DISUSUN OLEH :
FAKULTAS FARMASI
2020
i
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Praktik Kerja
Lapangan di Puskesmas Teluk Tiram (PPKL). Laporan PPKL ini disusun sebagai
persyaratan untuk menyusun tugas dan bukti pelaksanaan Pengantar Praktik Kerja
Lapangan.
Pada kesempatan ini saya tidak lupa mengucapkan terimakasih atas kesempatan,
bimbingan serta kerja sama yang diberikan selama masa PPKL di Puskesmas Teluk
Tiram, kepada :
iii
Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan ini masih banyak terdapat kekurangan, karena terbatasnya kemampuan dan
ilmu yang saya miliki, oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Saya berharap semoga laporan hasil Pengantar Praktik
Kerja Lapangan (PPKL) ini dapat memberikan manfaat, Amin. Akhir kata saya
mengucapkan terimakasih.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................... xi
A. Puskesmas ................................................................................................ 4
B. Tugas & Fungsi Puskesmas ...................................................................... 6
C. Manajemen Sumber Daya Manusia .......................................................... 10
D. Manajemen Perbekalan Farmasi di Puskesmas ......................................... 13
E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas .............................................................. 26
F. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)..................... 33
v
D. Manajemen Perbeklan Farmasi di Puskesmas Teluk Tiram ....................... 45
E. Pelayanan Farmasi di Puskesmas Teluk Tiram.......................................... 51
F. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)..................... 53
A. Kesimpulan .............................................................................................. 63
B. Saran ........................................................................................................ 64
LAMPIRAN ........................................................................................................ 66
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Distribusi jumlah penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Lampiran 21. Daftar obat high alert Puskesmas Teluk Tiram ............................... 75
Lampiran 22. Leaflate cara penyimpanan dan membuang obat yang benar ........... 75
x
DAFTAR SINGKATAN
AA : Asisten Apoteker
ED : Expired Date
xi
PUSLING : Puskesmas Keliling
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 kesehatan
adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesejahteraan hidupn yang lebih baik akan tercapai jika manusia melakukan
upaya perilaku hidup sehat.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016, upaya kesehatan
adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan menigkatkan kesehatan, bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya
kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan
pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termausuk
puskesmas.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 51Tahun 2009 pekerjaan kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau peenyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional. Pelayanan
kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 Tahun 2016 menyebutkan, pelayanan
kefarmasian di puskesmas merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaa upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pelayanan kefarmasian di puskesmas
1
2
harus mendukung tiga fungsi pokok puskesmas, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan mkasyarakat akan
peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari
paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi
paradigma baru yang berorientasi kepada pasien (patient oriented) dengan
filosofi pelayanan kefarnasian (pharmaceutical care).
Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) merupakan wujud aplikasi terpadu
antara sikap, kemampuan, dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dibangku
perkuliahan. PPKL di berbagai instansi akan sangat berguna bagi mahasiswa
untuk dapat menimba ilmu pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Oleh
karena itu tujuan dari Pengantar Praktek Kerja Lapangan (PPKL) ini adalah
sarana pengenalan lapangan kerja bagi mahasiswa karena secara langsung dapat
melihat, mengetahui, menerima, dan menyerap teknologi kesehatan yang ada di
masyarakat, sehingga hal tersebut menjadi orientasi bagi mahasiswa sebelum
turun langsung ke lapangan.
B. Tujuan Pengantar Praktek Kerja Lapangan
1. Untuk mengetahui data kependudukan di wilayah Puskesmas Teluk Tiram
2. Untuk mengetahui struktur organisasi dan keberadaan instalasi farmasi
Puskesmas Teluk Tiram
3. Untuk mengetahui manajemen perbekalan farmasi di Puskesmas Teluk
Tiram
4. Untuk mengetahui manajemen SDM
5. Untuk mengetahui dan memahami asuhan kefarmasian
3
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Definisi Puskesmas
Menurut PERMENKES RI No.74 Tahun 2016, Puskesmas merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (rehabilitatif), dan pengobatan (kuratif)
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi
semua fasilitas pelayanan kesehatan di indonesia termasuk Puskesmas.
Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi
semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk puskesmas.
Menurut PERMENKES RI No.74 Tahun 2016, Tentang Standar Pelayanan
Kesehatan, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan suatu wilayah kerja.
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas menurut PERMENKES RI NO. 75
Tahun 2014 meliputi :
a. Paradigma sehat Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
b. Pertangung jawaban wilayah Puskesmas menggerakkan dan
bertanggunjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat Puskesmas mendorong kemandirian
hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4
5
1. Tugas Puskesmas
Tugas Puskesmas tergambar dari visi dan misi nya, yaitu sebagai
berikut:
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga
non kesehatan. Jenis dan jumlah tenaga tesehatan dan tenaga non kesehatan
dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan
jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan
persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja. Jenis tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud
paling sedikit terdiri atas :
1) Dokter atau dokter layanan primer;
2) Dokter Gigi;
3) Perawat;
4) Bidan;
8) Tenaga Gizi;
9) Apoteker; dan
a. Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Apoteker merupakan
pendidikan profesi setelah sarjana farmasi. Pendidikan profesi
Apoteker hanya dapat dilakukan pada perguruan tinggi sesuai
peraturan perundang-undangan.
Standar pendidikan profesi Apoteker terdiri atas :
3) Pekerjaan Kefarmasian.
Kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai meliputi:
1. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai. Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan
jumlah sediaan farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
a. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang mendekati kebutuhan;
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional; dan
b. Obat dirotasi dengan sistem First In First Out (FIFO) dan First
Expired First Out (FEFO).
c. Obat ditempatkan secara terpisah berdasarkan bentuk sediaan
seperti kapsul, tablet, sirup, salep, injeksi dan lain-lain.
d. Obat disimpan berdasarkan suhu penyimpanan seperti Cera,
vaksin, suppositoria disimpan dalam lemari pendingin.
e. Obat-obat narkotik dan psikotropik hendaknya disimpan dalam
lemari yang terkunci rapat.
f. Obat disimpan pada rak, rak terakhir harus memiliki jarak dengan
lantai.
g. Obat yang disimpan pada lantai harus sesuai dengan petunjuk.
1) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran yang dapat
dibeli tanpa resep dokter. Obat bebas dalam kemasannya ditandai
dengan lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi lingkaran
berwarna hitam. Contoh obat bebas yaitu : Paracetamol, Vitamin C,
antasida, Daftar Obat Esensial (DOEN), dan Obat Batuk Hitam
(OBH).
4) Obat Keras
Obat keras adalah obat yang tidak dijual bebas dan harus dengan
resep dokter. Tandanya berupa lingkaran bulat berwarna merah
dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf “K” yang menyentuh
garis tepi. Contoh obat keras yaitu : antibiotic, semua obat injeksi
5) Narkotika
Menurut Peraturan Undang – Undang RI Nomor 35 Tahun 2009
tentang narkotika. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis
yang dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan
menimbulkan ketergantungan. Tandanya berupa lingkaran berwarna
putih dengan tanda palang berwarna merah di dalamnya. Contoh
narkotika yaitu : codein, morfin
6) Psikotropika
Menurut Undang – Undang RI Nomor 5 Tahun 1997 tentang
psikotropika. Psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun
sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan perilaku. Tandanya sama seperti obat
keras berupa lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi
21
b. Puskesmas Pembantu;
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu; dan
e. Polindes.
7. Administrasi
b. LPLPO APBD
c. LPLPO JKN
d. Laporan narkotika
25
e. Laporan psikotropika
f. Laporan POR
h. Laporan YANFAR
b. Telah kadaluwarsa;
pihak terkait;
d. menyiapkan tempat pemusnahan; dan
c) Tanggal resep.
Persyaratan farmasetik :
a) Bentuk dan kekuatan sediaan.
e) Inkompatibilitas
Persyaratan klinis :
a) Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
b) Duplikasi pengobatan.
d) Kontra indikasi.
e) Efek adiktif.
Kegiatan penyerahan (Dispensing) dan pemberian informasi obat
merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap menyiapkan/
meracik obat, memberikan label/etiket, menyerahan sediaan farmasi
dengan informasi yang memadai disertai pendokumentasian.
Tujuan:
a) Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/
pengobatan.
b) Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi
intruksi pengobatan
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Tujuan:
Kegiatan :
a) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara
pro aktif dan pasif.
b) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan
melalui telepon, surat atau tatap muka.
c) Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan
lain-lain.
d) Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta masyarakat.
e) Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian
dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan obat dan bahan medis
habis pakai.
f) Mengoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan pelayanan
kefarmasian.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
b) Tempat.
c) Tenaga.
d) Perlengkapan.
29
3. Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian
masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat
jalan dan rawat inap, serta keluarga pasien.
4. Ronde/Visite Pasien
lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Tujuan:
Nasional.
7. Bulan pelaporan dari puskesmas (Jumlah penggunaan obat dan sisa stok).
9. Jika hanya melaporkan data pemakaian dan sisa stok obat diisi dengan
35
36
37
a. Sosial Ekonomi
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Teluk Tiram
cukup bervariasi, sebagian besar adalah buruh.
b. Sarana Ekonomi/Transportasi/Komunikasi
Hampir seluruh wilayah kerja dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda
empat. Sarana komunikasi yang ada berupa telepon. Waktu tempuh dari
8 kelurahan ke Puskesmas berkisar 5 menit hingga 20 menit perjalanan
darat/sungai.
c. Pendidikan
Jumlah sarana sekolah Taman Kanak – Kanak adalah 14 buah, Sekolah
Dasar 12 buah, Sekolah Menengah Pertama 3 buah, Sekolah Menengah
40
6 Tenaga Gizi
a. D3 Gizi 1 0 0 1
b. D4/S1 0 1 0 1
7 Tenaga Keperwatan
a. D3 Perawat
b. D4/S1 perawat 4 0 0 4
1 0 0 1
9 Asisten Apoteker
a. D3/S1 Asisten 0 1 0 1
Apoteker
10 Tenaga Kebidanan
a. D3 Kebidanan 5 1 0 6
b. D4/S1
Kebidanan 0 0 0 0
11 Tenaga Kesling
a. D3 Kesling 1 0 0 1
b. D4/S1 Kesling 0 0 0 0
12 Tenaga Laboratorim
a. D3 Analis
b. D4/S1 Analis 1 1 0 2
0 0 0 0
13 Prakarya 2 0 0 2
14 D3 Non Kes 1 0 0 1
15 SMA 1 1 0 2
16 SMP 1 1 0 2
17 SD 0 0 0 0
Total 26 10 0 36
43
Jenis obat di Puskesmas Teluk Tiram terdiri dari obat Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Selain itu, Puskesmas Teluk Tiram juga mendapatkan anggaran dari Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) untuk alat kesehatan dan alat pelindung diri.
Semua jenis obat dan alat kesehatan yang tersedia di unit – unit pelayanan
kesehatan yang berasal dari berbagai sumber anggaran dapat digunakan
untuk melayani semua kategori pengunjung Puskesmas. Perencaan obat di
Puskesmas Teluk Tiram berdasarkan anggaran/pendapatan ada 3, yaitu
sebagai berikut :
LPLPO dibuat oleh petugas Apotek biasanya pada akhir bulan dan
ditandatangani oleh kepala Puskesmas Teluk Tiram. LPLPO dibuat sebanyak
4 rangkap yaitu :
a. 1 rangkap untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b. 1 rangkap untuk gudang farmasi
c. 1 rangkap untuk arsip Puskesmas
d. 1 rangkap untuk arsip apotek Puskesmas
3. Penerimaan
Penerimaan obat Puskesmas Teluk Tiram dari Dinas Kesehatan kurang lebih
dua sampai tiga minggu tunggu barang yang diminta akan datang.
Penyerahan obat dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Puskesmas
Teluk Tiram dilakukan pada saat pertengahan bulan. Alur penerimaan obat
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Puskesmas Teluk Tiram :
a. Setelah selesai memeriksa, LPLPO ditandatangani olrh penerima
obat/tenaga kefarmasian dan diketahui oleh kepala Puskesmas
b. Ketika menerima penyerahan obat tersebut, pengelola obat di Puskesmas
akan melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian antara jumlah obat,
jenis obat, tanggal ED, kondisi fsik, no batch dan bentuk sediaan dengan
yang tertera pada LPLPO
c. Setiap penambahan obat – obat dan perbekalan kesehatan dicatat dan
dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok, serta dicatat masa
kadaluarsa dari masing – masing obat tersebut.
4. Penyimpanan
Sediaan farmasi disimpan didalam gudangobat Puskesmas yang berada
disamping ruang apotek Puskesmas. Gudang obat Puskesmas Teluk Tiram
berukuran lebih 4 x 3 meter2. Dalam gudang terdapat pendingin ruangan
yang berfungsi sebagai pengatur suhu agar obat – obatan dan perbekalan
farmasi yang terdapat didalam gudang tidak lembab dan stabil. Lantai
gudang terbuat dari semen dan keramik. Penyimpanan obat – obat narkotika
dan psikotropika disimpan dalam lemari besi dua pintu yang terkunci. Untuk
obat yang lainnya disusun pada rak – rak yang tersedia pada gudang obat
49
secara alfabetis, bentuk sediaan, Look Alike Sound Alike (LASA), High
Allert. Pengeluaran obat dari gudang Puskesmas Teluk Tiram menggunakan
sistem First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Obat
yang penyimpanan memerlukan suhu dingin seperti suppositoria, injeksi,
dan ragen, disimpan dalam kulkas dengan suhu tidak lebih dari 8˚C. Dengan
diberlakukannya sistem FIFO dan FEFO ini diharaokan dapat menjamin
kualitas perbekalan farmasi yang diberikan dalam pelayanan terhadap
masyarakat. Selain FIFO dan FEFO penyimpanan juga berdasarkan obat
Look Alike Sound Alike (LASA) yang mana pemberian diberi label bertulisan
LASA warna kuning dan juga High Allert pemberian diberi label bertulisan
High Allert berwarna merah, keduanya penyimpanan tersebut diberi jarak
atau dipisah minimal satu rak dengan obat sebelumnya tujuannya adalah
untuk mencegah kesalahan pada saat pengambilan obat.
5. Pendistribusian
Pendistribusian obat merupakan kegiatan untuk mneyalurkan obat dari
Puskesmas ke unit – unit pelayanan kesehatan ataupun melalui resep yang
datang dari berbagai ruangan pemeriksaan sehingga setiap saat tersedia
jumlah, jenis, mutu yang dibutuhkan. Selain obat pendistribusian untuk
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) juga disalurkan ke berbagai ruangan poli
– poli yang membutuhkan misalnya sarung tangan, injeksi, masker, spuit,
kasa kompres, kasa steril, blood lancet, infuse (anak dan dewasa), jarum,
benang.
Pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan dari gudang obat Puskesmas
Teluk Tiram dilakukan ke beberapa sub unit pelayanan kesehatan lain seperti
pusling, posyandu, poskeskel. Sebelum melaksanakan pelayanan kesehatan
petugas dari farmasi akan mengambil obat – obat yang akan dibawa
ketempat sub pelayanan kesehatan tersebut.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan yang ada di Puskesmas Teluk Tiram meliputi
pencatatan harian (pencatatan rutin) seperti pencatatan di buku registrasi
obat harian, pencatatan obat setiap keluar dari gudang yang dilakukan setiap
50
7. Administrasi
Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan, pelaporan, dan
pengarsipan baik menyangkut sediaan farmasi dan alat kesehatan ataupun
resep. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan serta evaluasi.
51
Siapkan
obat
Serahkan
kepada pasien Racik
Tidak
PIO diracik
Cek kebenaran
Etiket obat dan etiket
PEMBAHASAN
A. Manajemen SDM
Sumber daya manusia yang berkompeten sangat dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan kefarmasian yang optimal di Puskesmas. Pelayanan
Puskesmas memerlukan pelayanan sumber daya manusia yang handal, karena
kehandalan mereka akan menentukan :
1. Mutu pelayanan
2. Keberhasilan pengobatan
3. Pengambilan keputusan pada saat kritis
Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat di apotek atau gudang obat
Puskesamas Teluk Tiram secara keseluruhan berjumlah 2 orang yang terdiri dari
1 orang Apoteker, 1 orang Tenaga Teknis Kefarmasiasn (TTK). Kegiatan jadwal
di luar gedung mempunyai jadwal masing – masing sehingga antara apoteker
dan TTK yang ada di Puskesmas Teluk Tiram dapat mempersiapkannya terlebih
dahulu. Biasanya untuk kegiatan luar gedung hanya satu orang saja baik
apoteker maupun TTK. Sedangkan satu orang harus tetap melakukan tugas di
dalam gedung dan melayani pasien. Dalam pembagian tugas untuk pengerjaan
laporan dikerjakan oleh apoteker dan untuk pelayanan kefarmasian dilakukan
oleh TTK. Perihal pembagian di apotek sangat bagus akan tetapi dikarenakan
keterbatasan SDM masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan dan
diperhatikan.
55
56
1. Perencanaan
Perencanaan dan pemilihan obat yang dilakukan di Puskesmas Teluk Tiram
dilakukan satu tahun sekali dan dibuat pada akhir tahun untuk perencanaan
tahun yang akan datang dengan mengisi lembar perencanaan yaitu RKO
(Rencana Kegiatan Obat) yang formatnya telah ditentukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Perencanaan tersebut disusun berdasarkan
penyakit yang sering ditemukan (epidemiologi), jumlah keperluan obat (pola
konsumsi) dan keadaan stok obat.
Jenis obat di Puskesmas Teluk Tiram terdiri dari obat Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Selain itu, Puskesmas Teluk Tiram juga mendapatkan anggaran dari Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) untuk alat kesehatan dan alat pelindung diri.
Semua jenis obat dan alat kesehatan yang tersedia di unit – unit pelayanan
kesehatan yang berasal dari berbagai sumber anggaran dapat digunakan
untuk melayani semua kategori pengunjung Puskesmas.
Puskesmas Teluk Tiram sudah sangat bagus dalam melakukan perencanaan
untuk semua jenis perbekalan farmasi maupun bahan – bahan habis pakai
yang diperlukan untuk berjalannya kegiatan di Puskesmas Teluk Tiram.
2. Pengadaan atau Permintaan
Permintaan obat dari Puskesmas Teluk Tiram menggunakan format Laporan
Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Permintaan dilakukan
oleh apoteker yang telah ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas. Permintaan
dari puskesmas dilakukan dengan memperhitungkan pemakaian obat dan
sisa stok. Jumlah permintaan obat yang dibuat oleh Puskesmas didalam
LPLPO biasanya tidak langsung disetujui oleh pihak Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten. Dinas Kesehtatan akan melakukan analisa terlebih dahulu
terhadap poin – poin yang tertulis dalam LPLPO, setelah itu diputuskan
berapa jumlah obat yang akan diberikan kepada Puskesmas yang
bersangkutan. Jumlah biasanya sama persis dengan permintaan Puskesmas
dalam LPLPO, akan tetapi juga tidak bisa sesuai dengan permintaan
dikarenakan barang kosong.
57
C. Pelayanan Farmasi
1. Apotek
Di Puskesmas Teluk Tiram pelayanan dilakukan setiap hari kerja yaitu :
a. Senin – kamis : 08.00 – 12.00 WITA
b. Jumat : 08.00 – 11.00 WITA
c. Sabtu : 08.00 – 12.00 WITA
Pelayanan resep di apotek Puskesmas Teluk Tiram dilakukan secara baik dan
cepat untuk semua pasien. Resep yang diserahkan kepada petugas apotek
terbagi menajdi 2 yaitu :
a. Penerimaan resep, yaitu resep yang berasal dari pasien umum dan BPJS.
Resep kemudian diberi nomor dan diskrinning dilihat berdasarkan
administrative, farmasetis, dan klinis. Tetapi sejak ada pandemi
pemberian no antrian ditiadakan untuk mengurangi terlalu banyak kontak
b. Penyiapan dan peracikan obat, yaitu mengambil obat yang tertulis di resep
di rak penyimpanan lalu diberi etiket. Etiket putih untuk obat oral dan
etiket biru untuk obat luar. Untuk obat racikan, waktu kurang lebih 15
menit, dan untuk obat non racikan waktu kurang lebih 10 menit. Jika obat
yang dibutuhkan pada resep habis di stok apotek maka resep ditanyakan
kembali kedokter untuk diganti dengan obat lain atau pasien harus
menebus di apotek luar.
c. Penyerahan obat sesuai resep, sebelum obat diserahkan kepada pasien
apoteker atau TTK mengecek lagi apakah obat yang disiapkan sudah
sesuai dengan resep dan mengonfirmasi tentang identitas pasien yang
61
di Puskesmas terutama dalam kebutuhan obat pada bulan yang akan mendtaang.
Di Puskesmas Teluk Tiram sudah bagus dalam pembuatan dan perencanaan
LPLPO karena setiap bulan selalu terpenuhi kebutuhan obatnya, tetapi ada
kalanya obat kosong dan harus ada tindakan untuk menanggulangi masalah
tersebut.
BAB V
a. Kesimpulan
1. Apotek Puskesmas Teluk Tiram dikelola oleh 1 orang apoteker dan 1 orang
Tenaga Teknis Kefarmasian
2. Pengelolaan obat dan perbekalan farmasi di Puskesmas Teluk Tiram
meliputi:
a. Perencanaan di apotek Puskesmas Teluk Tiram terbagi menjadi 2 yaitu
perencanaan tahunan dan perencanaan bulanan. Metode perencanaan
yang digunakan adalah metode kombinasi antara epidemiologi dan pola
konsumsi
b. Sistem penyimpanan obat di Puskesmas Teluk Tiram dengan sistem
alfabetis, bentuk sediaan, FIFO, dan FEFO
c. Pencatatn resep yang masuk dilakukan setiap hari, untuk resep narkotika
dan psikotropika dicatat dalam buku khusus dan dilaporkan setiap bulan
d. Penyerahan obat kepada pasien serta pemberian informasi obat sesuai
dengan konsep pharmaceutical care, yaitu :
1) Khasiat obat
2) Cara pemakaian obat
3) Lama pemberian obat
4) Efek samping umum
5) Penyimpanan obat
e. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) adalah tenaga yang membantu
apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian.
Adapun standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas :
1) Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP)
2) Pelayanan farmasi klinik
63
64
b. Saran
1. Untuk instalasi
a. Terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat
b. Diharapkan Apotek Puskesmas Teluk Tiram menambah tenaga kerja
agar pelayanan berjalan optimal
2. Untuk institusi
Pihak kampus diharapkan dapat memantau kegiatan mahasiswa/mahasiswi
yang sedang melaksanakan Pengantar Praktik Kerja Lapangan (PPKL)
sehingga segala kesulitan yang timbul dapat diselesaikan
3. Untuk mahasiswa/mahasiswi
a. Menjaga nama baik almamater di lahan PPKL
b. Mempersiapkan diri sebelum PPKL, dengan belajar agar membawa bekal
yang cukup
c. Disiplin
d. Mematuhi peraturan yang ada
e. Berusaha melakukan yang terbaik
65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 22. Leaflate cara penyimpanan dan membuang obat yang benar