DISUSUN OLEH :
MAHRITA (1948401110023)
FAKULTAS FARMASI
2021 – 2022
i
ii
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia – Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pengantar
Praktek Kerja Lapangan (PPKL) di Apotek Kimia Farma 246 Cempaka
Banjarmasin ini tepat waktu dan selesai sebagaimana mestinya. Shalawat serta
salam kami hantarkan keharibaan junjungan Nabi besar Muhammad SAW, para
keluarga, serta sahabat beliau hingga akhir zaman.
iii
iv
Tim Penyusun
iv
v
DAFTAR ISI
A. Apotek ..........................................................................................................4
1. Definisi....................................................................................................4
4. Persyaratan Apotek.................................................................................8
1. Pengelolaan Obat....................................................................................11
2. Pegelolaan Resep....................................................................................32
v
vi
A. Apotek ........................................................................................................37
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................57
A. Kesimpulan ................................................................................................72
B. Saran ...........................................................................................................73
LAMPIRAN ..........................................................................................................75
vi
vii
DAFTAR TABEL
vii
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2 Srtuktur Organisasi Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar ........42
Gambar 4.7 Bagan Pelayanan Resep Kredit (BI dan PLN) ..................................67
viii
ix
DAFTAR LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR SINGKATAN
AA : Asisten Apoteker
BI : Bank Indonesia
BM : Business Manager
ED : Expire Date
x
xi
RI : Republik Indonesia
SP : Surat Pesanan
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Instansi
a. Membantu institusi/perguruan tinggi dalam mencetak sumber daya
manusia yang berkualitas dalam bidang farmasi khususnya D3
farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Apotek
1. Definisi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian, yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian
oleh Apoteker. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud adalah pembuatan
termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. Pekerjaan
kefarmasian juga meliputi dalam pengadaan sediaan farmasi, produksi
sediaan farmasi, distribusi atau penyaluran sediaan farmasi, dan pelayanan
dalam sediaan farmasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1027/MenKes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Apotek, yang dimaksud dengan Apotek adalah suatu tempat tertetu
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi,
perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Menurut Undang –
Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan
perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sediaan farmasi yang
dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 Tahun 2017 Pasal 1
tentang Ketentuan Umum, Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Apotek merupakan
sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang wajib menyediakan,
menyimpan, dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik.
Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker di apotek
merupakan bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi
4
5
e. Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan,
tim pemeriksa harus melaporkan hasil pemeriksaan setempat yang
dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dengan menggunakan Formulir 3.
f. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerima laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dan dinyatakan memenuhi persyaratan, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menerbitkan SIA dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Balai
POM, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi
Profesi dengan menggunakan Formulir 4.
g. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dinyatakan masih belum memenuhi persyaratan, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota harus mengeluarkan surat penundaan paling lama
dalam waktu 12 hari kerja dengan menggunakan Formulir 5.
h. Terhadap permohonan yang dinyatakan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), pemohon dapat melengkapi
persyaratan paling lambat dalam waktu 1 (satu) bulan sejak surat
penundaan diterima.
i. Apabila pemohon tidak dapat memenuhi kelengkapan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8), maka Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota mengeluarkan Surat Penolakan dengan menggunakan
Formulir 6.
j. Apabila Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam menerbitkan SIA
melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
Apoteker pemohon dapat menyelenggarakan Apotek dengan
menggunakan BAP sebagai pengganti SIA.
Pasal 14
4. Persyaratan Apotek
f) Arsip.
C. Pengelolaan Apotek
1. Pengelolaan Obat
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2019, Pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan yang
berlaku meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
a. Perencanaan
Menurut Menteri Kesehatan Tahun 2019, Perencanaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP merupakan tahap awal untuk
menetapkan jenis serta jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP yang sesuai dengan kebutuhan.
1) Metode Morbiditas/Epidemiologi
Metode morbiditas/epidemiologi adalah metode
perencanaan yang didasarkan pada penyakit yang paling sering
muncul di masyarakat. Jumlah kebutuhan obat yang digunakan
untuk beban kesakitan, yaitu didasarkan pada penyakit yang ada
di masyarakat.
2) Metode Konsumsi
Metode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat
berdasarkan pada kebutuhan real obat pada periode lalu dengan
penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat
tahun sebelumnya.
Langkah – langkah yang dapat dilakukan yaitu :
a) Memastikan beberapa kondisi dapat diasumsikan pola
pengobatan periode yang lalu baik atau rasional, apakah
data stok, distribusi, penggunaan obat lengkap dan akurat,
apakah banyak terjadi kecelakaan (obat rusak, tumpah, ED)
dan kehilangan obat, apakah jenis obat yang digunakan
sama.
b) Melakukan estimasi jumlah kunjungan total untuk periode
yang akan datang dengan menghitung kunjungan baik
12
12) Sediaan farmasi harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan
pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi
dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru. Wadah
sekurang – kurangnya memuat nama sediaan farmasi, nomor
batch dan tanggal kedaluwarsa. Sediaan farmasi yang mendekati
kedaluarsa (3 – 6 bulan) sebelum tanggal kadaluarsa disimpan
terpisah dan diberikan penandaan khusus.
13) Sediaan farmasi harus disimpan dalam kondisi yang menjaga
stabilitas bahan aktif hingga digunakan oleh pasien. Informasi
terkait dengan suhu penyimpanan obat dapat dilihat pada
kemasan sediaan farmasi.
14) Untuk menjaga kualitas, vaksin harus disimpan pada tempat
dengan kendala suhu tertentu dan hanya diperuntukkan khusus
menyimpan vaksin saja.
15) Jika terjadi pemadaman listrik, dilakukan tindakan pengamanan
terhadap sediaan farmasi dengan memindahkan sediaan farmasi
tersebut ke tempat yang memenuhi persyaratan. Sedapat
mungkin, tempat penyimpanan sediaan farmasi termasuk dalam
prioritas yang mendapatkan listrik cadangan.
16) Inspeksi/pemantauan secara berkala terhadap tempat
penyimpanan sediaan farmasi.
3) Obat Keras
Obat keras atau obat daftar G menurut bahasa Belanda “G”
singkatan dari “Gevaarlijk” artinya berbahaya, maksudnya obat
dalam golongan ini berbahaya jika pemakaiannya tidak
berdasarkan resep dokter. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI yang menetapkan atau memasukkan obat – obat
keras ditetapkan sebagai berikut :
6) Obat Psikotropika
Pengertian psikotropika menurut Undang – Undang No. 5
Tahun 1997 tentang psiktropika adalah zat atau obat baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan :
a) Golongan I
Golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : deskloroketamin, flubromazolam, flualprazolam,
dan lain – lain.
b) Golongan II
Golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi atau ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
Contoh : etizolam, amineptina, sekobarbital, metilfenidat,
dan lain – lain.
c) Golongan III
Golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
yang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : amobarbital, pentobarbital, siklobarbital, dan lain
– lain.
d) Golongan IV
Golongan IV adalah psikotropika berkhasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi atau untuk tujuan
26
3) Tujuan penyerahan.
A. Apotek
1. Sejarah Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar
Kimia Farma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
farmasi atau health care company tertua di Indonesia. Sebagai
perusahaan farmasi, Kimia Farma memproduksi berbagai macam obat
untuk memenuhi dan menjamin kesehatan masyarakat. Selain
memproduksi produk obat Kimia Farma juga mendistribusikan obat
melalui jaringan apotek dan klinik yang tersebar di seluruh Indonesia.
PT Kimia Farma Tbk. adalah perusahaan industri farmasi pertama di
Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817.
Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks
perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958,
Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah
perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka
Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan
hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama
perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero) berdasarkan akta
notaris Soelaeman Ardjasasmita nomor 18 tanggal 16 Agustus 1971.
Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali
mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma
(Persero) Tbk. dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan
dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan
kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama
puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan
pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian
diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan
bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
37
38
a. Simbol Matahari
1) Paradigma Baru.
Matahari terbit adalah tanda memasuki babak baru kehidupan
yang lebih baik.
2) Optimis
Matahari memiliki cahaya sebagai sumber energi, cahaya
tersebut adalah penggambaran optimisme Kimia Farma dalam
menjalankan bisnisnya.
3) Komitmen
Matahari selalu terbit dari timur dan tenggelam dari arah barat
secara teratur dan terus menerus memiliki makna adanya
komitmen dan konsistensi dalam manjalankan segala tugas yang
diemban oleh Kimia Farma dalam bidang farmasi dan
kesehatan.
4) Sumber Energi
Matahari sumber energi bagi kehidupan dan Kimia Farma baru
memposisikan dirinya sebagai sumber energi bagi kesehatan
masyarakat.
5) Semangat yang Abadi
Warna orange berarti semangat, warna biru berarti keabadian.
Harmonisasi antara kedua warna tersebut menjadi satu makna
yaitusemangat yang abadi.
b. Jenis huruf
Dirancang khusus untuk kebutuhan Kimia Farma disesuaikan dengan
nilai dan image yang telah menjadi 39 energi bagi Kimia Farma,
karena prinsip sebuah identitas harus berbeda dengan identitas yang
telah ada.
c. Sifat huruf
1) Kokoh, memperlihatkan Kimia Farma sebagai perusahaan
terbesar dalam bidang farmasi yang memiliki bisnis hulu hilir dan
merupakan perusahaan farmasi pertama yang dimiliki Indonesia.
40
Budaya perusahaan yang mencakup aspek nilai diri dan nilai kerja
telah ditetapkan sejak tahun 2004 dan masih tetap relevan dengan visi
dan misi perseroan saat ini. Budaya Perusahaan tersebut AKHLAK yang
merupakan singkatan dari kata – kata berikut beserta maksudnya :
1) Amanah, memegang teguh kepercayaan yang diberikan dengan cara
memenuhi janji dan komitmen, bertanggung jawab atas tugas,
keputusan dan tindakan yang dilakukan, dan berpegang teguh kepada
nilai moral dan etika.
2) Kompeten, terus belajar dan mengembangkan kapabilitas dengan
cara meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah, membantu orang lain belajar, dan menyelesaikan
tugas dengan kualitas terbaik.
3) Harmonis, saling peduli dan menghargai perbedaan dengan cara
menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong
orang lain, membangun lingkungan kerja yang kondusif.
4) Loyal, berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan
Negara dengan cara menjaga nama baik sesame karyawan,
pimpinan, BUMN, dan Negara, rela berkorban untuk mencaapai
tujuan yang lebih besar, patuh kepada pimpinan sepanjang tidak
bertentangan dengan hukum dan etika.
5) Adatif, terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun
menghadapi perubahan dengan cara cepat menyesuaikan diri untuk
menjadi lebih baik, terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti
perkembangan teknologi, dan bertindak proaktif.
6) Kolaboratif, membangun kerjasama yang sinergis dengan cara
memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi,
41
c. Struktur Organisasi
PIMPINAN/APA
apt. Rizsanti Meirina Satar, S.Farm
Apoteker Pelayanan
apt. Atikah Nur Fajrina, S.Farm
Cempaka Besar
d. Fasilitas
1) Pelayanan Apotek Kimia Farma
2) Swalayan Farmasi
3) Praktik Dokter
4) Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar sebagai tempat
Pendidikan bagi :
a) Smk Farmasi
b) Akademi Farmasi
c) S1 farmasi
5. Lokasi dan Tata Ruang Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar
a. Lokasi
Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar didirikan di lokasi yang
strategis dimana apotek ini berada di Jl. Cempaka Besar No. 18
Banjarmasin. Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar berada ditepi
jalan Cempaka Besar yang arus lalu lintasnya lumayan ramai dilewati
oleh masyarakat pengguna jalan. Apotek ini juga memiliki praktik
43
2) Tempat Pelayanan
Tempat pelayanan yaitu tempat dilakukannya pelayanan resep
dan pembelian obat non resep serta barang swalayan. Di Apotek
Kimia Farma 246 Cempaka Besar terdiri dari beberapa tempat
yaitu tempat penerimaan resep yang merangkap sebagai kasir,
lemari tempat penyimpanan obat, tempat peracikan dan
pengecekkan obat, tempat penyerahan obat, tempat administrasi
dan tempat konsultasi pasien dengan Apoteker.
3) Ruang Tunggu
Ruang tunggu di Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar
tepat di depan ruang penyerahan obat dan informasi obat, ruang
tunggu terdapat fasilitas berupa tempat duduk, beberapa
brosur/poster, dan AC.
4) Ruang Praktek Dokter
Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar memiliki
Kerjasama dengan seorang dokter umum. Ruang praktek dokter
memiliki fasilitas AC, dilengkapi dengan tempat pemeriksaan,
meja untuk konseling, dan meja asisten dokter berada di depan
ruangan untuk pendaftaran pasien. Disamping meja pendaftaran
terdapat tempat duduk untuk pasien yang menunggu antrian untuk
berobat.
B. Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di
Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar
Karyawan Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar mempunyai tugas
dan tanggung jawab tersendiri sesuai dengan kemampuannya. Adapun tugas
dan tanggung jawab karyawan tersebut :
No Nama Tugas Keterangan
1 apt. Rizsanti Apoteker - Melayani Pasien
Meirina Satar, Pengelola - Melakukan Pengelolaan
S.Farm Apotek Sediaan Farmasi
Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar melakukan jam kerjanya dari
hari Senin – Minggu dengan waktu kerja selama 14 jam.
1. Shift Pagi : 08.00 – 15.00
2. Shift Malam : 15.00 – 22.00
BAB IV
PEMBAHASAN
57
58
Obat – Obat Tertentu (OOT) dan obat prekursor. Sistem minmax adalah
pengadaan berdasarkan perhitungan sistem Kimia Farma yang dilakukan
oleh bagian pengadaan di BM (Business Manager). Permintaan cito adalah
pengadaan yang dilakukan apabila ada pesanan yang mendesak dan barang
harus disediakan langsung pada hari pemesanan sedangkan di outlet Kimia
Farma lain juga tidak tersedia. Bon antar outlet adalah pengadaan yang
dilakukan apabila ada pelanggang mencari obat atau alat kesehatan namun
di Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar dalam keadaan kosong
sedangkan di outlet Kimia Farma lain memiliki stok, dengan adanya
sistem ini maka kebutuhan pasien akan obat dapat dipenuhi oleh Apotek
Kimia Farma 246 Cempaka Besar. Keuntungan lainnya yaitu stok obat
tertentu tidak menumpuk hanya pada satu Apotek Kimia Farma saja
sehingga perputaran obat lebih cepat dan mencegah adanya obat – obat
yang telah kadaluwarsa mengingat perputaran obat di Apotek Kimia
Farma lain tidak sama.
Pengadaan di Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar dilakukan
oleh pengadan BM Banjarmasin menggunakan sistem minmax secara
online. BM Banjarmasin selanjutnya akan membuat SP dan melakukan
pemesanan ke PBF (Pedagang Besar Farmasi). Bagian pengadaan BM
akan mengirimkan surat pesanan ke apotek secara online untuk nantinya
diserahkan kepada PBF saat petugas PBF mengantarkan barang beserta
faktur ke Apotek.
Pemesanan Obat Narkotika memiliki surat pesanan tersendiri yang
memiliki format berbeda dengan surat pesanan obat lain. Untuk
pemesanan satu macam obat jenis golongan narkotika menggunakan satu
surat pesanan sedangkan surat pesanan golongan psikotropika bisa diisi
lebih dari 1 macam obat jenis golongan psikotropika. Dalam hal ini
menggunakan surat pesanan khusus yang langsung didapatkan dari PBF
Kimia Farma sehingga tidak bisa dicetak. Surat pemesanan obat golongan
narkotika dan psikotropika harus menggunakan Surat Pesanan yang
ditandatangani oleh APA (Apoteker Pengelola Apotek) dan dibuat
sebanyak 4 rangkap untuk SP golongan narkotika dan 3 rangkap untuk SP
59
sirup, paracetamol sirup, dan lain – lain. Hal ini juga berlaku untuk
semua bentuk sediaan lain.
f. Obat Khusus
Obat – obat yang disimpan secara khusu yaitu obat untuk pasien
BPJS/PRB, obat untuk pasien BPJS kapitasi, obat generik, dan obat
nama dagang.
4. Distribusi
Pendistribusian obat di Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar
meliputi distribusi tunai dan distribusi kredit. Distribusi tunai meliputi
resep tunai, UPDS, dan HV. Sedangkan distribusi kredit meliputi resep
kredit Bank Indonesia, resep kredit PLN, resep kredit BPJS kapitasi, dan
resep kredit BPJS PRB.
a. Distribusi Tunai
1) Resep Tunai
Resep tunai adalah resep yang harus dibayar langsung oleh pasien
setelah resep dicek oleh tenaga kefarmasian di Apotek Kimia
Farma 246 Cempaka Besar.
63
Resep disiapkan
UPDS
Pasien Setuju
Obat disediakan
Diminta Nomor
Pasien Membayar Telepon dan
Nama Pasien
Pelayanan HV/Swalayan
Diminta Nomor
Pasien Membayar Telepon dan
Nama Pasien
Barang diserahkan
Pasien diminta
Obat diserahkan dan diberi PIO Tandatangan
dan Nomor
Telepon
Resep disiapkan
3) Resep PLN dan Bank Indonesia adalah Resep dari pegawai PLN
dan Bank Indonesia yang telah memiliki kerjasama dengan PT.
Kimia Farma Apotek.
Resep disiapkan
7. Penyerahan Obat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar
memiliki kinerja yang baik karena pelayanan yang cepat dan memberikan
informasi yang tepat.
Setelah menjalani Pengantar Praktik Kerja Lapangan (PPKL) di Apotek
Kimia Farma 246 Cempaka Besar dari tanggal 01 Januari sampai 31 Januari,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar dikelola oleh 1 orang Apoteker
Pengelola Apotek, 1 orang Apoteker Pelayanan, 1 orang Koordinasi
Teknis dan 1 orang Tenaga Teknis Kefarmasian.
2. Pengelolaan obat yang ada di Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar
meliputi :
a. Perencanaan.
b. Pengadaan.
c. Penerimaan.
d. Penyimpanan.
e. Pendistribusian.
f. Pelaporan.
3. Perencanaan di Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar berdasarkan
metode kombinasi yaitu gabungan antara metode konsumsi dan metode
epidemiologi.
4. Pengadaan di Apotek Kimia Farma 246 Cempaka Besar ada 5 yaitu data
Minmax, Bon antar Outlet, Permintaan Cito, Pesanan Obat Narkotika dan
Psikotropika, dan Pesanan Obat – Obat Prekursor dan Obat – Obat
Tertentu (OOT).
5. Penerimaan barang yang diterima dilakukan pengecekan berupa jumlah
barang, kualitas barang, nama obat, sediaan obat, no. batch, dan tanggal
kadaluwarsa serta kesesuaian dengan Faktur dan Surat Pesanan.
72
73
Depkes RI. (1997). Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. (2009). Undang - Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. (2009). Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
74
LAMPIRAN
75
76
Lampiran 5. Swalayan
Obat di Dalam
Obat di Dalam
79