Anda di halaman 1dari 33

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Stroberi memiliki nama latin Fragaria x ananassa adalah tanaman yang


berasal dari keluarga Rosaceae. Buah stroberi terdiri dari beberapa achenes (biji)
dan jaringan receptacle. Buah sroberi yang memilik kualitas baik adalah buah
memiliki warna merah seragam, tegas, beraroma dan bebas dari cacat fisik serta
bebas dari penyakit.
Stroberi adalah salah satu komoditas buah-buahan yang penting di dunia,
terutama untuk Negara-negara beriklim subtropics. Di Negara-negara yang
beriklim subtropics pengembangan budidaya stroberi dijadikan sebagai salah satu
sumber devisi. Pola dan sistem pengembangan budidaya stroberi telah dipadukan
dengan sektor pariwisata, yaitu menciptakan kebun agrowisata. Misalnya, di
Eropa kebun agrowisata stroberi telah terdapat di berbagai ngara. Seiring
perkembangan ilmu dan tehnologi pertanian yang semakin maju, kini stroberi
mendapat perhatian pengembangannya di daerah beriklim tropis. Di Indonesia,
walaupun stroberi bukan merupakan tanaman asli Indonesia, namun
pengembangan komoditas ini yang berpola agribisnis dan agroindustri dapat
dikategorikan sebagai salah satu sumber pendapatan dalam sektor pertanian.
Stroberi ternyata dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik dalam kondisi iklim
seperti di Indonesia (Budiman dan Saraswati, 2008).
Perkembangan stroberi di Indonesia terus mengalami peningkatan, namun
bila dibandingkan dengan luar negeri, usaha stroberi di Indonesia belum
dilakukan secara optimal. Maka perlu adanya penerapan teknologi dan sistem
yang baik dalam pengelolahan budidaya stroberi ini. Sehingga dapat
menghasilkan produksi stroberi yang berkualitas baik.
Masalah yang perlu diatasi adalah saat musim penghujan. Kelembaban
yang tinggi dapat memicu berkembangnya penyakit karat daun pada tanaman
stroberi ini. Penyakit ini dapat menyebabkan bercak merah pada daun. Jika telah
terserang penyakit karat daun ini, 40% dari total area tanam dapat terserang.
Selain itu, pembuahan pada tanaman stroberi ini banyak terjadi kegagalan karena
air hujan yang masuk kedalam bunga menyebabkan bunga menjadi busuk. Bunga
2

yang baru keluar juga sangat rapuh, sehingga jika terkena hempasan air hujan
bunga tersebut putus.

I.2 Tujuan Magang Kerja

Tujuan kegiatan magang ini adalah untuk memperoleh pengetahuan me-


ngenai sistem produksi dan teknik budidaya tanaman stroberi di kebun stroberi
PTPN XII (Persero) Kalisat/Jampit Wilayah II Bondowoso.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tanaman Stroberi

Stroberi yang dibudidayakan saat ini cenderung pada jenis Fragaria x


ananassa var duschenes. Stroberi ini ialah hasil persilangan antara Fragaria
virginiana L. var duschenes dari Amerika Utara dengan Fragaria chiloensis L.
var duschenes dari Chili. Persilangan stroberi ini dilakukan pada tahun 1750.
Kemudian banyak dilakukan persilangan-persilangan lagi sehingga mendapatkan
jenis stroberi dengan buah yang memiliki ukuran besar, manis dan memiliki
aroma khas (Adanikid, 2008).
Kualitas buah stroberi berbeda-beda untuk setiap varietas. Kualitas stroberi
ditentukan oleh rasa (manis, agak asam dan asam), ukuran buah (setiap varietas
berbeda), tingkat kerusakan buah dan keseragaman warna buah. Tingkat
ketahanan dan sifat buah stroberi berbeda-beda untuk setiap varietasnya. Sehingga
dalam penanganannya juga berbeda setiap varietasnya.
Buah stroberi umumnya berwarna merah. Biasanya dikenal sebagai buah semu
atau receptacle yang membesar. Buah sejati berasal dari ovul yang diserbuki,
berkembang menjadi buah kering dan berbiji keras (Prihartman, 2006).
Batang tanaman stroberi memiliki ruas-ruas yang pendek dan berbuku-buku.
Buku-buku batang yang tertutup sisi daun memiliki kuncup. Pada kuncup ketiak
tanaman stroberi dapat tumbuh menjadi stolon yang biasanya tumbuh memanjang
dan dapat menjadi calon tanaman baru.
Penampakan stolon secara visual hampir mirip dengan sulur. Stolon dapat
tumbuh akar dan tunas bila menyentuh tanah dan tumbuh sebagai tanaman baru.
Stolon ini dapat dipotong dan dijadikan sebagai bahan tanam baru atau bibit yang
disebut geragih atau runners (Adanikid, 2008).
Masa produktif tanaman stroberi dapat mencapai umur dua tahun. Stroberi
dapat dipanen pada umur empat hingga lima bulan setelah tanam. Saat masa
peralihan musim (dari musim hujan menuju kemarau) tanaman stroberi akan
mengalami penurunan produksi (Santi, 2008).
Tanaman stroberi memiliki syarat tumbuh yang harus dipenuhi agar dapat
tumbuh dengan baik. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada pH antara 5,5
sampai 7 (Eames dan Sheavly, 2003). Kemiringan lereng yang dapat digunakan
4

untuk budidaya stroberi di lahan adalah 5% – 7% agar air dapat masuk dan
tersimpan di dalam tanah. Bila lahan yang digunakan memiliki kemiringan hingga
12%, maka perlu adanya penanganan lebih lanjut agar dapat mengurangi bahaya
erosi (Anonymous, 2013a).
Tamanan stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki
curah hujan antara 600 – 700 mm/tahun. Temperatur yang dibutuhkan agar
tanaman stroberi dapat tumbuh baik adalah 17 – 200C. Di Indonesia hanya di
dataran tinggi (1.000 – 1.500 mdpl) yang memiliki temperatur sesuai syarat
tumbuh stroberi, serta memiliki kelembaban udara 80 – 90% (BAPPENAS, 2000).
Bagian buah stroberi yang dapat dimanfaatkan mencapai 96% dari
keseluruhan buah. Untuk kandungan gizi per 100 gram buah stroberi adalah:

Tabel 1. Kandungan Gizi Stroberi per 100 gram Buah Stroberi (BPS, 2008).

Buah stroberi banyak mengandung mineral dan vitamin. Selain itu, buah
stroberi juga mengandung ellegic acid terutama banyak terdapat pada biji dan
daunnya. Ellegic acid ialah senyawa fenol yang memiliki potensi sebagai
penghambat bagi tumbuhnya sel kanker (BPS, 2008).
Di Indonesia permintaan terhadap buah stroberi cukup besar. Namun hal
tersebut belum dapat dipenuhi oleh para pembudidaya stroberi. Permintaan yang
dapat dipenuhi oleh para pembudidaya stroberi di Indonesia adalah sebanyak 700
kg/hari. Padahal permintaan pasar yang harus dipenuhi sebanyak 1000 kg/hari
(Kurnia, 2005). Peluang yang dimiliki oleh pengusaha buah stroberi masih cukup
besar untuk memenuhi permintaan pasar ini. Permintaan pasar luar negeri juga
masih cukup besar terhadap buah stroberi. Tingginya permintaan ini dapat
5

dijadikan peluang dan tantangan bagi para pengusaha stroberi agar terpacu untuk
mengembangkan produksinya.
Kebutuhan stroberi di Indonesia saat ini masih dipenuhi dari impor.
Negara pengimpor stroberi di Indonesia sebagian besar adalah dari Jepang dan
Amerika. Kedua negara tersebut merupakan negara pengekspor stroberi di dunia.
Produksi stroberi untuk kedua negara tersebut cukup besar. Nilai produksi stroberi
Jepang dan Amerika dapat dilihat pada Tabel 2.
Impor stroberi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang belim
dapat dipenuhi oleh produksi stroberi Indonesia. Sebagian besar konsumsi stroberi
adalah dari sektor industri produk olahan yang berbahan dasar stroberi segar.
Stroberi ialah buah yang bukan berasal dari Indonesia, melainkan berasal
dari daerah sub tropis. Stroberi yang dikembangkan di Indonesia biasanya melalui
proses introduksi terlebih dahulu agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Beberapa varietas tanamman stroberi yang dikembangkan di Indonesia dari hasil
introduksi menurut Balitjestro (2009) ialah:

1. Sweet Charlie

Gambar 1: Stroberi Varietas Sweet Charlie (Balitjestro, 2009)


Varietas ini banyak dibudidayakan karena memiliki buah yang besar,
sangat produktif, memiliki warna buah jingga hingga merah dan tahan
serangan Colletotrichum.
6

2. Oso Grande

Gambar 2: Stroberi Varietas Oso Grande (Anonymous, 2013b)


Ukuran buah sangat besar, buah padat, pada bagian tengah buah
memiliki tekstur seperti busa dan produktivitasnya tinggi.

3. Tristar

Gambar 3: Stroberi Varietas Tristar (Anonymous, 2013c)


Untuk varietas ini, memerlukan panjang hari yang tergolong netral,
buahnya cocok untuk digunakan sebagai produk olahan, ukuran buah
medium hingga kecil, serta tahan serangan penyakit red stele dan embun
tepung.
7

4. Nyoho

Gambar 4: Stroberi Varietas Nyoho (Anonymous, 2013d)


Varietas ini memiliki penampilan buah yang menarik, buah padat,
memiliki rasa yang manis dan cocok digunakan untuk produk olahan
seperti kue.

5. Hokowaze

Gambar 5: Stroberi Varietas Hokowaze (Anonymous, 2013e)


Varietas ini memiliki aroma yang tajam, sedikit lunak, produktivitas
tinggi dan tahan serangan embun tepung, tetapi rentan pada serangan
Verticillium dan Antraknosa.

6. Rosa Linda

Gambar 6: Stroberi Varietas Rosa Linda (Anonymous, 2013f)


8

Varietas ini memiliki produktivitas yang tinggi, memiliki aroma buah


yang kuat. Umumnya digunakan sebagai buah meja dan untuk produk
olahan.

7. Chandler

Gambar 7: Stroberi Varietas Chandler (Anonymous, 2013g)


Produktivitas tinggi, memiliki ukuran buah yang besar dan tahan serangan
virus.
Suhu yang dingin pada malam hari diperlukan tanaman stroberi untuk
proses inisiasi bunga dan pada siang hari membutuhkan cahaya matahari yang
cukup dengan intensitas penyinaran antara 8-10 jam tergantung varietasnya untuk
melakukan proses fotosintesis dan pematangan buah (Gusyana, 2008).
Tanaman stroberi dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan
antara 600-700 mm/tahun. Suhu yang dibutuhkan antara 17-20oC dan kelembaban
antara 80-90% (Prihatman, 2006). Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi rasa
dan aroma buah stroberi. Tanaman stroberi yang tumbuh pada malam hari akan
memiliki rasa buah yang enak dibandingkan dengan yang tumbuh pada keadaan
udara berawan, lembab dan panas pada malam hari (Yudi, 2007).

II.2 Perkembangan Stroberi di Indonesia

Menurut data FAO, pada tahun 2006-2010 produksi stroberi dunia


mengalami kenaikan.
9

Tabel 2. Produksi Stroberi Dunia Tahun 2006-2010 (FAO, 2010).

Keterangan: Dalam satuan ton


Negara produsen stroberi terbesar tahun 2006-2010 adalah Amerika.
Varietas tanaman stroberi berkembang luas di dunia yang berasal dari Amerika
adalah Sweet Charlie, Selva, Osogrande dan Tristar. BPS (2012) mencatat, bahwa
impor stroberi Indonesia tahun 2011 mencapai 210 ton setara dengan Rp
4.325.418.000.

Perkembangan impor stroberi Indonesia dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Impor buah stroberi tahun 1990-2009 (FAO, 2010).


Seiring dengan menigkatnya kebutuhan pasar pada buah stroberi,
dibutuhkan bibit tanaman stroberi yang baik dan sehat serta dapat memenuhi
kebutuhan pasar domestik. Permasalahan yang timbul dalam pengembangan
tanaman stroberi di dalam negeri adalah ketersediaan bibit stroberi yang
berkualitas.
10

Perbanyakan bibit tanaman stroberi dengan sulur atau stolon dapat


dilakukan hingga 3-5 kali perbanyakan, setelah itu kualitas dari bibit dapat
menurun dan akan berdampak pada hasil produksi buahnya yang juga akan
menurun. Untuk perbanyakan bibit dengan biji diperlukan waktu yang lama. Hal
ini dapat me-rugikan bagi pengusaha stroberi karena dibutuhkan waktu yang lama
dalam per-banyakannya dan dapat mengurangi pendapatan perusahaan serta
kebutuhan pasar pada buah stroberi dapat terhambat.
Pada sentra penanaman stroberi di Indonesia, kebutuhan benihnya
berbada-beda karena luas area penanamannya berbeda. Berikut adalah data
perkiraan ke-butuhan benih tanaman stroberi di beberapa daerah di Indonesia :

Tabel 3. Perkiraan Kebutuhan Benih Stroberi Pada Beberapa Daerah di


Indonesia (Zainuri Hanif, 2012)
11

III. METODE PELAKSANAAN

III.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan magang kerja ini akan dilaksanakan di kebun PTPN XII


(Persero) Wilayah II Kalisat/Jampit, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa
Timur, dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2013.

III.2 Metode Pelaksanaan

Untuk menunjang hasil magang kerja dalam bentuk laporan mingguan dan
laporan akhir magang kerja, maka diperlukan beberapa data kegiatan yang berupa:
1. Data primer, dapat diperoleh dengan cara :
a. Observasi langsung
Metode ini bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi serta
mengidentifikasi masalah yang ada secara langsung. Observasi ini
berkaitan mengenai keadaan umum PTPN XII Kalisat/Jampit.
b. Diskusi dan wawancara
Diskusi dan wawancara dilakukan dengan cara mengambil informasi
teknis yang tersedia di lapang, serta diskusi dengan pihak PTPN XII
Kalisat/Jampit mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pem-
budidayaan tanaman stroberi beserta seluruh aspeknya.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari literatur dan buku yang memuat tentang
tanaman stroberi atau segala sesuatu yang terkait dengan per-
masalahan tanaman stroberi, khususnya teknik budidayanya.
12

III.3 Jadwal Kegiatan

Kegiatan magang kerja ini akan dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu 3


bulan kegiatan lapang dan 1 bulan pelaporan. Adapun rincian rencana kegiatan
magang kerja adalah sebagai berikut :
Juli Agustus September Oktober Keterangan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Bulan
Agustus
 
1. Partisipasi aktif √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √     minggu 1

libur lebaran
 
2. Praktik lapang √ √ √ √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √    

  √
3. Pengumpulan data     √ √ - √ √ √ √ √ √ √ √    
√  
Pembuatan
4.                       √  √   √ √
laporan

Tabel 4. Rencana Jadwal Kegiatan Magang.


III.4 Kondisi Kebun PTPN XII Kalisat/Jampit

Kebun stroberi PTPN XII Kalisat/Jampit ini memiliki luas tujuh hektar. Di
kebun stroberi milik PTPN XII sejak awal dibuka tahun 2007 tidak menggunakan
bahan sintetik dalam budidayanya. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik
berasal dari urine dan kotoran sapi atau kambing serta tanah yang diolah. Bahan
baku pupuk ini berasal dari masyarakat sekitar yang memelihara kambing dan
sapi. Sebelumnya pupuk tersebut didapatkan dari distributor pupuk organik.
Pengaplikasian pupuk urine ini untuk setiap hekternya membutuhkan 20
liter pupuk cair yang diberikan setiap dua minggu sekali. Hal ini dapat meng-
hemat biaya oprasional hingga 50% jika dibandingkan dengan menggunakan
pupuk sintetik.
Kebun stroberi ini hanya sebagian kecil dari komoditas yang di-
kembangkan oleh PTPN XII. Varietas tanaman stroberi yang dikembangkan disini
ialah Sweet Charlie. Kaki Gunung Ijen dinilai sesuai dengan syarat tumbuh
tanaman stroberi. Stroberi dapat tumbuh pada ketinggian 1000-1500 mdpl,
sedangkan di kebun PTPN XII ini memiliki ketinggian 1100 mdpl.
13

PTPN XII mengembangkan tanaman stroberi ini dengan pertimbangan


yang matang, karena pasar masih terbuka lebar. Selama ini pasokan buah stroberi
untuk wilayah Jawa Timur berasal dari daerah Bali dan Batu. Pesaing lainnya
yang memasok buah stroberi adalah dari daerah Garut dan Lembang.
Potensi pasar untuk stroberi PTPN XII cukup bagus. Panen stroberi di-
lakukan setiap empat hari sekali, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Buah stroberi
tersebut dipasarkan ke 19 outlet yang ada di Surabaya. Stroberi yang dipasarkan
adalah stroberi yang memiliki grade A dan grade B. Harga jual untuk kedua grade
tersebut mencapai Rp 40.000/kg. Stroberi yang tidak masuk dalam grade tersebut
atau yang terlalu kecil tidak dibuang begitu saja. Stroberi tersebut diolah menjadi
sirup dan selai, sehingga dapat menambah pemasukan.
14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Profil PTPN XII (Persero) Kalisat/Jampit

Perkebunan Kalisat/Jampit adalah salah satu perkebunan yang dimiliki


oleh PTPN XII (Persero). Lokasi perkebunan ini berada di Desa Kalisat,
Kecamatan Sempol, Kabupaten Bondowoso.
Perkebunan ini didirikan pada tahun 1900 oleh perusahaan Belanda yang
bernama D.B.A.K (Davite Bernie Administatie Kantor). Seiring perkembangan
zaman, perkebunan ini telah beberapa kali mengalami perubahan nama dan
struktur organisasinya.
Beberapa perubahan nama yang dialami perkebunan ini diantaranya:
1. Tahun 1900: D.B.A.K (Davit Bernie Administatie Kantor)
2. Tahun 1955: L.M.O.D (Landbouw Maatschappij Oud Djember)
3. Tahun 1958: Terjadi pengambil alihan oleh pemerintahan RI dan
berganti nama menjadi P.P.N Baru-Pirae Unit A.
4. Tahun 1961: P.P.N Kesatuan Jawa Timur VII
5. Tahun 1963: P.P.N Antan XIII
6. Tahun 1968: P.N.P XXVI
7. Tahun 1972: P.T.P XXVI (Persero)
8. Tahun 1995: P.T.P Kelompok Jawa Timur
9. Tahun 1996: PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) hingga sekarang
Perkebunan ini berada pada ketinggian 1100—1500 mdpl. Pemilihan
tempat ini didasarkan pada syarat tumbuh dari komoditas utama, yaitu kopi
arabika yang dapat tumbuh pada rentang ketinggian 1000—1800 mdpl.
PTPN XII (Persero) Kalisat/Jampit memiliki luas kebun 3.105,41 hektar
yang terbagi atas lima afdeling, yaitu afdeling Kampung Baru, Sempol, Kampung
Malang, Krepekan, dan Jampit. Untuk kebun stroberi terdapat di afdeling
Kampung Baru dan afdeling Jampit. Luas lahan yang digunakan dalam budidaya
stroberi di afdeling Kampung Baru seluas 3 hektar dan di afdeling Jampit seluas
1,5 hektar.
PTPN XII (Persero) Kalisat/Jampit ini dipimpin oleh seorang Manager dan
dibantu oleh seorang Wakil Manager dalam menjalankan tugasnya. Struktur
organisasi PTPN XII (Persero) Kalisat/Jampit dapat dilihat di Lampiran 3.
15

IV.2 Budidaya Tanaman Stroberi

IV.2.1 Pengolahan Tanah

Sebelum dilakukan penanaman, lahan yang akan digunakan untuk


budidaya stroberi di olah terlebih dahulu. Ini bertujuan agar lahan tersebut bersih
dari tumbuhan liar, serta untuk penggemburan tanah. Beberapa pengolahan tanah
untuk budidaya tanaman stroberi di PTPN XII:

1. Pembuatan Bedengan

Sebelum pembuatan bedengan, tanah yang akan digunakan sebagai


lahan tanam terlebih dahulu dilakukan penyiangan. Rumput yang ada pada
lah tersebut dibersihkan dengan cara dibalik menggunakan mesin traktor
dorong. Kemudian, lahan dibiarkan selama 1—2 minggu agar suhu tanah
yang telah dibalik turun dan dapat ditanami.
Setelah proses tersebut, barulah pembuatan bedengan dapat
dilaksanakan. Bedengan yang dibuat untuk menanam tanaman stroberi
memiliki lebar 60 cm, tinggi 40 cm, dan panjang bedeng 20 m. Untuk
jarak antar bedeng adalah 40 cm. Bedengan tersebut dibuat secara
melintang, tujuannya adalah agar tanaman stroberi yang akan ditanam
nantinya dapat menyerap cahaya matahari secara optimal.

Gambar 9. Bentuk Bedengan Tampak Samping dan Sketsa Bedengan Tampak


Atas.
16

2. Pemulsaan

Pemberian mulsa ini dilakukan setelah pembuatan bedengan


selesai dilakukan. Sebelum menutup bedengan dengan mulsa, tanah pada
bedengan tersebut terlebih dahulu diberi pupuk kotoran kambing pada
permukaan atasnya. Setelah itu, bedengan diberi mulsa hitam perak. Jarak
tanam tiap lubang adalah 40 cm x 30 cm dengan diameter lubang pada
mulsa 6 cm.

Gambar 10. Sketsa Bedengan pada Sistem Penanaman Polibag.

3. Penanaman Stroberi pada Polibag

Selain sistem tanam dengan menggunakan polibag, di PTPN XII


Kalisat/Jampit ini juga menerapkan sistem tanam dengan menggunakan
polibag. Dalam pelaksanaannya, polibag yang digunakan memiliki
diameter 40 cm dan tinggi 40 cm. Dalam satu bedengan terdapat dua baris
tanaman stroberi yang ditanam di polibag. Barisan tersebut ditata
melintang agar dapat menyerap matahari secara optimal. Jarak antar
polibag adalah 20 cm dan jarak antar bedeng polibag 40 cm.

Gambar 11. Ukuran Polibag dan Sketa Jarak Antar Bedeng Polibag.
17

IV.2.2 Pembibitan

Perbanyakan yang lakukan dalam budidaya tanaman stroberi disini adalah


dengan cara vegetatif. Perbanyakan vegetatif yang diterapkan, yaitu dari anakan
dan stolon (sulur).
1. Perbanyakan dengan Anakan
Tanaman induk stroberi yang telah memiliki banyak rumpun dibagi
menjadi beberapa bagian tanaman, sedikitnya memiliki 1 anakan. Setelah
dibagi menjadi beberapa bagian tanaman, tanam pada polibag yang telah
dipersiapkan sebelumnya dan letakkan pada tempat yang teduh.
2. Perbanyakan dengan Stolon (Sulur)
Perbanyakan ini menggunakan sulur yang diperoleh dari tanaman
induk. Selain memiliki anakan, tanaman stroberi juga memiliki sulur untuk
perkembangbiakannya. Sulur yang digunakan adalah sulur yang telah
memiliki akar atau berusia 1—2 minggu.
Sulur tersebut dipotong dari pangkal tanaman induk. Kemudian
tanam pada polibag kecil dengan diameter 5 cm dan tinggi 5 cm yang telah
diisi tanah dan pupuk kandang. Letakkan bibit tanaman stroberi tersebut di
tempat yang teduh. Bibit tersebut dapat ditanam pada lahan budidaya
minimal setalah 15 hari.

Gambar 12. Sulur Tanaman Stroberi

IV.2.3 Perawatan Tanaman Stroberi

1. Penyiraman
Penyiraman tanaman stroberi dilakukan 1 kali sehari. Penyiraman
menggunakan selang air yang terhubung dengan pipa. Sumber air yang
18

digunakan adalah dari sungai yang terdapat disekitar lahan budidaya yang
dihubungkan dengan pipa agar mudah dalam pelaksanaannya.
Selain menggunakan selang air, penyiraman juga dilakukan dengan
cara pembenaman. Air dari sungai dialirkan menggunakan pipa ke lahan
budidaya. Dengan begitu, air akan mengalir dengan sendirinya melalui
celah-celah antar bedeng. Cara pembenaman ini hanya dilakukan pada
tanaman stroberi yang tidak ditanam dengan menggunakan polibag.
Tujuan penyiraman tanaman stroberi dengan cara pembenaman ini adalah
supaya air sungai yang terdapat disekitar lahan budidaya dapat
termanfaatkan secara optimal, mengurangi biaya lembur tanaga penyiram,
dan air dapat langsung diserap oleh akar tanpa mengenai daun, bunga, dan
buah.

Gambar 13. Penyiraman Tanaman Stroberi dengan Menggunakan Selang


Air

2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan empat kali dalam seminggu. Penyiangan ini
bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam penyerapan unsur hara
dengan tanaman stroberi. Kegiatan penyiangan ini dibarengi dengan
pewiwilan dan pembubunan. Tanaman stroberi perlu diwiwil agar
merangsang keluarnya bunga, merapikan tanaman yang tampak rimbun,
dan mengurangi potensi tanaman stroberi terserang penyakit karat.
Bagian tanaman stroberi adalah daun yang sudah tua dan daun
yang kering, sulur, dan bunga yang tidak mengalami pembuahan serta
tangkai buah yang tertinggal setelah panen.
19

Pembubunan dilakukan setelah dilakukan penyiangan dan


pewiwilan. Pembubunan ini bertujuan untuk mengembalikan tanah yang
terbawa saat penyiangan dan menguatkan tanaman agar tidak rebah.

Gambar 14. Penyiangan Gulma dan Pewiwilan Tanaman Stroberi

3. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada tanaman mati dan tanaman yang


tumbuh abnormal. Sebelum bibit untuk sulaman ditanam, bersihkan
terlabih dahulu lubang tanam dari sisa-sisa akar tanaman yang mati agar
tidak mengganggu pertumbuhan tanaman baru. Lubang tanam disiram dan
ditambahkan pupuk kandang. Bibit yang akan ditanam disiram dahulu agar
mudah terlepas dari plastik polibagnya, lalu menanam bibit tersebut dan
membumbunnya dengan tanah.

Gambar 15. Penyulaman Tanaman Stroberi

4. Pemupukan
Pemupukan yang diberikan adalah pupuk kandang dan pupuk
anorganik. Pupuk kandang diberikan pada saat pengolahan tanah sebelum
20

penanaman. Pupuk anorganik yang diaplikasikan adalah pupuk daun


Gandasil B dan Gandasil D. Pupuk daun ini diberikan setiap satu bulan
sekali dengan cara disemprotkan ke daun.

Gambar 16. Pemberian Pupuk Daun


Untuk pupuk NPK diberikan dengan melarutkannya terlebih
dahulu menggunakan air. Sebanyak 3 kg pupuk N, 3 kg pupuk KCl, dan 3
kg pupuk TSP dicampurkan dengan 40 liter air dalam tong dan dibiarkan
selama satu malam.
Sebelum diberikan pada tanaman, larutan pupuk tersebut diaduk
terlebih dahulu agar endapan di bawah tong dapat tercampur. Untuk setiap
tanaman stroberi diberikan larutan pupuk tersebut sebanyak 250 ml per
tanaman.

Gambar 17. Perendaman Pupuk NPK Gambar 18. Pengadukan Pupuk

5. Hama dan Penyakit


21

Hama yang sering menyerang tanaman stroberi adalah siput. Siput


dapat merusak buah stroberi dan mengakibatkan busuk pada buah.
Pengendalian hama siput ini dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan
mengambil siput yang berada pada tanaman satu persatu.
Penyakit yang menyerang adalah penyakit karat daun. Penyakit ini
sering menyerang tanaman pada saat musim penghujan. Keadaan yang
terlalu lembab disekitar tanaman stroberi mendukung penyebaran penyakit
karat daun. Pengendalian penyakit karat daun dengan penyemprotan
fungisida Antracol.

Gambar 19. Penyakit Karat Pada Tanaman Stroberi

IV.2.4 Panen

Ketika panen, semua buah stroberi yang ada di lahan dipanen seluruhnya
dengan cara manual. Tanaman stroberi mulai dibuahkan satalah berumur 2—3
bulan. Tanaman stroberi dapat berbuah hingga berumur dua tahun dengan
perawatan yang optimal. Buah stroberi dipetik dengan tangan dan diletakkan
dalam baki yang telah dilapisi spons atau busa. Pelapisan ini bertujuan agar buah
stroberi yang baik tidak lecet dan rusak ketika dipanen. Buah stroberi yang
dipanen adalah buah yang memiliki tingkat kematangan lebih dari 80 %.
Panen buah stroberi dilakukan pada pagi hari. Buah yang telah dipetik,
kemudian disortir menurut bentuk fisik buah. Buah stroberi yang baik dan yang
cacat dipisahkan dan letakkan pada meja yang berbeda. Meja untuk meletakkan
buah hasil panen dilapisi dengan spons untuk mengurangi resiko kerusakan buah.
Buah stroberi yang siap panen memiliki tiga kriteria, yaitu grade A, grade
B, dan grade C. Masing-masing grade memiliki kriteria sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pihak PTPN.
22

Buah stroberi yang masuk dalam grade A adalah buah yang memiliki
ukuran besar, tidak ada cacat, dan memiliki warna cerah. Untuk buah stroberi
grade B memiliki ukuran buah sedang, tidak cacat, dan memiliki warna cerah.
Buah stroberi grade C memiliki ukuran kecil, tidak terdapat cacat pada buah, dan
berwarna cerah.

IV.2.5 Pasca Panen

Kegiatan pasca panen ini terdiri dari packing dan pengolahan buah
stroberi. Buah stroberi yang telah dipanen, kemudian dikemas dalam plastik mika
berukuran 250 gram. Untuk buah stroberi grade A dalam satu mika 250 gram
berisi 10—13 butir. Untuk buah stroberi grade B dalam satu mika 250 gram berisi
15—18 butir. Buah stroberi yang termasuk grade C dalam satu mika 250 gram
dapat berisi lebih dari 20 butir.
Untuk buah yang cacat dan rusak tidak dibuang begitu saja. Buah stroberi
yang rusak dan terlalu kecil tersebut dapat diolah untuk dijadikan selai dan sirup
stroberi. Produk pengolahan dari buah stroberi tersebut dapat menambah
pemasukan dan dapat menikmati buah stroberi dengan cara yang berbeda serta
memiliki daya simpan yang panjang.

IV.3 Produksi Buah Stroberi

Produksi buah stroberi yang dihitung ada dua jenis, yaitu produksi buah
stroberi super dan produksi buah stroberi inper (rusak). Produksi buah stroberi
super terdiri dari buah stroberi grade A, grade B, dan grade C. Untuk produksi
buah stroberi inper adalah buah stroberi yang rusak atau disebut frozen.
23

Jumlah Produksi Buah Stroberi


50,000 2009 - 2013
40,000 40,273
Jumlah Produksi (kg)

30,000

20,000 14,569
14,333
10,000 5,990
2,317
0
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun

Gambar 20. Jumlah Produksi Buah Stroberi Tahun 2009—2013.

Dari tahun 2009 hingga 2013 produksi buah stroberi mengalami


penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adalah
curah hujan, peremajaan tanaman yang terlambat, pengurangan lahan produksi
tanaman stroberi, penyiraman yang kurang optimal, dan beberapa faktor yang
lainnya.
Curah hujan yang tinggi dapat membuat produksi buah stroberi turun. Air
hujan dapat merusak dan bahkan dapat mematahkan tangkai bunga pada tanaman
stroberi, bila hujan tersebut deras. Ini dapat mengakibatkan gagalnya proses
penyerbukan bunga dan tidak terjadi pembentukan buah.

Jumlah CH Tahun 2008 - 2013


2500
2056
2000
1625
Curah Hujan (mm)

1576
1443 1450
1500
961
1000

500

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun

Gambar 21. Jumlah Curah Hujan Tahun 2008—2013.


24

Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan kelembaban disekitar areal


pertanaman stroberi menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi dapat memicu
tumbuhnya jamur dan penyakit pada tanaman stroberi. Penyakit yang menyerang
tanaman stroberi di PTPN XII ini pada saat musim hujan adalah penyakit karat
daun. Penyakit ini dapat mengganggu proses fotosintesis pada tanaman stroberi.
Bila fotosintesis pada tanaman terganggu, maka proses pembentukan makanan
yang digunakan oleh tanaman dan cadangan makanan yang akan disimpan dalam
buah juga akan terganggu.
Peremajaan tanaman juga perlu dilakukan agar produksi buah tanaman
stroberi dapat meninggkat. Tanaman lama sebaiknya diganti dengan tanaman baru
agar produksi buah yang dihasilkan tidak mengalami penurunan. Tanaman
stroberi dapat berbuah secara optimal hingga umur 2—3 tahun dan anakan yang
dapat menghasilkan buah secara optimal adalah pada perbanyakan 3—4 kali
perbanyakan. Di PTPN XII tanaman stroberi yang ditanaman lebih dari empat kali
perbanyakan. Ini merupakan salah satu faktor yang dapat menurunkan hasil
produksi pada tanaman stroberi.
Lahan budidaya stroberi yang dimiliki oleh PTPN XII sekitar tiga hektar.
Tetapi satu hektar lahan digunakan untuk budidaya tanaman semusim seperti
kacang merah dan kentang. Digunakannya sebagian lahan untuk menanam
tanaman semusim, maka target produksi buah stroberi yang telah ditetapkan oleh
pihak PTPN XII agak sulit untuk tercapai. Untuk meningkatkan hasil produksi,
selain dari peremajaan tanaman juga harus didukung dengan ketersediaan lahan
pertanaman stroberi dan perawatan tanaman yang optimal.
Pada saat musim kemarau, tanaman stroberi membutuhkan penyiraman
yang lebih banyak. Penyiraman pada saat musim kemarau, yaitu secara manual
dengan menggunakan selang air. Ketersediaan air juga perlu diperhatikan agar
tanaman stroberi tidak mengalami kekeringan. Faktor manusia juga tidak lepas
dari kegiatan penyiraman ini. Penyiraman yang tidak merata dan kurang
optimalnya dalam penyiraman oleh tenaga penyiram dapat menyebabkan sebagian
tanaman mengalami kekeringan yang berujung pada matinya tanaman.
25

IV.4 Pemasaran Buah Stroberi

Buah stroberi yang telah dikemas dalam plastik-plastik mika, kemudian


dikirimkan ke kantor bagian agro. Disana, buah stroberi tersebut dilapisi dengan
plastik wraping agar kedap udara sehingga buah stroberi tetap dalam kondisi baik
hingga sampai di tempat pengiriman. Kemudian dilakukan pengemasan dalam
kotak kardus. Setiap kardus berisi 12 mika buah stroberi dengan berat 3 kg.
Pemasaran buah stroberi di PTPN XII dikirim setelah ada pemesanan dan
wisatawan yang sedang berwisata di daerah Ijen dapat langsung memetik dan
membeli di kebun stroberi ini. Untuk pengiriman buah stroberi, dikirim dengan
menggunakan pickup box yang telah dipersiapkan oleh pihak PTPN XII. Buah
stroberi dari PTPN XII banyak dikirimkan ke daerah Bali, Jember, dan Surabaya.
Untuk produk olahan buah stroberi, yaitu sirup dan selai stroberi
dipasarkan berdasarkan pesanan. Wisatawan yang datang ke kebun PTPN XII
Kalisat/Jampit bisa langsung membelinya di kantor bagian agro.

IV.5 Analisis Usaha Tani

1. Biaya tetap

Tabel 5. Biaya Tetap


Jumlah Harga
No. Uraian Biaya (Rp)
(Unit) (Rp)
1 Sewa lahan 2 ha 2.000.000 1.000.000
3 Selang 3 65.000 195000
4 Keranjang 14 15.000 210000
5 Sprayer 1 150.000 150.000
6 Drum plastik 2 50.000 100.000
Total 1.655.000
26

2. Biaya variabel

Tabel 6. Biaya Variabel


Jumlah
No Uraian Harga (Rp) Biaya (Rp)
(Unit)
Pupuk      
500
Kandang 1.750 875.000
Karung
1
Npk 24 Kg 6.500 156.000
Gandasil B 3 Bks 8.500 (250 gr) 25.500
Gandasil D 3 Bks 11.500 (250 gr) 34.500
2 Fungisida 6 Botol 25.000 150.000
Tenaga Kerja      
Pembibitan 12 21.000 252.000
Penyulaman 45 21.000 945.000
Pewiwilan 360 21.000 7.560.000
Penyiangan 360 21.000 7.560.000
3
Panen 360 21.000 7.560.000
Penyemprotan 3 21.000 63.000
Pupuk Daun 3 21.000 63.000
Fungisida 3 21.000 63.000
Pengolahan Tanah 240 21.000 5.040.000
4 Mulsa 4 Roll 500.000 2.000.000
5 Polibag 1.000 1.000 1.000.000
Total 33.347.000
3. Penerimaan usahatani

Tabel 7. Penerimaan Usahatani


Jumla
No. Uraian Harga (Rp) Jumlah (Rp)
h
Produksi Buah      
1 Super 606 40.000 24.225.000
Inper 520 15.000 7.803.000
Total 32.028.000
Total Penerimaan Usahatani
B/C Ratio =
Total Biaya Produksi Usahatani
32.028 .000
=
1.655.000+33.347 .000
32.028.000
= 35.002.000

= 0,92
27

Dari perhitungan di atas, didapat bahwa nilai B/C ratio memiliki nilai 0,92.
Nilai tersebut menunjukkan < 1, sehingga dapat dikatakan usahatani yang di-
lakukan kurang memiliki manfaat untuk diusahakan lebih lanjut. Kurangnya
manfaat dalam uahatani tersebut dipengaruhi oleh produksi yang semakin
menurun di tiap tahunnya. Hal ini diduga di sebabkan karena kurangnya
peremajaan pada tanaman stroberi dan curah hujan yang cukup tinggi. Maka dai
itu, perlu adanya perawatan dan perhatian yang serius dalam mempertahankan
keberlanjutan usahatani tanaman stroberi.
Untuk menaikkan nilai B/C ratio tersebut, pihak PTPN XII melakukan
pengefisienan tenaga kerja, perawatan alat pendukung dalam budidaya stroberi
dan membuat inovasi dengan mengolah sebagian hasil produksi buah stroberi
menjadi sirup dan juga selai. Selain itu, PTPN XII juga membuka kebun stroberi
ini sebagai tempat wisata petik stroberi. Untuk berwisata di kebun stroberi ini
wisatawan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 15.000. Dengan begitu, diharapkan
dapat menambah pemasukan dan dapat menaikkan nilai B/C ratio menjadi > 1.
28

V. PENUTUP

V.1Kesimpulan

Kegiatan magang mahasiswa yang dilaksanakan di PTPN XII (Persero)


Kalisat/Jampit berfokus pada materi budidaya tanaman stroberi. Peserta magang
mengikuti seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan budidaya tanaman
stroberi, meliputi kegiatan pengolahan tanah, pembuatan bibit tanaman stroberi,
penanaman, perawatan, panen dan pasca panen.
Selama kegiatan magang berlangsung dari pertengahan bulan Juli hingga
pertengahan Oktober, peserta magang mendapat kompetensi dalam pengelolaan
dalam budidaya stroberi. Kompetensi ini tidak hanya teori, melainkan peserta
turun langsung di lapang dan mempraktikkan dalam kegiatan budidaya tersebut.
Selain itu, peserta magang juga mengikuti kegiatan sortir, pengepakan,
pengiriman buah hasil panen dan penimbangan di kantor bagian agro. Semua
kegiatan tersebut dilakukan dengan bimbingan dari manager, asisten tanam (astan)
afdeling Kampung Baru, mandor dan tenaga kerja yang bekerja di bagian kebun
stroberi.
Hasil dari kegiatan magang yang telah dilakukan oleh peserta magang
ialah peserta magang mampu untuk melakukan kegiatan pembibitan tanaman
stroberi dari sulur dan anakan, hingga tanaman nantinya siap panen. Peserta
magang mampu melakukan semua kegiatan budidaya tanaman stroberi yang ada
di PTPN XII (Persero) Kalisat/Jampit. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan di
PTPN XII (Persero) Kalisat/Jampit afdeling Kampung Baru.

V.2Saran

Saran untuk instansi tempat magang:


Ada baiknya bila tanaman stroberi yang ada di PTPN XII (Persero)
Kalisat/Jampit dilakukan peremajaan tanaman agar dapat menambah
produktivitas. Perlu dilakukannya promosi agar dapat menarik minat masyarakat
untuk berwisata di kebun petik stroberi melalui media masa, pamflet, media
online dan berbagai media lainnya.
29

Saran untuk Fakultas:


Sebaiknya untuk peserta magang telah diberi kejelasan mengenai jadwal
supervisi dan format laporan mingguan, sehingga peserta magang dapat
mempersiapkannya dengan sebaik mungkin.
30

DAFTAR PUSTAKA

Adanikid. 2008. Bertanam Strawberrie. http://www.feedmap.net/. Diakses 22 Mei


2013.
Anonymous. 2013a. The Mid-Atlantic Berry Guide. http://extension.psu.edu
/business/start-farming/fruit-berries/mid-atlantic-berryguide/Berry %20Gui
de%20Ch%206%20Strawberries.pdf/at_download/file. pp. 51. Diakses 21
Juni 2013.
Anonymous. 2013b. http://www.amazon.com/Grande-Strawberry-March-April-
Bearing/dp/B007XW4TL4. Diakses 27 Juni 2013.
Anonymous. 2013c. Stroberi Tristar. http://www.monrovia.com/plant-catalog/
plants/2922/tristar-strawberry.php. Diakses 27 Juni 2013.
Anonymous. 2013d. Stroberi Nyoho. http://www.bordeaux.inra.fr/eustrawberrydb/
accession/195. Diakses 27 Juni 2013.
Anonymous. 2013e. Stroberi Hokowaze. http://www.sepertinya.com/2013/05/
teknik-budidaya-strawberry-yang-berkualitas.html. Diakses 27 Juni 2013.
Anonymous. 2013f. Stroberi Rosa Linda. http://flastrawberry.com/research/.
Diakses 27 Juni 2013.
Anonymous. 2013g. Stroberi Chandler. http://www.willisorchards.com/product/
chandler-strawberry-plant. Diakses 27 Juni 2013.
Badan Pusat Statistik. 2008. Kandungan Gizi Stroberi untuk Tubuh.
http://www.bps.go.id/tabel2.shtml. Diakses 21 Juni 2013.
Balitjestro, 2009. Mengenal Stroberi. http://www.balitjestro.litbang.deptan.go.id/.
Diakses 22 Mei 3013.
BAPPENAS. 2000. Stroberi (Fragaria chiloensis L./F. Vesca L.). Menegristek.
Jakarta. p. 2–3.
Budiman, S dan Saraswati, D. 2008. Berkebun Stroberi Secara Komersial.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Eames, M dan Sheavly. 2003. Strawberries. http://www.gardening.cornell.
edu/fruit/homefruit/5strawberries.pdf. pp. 54. Diakses 21 Juni 2013.
FAO. 2011. FAOSTAT Agriculture. http://faostat.fao.org/site/339/default.aspx.
Diakses 27 Mei 2013.
Gusyana, Dadang. 2008. Menanam Stroberi dengan Sistem Hidroponik.
http://dgusyana.wordpress.com/2008/07/22/menanam-stroberi-dengan-
sistem-hidroponik/. Diakses 27 Mei 2013.
Kurniawan, A. 2005. Petunjuk Teknis Budidaya Stroberi. Agromedia Pustaka.
Jakarta. p. 70.
Santi. 2008. Budidaya Stroberi di Purbalingga, Jateng. http://tabloidgallery
.wordpress.com/2008/02/13/budidaya-stroberi-di-purbalingga-jateng/.
Diakses 19 Mei 2013.
31

Yudi, P. 2007. Budidaya Stroberi. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/


10/budidaya-strawberry.html. Diakses 27 Mei 2013.
Zainuri, H dan H Ashari. 2012. Sebaran Stroberi (Fragaria x ananassa) di
Indonesia. http://zainurihanif.com/2012/07/15/ sebaran- stroberi- fragaria-
ananassa- di- indonesia/. Diakses 27 Mei 2013.
32

Lampiran 1. Peta PTPN XII (Persero) Kalisat/Jampit Wilayah 2, Bondowoso.


33

Lampiran 2. Identitas Mahasiswa

Nama : Pandhu Satrio Nugroho


Nim : 105040203111013
Tempat/Tgl Lahir : Bondowoso/ 11 Desember 1992
Jenis Kelamin : Laki-laki
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agroekoteknologi
Peminatan : Budidaya Pertanian
No. Hp : 089682020158
Email : ndhu_nugroho@rocketmail.com
Alamat Rumah : Jl. Dr. Soebandi, Asrama Brigif 9 Jember,
Kecamatan Patrang, Jember Lor, Jember, Jawa
Timur.
Alamat Magang : PTPN XII (Persero) Wilayah 2 Kalisat/Jampit,
Kecamatan Sempol, Kalisat, Bondowoso, Jawa
Timur.
Alamat Kantor Perwakilan : Jl. Gajah Mada 249 Jember
No. Tlp. 0331 - 485856
No. Fax 0331 - 483663

Anda mungkin juga menyukai