Kelompok 1 :
FAKULTAS PERTANIAN
PENDAHULUAN
A. Kasus
Pak Edi dan Pak Warji tinggal di komplek perumahanm, keduanya memiliki
pohon manga di depan rumahnya. Jenis yang dimiliki Pak Edi adalah manga
manalagi, sementara tanaman Pak Warji adalah jenis golek. Pak Edi rajin
membersihkan lingkungan di sekitar pohon manga miliknya, memupuk secara
rutin dengan metode lingkaran di bawah kanopi daun terluar. Karena
pemeliharaan tanaman yang dilakukan Pak Edi cukup intensif, maka pohon
mangga tersebut berbuah rutin setiap tahun dengan hasil cukup menggembirakan.
Sementara pohon mangga milik Pak Warji kadang berbuah dan tahun berikutnya
belum tentu berbuah. Pak Warji juga rajin memberikan pupuk dengan
meletakkannya secara melingkar di sekeliling batang pohon. Pohon Pak warji
berdaun rimbun dan beberapa ranting terkena hama kutu putih. Faktor
pemeliharaan apa yang harus dilakukan oleh Pak Warji agar memiliki tanaan
mangga berbuah rutin dan sehat seperti milik Pak Edi?
B. Identifikasi Masalah
1. Pohon mangga Pak warji tidak berbuah rutin setiap tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah
Berdasarkan kasus pada tanaman mangga Pak Warji yang telah
diidentifikasi permasalahannya yaitu tidak rutin berbuah setiap tahun. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor pemeliharaan yang kurang intensif, yaitu sebagai
berikut :
1. Tidak dilakukan pemangkasan
Berdasarkan kasus pohon mangga Pak Warji daunya rimbun dan
pertumbuhan cabang tidak teratur. karena tidak dilakukan pemangkasan. Daun
yang rimbun disebabkan pertumbuhan vegetatif leih cepat dibandingkan
pertumbuhan generatif, apabila pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada
pertumbuhan generative maka akan menghambat proses pembuahan. Akibatnya
pohon mangga tidak mendapat sinar matahari yang cukup, sehingga pohon atau
tanaman mangga menjadi lembab. Pohon atau tanaman mangga yang lembab akan
mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus dan hama.
2. Kurangnya sanitasi lahan
Berdasarkan kasus pada pohon Pak Edi dilakukan sanitasi, namun pada
Pohon Pak Warji kemungkinan kurang dilakukannya sanitasi sehingga pohon
mangga tidak rutin berbuah. Kurangnya sanitasi lahan di sekitar lingkungan
pohon mangga akan menyebabkan hama lalat buah sebagai salah satu penyebab
busuk buah berkembang biak sangat cepat. Apabila hal tersebut terus terjadi di
sekitar pohon atau tanaman mangga, lalat buah akan menjadi endemik sepanjang
tahun. Sehingga pohon akan sulit berbuah bahkan tidak berbuah.
Selain itu, kurangnya sanitasi menyebabkan kondisi lingkungan kurang baik
dan sirkulasi udara tidak lancar. Hal tersebut akan menyebabkan pohon mangga
sulit berbuah, karena proses pembuahan bunga mangga dapat tejadi dengan
bantuan serangga dan juga udara bebas yang membawa benangsari ke putik
sehingga terjadi pembuahan.
B. Penyelesaian
Berdasarkan analisis kasus , maka untuk menghasilkan pohon mangga yang
rutin berbuah setiap tahunnya diperlukan beberapa pemeliharaan pada pohon
mangga, diantaranya :
1. Pemangkasan yang benar
Pemangkasan tanaman mangga dilakukan pada bagian cabang dan tunas
(ranting). Pemangkasan ini dilakukan pada cabang yang kurang produktif seperti
cabang yang rusak atau terserang penyakit, tua dan yang tumbuh tidak beraturan.
Pemangkasan cabang dan tunas bertujuan untuk penjarangan agar tanaman tidak
terlalu rimbun sehingga cahaya dan sirkulasi udara dapat masuk ke dalam kanopi
tanaman. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan setelah buah dipanen untuk
merangsang keluarnya bunga, pertumbuhan tunas baru, megurangi kerimbunan
sehingga dapat mencegah serangan OPT (Purbiyati, 2002). Berikut adalah jenis-
jenis pemangkasan :
a. Pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan ini dilakukan pada cabang yang kurang produktif
atau terserang hama penyakit . kemudian dilakukan pemangkasan agar
unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih
produktif.
b. Pemangkasan pucuk
Pemangkasan pucuk bertujuan untuk mengurangi persaingan hasil
fotosintesis antara daun dan buah. Prinsipnya adalah menghilangkan
tunas apikal, yaitu tunas yang tumbuh di pucuk batang tanaman.
2. Sanitasi lahan yang rutin
Sanitasi dilakukan mejelang pemupukan sekaligus membuat parit
melingkari batang pokok sejauh 2-3 m dri pangkal batang untuk meletakkan
pupuk anorganik dan organik. Caranya dengan megumpulkan dan membuang
rumput, ranting, daun dan buah yang berserakan di sekitar tanaman sehingga
lingkungan tanaman menjadi bersih (Yuniastuti, 2012).
3. Pemupukan yang tepat
Pemberian pupuk menjadi faktor yang sangat penting agar tanaman yang
ditanam dapat berproduksi secara optimal karena proses produksi dan
pertumbuhan tanaman tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya unsur hara atau
ketersediaan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk yang dipakai
yang memiliki kandungan unsur hara yang sesuai kebutuhan pada tanaman untuk
fase generatif.
a. Metode Pemupukan
Metode pemupukan yang digunakan yaitu ring placement. Ring
placemet umumnya digunakan untuk tanaman tahunan dengan ditaburkan
melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus daun tejauh (tajuk daun) dan
ditutup kembali dengan tanah.
b. Waktu pemupukan, jenis – jenis pupuk dan cara penerapannya:
Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik minimal 30 kg/pohon dan
pupuk anorganik (Phonska) sebanyak 5 kg/pohon. Semua pupuk organik dan
½ dosis pupuk anorganik diberikan setelah panen (Desember) dan ½ dosis
pupuk anorganik diberikan akhir musim hujan (Maret) (Soleh, 2002). Pupuk
dimasukkan dalam parit melingkari pohon kemudian dibumbun .
Kekurangan unsur hara akibat lahan yang kurang subur sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman selama periode reproduksi yang
menyebabkan kerontokan bunga dan buah menjadi tinggi.Perlu penambahan
unsur hara mikro untuk menguatkan tangkai buah supaya tidak rontok dan
memacu perkembangan buah menjadi lebih besar. Pupuk mikro diberikan 2
minggu sekali dengan konsentrasi 0,15% (15 cc/l air), dimulai saat buah
sebesar kelereng sebanyak lima kali. Berikut jenis- jenis pupuk :
Pupuk NPK, cara penerapannya dosis NPK yang dosisnya 2 kg bisa
diterapkan dengan cara memberi pupuk tersebut ke pohon mangga saat
bakal buah mangga tersebut masih sebesar biji kacang tanah.
Pupuk KCl 0,5 kg, pupuk ZA 0,5 kg dan NPK 3 kg digabung menjadi 1,
kemudian cara penerapannya adalah memberikan pupuk tersebut dengan
cara menaburkan pupuk tersebut secara melingkar 1,5 m dari pohon
mangga tersebut.
Pupuk Kandang, cara penerapan pupuk ini dengan dosis sebesar 50 kg
adalah dengan memberikannya kepada pohon mangga yang berumur 1
minggu setelah buah mangga dipanen.
4. Pengendalian OPT
Pengendalian hama atau penyakit secara terpadu merupakan usaha
dengan memadukan berbagai cara pengendalian yang kompatibel dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi, ekologi dan sosiologi (Heddy dkk, 1994).
Berikut beberapa pengendalian terpadu yang dapat dilakukan :
a. Pengendalian Hayati
Pengendalian ini dapat dilakukan melalui :
Larva Chrysopa sceletes dan 5 spesies dari Coccinelidae di antaranya
Coleophora biplagiata SW. yang merupakan musuh alami kutu putih.
Penggunaan agensia hayati ( Beauveria bassiana)
b. Pengendalian Kimiawi
Kutu putih dewasa lebih tahan terhadap pestisida kimia lebih tahan
terhadap pestisida kimia karena permukaan tubuhnya banyak dilindungi oleh
lapisan lilin. Peyemprotan dengan detergen meggunakan dengan dosis 2 g/l
air. Semprotkan hingga menembus lapisan lilinnya. Dapat juga dilakukan
degan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif senyawa
organoposfat. Dan bisa juga dikombinasikan antara oinsektisida kimia degan
detergen, caranya tanaman disemprot dulu dengan detergen sebelum
insektisida . Ulangi penyemprotan 3 hari sekali selama 9 hari. Selanjutnya
lakukan penyemprotan teratur seminggu sekali hingga musim hujan (Winarno,
2015).
c. Pengendalian Mekanis
Pengendalian mekanis dapat dilakukan degan cara menggali tanah
sekitar pohon sehingga telur kutu-kutu dan kepompongnya dapat terkena sinar
matahari.
d. Pengendalian Kultur Teknis
Pita perekat dilingkarkan pada batang sehingga akan menahan gerakan
nimfa naik turun, baik yang muda ataupun yang akan bertelur.
Hama kutu putih dapat dikendalikan dengan cara penegndalian budidaya
untuk meminimalkan serangan. Periksa bibit tanaman yang akan ditanam
jika beberapa kutu ditemukan dengan memangkas seluruh cabang atau
daun. Musnahkan tanaman sakit dengan dibakar, diambil atau dibuang
sehingga lahan tanaman benar- bear bersih dari tanaman serangan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pohon mangga yang tidak rutin berbuah setiap tahun disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu tidak dilakukan pemangkasan, tidak dilakukan
sanitasi lahan, kurangnya pengendalian OPT dan pemupukan yang kurang
tepat. Maka diperlukan pemeliharaan dan pengendalian terpadu yang tepat
agar pohon mangga dapat rutin berbuah setiap tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Heddy, S., W.H. Susanto, dan M. Kurniati. 1994. Pengantar Produksi Tanaman
dan Penanganan Pasca Panen. 245 hal.
M. Abu, R. Ratianigsih, A. I. Jaya. 2014. Pegendalian Peyebaran hama Kutu Putih
(Paracoccus marginatus) pada Tanaman dengan Pengontrolan Model
Ksirs Meggunakan Metode Minimum Pontryagin. Jurnal Ilmiah
Matematika dan Terapan. 11 (1): 48-61 hal.
Perdana, D. 2014. Budidaya Mangga Varietas Unggul. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Pracaya. 1993. Bertanam Mangga. PT Penebar Swadaya. Jakarta
Purbiyati, T. 2002. Pemangkasan Mangga. BPTP Jatim. hal 28-32.
Soleh, M. 2002. Teknik Pemupukan dan Pengairan Tanaman Mangga. BPTP
Jatim. hlm. 45-53.
Winarno, D. 2015. Hama Kutu Putih pada Jarak pagar. Warta penelitian dan
Pengembangan tanaman Industri. 21(2) :13-19 hal.
Wulandari, J.D. 2018. Pupuk untuk Tanaman Mangga Agar Cepat Berbuah.
https://www.nuansa.web.id/perkebunan/pupuk-untuk-pohon-mangga/.
Diakses pada 7 Oktober 2019.
Yuniastuti, S, Handoko, Korlina, E, Purbiati, T, Yuwoko & Bonimin 2012.
Kajian Formulasi Bahan Perangsang Pembungaan dan Pembuahan dalam
Manajemen Pengaturan Pembuahan Mangga di Luar Musim. Lap. Hasil
Kajian BPTP Jawa Timur. hlm. 30.