DISUSUN OLEH :
FAKULTAS FARMASI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Praktek Kerja
Lapangan di Puskesmas Teluk Tiram (PPKL). Laporan PPKL ini disusun sebagai
persyaratan untuk menyusun tugas dan bukti pelaksanaan Pengantar Praktek Kerja
Lapangan.
Pada kesempatan ini saya tidak lupa mengucapkan terimakasih atas kesempatan,
bimbingan serta kerja sama yang diberikan selama masa PPKL di Puskesmas Teluk
Tiram, kepada :
ii
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan
ini masih banyak terdapat kekurangan, karena terbatasnya kemampuan dan ilmu yang
saya miliki, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Saya berharap semoga laporan hasil Pengantar Praktek Kerja
Lapangan (PPKL) ini dapat memberikan manfaat, Amin. Akhir kata saya mengucapkan
terimakasih.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
A. Puskesmas.......................................................................................................4
B. Tugas & Fungsi Puskesmas ............................................................................6
C. Manajemen Sumber Daya Manusia ..............................................................10
D. Manajemen Perbekalan Farmasi di Puskesmas ............................................13
E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas .................................................................26
F. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) ......................33
iv
D. Manajemen Perbeklan Farmasi di Puskesmas Teluk Tiram .........................45
E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas Teluk Tiram ............................................51
F. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) ......................53
A. Kesimpulan ...................................................................................................63
B. Saran .............................................................................................................64
LAMPIRAN .............................................................................................................66
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Distribusi jumlah penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
Lampiran 21. Daftar obat high alert Puskesmas Teluk Tiram .................................76
Lampiran 22. Leaflate cara penyimpanan dan membuang obat yang benar ............77
ix
DAFTAR SINGKATAN
AA : Asisten Apoteker
ED : Expired Date
x
Pusling : Puskesmas Keliling
Xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesejahteraan hidupn yang lebih baik akan tercapai jika manusia melakukan
upaya perilaku hidup sehat.
Upaya kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016,
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan menigkatkan kesehatan, bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya
kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan
pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk
Puskesmas.
1
2
1. Definisi Puskesmas
4
5
3. Dokter Gigi;
4. Perawat;
5. Bidan;
10
9. Apoteker; dan
a. Apoteker
Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas minimal harus
dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai penanggung
jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai
kebutuhan. Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas dihitung
berdasarkan rasio kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan
serta memperhatikan pengembangan Puskesmas. Rasio untuk menentukan
jumlah Apoteker di Puskesmas bila memungkinkan diupayakan 1 (satu)
Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien perhari. Semua tenaga kefarmasian
harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktek untuk
melaksanakan Pelayanan Kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan
termasuk Puskesmas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Apoteker merupakan
pendidikan profesi setelah sarjana farmasi. Pendidikan profesi Apoteker
hanya dapat dilakukan pada perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-
undangan.
11
3) Pekerjaan Kefarmasian.
f. Obat disimpan pada rak, rak terakhir harus memiliki jarak dengan
lantai.
g. Obat yang disimpan pada lantai harus sesuai dengan petunjuk.
h. Penyimpanan obat Hight Alert disimpan terpisah dari obat lain.
Suhu penyimpanan menurut Farmakope Indonesia Edisi 4 :
a. Suhu Dingin : suhu tidak lebih dari 8˚C lemari pendingin memiliki
suhu 2˚C - 8˚C sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu -20˚C
- 0˚C
17
1) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran yang dapat dibeli
tanpa resep dokter. Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan
lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi lingkaran berwarna hitam.
Contoh obat bebas yaitu : Paracetamol, Vitamin C, antasida, Daftar
Obat Esensial (DOEN), dan Obat Batuk Hitam (OBH).
4) Obat Keras
Obat keras adalah obat yang tidak dijual bebas dan harus dengan resep
dokter. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna merah dengan garis
tepi berwarna hitam dengan huruf “K” yang menyentuh garis tepi.
Contoh obat keras yaitu : antibiotic, semua obat injeksi
5) Narkotika
Menurut Peraturan Undang – Undang RI Nomor 35 Tahun 2009
tentang narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang
dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan. Tandanya berupa lingkaran berwarna putih dengan
tanda palang berwarna merah di dalamnya. Contoh narkotika yaitu :
codein, morfin
6) Psikotropika
Menurut Undang – Undang RI Nomor 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika. Psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun
sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku. Tandanya sama seperti obat keras
berupa lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi
20
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan
dasar.
21
Tujuan:
a) Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis
atau pengobatan.
b) Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi
pengobatan
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
Tujuan:
a) Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehatan
lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.
b) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat (contoh: kebijakan permintaan obat oleh
jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus memiliki alat
penyimpanan yang memadai).
c) Menunjang penggunaan obat yang rasional.
Kegiatan :
a) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara
pro aktif dan pasif.
b) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatanmelalui
telepon, surat atau tatap muka.
c) Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan
lain-lain.
d) Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta masyarakat.
e) Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian
dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan obat dan bahan medis
habis pakai.
f) Mengoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan pelayanan
kefarmasian.
27
33
34
f) Upaya pengobatan
a. Luas Wilayah
b. Administrasi Wilayah
Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram terdiri dari 2
kelurahan dengan kondisi daerahnya (100%) rawa, dan suhu udara
berkisar (27˚C) – (33˚C).
4. Data Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram tahun 2021 adalah
22.704 Jiwa dengan perincian berdasarkan wilayah kerja Puskesmas sebagai
berikut :
Tabel 3.1 Distribusi jumlah penduduk menurut kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas Teluk Tiram tahun 2021
a. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram
cukup bervariasi, sebagian besar adalah buruh.
b. Sarana Ekonomi/Transportasi/Komunikasi
Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda
empat. Sarana komunikasi yang ada berupa telepon. Waktu tempuh dari
8 kelurahan ke Puskesmas berkisar 5 menit hingga 20 menit perjalanan
darat/sungai.
37
c. Pendidikan
Jumlah sarana sekolah Taman Kanak – Kanak adalah 14 buah, Sekolah
Dasar 12 buah, Sekolah Menengah Pertama 3 buah, Sekolah Menengah
Atas 1 buah, Universitas Negeri dan Swasta 0 buah, serta pesantren
sebanyak 0 buah.
d. Sarana Kesehatan
Berikut merupakan sarana fisik kesehatan dan ketenagaan yang dimiliki
Puskesmas Teluk Tiram.
No Sarana Jumlah
1 Puskemas Induk 1 buah
2 Puskesmas Pembantu 1 buah
c) Kasir
d) Ruang Tindakan
e) Ruang Imunisasi
f) Laboratorium
g) Apotek
h) Tata Usaha
C. Manajemen SDM
1. Berikut adalah keadaan tenaga di Puskesmas Teluk Tiram pada tahun 2021 :
(orang)
1. Kepala Puskesmas 1
2. Kepala Tata Usaha 1
3. Dokter Umum 3
4. Dokter Gigi 1
5. Apoteker 1
6. Perawat Gigi 2
7. Bidan 7
8. Asisten Apoteker 2
9. Perawat Kesehatan 3
10. Analis Kesehatan 2
11. Sanitarian 1
12. Promkes 3
13. Nutrisionis 2
14. Tenaga Loket 3
15. Staff TU 2
16. Verifikator 1
17. Kebersihan 1
18. Keamanan 1
Jumlah 37
40
Kepala Puskesmas
Kepala Sub.Bag. Tata Usaha
Chatur Budi SKM
Teluk Tiram
Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Pelayanan KIA-KB yang Annida hayatiAm.Keb
Lingkungan Tradisional Bersifat UKP
Ahriyana, AKL Komplementer Elli Novuita Sari
Khairuddin AMK Amd.Keb
Telawang
Pelayanan KIA-KB yang Kesehatan Kerja dan Pelayanan Gawat Darurat Yayah R, AMd. Keb
Bersifat UKM HIV dr. Susanti A
Andriani Z.AMK
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Kesehatan Inandi Harini Amd.AK
Pelayanan Pencegahan Kerja dan Olahraga
dan Pengendalian Hj. Mariyana AM.KG
Penyakit
Ridwan Marehal SKM
Pelayanan Kesehatan
Jiwa
Siti Masitah Noor AMK
Sumber daya manusia apotek Puskesmas Teluk Tiram memiliki satu orang
apoteker dan satu orang tenaga teknis kefarmasian yang bertanggungjawab
atas pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas. Tugas masing-
masing apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di Puskesmas Teluk Tiram
yaitu :
a. Apoteker
1) Tugas
2) Fungsi
1) Tugas pokok
2) Fungsi
a. Untuk mendapatkan jenis dan jumlah obat yang tepat sesuai kebutuhan
2. Pengadaan
3. Penerimaan
Penerimaan obat Puskesmas Teluk Tiram dari Dinas Kesehatan kurang lebih
dua sampai tiga minggu tunggu barang yang diminta akan datang.
Penyerahan obat dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Puskesmas
Teluk Tiram dilakukan pada saat pertengahan bulan. Alur penerimaan obat
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Puskesmas Teluk Tiram :
a. Setelah selesai memeriksa, LPLPO ditandatangani olrh penerima
obat/tenaga kefarmasian dan diketahui oleh kepala Puskesmas
b. Ketika menerima penyerahan obat tersebut, pengelola obat di Puskesmas
akan melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara jumlah obat,
jenis obat, tanggal ED, kondisi fsik, no batch dan bentuk sediaan dengan
yang tertera pada LPLPO
c. Setiap penambahan obat – obat dan perbekalan kesehatan dicatat dan
dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok, serta dicatat masa
kadaluarsa dari masing – masing obat tersebut.
4. Penyimpanan
Sediaan farmasi disimpan didalam gudangobat Puskesmas yang berada
disamping ruang apotek Puskesmas. Gudang obat Puskesmas Teluk Tiram
berukuran lebih 4 x 3 meter2. Dalam gudang terdapat pendingin ruangan yang
berfungsi sebagai pengatur suhu agar obat-obatan dan perbekalan farmasi
yang terdapat didalam gudang tidak lembab dan stabil. Lantai gudang terbuat
dari semen dan keramik. Penyimpanan obat-obat narkotika dan psikotropika
disimpan dalam lemari besi dua pintu yang terkunci. Untuk obat yang lainnya
disusun pada rak- rak yang tersedia pada gudang obat.
secara alfabetis, bentuk sediaan, Look Alike Sound Alike (LASA), HighAllert.
Pengeluaran obat dari gudang Puskesmas Teluk Tiram menggunakan sistem
First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Obat yang
penyimpanan memerlukan suhu dingin seperti suppositoria, injeksi, dan ragen,
disimpan dalam kulkas dengan suhu tidak lebih dari 8˚C. Dengan
diberlakukannya sistem FIFO dan FEFO ini diharapkan dapat menjamin
kualitas perbekalan farmasi yang diberikan dalam pelayanan terhadap
masyarakat. Selain FIFO dan FEFO penyimpanan juga berdasarkan obat Look
Alike Sound Alike (LASA) yang mana pemberian diberi label bertulisan
46
LASA warna kuning dan juga High Allert pemberian diberi label bertulisan
High Allert berwarna merah, keduanya penyimpanan tersebut diberi jarak atau
dipisah minimal satu rak dengan obat sebelumnya tujuannya adalah untuk
mencegah kesalahan pada saat pengambilan obat.
Aspek khusus yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat:
a. Obat High Alert
Obat High Alert adalah obat yang perlu diwaspadai karena dapat
menyebabkan terjadinya kesalahan ataukesalahan serius (sentinel event),
dan berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse
outcome). Obat yang perlu diwaspadai terdiri atas :
1. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
mengakibatkan kematian atau kecacatan seperti insulin, atau obat
antidiabetikoral.
2. Obat dengan nama, kemasan, label, penggunaan klinik
tampak/kelihatan sama (Look Alike) dan bunyi ucapan sama (Sound
Alike) biasa disebut LASA, atau disebut juga Nama Obat dan Rupa
Ucapan Mirip (NORUM). Contohnya tetrasiklin dan tetrakain.
3. Elektrolit konsentrat seperti natrium klorida dengan konsentrasi lebih
dari 0,9% dan magnesium sulfat dengan konsentrasi 20%, 40% atau
lebih.
Daftar obat berisiko tinggi ditetapkan oleh Puskesmas dengan
mempertimbangkan data dari referensi dan data internal di Puskesmas
tentang “kejadian yang tidak diharapkan” (adverse event) atau “kejadian
nyaris cedera” (near miss). Referensi yang dapat dijadikan acuan antara
lain daftar yang diterbitkan oleh ISMP (Institute for Safe Medication
Practice). Puskesmas harus mengkaji secara seksama obat-obat yang
berisiko tinggi tersebut sebelum ditetapkan sebagai obat High Alert di
Puskesmas.
Untuk obat High Alert (obat dengan kewaspadaan tinggi) berupa
elektrolit konsentrasi tinggi dan obat risiko tinggi harus disimpan terpisah
dan penandaan yang jelas untuk menghindari kesalahan pengambilan dan
penggunaan. Penyimpanan dilakukan terpisah, mudah dijangkau dan tidak
harus terkunci. Disarankan pemberian label High Alert diberikan pada
47
6. Administrasi
d. Arsip
Pencatatan dan pelaporan obat merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima,
disimpan, didistribusikan, maupun obat yang digunakan dipuskesmas atau
unit pelayanan lainnya.
7. Pemusnahan Obat atau Resep
Pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas
Teluk Tiram tidak dilakukan. Puskesmas Teluk Tiram tidak mempunyai
kewenangan untuk memusnahkan obat, tetapi Puskesmas hanya bisa
memusnahkan resep apabila sudah disimpan selama 5 tahun. Semua obat
yang tersisa harus dikembalikan ke Dinas Kesehatan, sedangkan untuk obat
yang berasal dari dana JKN obat dapat dimusnahkan sendiri apabila pihak
distributor tidak mau menerima obat yang kita kembalikan.
Pelayanan resep di Puskesmas Teluk Tiram dilakukan secara baik dan cepat untuk
semua pasien seperti melakukan :
1. Penerimaan resep
tentang obat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien baikbahasa
daerah maupun bahasa Indonesia.
Siapkan
obat
Serahkan
kepada pasien Racik
Tidak
PIO diracik
Cek kebenaran
Etiket
obat dan etiket
Namun, selama pandemi pelayanan farmasi di Puskesmas Teluk Tiram ada sedikit
perubahan. Ini bertujuan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan obat kepada
pasien selama pandemi. Prosedur pelayanan farmasi di Puskesmas Teluk Tiram
selama pandemi yaitu :
c. Petugas menerima resep yang diletakkan pasien pada keranjang yang sudah
disediakan.
d. Petugas membaca resep, memahami resep dan menyiapkan obat.
LPLPO dibuat oleh apoteker pada akhir tahun untuk merencanakan kebutuhan
tahunan dan akhir bulan untuk perencanaan bulanan, format LPLPO telah
ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Setelah selesai dibuat maka
akan ditandatangani oleh apoteker dan disetujui oleh kepala Puskesmas. LPLPO
dibuat setiap bulan terhitung mulai tanggal tutup buku yaitu pada akhir bulan
tanggal 30/31 dan pelaporannya paling lambat diterima oleh Dinas Kesehatan
Kota Banjarmasin setiap tanggal 5 pada awal bulan di bulan berikutnya. LPLPO
dibuat 5 rangkap yaitu 1 rangkap untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui
UPOPPK, 2 rangkap untuk instalasi farmasi Kota Banjarmasin
(IFK/Gudang Dinas), 1 rangkap untuk arsip Puskesmas dan 1 rangkap untuk arsip
apotek Puskesmas.
PEMBAHASAN
A. Manajemen SDM
Sumber daya manusia yang berkompeten sangat dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan kefarmasian yang optimal di Puskesmas. Pelayanan Puskesmas
memerlukan pelayanan sumber daya manusia yang handal, karena kehandalan
mereka akan menentukan :
1. Mutu pelayanan
2. Keberhasilan pengobatan
3. Pengambilan keputusan pada saat kritis
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di apotek atau gudang obat
Puskesamas Teluk Tiram secara keseluruhan berjumlah 3 orang yang terdiri dari
1 orang Apoteker, 2 orang Tenaga Teknis Kefarmasiasn (TTK). Kegiatan jadwal
di luar gedung mempunyai jadwal masing- masing sehingga antara apoteker dan
TTK yang ada di Puskesmas Teluk Tiram dapat mempersiapkannya terlebih
dahulu. Biasanya untuk kegiatan luar gedung hanya satu orang saja baik apoteker
maupun TTK. Sedangkan dua orang harus tetap melakukan tugas di dalam gedung
dan melayani pasien. Dalam pembagian tugas untuk pengerjaan laporan
dikerjakan oleh apoteker dan untuk pelayanan kefarmasian dilakukan oleh TTK.
Perihal pembagian di apotek sangat bagus akan tetapi dikarenakan keterbatasan
SDM masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan diperhatikan.
52
53
1. Perencanaan
Perencanaan dan pemilihan obat yang dilakukan di Puskesmas Teluk Tiram
dilakukan setiap bulan dan dilihat dari data pemakaian obat di LPLPO yang
nantinya akan diserahkan ke Dinas Kesehatan. Selain itu, perencanaan juga
bisa dilakukan menggunakan RKO (Rencana Kegiatan Obat) yang harus
dibuat 2 tahun sebelumnya dengan format yang telah ditentukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Perencanaan tersebut disusun berdasarkan
penyakit yang sering ditemukan (epidemiologi), jumlah keperluan obat (pola
konsumsi) dan keadaan stok obat.
Jenis obat di Puskesmas Teluk Tiram terdiri dari obat Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Selain itu, Puskesmas Teluk Tiram juga mendapatkan anggaran dari Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) untuk alat kesehatan dan alat pelindung diri.
Semua jenis obat dan alat kesehatan yang tersedia di unit-unit pelayanan
kesehatan yang berasal dari berbagai sumber anggaran dapat digunakan untuk
melayani semua kategori pengunjung Puskesmas.
Puskesmas Teluk Tiram sudah sangat bagus dalam melakukan perencanaan
untuk semua jenis perbekalan farmasi maupun bahan-bahan habis pakai yang
diperlukan untuk berjalannya kegiatan di Puskesmas Teluk Tiram. Berikut ini
merupakan alur perencanaan di Puskesmas Teluk Tiram :
Melihat data pemakaian obat setiap bulannya untuk dimasukkan
ke LPLPO
↓
Kombinasi
54
RKO :
1. Pengadaan
Dana yang didapat dari APBD, pengadaannya dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin. Setelah Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin
menerima RKO yang telah diajukan oleh Puskesmas Teluk Tiram, Dinas
Kesehatan Kota Banjarmasin mengadakan sesuai permintaan obat dari
Puskesmassekota Banjarmasin, untuk kemudian didistribusikan kemasing-
masing puskesmas sesuai kebutuhan perbulan melalui LPLPO. Sedangkan
dana yang didapat dari JKN, pengadaan dilakukan oleh pihak Puskesmas
sesuai RKA, Puskesmas mengadakan obat dengan metode pengadaan
langsung atau e-katalog.
2. Penerimaan
Obat
↓
Obat disusun berdasarkan alfabetis,bentuk sediaan, suhu
Kulkas
↓
Untuk obat high alert disimpan dilemari terpisah dengan diberi
Label
↓
Untuk obat LASA disimpan dengan diberi label LASA serta
diberi jarak
↓
Untuk obat psikotropika dan narkotika disimpan dilemari dengan
2 kunci berbeda
↓
Penataan obat menggunakan metode FIFO, FEFO, LASA dan
high alert
↓
Resep disimpan dilemari selama minimal 5 tahun
1. Pendistribusian
pemakaian harian
↓
Mencatat pemakaian obat psikotropika dan narkotika di kartu
b. Pelaporan
7) Laporan obat ED
C. Pelayanan Farmasi
1. Apotek
Di Puskesmas Teluk Tiram pelayanan dilakukan setiap hari kerja yaitu :
a. Senin – kamis : 08.00 – 12.00 WITA
b. Jumat : 07.30 – 11.00 WITA
c. Sabtu : 08.00 – 12.00 WITA
Pelayanan resep di apotek Puskesmas Teluk Tiram dilakukan secara baik dan
cepat untuk semua pasien. Resep yang diserahkan kepada petugas apotek
terbagi menajdi 2 yaitu :
a. Resep umum untuk masyarakat/pasien umum dengan syarat melampirkan
salinan KTP atau kartu keluarga
b. Resep BPJS untuk masyarakat/pasien pemegang kartu sehat atau
Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat.
Adapun alur pelayanan farmasi di apotek Puskesmas Teluk Tiram sebagai
berikut :
a. Penerimaan resep, yaitu resep yang berasal dari pasien umum dan BPJS.
Resep kemudian diberi nomor dan diskrinning dilihat berdasarkan
61
LPLPO Puskemas Teluk Tiram dibuat setiap bulan yaitu pada akhir bulan tanggal
30/31 dan pelaporannya paling lambat diterima oleh IFK Banjarmasinsetiap
tanggal 5 pada awal bulan. LPLPO dibuat oleh apoteker pada akhir tahun untuk
merencanakan kebutuhan tahunan dan akhir bulan untuk perencanaanbulanan.
Maka dari itu LPLPO sangat penting untuk keberlangsungan kegiatan di
Puskesmas terutama dalam kebutuhan obat pada bulan yang akan mendtaang. Di
Puskesmas Teluk Tiram sudah bagus dalam pembuatan dan perencanaan LPLPO
karena setiap bulan selalu terpenuhi kebutuhan obatnya, tetapi ada kalanya obat
kosong dan harus ada tindakan untuk menanggulangi masalah tersebut.
BAB V
A. Kesimpulan
Dalam Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) di Puskesmas Teluk
Tiram Banjarmasin yang telah kami laksanakan, dapat disimpulkan :
1. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram tahun 2021
adalah 22.704 jiwa, dengan perincian berdasarkan wilayah Kerja
Puskesmas di Kelurahan Telawang sebanyak 11.104 jiwa dan di
Kelurahan Teluk Tiram sebanyak 11.600 jiwa
2. Struktur organisasi Puskesmas Teluk Tiram terdiri dari : kepala
Puskesmas, sub bagian tata usaha, penanggung jawab upaya
Kesehatan masyarakat dan keperawatan Kesehatan masyarakat,
penanggung jawab upaya Kesehatan perorangan kefarmasian dan
laboratorium, penanggung jawab jaringan pelayanan dan jejaring
fasilitas pelayanan Kesehatan. Keberadaan instalasi farmasi di
Puskesmas untuk menyerahkan obat kepada pasien serta pemberian
informasi obat sesuai dengan konsep Pharmaceutical care, yaitu :
a) Khasiat obat
e) Penyimpanan obat
3. Pengelolaan sediaan farmasi di Puskesma meliputi perencanaan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan
dan pelaporan, serta pemusnahan obat dan resep
4. SDM yang terdapat di apotek atau Gudang obat Puskesmas Teluk
Tiram secara keseluruhan berjumlah 3 orang yang terdiri dari 1 orang
apoteker dan 2 orang Tenaga Teknis Kefarmasian
5. Dapat memahami bagaimana asuhan kefarmasian, yang dimana
asuhan kefarmasian ini merupakan bentuk optimalisasi peran yang
dilakukan oleh apoteker terhadap pasien dalam melakukan terapi
pengobatan sehingga dapat meningkatkan derajat Kesehatan pasian.
63
64
B. Saran
1. Untuk instalasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 22. Leaflate cara penyimpanan dan membuang obat yang benar
78
79