................................................

a. Waktu dan tempat..............................................................................


b. Alat dan bahan ..................................................................................
c. Cara kerja...........................................................................................
c.1 penyakit .......................................................................................
c.2 hama.............................................................................................
c.3 penyadalian OPT..........................................................................

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................

A HASIL .......................................................................................................

B PEMBAHASAN .......................................................................................

b.1 penyakit....................................................................................................

b.1.1 jamur.................................................................................................

b.1.2 bakteri...............................................................................................

b.1.3 virus...................................................................................................

b.1.4 nematoda...........................................................................................

b.1.5 gulma.................................................................................................

b.2 hama....................................................................................................

b.3 pengandalian OPT....................................................................................

BAB 5 PENUTUP.........................................................................................
v

a. kesimpulan.................................................................................................

b. saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

a.1 penyakit

Ilmu Penyakit Tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari kerusakan yang


disebabkan oleh organisme yang tergolong ke dalam dunia tumbuhan seperti
Tumbuhan Tinggi Parastis, Ganggang, Jamur, bakteri, Mikoplasma dan Virus.
Kerusakan ini dapat terjadi baik di lapangan maupun setelah panen. Penyakit
tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi,
demikian juga penyakit tanamannya. Di samping itu untuk mempelajari Ilmu
Penyakit Tumbuhan perlu diketahui beberapa istilah dan definisi yang penting.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian
yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena
hilangnya hasil ternyata juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan
terhadap konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil
pertanian tersebut.

a.2. hama

  organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan


sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam
praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan. Organisme yang
bersifat invasifi juga merupakan hama. Suatu hewan juga dapat disebut hama jika
menyebabkan kerusakan pada ekosistem alami atau menjadi agen penyebaran
penyakit dalam habitat manusia. Contohnya adalah organisme yang menjadi vaktor
penyakit bagi manusia, seperti tikus dan lalat  yang membawa berbagai wabah
ataunyamuk  yang menjadi vektor malaria.
2

Dalam pertanian hama adalah organisme pengganggu tanaman yang


menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan
yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.

b.3 penyandalian opt

kegiatan yang meliputi pelaksanaan pengamatan, peramalan, pemeriksanan,


pengendalian, analisis dan evaluasi hasil, bimbingan pengendalian, pemantauan
daerah sebar OPT, serta visualisasi dan informasi. Dalam kondisi eksplosi OPT,
dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam penanganannya ,namun sering kali harus
melalui mekanisme penanganan yang panjang dari segi pengambilan keputusan,
penyediaan anggaran, penyediaan alat dan bahan pengendalian, serta mobilisasi saat
pengendalian.  Kondisi tersebut menjadikan pengendalian OPT menjadi tidak efektif
dan luas serangan semakin bertambah sehingga mengakibatkan kerugian yang besar
di tingkat petani.Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas serta dukungan
sarana dan prasarana maupun pendanaan sering menjadi masalah dalam kegiatan
perlindungan.

B TUJUAN

b.1 penyakit tanaman

untuk melihat pengakit yang diserang pada tumbuhan

b.2 hama

b.3 penyandalian OPT


3

BAB 2 TUJUAN PUSTAKA

A.pengakit

a.1 jamur

Jamur fitopatogen merupakan salah satu mikroorganisme pengganggu


tanaman yang sangat merugikan petani. Kondisi tersebut disebabkkan oleh
keberadaan jamur yang sangat banyak di permukaan bumi. Dari keseluruhan
kelompok organisme patogen tanaman, jamur merupakan kelompok patogen yang
paling banyak jumlahnya(Gafur, 2003).

Jamur merupakan organisme heterotrof yang hidupnya tergantung kepada


organisme lain. Organisme ini umumnya bersifat parasit, hidup dan berkembang
dengan menyerap nutrisi dari lingkungan sekitarnya ataupun dari organisme lain.
Banyak di antara jamur yang menyebabkan kerugian pada tanaman budidaya. Jamur
yang menimbulkan kerugian pada tanaman disebut jamur fitopatogen (Narendra,
2013) beberapa jenis penyakit jamur pada tanaman.

.1. Penyakit Bercak Daun Penyakit-penyakit bercak daun disebabkan oleh dua
macam jamur yakni Cercospora arachidicola dan Cercosporidium personatum.
Penyakit bercak daun awal disebabkan oleh Cercospora arachidicola Hori. Penyakit
ini pada umumnya timbul pada awal pertumbuhan, kira-kira mulai muncul pada umur
tiga minggu. Stadium sempurna jamur tersebut adalah Mycosphaerella arachidis
Deighton. Jamur membentuk konidium pada kedua sisi daun, meskipun lebih banyak
pada sisi atas. Konidiofor membentuk rumpun kecil lima m. Konidium tidak
berwarna, besampai banyak, coklat kehijauan pucat atau coklat kekuningan.

2. Penyakit Karat Penyebab penyakit karat adalah jamur Puccinia arachidis


Speg. Gejalanya adalah timbulnya pustul berwarna oranye yang merupakan uredium
pada permukaan bawah daun yang kemudian dapat juga muncul bertolak belakang
4

pada permukaan atas daun (Gambar 3). Uredium tersebut berukuran 0,3 sampai 1
mm. Berbeda dengan daun-daun yang terinfeksi bercak daun yang kemudian akan
rontok, daun-daun yang terserang penyakit karat meskipun kering akan lebih lama
tinggal pada tanaman kacang tanah (Subrahmanyam et al. dalam Porter et al. 1984).

Siklus Hidup Patogen jamur karat pada umumnya ditemukan hanya pada
stadium uredinia, meskipun beberapa laporan menyatakan adanya stadium sempurna
yaitu teliospora pada kacang tanah liar. Belum juga diketahui apakah jamur karat ini
menghasilkan spermogonium dan aesium (yaitu stadium sempurna yang lain) atau
mempunyai tanaman inang pengganti untuk melengkapi siklus hidupnya. Untuk
sementara urediniospora dianggap spora utama dalam penyebaran jamur karat. Jamur
karat kacang tanah menyerang beberapa anggota dari jenis Arachis. Urediniospora
hidup hanya sesaat pada sisa tanaman. Patogen ini dapat hidup dari musim ke musim
pada tanaman kacang tanah sebelumnya. Tidak ada inang utama yang diketahui selain
dari genera Arachis. Suhu optimum berkisar antara 20–30 o C dan tersedianya air
pada permukaan daun serta kelembaban udara yang tinggi akan memacu
perkembangan jamur dan perkembangan penyakit selanjutnya. Seluruh stadium
pertumbuhan tanaman bereaksi peka terhadap jamur karat ini. Periode inkubasi
bervariasi antara 7–20 hari. Penyebaran penyakit terjadi karena angin, pengangkutan
sisa tanaman sakit, atau perpindahan polong/biji yang terkontaminasi
urediniospora.Ada empat kelas utama jamur, yaitu:

1.Phycomycetes.Dikenal juga dengan jamur ganggang, berbentuk tabung berisi


protoplasma dengan banyak inti. Hifa tidak bersekat.

2. Ascomycetes.Dikenal juag dengan jamur kantong, dengan spora seksual disebut


askospora.Hifa bersekat dan berpori (poralseptum).

3.Basidiomycetes.Dikenal juga dengan nama jamur ganda. Memiliki spora seksual


yang disebut basidiospora atau sporidia. Hifaberseket dan berinti.
5

4.Deuteromycetes.Dikenal juga dengan sebutan jamur imperfect karena setiap jamur


yang belumdiketahui perkembangbiakannya secara seksual, kan dimasukkan
kedalamkelas ini. Hifa bersekat dan memiliki inti

 a.2 bakteri

Sel bakteri dikelilingi oleh membaran sel yang terutama terbuat dari fosfolipia.


Membran ini membungkus isi sel dan menjadi pembatas bagi nutrien, protein, dan
komponen-komponen penting lainnya di sitoplasma agar mereka tetap berada di
dalam sel. Tidak seperti eukariota, sel bakteri biasanya tidak memiliki struktur besar
yang terbungkus membrane di dalam sitoplasma mereka,
seperti nukleus, mitokondria kloroplas, dan organel-organel lainnya.  Meskipun
demikian, sejumlah bakteri mempunyai organel yang berikatan dengan protein,
contohnya karboksisom yang menciptakan kompartemen untuk memisahkan aspek-
aspek metabolisme bakteri.  Selain itu, bakteri memiliki sitoskeleton multikomponen
untuk mengatur lokalisasi protein dan asam nukleat di dalam sel, serta untuk
mengelola proses pembelahan.

Bakteri patogen tanaman umumnya berbentuk batang, dengan panjang sekitar 3 μm


dan lebar 1 μm. Bila satu sel bakteri ditumbuhkan pada medium yang sesuai maka ia
akan membelah diri dan membentuk satu koloni. Ukuran, warna dan bentuk koloni
bakteri dapat beragam tergantung antara lain pada spesies dan mediumnya. Sel
bakteri mempunyai dinding sel yang tipis dan agak kaku. Bakteri ada yang
mempunyai benang-benang yang halus (flagela) pada ujung tubuhnya (polar) atau
pada seluruh permukaan tubuhnya (peritrichous). Letak flagella merupakan salah satu
penciri dalam klasifikasi. Bakteri juga bersifat antigen, sehingga akan menimbulkan
antibody dalam darah hewan berdarah panas seperti kelinci dan kuda.
6

a.3 virus

Virus adalah suatu nucleoprotein yang sangat kecil dan tembus cahaya
sehingga sulit dilihat dengan mikroskop cahaya. Virus hanya berbiak didalam sel
hidup dan mempunyai kemampuan untuk menimbulkan penyakit. Virus tanaman
dapat menimbulkan gejala mosaic dan kerdil. Satu jenis virus mungkin dapat
menyerang beberapa spesies tanaman, dan satu spesies tanaman dapat diserang oleh
banyak jenis virus.

Virus terdiri dari asam nukleat (RNA atau DNA) yang dibungkus oleh suatu
protein, umumnya berbentuk batang atau polyhedral. Sebagai contoh, virus tanaman
yang terkenal yaitu TMV (Tobacco Mosaic Virus) berbentuk batang dengan ukuran
sekitar 15 x 300 μm. Untuk perkembangbiakannya, virus tidak membelah diri
ataupun membentuk spora, namun dengan cara menginduksi sel inangnya agar
membentuk virus-virus baru. Deteksi virus antara lain dilakukan dengan
menggunakan mikroskop electron, penularan dari tanaman sakit ke tanaman sehat
dengan cara pengolesan cairan perasan, menggunakan vector dan cara serologi. Virus
tanaman ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui bahan vegetatif, benih,
tepungsari, vector (serangga, tungau, nematoda atau taliputri), atau secara mekanik
dengan cairan tanaman sakit.
7

a.4 Nematoda

parasit tanaman dapat dibedakan dengan yang hidup bebas di tanah


berdasarkan adanya stilet atau alat penusuk dan penghisap yang ada pada rongga
mulutnya. Umumnya nematoda berumah dua atau biseksual. Pada parasit tanaman
jumlah jantannya lebih sedikit daripada yang betina. Langkanya jenis jantan
menunjukkan kecenderungan hermaproditisme atau parthenogenesis. Nematoda
parasit tanaman bila merupakan endoparasit, pada umumnya akan meletakkan
telurnya didalam jaringan tanaman. Telur menetas menjadi larva yang berbentuk
mirip dengan nematoda dewasa namun belum ada sifat seksual sekundernya. Sebelum
dewasa, larva nematoda ganti kulit empat kali.

Ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk nematoda disebut


Nematologi. Nematoda berbetukseperti cacing kecil dengan panjang lebih kurang 200
-1000nm. Bisa hidup di air dan tanah, di dalam tumbuhan (endoparasit), di
luartumbuhan (ektoparasit). Badan nematoda berbentuk benang, mempunyai
mulutdan saluran makanan yang baik. Mulutnya dilengkapi dengan kait dalam
mulutyang berhubungan dengan kerongkongan yang sempit. Dinding badan
berototdan menutupi ruangan badan yang berisi cairan darah, saluran makanan,
alat pengeluaran kotoran, dan alat reproduksi. Tidak ada sistem sirkulasi dan alat pern
afasan yang sempurna. Nematoda jantan berukuran kecil dari
betina. Nematoda adalah filum yang paling speciose setelah arthropoda, merekaterjad
i di hampir setiap habitat termasuk sebagai parasit dalam segala macamtumbuhan dan
hewan, (mereka tidak seperti tempat-tempat kering namun). Salahsatu spesies yang
diketahui yang dapat hidup dalam cuka lama (Turbatrix aceti)dan lain yang karena
hanya ditemukan di tikar bir Jerman. Meskipun hanyasekitar 80.000 spesies telah
dijelaskan beberapa ilmuwan memperkirakanmungkin ada sebanyak satu juta spesies
yang semua mengatakan

Walaupun ada sejumlah besar Nematoda hidup bebas ada jugasejumlah besar spesies


parasit, banyak yang menyebabkan penyakit manusia danhewan lainnya serta untuk
8

tanaman, hampir setiap organisme hidup telahditemukan untuk menjadi parasitised


oleh satu spesies nematoda atau yang lain.Kebanyakan nematoda cukup kecil, mereka
berbagai ukuran dari 100 mikrometer panjang (1/10th mm atau 1/250th dari dalam)
ke renale Nematoda
 Dioctophyme Raksasa perempuan yang dapat mencapai 1 meter, atau 3 kaki panjang
9

a.5 gulma

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya yang


pertumbuhannya tidak dikehendaki dan umumnya merugikan karena dapat
menghambat pertumbuhan, mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas produksi
dan dapat menjadi sarang hama dan penyakit. Gulma harus segera ditanggulangi
pertumbuhannya agar tidak berkembang pesat.

Terdapat 4 jenis gulma berdasarkan morfologi dan biotaninya yaitu gulma


rerumputan (grasses), gulma teki-tekian (sedges), gulma daun lebar (broadleaves) dan
gulma pakis-pakisan (fern)

o Gulma Rerumputan (Grasses)

Gulma rerumputan umumnya berasal dari family gramineae (poaceae). Gulma ini
memiliki daun yang sempit seperti teki-tekian tetapi memiliki stolon, di dalam tanah
stolon membentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Batang bulat atau
agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam
dua deret, umumnya tulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun
dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah
daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun.

o Gulma Teki-Tekian (Sedges)

Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Gulma ini memiliki daya
tahan yang sangat baik terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi batang
di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Gulma ini menjalankan jalur
fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian
secara cepat. Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-
kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan,
tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-
10

buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh
suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka.

 
11

B. HAMA

Hama merupakan salah satu jenis organisme pengganggu tanaman yang


keberadaannya sangat tidak diinginkan karena besarnya kerugian yang ditimbulkan
akibat aktivitas hidup dari organisme ini pada pertanaman. Apabila dilihat dalam arti
luas, Hama adalah semua bentuk gangguan baik kepada manusia, tanaman, maupun
ternak.

Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia,
ternak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan
kegiatan budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya
yang mana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis.

  Adanya suatu hewan dalam satu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian


secara ekonomis maka dalam pengertian ini belum termasuk hama. Namun demikian
potensi mereka sebagai hama nantinya perlu dimonitor dalam suatu kegiatan yang
disebut pemantauan (monitoring). Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama
dapat dari jenis serangga, moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar.
Mungkin di suatu daerah hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah lain belum
tentu menjadi hama (Dadang, 2016).

Ciri-ciri hama antara lain sebagai berikut:

1. Hama dapat dilihat oleh mata telanjang


2. Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan
3. sebagainya).
4. Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga
5. tanaman menjadi mati atau tanaman tetap hidup tetapi tidak
6. banyak memberikan hasil
7. Serangan hama biasanya lebih mudah di atasi karena hamanya
8. tampak oleh mata atau dapat dilihat secara langsung.
12

Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai
berikut:

1.Kelompok hewan menyusui (mamalia), seperti tikus.

2.Kelompok serangga (insekta) seperti belalang.

3.Kelompok burung (aves), seperti burung pipit.


13

C. PENYADALIAN OPT

Pengendalian OPT tanaman secara fisik ialah pengendalian OPT dengan cara
mengubah faktor lingkungan fisik, seperti suhu, kelembapan, dan lain-lain
sedemikian sehingga dapat menimbulkan kematian dan penurunan populasi OPT.
Dasar pemikirannya adalah bahwa setiap organisme perusak tanaman (OPT)
mempunyai batas-batas toleransi terhadap faktor-faktor fisik tertentu. Lebih rendah
atau lebih tinggi daripada batas toleransi tersebut, OPT tidak dapat hidup dan
berkembang biak.Beberapa teknik pengendalian OPT yang dapat dilakukan antara
lain :

1.Pengendalian secara Kultur Teknik(Preventif)

Pengendalian tersebut merupakan pengendalian yang bersifat preventif,


dilakukan sebelum serangan   hama   terjadi   dengan   tujuan   agar   populasi   OPT 
tidak meningkat sampai melebihi ambang kendalinya. contohnya penggunaan varitas
unggul dan tahan terhadap hama dan penyakit.

2. Pemangkasan dan Penjarangan

Kegiatan  pemangkasan  terkait  dengan  kebersihan  tanaman, sedangkan 


penjarangan terkait dengan jarak tanam optimum suatu tanaman. Pemangkasan pada
beberapa tanaman terutama bagian yang terkena infeksi sehingga tidak menyebar ke
bagian tanaman yang lain.Penjarangan  tanaman  dapat  meningkatkan  produktifitas. 
Jarak  tanam  dapat  pula mempengaruhi   populasi   hama dan penyakit.

3.Pemupukan

Tindakan   pemupukan   juga   dapat   mempengaruhi   keberadaan   OPT. 


Beberapa pengaruh pemupukan terhadap serangan OPT antara lain optimalisasi 
pemupukan  N  dapat  mengurangi  serangan  OPT  karena  pemupukan  N yang
14

berlebihan akan menjadikan tanaman sukulen dan mudah terserang OPT. Pemberian 
pupuk  mikro  dapat  meningkatkan  ketahanan  tanaman  terhadap  serangan OPT.

4.Pengendalian Secara Hayati (Biological Methods)

Merupakan    taktik    pengelolaan    hama    yang    dilakukan    secara   


sengaja memanfaatkan    atau    memanipulasikan    musuh    alami    untuk   
menurunkan    atau mengendalikan populasi hama.  Peningkatan  populasi  inang 
akan ditanggapi  secara  numerik  dengan  meningkatkan  jumlah  predator  dan
respon  fungsional  dengan  meningkatkan  daya  makan per musuh alami.
15

BAB III BAHAN DAN ALAT

A.tempat dan waktu

Praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman ini dilakukan pada setiam hari


kamis pagi jam 09.20 – 11.00 wib. Di Laboratorium Bioekologi Serangga Fakultas
Peranian Vniversitas Andalas ,padang.

B Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pratikum sehar-hari adalah tanaman yang terserang


penyakit (jamur, bakteri, virus, nematoda dan gulma) alat-alat yang di ngunakan
adalah alat tulis,buku gambar, kertas 4A, papan bedah, jarum pentul, dan toples,
mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah seperti
belalang, tanaman tekena virus, tanaman tekena bakteri,jamur dan nematode

C cara kerja

c.1 penyakit

setiam kelompok menentukan bahan tanaman penyakit yang kita bawa setiam
kelompok dan setiam kelom pok, menjelaskan bahan yang mereka bawa masing-
masing. Setelah itu adakah kolompok lain mau bertanga kepada kolompok yang
sedang menjelaskan di depan.

c.2 hama

setiam kelompok menentukan hama apa yang maudi bawa setiam kelompok dan
setiam kelom pok, menjelaskan bahan yang mereka bawa masing-masing. Setelah itu
adakah kolompok lain mau bertanga kepada kolompok yang sedang menjelaskan di
depan.

c.3 pengandalian OPT


16

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


17

BAB 5 PENUTUP

A.kesimpulan

Berdasarkan praktikum Dasar Dasar Perlindungan Tanaman yang


telahdilaksanakan maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa :

•Seseorang perlu untuk melakukan perlindungan tanaman yang gunanyauntuk


mengurangi kerugian secara ekonomi

•Tanaman yang terserang oleh penyakit dan hama akan menyebabkankerugian secara
ekonomis

•Perlindungan tanaman merupakan ilmu yang harus dimiliki untukmelakukan


budidaya tanaman. Apabila melakukan budidaya tanpamengetahui konsep dasar
perlindungan tanaman, maka tanaman yangdibudidayakan tidak akan mendapatkan
hasil yang memuaskan, bahkan bisa saja mengalami gagal panen.

  (Sitophilus oryzae) adalah pada butir-butir beras yang terserang akanterdapat


goresan pada bagian-bagian samping beras. Gejala serangan yangtelah dilakukan oleh
kumbang tepung(Triboliumsp. ) tehadap tepung,yaitu diketahui bahwa tepung yang
terserang akan berwarna kekuningandan menggumpal.gejala serangan kumbang
jagung (Sitophilus zeamays) pada bulir biji jagung (Zea mays), diketahui bahwa pada
bulir jagungtampak lubang-lubang. gejala serangan kumbang kacang
hijau(Callosobruchus chinensis) terhadap bulir kacang hijau.
Gejala seranganyang diakibatkan oleh kumbang kopra ( Necrobia rufipes)
adalah pada bagian pinggir kopra yang terserang terlihat goresangoresan bekas gigita
n
B kesimpulan

Saran saya pada praktikum Dasar-dasar Perlindingan Tanaman ini yaitu


agarkiranya alat-alat yang ada didalam Laboratorium Ilmu Tanah disimpan
tempatyang aman misalkan didalam lemari, agar saat dilaksanakan praktek tidak
adaterjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau alat yang didalam Laboratorium
IlmuTanah tidak ada yang pecah.
18

DAFTAR PUSTAKA

D. Foth, Henry. 2010.Dasa-Dasar Ilmu Tanah Edisi Keenam Ahli  Bahas.


Dr.Soenartono Adisoemarto, Ph.D.
 Erlangga. Jakarta.Guntur, Nova Dwi. Dkk. 2010. Pengaruh  Atraktan Nabati 
Ekstrak Selasih(Ocimum sanctum l.) Dan Daun Wangi (Melaleuca bracteata
l.)Terhadap Lalat Buah Jantan (Dipteratrypetidae) pada Tanaman Mentimun
Universitas Lampung.
LampungIrma sari, saturday, June 19, 2010 10:13:00 AM, Daslintan,
http://my.opera.com/irmasmall/blog/daslintan 
Lakitan, Benyamin. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT.Raja
GrafindoPersada Jakarta
Martoredjo Toekidjo. 2014. Ilmu Penyakit Lepas Panen. Ghalia Indonesia :Jakarta.

Pracaya.2016. Hama dan Penyakit Tumbuhan. Universitas Indonesia Press. :Jakarta


Sastrahidayat, Ika Rochidjatun. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha
Nasional :Surabaya.

Semangun, Haryono. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gajah


MadaUniversity Press. Yogyakarta.

Guntur, Nova Dwi. Dkk. 2010. Pengaruh Atraktan Nabati Ekstrak Selasih(Ocimum


sanctum l.) Dan Daun Wangi (Melaleuca bracteata l.)Terhadap Lalat Buah
Jantan (Diptera: trypetidae ) pada Tanaman Mentimun.
Universitas Lampung. Lampung
Irma sari, saturday, June 19, 2010 10:13:00
AM,Daslintan,http://my.opera.com/irmasmall/blog/daslintan
19

Suryaminarsih, P, T. Mujoko dan W.S Harijani, 2016. Pengendalian Hayati Hama


Penyakit tanaman menggunakan Mikroorganisme, Semesta Anugrah ,101
halaman

Wudianto, Rini. 2013.Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta

Yuliadhi, KA., dan Sudiarta P. 2012. Struktur Komunitas Hama Pemakan Daun Kubis dan
Investigasi Musuh Alaminya. AGROTROP, 2(2): 191-196.

Anda mungkin juga menyukai