Anda di halaman 1dari 11

3

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selada merupakan salah satu sayuran daun yang digemari oleh

masyarakat. Selada biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai lalapan.

Restoran-restoran serta hotel juga menggunakan selada dalam masakannya,

misalnya salad, hamburger, dan gado-gado. Selada memiliki berbagai kandungan

gizi, seperti serat, vitamin A, dan zat besi. Seiring dengan peningkatan jumlah

penduduk serta kesadaran masyarakat terhadap kesehatan maka permintaan

konsumen terhadap selada semakin meningkat. Menurut data USDA (2010),

kandungan zat besi dalam 100 g selada daun sekitar 0,86 mg. Kandungan zat besi

tersebut diduga masih dapat ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia

terhadap zat besi setiap harinya. (Zuhaida, dkk, 2011)

Selada merupakan sayuran daun yang berasal dari daerah (Negara)

beriklim sedang. Menurut sejarahnya, tanaman initelah dibudidayakan sejak 2500

tahun yang lalu. Beberapa literatur menyebutkan, bahwa budidaya selada telah

dilakukan tahun 500 SM. Jenis selada daun yang tidak membentuk krop telah

dikenal 2000 tahun yang lalu. (Rukmana, 2005)

Di Indonesia, selada merupakan sayuran yang tergolong baru dikenal oleh

masyarakat luas. Dahulu, jenis sayuran yang di dunia internasional dikenal dengan

nama lettuce ini hanya dinikmati oleh masyarakat Eropa dan Amerika saja.

Namun, kini selada sudah banyak dikenal di bergai lapisan masyarakat. Mula-

mula sayuran ini memang di impor, tetapi sekarang sudah banyak dibudidayakan,

bahkan telah diekspor (Novary, 2012)


4

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah, serta meningkatnya

kesadaran akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan

sayuran, termasuk selada. Ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnis, selada layak

diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi dan

peluang pasar internasional yang cukup besar. Selada memang merupakan jenis

sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia konsumennya mulai dari

golongan masyarakat keals bawah hingga golongan masyarakat golongan kelas

atas (Haryanto et al, 2007).

Permintaan terhadap tanaman selada terus meningkat seiring dengan

meningkatkan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya zat

gizi serta berkembangnya restoran dan pasar swalayan. Untuk itu usaha budidaya

tanaman selada memiliki prospek yang cukup cerah, sehingga perlu terus

digalakkan karena dapat meningkatkan kesehatan manusia dan pendapatan

petani/masyarakat. (Nazari, 2008)

Permintaan sayur khususnya pasar ekspor belum sepenuhnya terpenuhi.

Hal in disebabkan oleh pola tanam yang tidak seragam dan teratur. Sebagai

sumber makanan, sayuran bermanfaat sebagai sumber energi. Untuk mencukupi

kebutuhan, peningkatan produksi dan konsumsi merupakan langkah strategis yang

perlu diambil pemerintah. (Anggraini, 2010)

Peningkatan produksi tanaman dapat dilakukan dengan teknik budidaya

yang memiliki efisien dan efektivitas yang tinnggi. Teknik budidaya secara

hidroponik merupakan salah satu upaya intensifikasi yang pada akhirnya akan

meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan lahan dan penggunaan

pupuk. Hidroponik sebagai suatu teknik budidaya tanaman tan pa tanah yang
5

menggunakan prinsip penyediaan larutan hara sesuai dengan kebutuhan tanaman

secara teratur (Sugara, 2012).

Minimnya ketersediaan unsure organic di dalam tanah menyebabkan

rendahnya produktivitas tanaman selada. Food Agriculture Organization (2007

dalam Purwanti 2009) menyatakan bahwa pada tahun 2005 produksi selada di

Indonesia di bawah 1000 ton sedangkan konsumsi selada sebesar 300 ribu ton.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut selada harus diimpor dari beberapa

Negara asing. (Wulandari, dkk, 2013)

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilaksanakannya percobaan ini adalah untuk mengetahui

cara budidaya selada (Lacuta sativa L.)

Kegunaan Percobaan

Adapun kegunaan dari percobaan ini adalah sebagai salah satu komponen

penilaian di Laboratorium Dasar Agronomi Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan

informasi bagi pihak yang membutuhkan.


6

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

Klasifikasi dari tanaman selada (Lactuca sativa L.) yaitu, Kingdom:

Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiosermae, Kelas: Dicotyledoneae,

Ordo: Asterales, Famili: Asteraceae, Genus: Lactuca, Spesies: Lactuca sativa L.

(Sagala, 2010)

Tipe liar selada, sering memilliki daun dan batang yang berduri, tidak

membentuk kepala dan berasa pahit, dan mengandung banyak getah. Domestikasi

tanaman ini mungkin ditekantan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri,

lambat bolting, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit.

Yang lain meliputi: tunas liar lebih sedikit, daun lebih besar dan lebar, dan

membentuk kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang

dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan sebagai selada kubis

pada tahun 1543 (Rubatzky dan Yamaguuchi, 2005).

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar

serabut menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman

20-50 cm atau lebih. Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap

oleh akar serabut. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi.

(Sagala, 2010)

Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek

dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat

dan terletak pada bagian dasar yang berbeda di dalam tanah. Diameter batang

selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada
7

batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm.

(Sagala, 2010)

Bunga selada berbentuk dompolan (inflorescence). Tangkai bunga

bercabang banyak dan setiap cabang akan memebentuk anak cabang. Pada

dasarnya bunga terdapat daun-daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut

tidak muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm

yang dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre.

Setiap krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya

serentak. (Sagala, 2010)

Biji selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, berwarna coklat, serta

berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan lebar satu milimeter.

Biji selada merupakan biji tertutup dan berkepinng dua, dan dapat digunakan

untuk perbanyakan tanaman. (Sagala, 2010)

Umur panen selada berbeda-beda menurut kultivar dan musim, berkisar

antara 30 hari dan 85 hari setelah pindah tanam. Bobot selada sangat beragam

mulai dari 100g sampai 400g, bobot ini dapat dicapai pada budidaya di

lahanterbuka dengan jarak tanam 20 cm antar tanaman. (Setiawan, 2007)

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman ini umumnya ditanam pada penghujung musim penghujan,

karena termasuk tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau,

tanaman ini memerlukan enyiraman yang cuku teratur. Selain tidak tahan terhadap

hujan, tanaman selada juga tidak tahan terhadap sinar matahari yang terlalu panas.

(Handayani, 2011)
8

Daerah yang cocok untuk penanaman selada sekitar ketinggian 500-2.000

m dpl. Contoh sencra selada yaitu Batu dan Tengger (Jawa timur); Tawangmangu,

Bandungan, dan Dieng (Jawa Tengah). Di dalam dataran rendah, tanaman selada

juga bisa tumbuh, tetapi krop yang terbentuk kurang baik. (Pracaya, 2002)

Daerah-daerah yang dapat ditanami selada terletak pada ketinggian 5-

2.200 meter diatas permukaan laut. Selada krop biasanya memebentuk krop bila

ditanam di datran tinggi, tapi ada beberapa varietas selada krop yang dapat

membentuk krop di dataran rendah seperti varietas great lakes dan Brando.

(Handayani, 2011)

Tanah

Tanaman selada tumbuh baik pada tanah dataran tinggi tropik. Didataran

rendah, pembentukan krop kurang baik. Tanaman selada menghendaki tanah yang

remah, subur banyak mengandung bahan organik dan berdrainase baik. Tanaman

untuk pertumbuhan vegetatif membutuhkan air yang cukup banyak.

(Ashari, 2005)

Selada tumbuh baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung

humus. Tanah yang banyak mengandung pasir dan lumbur baik sekali untuk

pertumbuhannya. Mesikipun demikian tanah jenis lain seperti lempung berdebu

dan lempung berpasir juga dapat digunakan sebagai media tanam selada

(Handayani, 2011).

Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah. Namun,

pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang

cukup mengandung bahan organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang
9

air. Selada tumbuh baik dengan pH tanah 6,0-6,8 atau idealnya 6,5. Bila pH

terlalu rendah perlu dilakukan pengapuran (Pracaya, 2002).


10

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan pada ketinggian 25 m di atas permukaan laut. Penelitian

ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan adalah benih selada sebagai benih tanaman yang

akan dibudidayakan, air sebagai bahan untuk merendam benih dan untuk

mengusahakan agar kondisi tanah media tanam tetap lembab,tanah top soil

sebagai media tanam, pupuk kompos kompos sebagai bahan yang dicampur

dengan tanah topsoil, label sebagai penanda pada poly bag.

Alat yang di gunakan adalah cangkul untuk mengaduk pupuk kompos

dengan tanah top soil serta memasukkan tanah dan kompos tersebut ke dalam

polybag, timbangan 10 kg untuk mengukur perbandingan pupuk kompos dengan

tanah top soil, spanduk sebagai lapisan tanah pada saat dilakukan pencampuran

tanah, karung goni sebagai tempat tanah dan kompos sebelum dicampurkan,

polybag sebagai wadah media tanam selada, , gembor sebagai alat bantu dalam

proses penyiraman, alat tulis untuk menulis semua hasil pengamatan, dan

mangkuk ukuran sedang sebagai tempat untuk merendam benih.

Metode Penelitian

Metode penelitian budidaya selada adalah dengan melakukan penanaman

selada pada poly bag di lahan terbuka dengan media tanam tanah top soil dengan

penambahan pupuk kompos (pertanian organik) dengan perbandingan 8:2.


11

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penyiapan Lahan

Persiapan lahan yang di lakukan pertama adalah mencampurkan tanah top

soil dengan pupuk kompos dengan perbandingan 8:2 dilakukan dengan cara

membolak-balik campuran tanah tersebut pada tanah yang dilapisi spanduk

dengan menggunakan cangkul ataupun tangan sekaligus membersihkan tanah

tersebut dari sampah yang terkandung didalamnya. Tanah yang telah tercampur

merata kemudian ditimbang sebanyak 10 kg sebagai media tanamnya kemudian

dimasukkan ke dalam polybag. Polybag yang telah diisi media tanam selanjutnya

diberi label sebagai penanda.

Penyiapan Bahan Tanam

Penyiapan bahan tanam dilakukan dengan pemilihan benih selada yang

bermutu tinggi yang berasal dari varietas unggul. Sebelum dilakukan penanaman

terlebih dahulu benih selada direndam di dalam air kurang lebih 10 menit.

Setelah 10 menit akan terlihat benih selada yang terapung dan tenggelam. Pilih

benih yang tenggelam dan buang benih yang mengapung.

Penanaman

Penanaman dilakukan setelah tanah pada polybag dicampurkan dengan

kompos. Tanaman yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih selada yang

sudah selesai disemai.

Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari saat sore hari. Air yang diperlukan

untuk penyiraman tergantung keaadaan tanah saat dilakukan penyiraman.


12

Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk menggantikan benih yang tidak tumbuh.

Penyulaman dilakukan pada saat 7-14 hari stelah tanggal tanam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk membersihkankan lahan dari tanaman

pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan tergantung keadaan lahan. Biasanya

dengan mencabuti gulma menggunakan tangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman selada antara lain kutu daun

(Myzus persicae) dan penyakit busuk akar karena Rhizoctonia sp. Pengendalian

HPT dilakukan tergantung pada HPT yang menyerang. Apabila diperlukan

pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan memperhatikan

ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume, waktu, interval dan cara aplikasi.

Panen

Pemanenan tanaman selada dilakukan pada umur 35 hari setelah

dipindahkan ke lapangan. Tanaman selada dapat dipanen dengan dicirikan daun

berwarna hijau segar dan diameter batang lebih kurang 1 cm. Selada dipanen

dengan cara membongkar tanah di seluruh bagian tanaman.


13

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, T. 2010. Pengaruh Media Tanam Dan Pemberian Pupuk Organik Cair
Terhadap ertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
Pada Masa Tanam Ke-II. Universitas Muhammadiyah, Purwekerto.

Ashari, S. 2005. Hortikultura: Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.

Handayani, Y. 2011. Uji Kemiringan Talang Sistem Pertigasi Hidroponik NFT


Pada Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa L.). USU, Medan.

Haryanto, E, T. Suhartini, E. Rahayu, dan H.H. Sunarjo. 2007. Sawi dan Selada.
Penebar Swadaya, Jakarta.

Nazari, A. P. D. 2010. Tanggap Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) terhadap


Pemberian Bokashi Kotoran Sapid an Air Kelapa. Fakultas Pertanian
Universitas Mulawarman. Samarinda.

Novary, E.W. Penangana dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya,


Jakarta.

Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik Di Kebun, Pot, Dan Polibag. Penebar
Swadaya, Jakarta.

Rubatzky, V.E, dan M. Yamaguchi. 2005. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi, dan
Gizi. ITB, Bandung.

Rukmana, R. 2005. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius, Yogyakarta.

Sagala, D.R. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativa L.) Pada
Pemebrian Pupuk Organik Cair dan Kascing. USU, Medan.

Setiawan, L. 2007. Optimasi Konsentrasi Larutan Hara Pada Budidaya Selada


(Lactuca sativa L.) dengan Teknologi Hidroponik Sistem Teraung
(THST). IPB, Bogor.

Sugara, K. 2012. Budidaya Selada Keriting, Selada Lollo rossa Dana Selada
Roaine Secara Aeroponik Di Amazing Farm, Lembang, Bandung. IPB,
Bogor.

Wulandari, R, Mulyati, Novi. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Jerami


Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Selada Daun (Lactuca sativa L.).
STKIP PGRI, Sumatera Barat.

Zuhaida, L, E. Ambarwati dan E. Sulistyaningsih. 2011. Pertumbuhan dan Hasil


Selada (Lactuca sativa L.) Hidroponik Diperkaya Fe. Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai