I. PENDAHULUAN
yang baru keluar juga sangat rapuh, sehingga jika terkena hempasan air hujan
bunga tersebut putus.
untuk budidaya stroberi di lahan adalah 5% – 7% agar air dapat masuk dan
tersimpan di dalam tanah. Bila lahan yang digunakan memiliki kemiringan hingga
12%, maka perlu adanya penanganan lebih lanjut agar dapat mengurangi bahaya
erosi (Anonymous, 2013a).
Tamanan stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki
curah hujan antara 600 – 700 mm/tahun. Temperatur yang dibutuhkan agar
tanaman stroberi dapat tumbuh baik adalah 17 – 200C. Di Indonesia hanya di
dataran tinggi (1.000 – 1.500 mdpl) yang memiliki temperatur sesuai syarat
tumbuh stroberi, serta memiliki kelembaban udara 80 – 90% (BAPPENAS, 2000).
Bagian buah stroberi yang dapat dimanfaatkan mencapai 96% dari
keseluruhan buah. Untuk kandungan gizi per 100 gram buah stroberi adalah:
Tabel 1. Kandungan Gizi Stroberi per 100 gram Buah Stroberi (BPS, 2008).
Buah stroberi banyak mengandung mineral dan vitamin. Selain itu, buah
stroberi juga mengandung ellegic acid terutama banyak terdapat pada biji dan
daunnya. Ellegic acid ialah senyawa fenol yang memiliki potensi sebagai
penghambat bagi tumbuhnya sel kanker (BPS, 2008).
Di Indonesia permintaan terhadap buah stroberi cukup besar. Namun hal
tersebut belum dapat dipenuhi oleh para pembudidaya stroberi. Permintaan yang
dapat dipenuhi oleh para pembudidaya stroberi di Indonesia adalah sebanyak 700
kg/hari. Padahal permintaan pasar yang harus dipenuhi sebanyak 1000 kg/hari
(Kurnia, 2005). Peluang yang dimiliki oleh pengusaha buah stroberi masih cukup
besar untuk memenuhi permintaan pasar ini. Permintaan pasar luar negeri juga
masih cukup besar terhadap buah stroberi. Tingginya permintaan ini dapat
5
dijadikan peluang dan tantangan bagi para pengusaha stroberi agar terpacu untuk
mengembangkan produksinya.
Kebutuhan stroberi di Indonesia saat ini masih dipenuhi dari impor.
Negara pengimpor stroberi di Indonesia sebagian besar adalah dari Jepang dan
Amerika. Kedua negara tersebut merupakan negara pengekspor stroberi di dunia.
Produksi stroberi untuk kedua negara tersebut cukup besar. Nilai produksi stroberi
Jepang dan Amerika dapat dilihat pada Tabel 2.
Impor stroberi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang belim
dapat dipenuhi oleh produksi stroberi Indonesia. Sebagian besar konsumsi stroberi
adalah dari sektor industri produk olahan yang berbahan dasar stroberi segar.
Stroberi ialah buah yang bukan berasal dari Indonesia, melainkan berasal
dari daerah sub tropis. Stroberi yang dikembangkan di Indonesia biasanya melalui
proses introduksi terlebih dahulu agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Beberapa varietas tanamman stroberi yang dikembangkan di Indonesia dari hasil
introduksi menurut Balitjestro (2009) ialah:
1. Sweet Charlie
2. Oso Grande
3. Tristar
4. Nyoho
5. Hokowaze
6. Rosa Linda
7. Chandler
Untuk menunjang hasil magang kerja dalam bentuk laporan mingguan dan
laporan akhir magang kerja, maka diperlukan beberapa data kegiatan yang berupa:
1. Data primer, dapat diperoleh dengan cara :
a. Observasi langsung
Metode ini bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi serta
mengidentifikasi masalah yang ada secara langsung. Observasi ini
berkaitan mengenai keadaan umum PTPN XII Kalisat/Jampit.
b. Diskusi dan wawancara
Diskusi dan wawancara dilakukan dengan cara mengambil informasi
teknis yang tersedia di lapang, serta diskusi dengan pihak PTPN XII
Kalisat/Jampit mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pem-
budidayaan tanaman stroberi beserta seluruh aspeknya.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari literatur dan buku yang memuat tentang
tanaman stroberi atau segala sesuatu yang terkait dengan per-
masalahan tanaman stroberi, khususnya teknik budidayanya.
12
Kebun stroberi PTPN XII Kalisat/Jampit ini memiliki luas tujuh hektar. Di
kebun stroberi milik PTPN XII sejak awal dibuka tahun 2007 tidak menggunakan
bahan sintetik dalam budidayanya. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik
berasal dari urine dan kotoran sapi atau kambing serta tanah yang diolah. Bahan
baku pupuk ini berasal dari masyarakat sekitar yang memelihara kambing dan
sapi. Sebelumnya pupuk tersebut didapatkan dari distributor pupuk organik.
Pengaplikasian pupuk urine ini untuk setiap hekternya membutuhkan 20
liter pupuk cair yang diberikan setiap dua minggu sekali. Hal ini dapat meng-
hemat biaya oprasional hingga 50% jika dibandingkan dengan menggunakan
pupuk sintetik.
Kebun stroberi ini hanya sebagian kecil dari komoditas yang di-
kembangkan oleh PTPN XII. Varietas tanaman stroberi yang dikembangkan disini
ialah Sweet Charlie. Kaki Gunung Ijen dinilai sesuai dengan syarat tumbuh
tanaman stroberi. Stroberi dapat tumbuh pada ketinggian 1000-1500 mdpl,
sedangkan di kebun PTPN XII ini memiliki ketinggian 1100 mdpl.
13
1. Pembuatan Bedengan
2. Pemulsaan
Gambar 11. Ukuran Polibag dan Sketa Jarak Antar Bedeng Polibag.
17
IV.2.2 Pembibitan
1. Penyiraman
Penyiraman tanaman stroberi dilakukan 1 kali sehari. Penyiraman
menggunakan selang air yang terhubung dengan pipa. Sumber air yang
18
digunakan adalah dari sungai yang terdapat disekitar lahan budidaya yang
dihubungkan dengan pipa agar mudah dalam pelaksanaannya.
Selain menggunakan selang air, penyiraman juga dilakukan dengan
cara pembenaman. Air dari sungai dialirkan menggunakan pipa ke lahan
budidaya. Dengan begitu, air akan mengalir dengan sendirinya melalui
celah-celah antar bedeng. Cara pembenaman ini hanya dilakukan pada
tanaman stroberi yang tidak ditanam dengan menggunakan polibag.
Tujuan penyiraman tanaman stroberi dengan cara pembenaman ini adalah
supaya air sungai yang terdapat disekitar lahan budidaya dapat
termanfaatkan secara optimal, mengurangi biaya lembur tanaga penyiram,
dan air dapat langsung diserap oleh akar tanpa mengenai daun, bunga, dan
buah.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan empat kali dalam seminggu. Penyiangan ini
bertujuan untuk mengurangi persaingan dalam penyerapan unsur hara
dengan tanaman stroberi. Kegiatan penyiangan ini dibarengi dengan
pewiwilan dan pembubunan. Tanaman stroberi perlu diwiwil agar
merangsang keluarnya bunga, merapikan tanaman yang tampak rimbun,
dan mengurangi potensi tanaman stroberi terserang penyakit karat.
Bagian tanaman stroberi adalah daun yang sudah tua dan daun
yang kering, sulur, dan bunga yang tidak mengalami pembuahan serta
tangkai buah yang tertinggal setelah panen.
19
3. Penyulaman
4. Pemupukan
Pemupukan yang diberikan adalah pupuk kandang dan pupuk
anorganik. Pupuk kandang diberikan pada saat pengolahan tanah sebelum
20
IV.2.4 Panen
Ketika panen, semua buah stroberi yang ada di lahan dipanen seluruhnya
dengan cara manual. Tanaman stroberi mulai dibuahkan satalah berumur 2—3
bulan. Tanaman stroberi dapat berbuah hingga berumur dua tahun dengan
perawatan yang optimal. Buah stroberi dipetik dengan tangan dan diletakkan
dalam baki yang telah dilapisi spons atau busa. Pelapisan ini bertujuan agar buah
stroberi yang baik tidak lecet dan rusak ketika dipanen. Buah stroberi yang
dipanen adalah buah yang memiliki tingkat kematangan lebih dari 80 %.
Panen buah stroberi dilakukan pada pagi hari. Buah yang telah dipetik,
kemudian disortir menurut bentuk fisik buah. Buah stroberi yang baik dan yang
cacat dipisahkan dan letakkan pada meja yang berbeda. Meja untuk meletakkan
buah hasil panen dilapisi dengan spons untuk mengurangi resiko kerusakan buah.
Buah stroberi yang siap panen memiliki tiga kriteria, yaitu grade A, grade
B, dan grade C. Masing-masing grade memiliki kriteria sesuai dengan kebijakan
yang telah ditetapkan oleh pihak PTPN.
22
Buah stroberi yang masuk dalam grade A adalah buah yang memiliki
ukuran besar, tidak ada cacat, dan memiliki warna cerah. Untuk buah stroberi
grade B memiliki ukuran buah sedang, tidak cacat, dan memiliki warna cerah.
Buah stroberi grade C memiliki ukuran kecil, tidak terdapat cacat pada buah, dan
berwarna cerah.
Kegiatan pasca panen ini terdiri dari packing dan pengolahan buah
stroberi. Buah stroberi yang telah dipanen, kemudian dikemas dalam plastik mika
berukuran 250 gram. Untuk buah stroberi grade A dalam satu mika 250 gram
berisi 10—13 butir. Untuk buah stroberi grade B dalam satu mika 250 gram berisi
15—18 butir. Buah stroberi yang termasuk grade C dalam satu mika 250 gram
dapat berisi lebih dari 20 butir.
Untuk buah yang cacat dan rusak tidak dibuang begitu saja. Buah stroberi
yang rusak dan terlalu kecil tersebut dapat diolah untuk dijadikan selai dan sirup
stroberi. Produk pengolahan dari buah stroberi tersebut dapat menambah
pemasukan dan dapat menikmati buah stroberi dengan cara yang berbeda serta
memiliki daya simpan yang panjang.
Produksi buah stroberi yang dihitung ada dua jenis, yaitu produksi buah
stroberi super dan produksi buah stroberi inper (rusak). Produksi buah stroberi
super terdiri dari buah stroberi grade A, grade B, dan grade C. Untuk produksi
buah stroberi inper adalah buah stroberi yang rusak atau disebut frozen.
23
30,000
20,000 14,569
14,333
10,000 5,990
2,317
0
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
1576
1443 1450
1500
961
1000
500
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
1. Biaya tetap
2. Biaya variabel
= 0,92
27
Dari perhitungan di atas, didapat bahwa nilai B/C ratio memiliki nilai 0,92.
Nilai tersebut menunjukkan < 1, sehingga dapat dikatakan usahatani yang di-
lakukan kurang memiliki manfaat untuk diusahakan lebih lanjut. Kurangnya
manfaat dalam uahatani tersebut dipengaruhi oleh produksi yang semakin
menurun di tiap tahunnya. Hal ini diduga di sebabkan karena kurangnya
peremajaan pada tanaman stroberi dan curah hujan yang cukup tinggi. Maka dai
itu, perlu adanya perawatan dan perhatian yang serius dalam mempertahankan
keberlanjutan usahatani tanaman stroberi.
Untuk menaikkan nilai B/C ratio tersebut, pihak PTPN XII melakukan
pengefisienan tenaga kerja, perawatan alat pendukung dalam budidaya stroberi
dan membuat inovasi dengan mengolah sebagian hasil produksi buah stroberi
menjadi sirup dan juga selai. Selain itu, PTPN XII juga membuka kebun stroberi
ini sebagai tempat wisata petik stroberi. Untuk berwisata di kebun stroberi ini
wisatawan dikenakan biaya masuk sebesar Rp 15.000. Dengan begitu, diharapkan
dapat menambah pemasukan dan dapat menaikkan nilai B/C ratio menjadi > 1.
28
V. PENUTUP
V.1Kesimpulan
V.2Saran
DAFTAR PUSTAKA