Latar Belakang
Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki
prospek dan nilai komersial yang cukup baik. Semakin bertambahnya jumlah penduduk
bertambahnya permintaan akan sayuran. Kandungan gizi pada sayuran terutama vitamin dan
Selada merupakan sayuran daun yang berasal dari daerah (Negara) beriklim sedang.
Menurut sejarahnya, tanaman initelah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu. Beberapa
literatur menyebutkan, bahwa budidaya selada telah dilakukan tahun 500 SM. Jenis selada daun
yang tidak membentuk krop telah dikenal 2000 tahun yang lalu. (Rukmana, 2005)
Di Indonesia, selada merupakan sayuran yang tergolong baru dikenal oleh masyarakat
luas. Dahulu, jenis sayuran yang di dunia internasional dikenal dengan nama lettuce ini hanya
dinikmati oleh masyarakat Eropa dan Amerika saja. Namun, kini selada sudah banyak dikenal di
bergai lapisan masyarakat. Mula-mula sayuran ini memang di impor, tetapi sekarang sudah
Fertigasi yang merupakan cara pemberian air irigasi bersamaan dengan pemupukan
tipe mikro-irigasi dimana air dan hara diberikan melalui pipa plastik dengan drip-emiter yang
yangmemanfaatkan air yang berkualitas rendah dengan salinitas yang tinggi untuk irigasi. Halini
disebabkan karena dengan irigasi tetes dapat melarutkan garam-garam menjauh daridripper,
1997).
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dilaksanakannya percobaan ini adalah untuk mengetahui cara budidaya
selada (Lacuta sativa L.)
Kegunaan Percobaan
Adapun kegunaan dari percobaan ini adalah sebagai salah satu komponen
penilaian Mata kuliah Teknologi produksi tanaman Hortikultura. Program studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan serta
sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi dari tanaman selada (Lactuca sativa L.) yaitu, Kingdom: Plantae,
Tipe liar selada, sering memilliki daun dan batang yang berduri, tidak membentuk
kepala dan berasa pahit, dan mengandung banyak getah. Domestikasi tanaman ini mungkin
ditekantan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri, lambat bolting, berbiji besar dan tidak
menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit. Yang lain meliputi: tunas liar lebih sedikit, daun lebih
besar dan lebar, dan membentuk kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang
dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan sebagai selada kubis pada tahun
Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut
menempel pada batang, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20-50 cm atau lebih.
Sebagian besar unsur hara yang dibutuhkan tanaman diserap oleh akar serabut. Sedangkan akar
Umur panen selada berbeda-beda menurut kultivar dan musim, berkisar antara 30 hari
dan 85 hari setelah pindah tanam. Bobot selada sangat beragam mulai dari 100g sampai 400g,
bobot ini dapat dicapai pada budidaya di lahanterbuka dengan jarak tanam 20 cm antar tanaman.
(Setiawan, 2007)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman ini umumnya ditanam pada penghujung musim penghujan, karena termasuk
tanaman yang tidak tahan kehujanan. Pada musim kemarau, tanaman ini memerlukan enyiraman
yang cuku teratur. Selain tidak tahan terhadap hujan, tanaman selada juga tidak tahan terhadap
Daerah yang cocok untuk penanaman selada sekitar ketinggian 500-2.000 m dpl. Contoh
sentra selada yaitu Batu dan Tengger (Jawa timur); Tawangmangu, Bandungan, dan Dieng (Jawa
Tengah). Di dalam dataran rendah, tanaman selada juga bisa tumbuh, tetapi krop yang terbentuk
Daerah-daerah yang dapat ditanami selada terletak pada ketinggian 5-2.200 meter diatas
permukaan laut. Selada krop biasanya memebentuk krop bila ditanam di datran tinggi, tapi ada
beberapa varietas selada krop yang dapat membentuk krop di dataran rendah seperti varietas
Tanah
Tanaman selada tumbuh baik pada tanah dataran tinggi tropik. Didataran rendah,
pembentukan krop kurang baik. Tanaman selada menghendaki tanah yang remah, subur banyak
mengandung bahan organik dan berdrainase baik. Tanaman untuk pertumbuhan vegetatif
Selada tumbuh baik pada tanah yang subur dan banyak mengandung humus. Tanah yang
banyak mengandung pasir dan lumbur baik sekali untuk pertumbuhannya. Mesikipun demikian
tanah jenis lain seperti lempung berdebu dan lempung berpasir juga dapat digunakan sebagai
Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah. Namun, pertumbuhan yang
baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang cukup mengandung bahan
organik, gembur, remah, dan tidak mudah tergenang air. Selada tumbuh baik dengan pH tanah
6,0-6,8 atau idealnya 6,5. Bila pH terlalu rendah perlu dilakukan pengapuran (Pracaya, 2002).
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di JL. Sei Batang Hari No.19 Medan, pada ketinggian 25 m di
atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan - 2017.
Bahan yang di gunakan adalah benih selada sebagai benih tanaman yang akan
dibudidayakan, air sebagai bahan untuk merendam benih dan untuk mengusahakan agar kondisi
tanah media tanam tetap lembab,tanah top soil sebagai media tanam, pupuk kotoran ayam
sebagai bahan yang dicampur dengan tanah topsoil, label sebagai penanda pada poly bag.
Alat yang di gunakan adalah cangkul untuk mengaduk pupuk kompos dengan tanah top
soil serta memasukkan tanah dan kotoran ayam tersebut ke dalam polybag, timbangan 10 kg
untuk mengukur perbandingan pupuk kompos dengan tanah top soil, spanduk sebagai lapisan
tanah pada saat dilakukan pencampuran tanah, karung goni sebagai tempat tanah sebelum
dicampurkan, polybag sebagai wadah media tanam selada, alat tulis untuk menulis semua hasil
pengamatan, botol bekas sebagai wadah fertigasi, dan mangkuk ukuran sedang sebagai tempat
Metode Penelitian
Metode penelitian budidaya selada adalah dengan melakukan penanaman selada pada
poly bag dengan metode fertigasi di lahan terbuka dengan media tanam tanah top soil dengan
Penyiapan Lahan
Persiapan lahan yang di lakukan pertama adalah mencampurkan tanah top soil
dengan pupuk kandang, dilakukan dengan cara membolak-balik campuran tanah tersebut pada
tanah yang dilapisi spanduk dengan menggunakan cangkul ataupun tangan sekaligus
membersihkan tanah tersebut dari sampah yang terkandung didalamnya. Tanah yang telah
Penyiapan bahan tanam dilakukan dengan pemilihan benih selada yang bermutu
tinggi yang berasal dari varietas unggul. Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu benih
selada direndam di dalam air kurang lebih 10 menit. Setelah 10 menit akan terlihat benih selada
yang terapung dan tenggelam. Pilih benih yang tenggelam dan buang benih yang mengapung.
Penanaman
Penanaman dilakukan setelah tanah pada polybag dicampurkan dengan kotoran ayam.
Tanaman yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih selada yang sudah selesai disemai.
Penyiangan
menggunakan tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Y. 2011. Uji Kemiringan Talang Sistem Pertigasi Hidroponik NFT Pada
Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa L.). USU, Medan.
Haryanto, E, T. Suhartini, E. Rahayu, dan H.H. Sunarjo. 2007. Sawi dan Selada. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Hochmuth, G.J. and A.G. Smajstrla. 1997. Fertilizer application andmanagement for micro
(drip)-irrigated vegetable in Florida. Fla.Coop.Ext. Circ, 1181.
Nazari, A. P. D. 2010. Tanggap Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) terhadap Pemberian
Bokashi Kotoran Sapid an Air Kelapa. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.
Samarinda.
Nazaruddin., 2003. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.Penebar Swadaya,
Jakarta.
Novary, E.W. Penangana dan Pengolahan Sayuran Segar. Penebar Swadaya, Jakarta.
Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik Di Kebun, Pot, Dan Polibag. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rubatzky, V.E, dan M. Yamaguchi. 2005. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi, dan Gizi. ITB,
Bandung.
Sagala, D.R. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca sativa L.) Pada Pemebrian
Pupuk Organik Cair dan Kascing. USU, Medan.
Sugara, K. 2012. Budidaya Selada Keriting, Selada Lollo rossa Dana Selada Roaine Secara
Aeroponik Di Amazing Farm, Lembang, Bandung. IPB, Bogor.
Wulandari, R, Mulyati, Novi. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Jerami Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Selada Daun (Lactuca sativa L.). STKIP PGRI, Sumatera
Barat.
Zuhaida, L, E. Ambarwati dan E. Sulistyaningsih. 2011. Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca
sativa L.) Hidroponik Diperkaya Fe. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.