Puji sukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-nya, sehingga praktikum selama ini dapat terlaksanadan laporan tersusun
tepat pada waktunya
Laporan ini terselesaikan atas bantuan dan bimbinan berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih sebanyakbanyaknya kepada Dosen dan Asisten Praktikum yang telah rela meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan mulai dari praktikum sampai penulisan
laporan.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan keritik
yang bersifat membangun sangat diharapkan, semoga laporan ini ada manfaatnya.
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
PENDAHULUAN...........................................................................1
Latar Belakang.............................................................................................1
Tujuan Praktikum.........................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
BAHAN DAN METODE...................................................................................5
Tempat dan Waktu Pelaksanaan...................................................................5
Bahan dan Alat.............................................................................................5
Metode..........................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................7
Hasil..............................................................................................................7
Pembahasan..................................................................................................7
KESIMPULAN......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya
untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya.
Pada organisme yang berbiak secara individu baru adalah hasil kombinasi
informasi genesis yang di sumbangkan oleh 2 gametyang berbeda yang berasal
dari keduan parentalnya( Crawder 1990).
Dari hokum mendel I yang di kenal dengan the law of segretation of allelic
genes atau hokum pemisahan gen yang sealel dinyatakan bahwa dalam
pembentukan gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas. Peristiwa
pemisahan ini terlihat ketika pembentukan gamet individu yang memiliki genotif
heterezigot sehingga tiap gamet mengandung satu ale tersebut (Jhonson 1983).
Dalam hal itu disebut hokum segresi yang berdasarkan percobaan
persilangan dengan satu sifat beda akan menghasilkan perbandingan fenotipe 12
yaitu ekspresi gen dominan : resesif > 3:1. Namun kadang-kadang individu hasil
perkawinan tidak didominasi olleh salah satu induknya. Denga kata lain, sifat
dominasi tidak muncul secara penuh (Goodenough 1988).
Dalam mebicarakan satu sifat tertentu , kita harusnya menggambarkan
pasangan kromosom denga yang bersangkutan saja tetapi bukan berarti bahwa
pasangan kromosom-kromosom dan gen-gen yang lain tidak ada dalam sel itu.
Ada sifat yang di sebut dominan , yaitu apabila kehadiran gen yang menguasai
sifat ini menguasai ekspresi gen yang lainnya yaitu resesif, sehingga sifat yang
terakhir ini tidak tampak. (Yatim 1983).
Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan the law of independent
assortnun of genes atau hokum pengelompokan genes. Secara bebas dinyatakan
bahwa selama pembentukan gamet gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan
mengelompokkan dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hokum ini
dipakai pada dihibrid atau polihibrid yaitu persilangan dari 2 individu yang
memilki satu atau lebih karakter yang berbeda (Corebima 1997).
Dihibrid adalah monohybrid denga satu sifat beda dan dihibrid adalah
hybrid dengan 2 sifat beda. Fenotife adalah penampakan atau perbedaan dari suatu
sifat suatu individu tergantung dari susunan genotifnya yang dinayatakan dengan
kata-kata. Genotife adalah susunan konstitusi genetic dari suatau individu yang
ada, hubungannya denga fenotif biasanya dinyatakan dengan symbol. Oleh karena
itu bersifat dploid maka genotife dinyatakan denga huruf dobel misalnya AA Aa
aa AA BB dan sebagainya (Yatim 1983).
Tujuan Praktikum
1.
2.
3.
4.
TINJAUAN PUSTAKA
Mendel melakukan ini dan memanen 315 ercisbulat kuning, 101 keriput
kuning, 108 bulat hijau, dan 32 keriput hijau. Cirri khas karya Mendel yang
cermat ialah bahwa ia selalu menanam simulasi ercis ini dan membuktikan adanya
genotype terpisah diantara setaip ercis denga kombinasi baru. Cirri-ciri nya hanya
32 keriput hijau yang merupakan genotype tunggal. Hasil-hasil ini membuat
Mendel mendirikan hiposesinulz yang terakhir (hokum Mendel II) (Kimball
1993).
Hasil
Kuning-Hijau
P
Merah-Hitam
TTHH
tthh
(Tinggi-Tahan)
F1
(Pendek-Rentan)
TtHh
(Tinggi-Tahan)
F2
TtHh
TtHh
TH
Th
tH
th
TH
TTHH
TTHh
TtHH
TtHh
Th
TTHh
TThh
TtHh
Tthh
Th
TtHH
TtHh
ttHH
ttHh
Th
TtHh
Tthh
ttHh
tthh
Sifat
Jumlah
Kuning-Hijau
Tinggi-Tahan
Kuning-Hitam
Tinggi-Rentan
Merah-Hijau
Pendek-Tahan
Merah-Hitam
Pendek-Rentan
Kuning-Merah
Tinggi-Pendek
Kuning-Kuning
Tinggi-Tinggi
Hitam-Hitam
Rentan-Rentan
Hijau-Hijau
Tahan-Tahan
Pembahasan
Menurut Goodenough (1984). Mendel memperoleh hasil yang tetap sama
dan tidak berubah-ubah pada pengulangan dengan cara penyilangan dengan
kombinasi sifat yang berbeda. Prinsip segregasi berlaku untuk kromosom
homolog. Pasangan-pasangan kromosom homolog yang berbeda mengatur sendiri
pada khatulistiwa metafase I dengan cara bebas dan tetap bebas selama meiosis.
Individu-individu demikian disebut dihibrida atau hibrida dengan 2 sifat beda.
Melakukan percobaan, harus diketahui cara pewarisan sifat. Dua pasang
yang diawasi oleh pasangan gen yang terletak pada kromosom yang berlainan.
Sebagai contoh Mendel melakukan percobaan dengan menanam kacang ercis
yang memiliki dua sifat beda. Mula-mula tanaman galur murni yang memiliki biji
bulat berwarna kuning disilangkan dengan tanaman galur murni yang memiliki
biji keriput berwarna hijau, maka F1 seluruhnya berupa tanaman yang berbiji
bulat berwarna kuning.
Dihibrida menurut membentuk empat gamet yang secara genetic berbeda
dengan frekuensi yang kira-kira sama karena orientasi secara acak dari pasangan
kromosom nonhomolog pada piringan metafase meiosis pertama. Rasio fenotipe
klasik yang dihasilkan dari perkawinan genotipe dihibrida adalah 9:3:3:1. Rasio
ini diperoleh bila alel-alel pada kedua lokus memperlihatkan hubungan dominan
dan resesif .
Uji silang tanaman dihibrida menghasilkan nisbah 1:1:1:1;. Makin banyak
jumlah gen (pasangan alele) makin banyak jumlah kelas fenotipe dan genotipe
pada F2. Metode garis cabang dalam analisa genetik menyederhanakan penentuan
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
10
Mada