Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

PROBLEMATIKA TANAMAN MANGGA

TIDAK RUTIN BERBUAH SETIAP TAHUN

Kelompok 1 :

Siti Durrotul Manihah (20180210059)

Muhammad Zulfan Yahya (20180210065)

Lathifah Azhar (20180210071)

Dewi Mustika Rahmadani (20180210079)

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Kasus
Pak Edi dan Pak Warji tinggal di komplek perumahanm, keduanya memiliki
pohon manga di depan rumahnya. Jenis yang dimiliki Pak Edi adalah manga
manalagi, sementara tanaman Pak Warji adalah jenis golek. Pak Edi rajin
membersihkan lingkungan di sekitar pohon manga miliknya, memupuk secara
rutin dengan metode lingkaran di bawah kanopi daun terluar. Karena
pemeliharaan tanaman yang dilakukan Pak Edi cukup intensif, maka pohon
mangga tersebut berbuah rutin setiap tahun dengan hasil cukup menggembirakan.
Sementara pohon mangga milik Pak Warji kadang berbuah dan tahun berikutnya
belum tentu berbuah. Pak Warji juga rajin memberikan pupuk dengan
meletakkannya secara melingkar di sekeliling batang pohon. Pohon Pak warji
berdaun rimbun dan beberapa ranting terkena hama kutu putih. Faktor
pemeliharaan apa yang harus dilakukan oleh Pak Warji agar memiliki tanaan
mangga berbuah rutin dan sehat seperti milik Pak Edi?

B. Identifikasi Masalah
1. Pohon mangga Pak warji tidak berbuah rutin setiap tahun.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Mangga


Mangga merupakan salah satu buah-buahan yang telah banyak dikenal di
indonesia. Tanaman mangga berasal dari india. Namun buah ini sangat terkenal
di Indonesia, bahkan di Asia, Eropa, dan Amerika, karena rasanya yang sangat
lezat, aroma yang harum, warna yang sangat menarik.
1. Klasifikasi Mangga
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/ dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
(Perdana, 2014)
2. Morfologi Mangga
Tanaman mangga memiliki pohon tegak, bercabang, dan warnanya
selalu hijau, tingginya bisa mencapai 10-40 m, daun berbentuk kubah bulat
panjang atau memanjang umurnya bisa mencapai 100 tahun atau lebih.
a. Akar
Pohon mangga memiliki akar berjenis tunggang. Akar ini sangat kuat
dan panjang. Panjang akar pohon maangga bisa mencapai 6 m. Akar ini
berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara yang terdapat pada tanah.
b. Batang atau pohon
Pohon mangga memiliki ciri ciri tegak, besar, keras, dan kuat. Hal ini
dikarenakan batang pohon mangga memiliki kambium yang merupakan
lapisan jaringan yang selnya aktif membelah. Tekstur kulit pada pohon
mangga tebal dan kasar, dan jika kulit ini terluka akan mengeluarkan getah.
Warna kulit batang pohon mangga ini adalah coklat muda hingga coklat
kehitaman. Pohon mangga juga mempunyai cabang dan ranting yang
ditumbuhi banyak daun.
c. Daun
Pohon mangga memiliki daun letaknya bergantian, tidak berdaun
penumpu. Panjang tangkai 1,25 -12,50 cm. Bentuk daun bermacam-macam
ada yang berbentuk seperti mata tombak, lonjong dan ujungnya seperti mata
tombak. Tepinya biasanya halus, tetapi kadang- kadang sedikit
bergelombang, atau melipat atau meggulung. Sedangkan tulang daun
menyirip.
d. Bunga
Bunga pohon mangga ini berbentuk majemuk. Jumlah bunga yang
terdapat di setiap ketandan tanaman ini berjumlah sekitar 1000- 8000
kuntum. Dan setiap kuntum bunga memiliki ukuran yang kecil yaitu 6-8
mm.
e. Buah
Buah mangga memiliki bentuk yang beragam tergantung jenis dan
varietasnya, namun biasanya buah mangga berbentuk lonjong, bulat, dan
sedikit pipih. Ukuran buah mangga juga ditentukan oleh jenisnya.Bagian
bagian buah mangga yang berubah ketika matang adalah warnanya, warna
buah mangga ketika belum masak adalah hijau, namun ketika sudah matang
buah mangga akan memiliki warna kuning kemerah merahan. Namun ada
juga jenis buah mangga yang tetap memiliki warna hijau ketika sudah
matang.Biasanya umur mangga yang sudah mulai berbuah adalah 4 tahun
untuk pohon mangga cangkokan, sedangkan untuk pohon mangga okulasi
akan mulai berbuah ketika berumur 5 sampai 6 tahun (Pracaya, 1993).

B. Syarat Tumbuh Tanaman Mangga


Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya buah mangga,
antara lain :
1. Faktor Tumbuh Budidaya Pohon Mangga. Faktor yang mempengaruhi pola
tanam pohon mangga adalah ketinggian tempat, kelembaban, sinar matahari,
dan juga temperatur.
a. Ketinggian tempat : 0-500 mdpl.
b. Suhu : Di Indonesia yang cocok adalah dataran rendah dengan musim
kering yang kuat serta volume curah hujan rendah sampai sedang.
Temperatur optimum 24 – 27 derajat celcius.
c. Intensitas Sinar Matahari : Kurang lebihnya 6 jam dalam sehari dengan
intensitas penyinaran langsung.
d. Curah hujan : kira-kira 10.000 mm dan musim kering lebih kurang 4-6
bulan dengan curah hujan rata-rata melebihi 60 mm setiap bulan. Jika
tidak ada hujan dalam jangka waktu cn ukup lama maka pada areal
tanaman dapat dibantu dengan pengairan.
2. Faktor Keasaman Tanah
Tanah yangg baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung
pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang. Derajat keasaman tanah
(pH tanah) yg cocok adalah 5,5-7,5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur
dengan dolomit. Tanah yang subur mempunyai profil melebihi 150 cm,
strukturnya gembur remah, pH rata-rata 6-6,5. Selain itu juga perlu
diperhatikan kandungan unsur hara yang tersedia bagi tanaman.

C. Budidaya Tanaman Mangga


1. Penyiraman
Tanaman yang baru saja ditanam sebaiknya setiap hari disiram,
lebih-lebih tanaman yang berasal dari cabutan, juga jangan lupa beri
perlindungan dari teiknya sinar matahari, sehingga daun dan batang tidak
akan menjadi kering.
3. Pencegahan Penyakit
Untuk pencegahan timbulnya penyakit maka dapat dilakukan
penyemprotan dengan fungisida, misalnya dengan Bubur Bordeaux,
karena ini melekatnya lebih kuat dibanding dengan fungisida lainnya, bila
terkena hujan tidak lekas larut.
4. Pemberantasan Hama
Kalau ada ulat , kutu putih, dan hama lainnya sebaiknya langsung
diberantas. Jikalau masih sedikit maka bisa menggunakan cara mekanis,
namun jika sudah terlalu sulit membrantas dengan cara mekanis maka kita
bisa menggunakan cara kimia, misalnya dengan Cymbush, Phosdrin, dan
lain-lainnya.
5. Pemangkasan bunga, ranting atau cabang
Apabila tanaman yang masih muda sudah mulai berbunga
sebaiknya dilakukan pemotongan bunga , sebab jika dibiarkan menjadi
buah ketika masih muda akan membuat tanaman mangga menjadi lemah
dan mudah terserang penyakit kemudian tanaman baru dapat berbunga
ketika berumur ± 4 tahun. Ranting atau cabang yang kering atau yang
terserang penyakit lebih baik dilakukan pemotongan agar tidak terjadi
penularan pada bagian lain.
6. Penyiangan dan Penggemburan
Gulma harus segera disiang, jangan sampai terlalu rimbun dan
ditumbuhi gulma, karena gulma akan menjadi saingan tanaman mangga
dalam menyerap makanan, sehingga menyebabkan tanaman mangga kalah
cepat dalam menyerap makananan. Selain itu gulma juga dapat menjadi
tempat berlindung atau menjadi tanaman inang bagi penyakit yang
kemudian hari dapat menyerang tanaman mangga. Jika tanah padat dapat
dilakukan penggemburan sehingga didalam tanah dapat terjadi pertukaran
udara. Bila akar tanaman mendapat udara akar dapat tumbuh sehat dan
dapat menyerap makanan cukup banyak sehingga tanaman akan menjadi
cepat besar.
7. Pemangkasan
Tunas yang keluar dibawah okulasi atau sambungan dihilangkan,
jangan dibiarkan menjadi besar sebab akan mengalahkan pertumbuhan
tunas okulasi atau sambungan. Tanaman muda yang baru saja ditanam
sebenarnya lebih baik dibiarkan saja agar tumbuh bebas ± 4tahun.
Kemudian setelah itu baru dilakukan pemangkasan bentuk.
8. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan tambahan nutrisi pada tanah,
yang secara langsung maupun tidak langsung akan diserap oleh tanaman
untuk metabolismenya. Nutrisi yang dibutuhkan terdiri dari makronutrien
dan mikronutrien.
a. Pupuk organik
 Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk
kandang.
 Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
 Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia
SP-36, 50 kg pupuk kandang, 15 kg abu.
 Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung
tulang, 15 kg abu. Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang
sudah tercampur dengan tanah.
 Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam
setengah mata cangkul (5 cm).
b. Pupuk anorganik
 Umur tanaman 1-2 bulan : NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
 Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
 Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080
gram/tanaman.
 Tanaman waktu berbunga : ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium
fosfat 970 gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
 Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat
1.940 gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman (Wulandari, 2018).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Masalah
Berdasarkan kasus pada tanaman mangga Pak Warji yang telah
diidentifikasi permasalahannya yaitu tidak rutin berbuah setiap tahun. Hal tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor pemeliharaan yang kurang intensif, yaitu sebagai
berikut :
1. Tidak dilakukan pemangkasan
Berdasarkan kasus pohon mangga Pak Warji daunya rimbun dan
pertumbuhan cabang tidak teratur. karena tidak dilakukan pemangkasan. Daun
yang rimbun disebabkan pertumbuhan vegetatif leih cepat dibandingkan
pertumbuhan generatif, apabila pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada
pertumbuhan generative maka akan menghambat proses pembuahan. Akibatnya
pohon mangga tidak mendapat sinar matahari yang cukup, sehingga pohon atau
tanaman mangga menjadi lembab. Pohon atau tanaman mangga yang lembab akan
mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus dan hama.
2. Kurangnya sanitasi lahan
Berdasarkan kasus pada pohon Pak Edi dilakukan sanitasi, namun pada
Pohon Pak Warji kemungkinan kurang dilakukannya sanitasi sehingga pohon
mangga tidak rutin berbuah. Kurangnya sanitasi lahan di sekitar lingkungan
pohon mangga akan menyebabkan hama lalat buah sebagai salah satu penyebab
busuk buah berkembang biak sangat cepat. Apabila hal tersebut terus terjadi di
sekitar pohon atau tanaman mangga, lalat buah akan menjadi endemik sepanjang
tahun. Sehingga pohon akan sulit berbuah bahkan tidak berbuah.
Selain itu, kurangnya sanitasi menyebabkan kondisi lingkungan kurang baik
dan sirkulasi udara tidak lancar. Hal tersebut akan menyebabkan pohon mangga
sulit berbuah, karena proses pembuahan bunga mangga dapat tejadi dengan
bantuan serangga dan juga udara bebas yang membawa benangsari ke putik
sehingga terjadi pembuahan.

Sedangkan kondisi lingkungan yang tertutup akan mengurangi daya tarik


serangga untuk datang menghisap madu dan proses pembuahan. Serta udara yang
tidak mengalir akan menyebabkan benangsari rontok dan pohon gagal mengalami
proses pembuahan.

3. Kurangnya pengendalian OPT


Pohon mangga Pak Warji pada bagian beberapa rantingnya terserang oleh
hama kutu putih (Paracoccus marginatus). Hal tersebut diindikasikan kurangnya
pengendalian OPT yang intensif. Pengendalian OPT yang tidak intensif dan tidak
dilakukan pengendalian terpadu untuk mencegah atapun mengendalikan berbagai
OPT akan menyebabkan pohon mangga tidak berbuah. Selain itu pengendalian
OPT yang kurang tepat atau salah akan menyebabkan pohon mangga tidak
berbuah ataupun berbuah tetapi mempengaruhi terbentuknya buah.
Hama kutu putih menyebar dengan sangat mudah dan cepat, serta pada
serangan berat menyebabkan kematian pada tanaman. Hama ini juga dapat
berkembangbiak dengan cepat pada suhu yang panas (Abu dkk, 2014). Pada
tingkatan pertama, warna nimfa hama ini yaitu coklat kotor dan sangat aktif
hingga bisa naik pada pohon mangga sampai puncaknya. Di sana nimfa menetap
pada tunas yang sedang tumbuh tulang daun tengah, daun muda dan seluruh
tangkai rangkaian bunga, dan meghisap cairan, sehingga proses pembuahan akan
terganggu dan meyebabkan pohon sulit untuk berbuah.
4. Pemupukan
Salah satu faktor pemeliharaan tanaman atau pohon mangga yang juga
sangat penting adalah pemupukan . Pemupukan yang salah akan berdampak pada
pohon mangga itu sendiri, seperti pohon mejadi tidak berbuah atau berbuah
namun tidak rutin. Pemberian pupuk yang salah yaitu hanya dengan ditabur begitu
saja akibatnya pupuk tidak merata sehingga unsur hara sulit untuk terserap oleh
tanaman atau pohon mangga. Sedangkan pemupukan yang benar yaitu
dibenamkan dan pada diameter luar batang tanaman yang terdapat daun. Karena
pada posisi tersebut merupakan wilayah perakaran tanaman yang melakukan
penyerapan nutrisi yang paling baik..
Sedangkan pada pemberian pupuk yang berlebihan dan kurangnya
pemberian pupuk akan menyebabkan pohon mangga sulit untuk berbuah. Seperti
pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan akan menyebabkan tanaman menjadi
rimbun dan tanaman kurang mendapatkan cahaya matahari sehingga proses
fotosintesis terhambat. Proses fotosintesis yang terhambat akan menghasilkan
karbohidrat yang kurang maksimum dan akibatnya bunga yang terbentuk sedikit
atau tidak sama sekali. Selain itu kurangnya pemberian pupuk Phosfor juga
mengakibatkan pohon sulit berbuah karena phosphor digunakan untuk
memperkuat calon buah agar tidak rontok.

B. Penyelesaian
Berdasarkan analisis kasus , maka untuk menghasilkan pohon mangga yang
rutin berbuah setiap tahunnya diperlukan beberapa pemeliharaan pada pohon
mangga, diantaranya :
1. Pemangkasan yang benar
Pemangkasan tanaman mangga dilakukan pada bagian cabang dan tunas
(ranting). Pemangkasan ini dilakukan pada cabang yang kurang produktif seperti
cabang yang rusak atau terserang penyakit, tua dan yang tumbuh tidak beraturan.
Pemangkasan cabang dan tunas bertujuan untuk penjarangan agar tanaman tidak
terlalu rimbun sehingga cahaya dan sirkulasi udara dapat masuk ke dalam kanopi
tanaman. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan setelah buah dipanen untuk
merangsang keluarnya bunga, pertumbuhan tunas baru, megurangi kerimbunan
sehingga dapat mencegah serangan OPT (Purbiyati, 2002). Berikut adalah jenis-
jenis pemangkasan :
a. Pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan ini dilakukan pada cabang yang kurang produktif
atau terserang hama penyakit . kemudian dilakukan pemangkasan agar
unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih
produktif.
b. Pemangkasan pucuk
Pemangkasan pucuk bertujuan untuk mengurangi persaingan hasil
fotosintesis antara daun dan buah. Prinsipnya adalah menghilangkan
tunas apikal, yaitu tunas yang tumbuh di pucuk batang tanaman.
2. Sanitasi lahan yang rutin
Sanitasi dilakukan mejelang pemupukan sekaligus membuat parit
melingkari batang pokok sejauh 2-3 m dri pangkal batang untuk meletakkan
pupuk anorganik dan organik. Caranya dengan megumpulkan dan membuang
rumput, ranting, daun dan buah yang berserakan di sekitar tanaman sehingga
lingkungan tanaman menjadi bersih (Yuniastuti, 2012).
3. Pemupukan yang tepat
Pemberian pupuk menjadi faktor yang sangat penting agar tanaman yang
ditanam dapat berproduksi secara optimal karena proses produksi dan
pertumbuhan tanaman tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya unsur hara atau
ketersediaan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk yang dipakai
yang memiliki kandungan unsur hara yang sesuai kebutuhan pada tanaman untuk
fase generatif.
a. Metode Pemupukan
Metode pemupukan yang digunakan yaitu ring placement. Ring
placemet umumnya digunakan untuk tanaman tahunan dengan ditaburkan
melingkari tanaman dengan jarak tegak lurus daun tejauh (tajuk daun) dan
ditutup kembali dengan tanah.
b. Waktu pemupukan, jenis – jenis pupuk dan cara penerapannya:
Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik minimal 30 kg/pohon dan
pupuk anorganik (Phonska) sebanyak 5 kg/pohon. Semua pupuk organik dan
½ dosis pupuk anorganik diberikan setelah panen (Desember) dan ½ dosis
pupuk anorganik diberikan akhir musim hujan (Maret) (Soleh, 2002). Pupuk
dimasukkan dalam parit melingkari pohon kemudian dibumbun .
Kekurangan unsur hara akibat lahan yang kurang subur sehingga tidak
dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman selama periode reproduksi yang
menyebabkan kerontokan bunga dan buah menjadi tinggi.Perlu penambahan
unsur hara mikro untuk menguatkan tangkai buah supaya tidak rontok dan
memacu perkembangan buah menjadi lebih besar. Pupuk mikro diberikan 2
minggu sekali dengan konsentrasi 0,15% (15 cc/l air), dimulai saat buah
sebesar kelereng sebanyak lima kali. Berikut jenis- jenis pupuk :
 Pupuk NPK, cara penerapannya dosis NPK yang dosisnya 2 kg bisa
diterapkan dengan cara memberi pupuk tersebut ke pohon mangga saat
bakal buah mangga tersebut masih sebesar biji kacang tanah.
 Pupuk KCl 0,5 kg, pupuk ZA 0,5 kg dan NPK 3 kg digabung menjadi 1,
kemudian cara penerapannya adalah memberikan pupuk tersebut dengan
cara menaburkan pupuk tersebut secara melingkar 1,5 m dari pohon
mangga tersebut.
 Pupuk Kandang, cara penerapan pupuk ini dengan dosis sebesar 50 kg
adalah dengan memberikannya kepada pohon mangga yang berumur 1
minggu setelah buah mangga dipanen.
4. Pengendalian OPT
Pengendalian hama atau penyakit secara terpadu merupakan usaha
dengan memadukan berbagai cara pengendalian yang kompatibel dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi, ekologi dan sosiologi (Heddy dkk, 1994).
Berikut beberapa pengendalian terpadu yang dapat dilakukan :
a. Pengendalian Hayati
Pengendalian ini dapat dilakukan melalui :
 Larva Chrysopa sceletes dan 5 spesies dari Coccinelidae di antaranya
Coleophora biplagiata SW. yang merupakan musuh alami kutu putih.
 Penggunaan agensia hayati ( Beauveria bassiana)
b. Pengendalian Kimiawi
Kutu putih dewasa lebih tahan terhadap pestisida kimia lebih tahan
terhadap pestisida kimia karena permukaan tubuhnya banyak dilindungi oleh
lapisan lilin. Peyemprotan dengan detergen meggunakan dengan dosis 2 g/l
air. Semprotkan hingga menembus lapisan lilinnya. Dapat juga dilakukan
degan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif senyawa
organoposfat. Dan bisa juga dikombinasikan antara oinsektisida kimia degan
detergen, caranya tanaman disemprot dulu dengan detergen sebelum
insektisida . Ulangi penyemprotan 3 hari sekali selama 9 hari. Selanjutnya
lakukan penyemprotan teratur seminggu sekali hingga musim hujan (Winarno,
2015).
c. Pengendalian Mekanis
Pengendalian mekanis dapat dilakukan degan cara menggali tanah
sekitar pohon sehingga telur kutu-kutu dan kepompongnya dapat terkena sinar
matahari.
d. Pengendalian Kultur Teknis
 Pita perekat dilingkarkan pada batang sehingga akan menahan gerakan
nimfa naik turun, baik yang muda ataupun yang akan bertelur.
 Hama kutu putih dapat dikendalikan dengan cara penegndalian budidaya
untuk meminimalkan serangan. Periksa bibit tanaman yang akan ditanam
jika beberapa kutu ditemukan dengan memangkas seluruh cabang atau
daun. Musnahkan tanaman sakit dengan dibakar, diambil atau dibuang
sehingga lahan tanaman benar- bear bersih dari tanaman serangan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pohon mangga yang tidak rutin berbuah setiap tahun disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu tidak dilakukan pemangkasan, tidak dilakukan
sanitasi lahan, kurangnya pengendalian OPT dan pemupukan yang kurang
tepat. Maka diperlukan pemeliharaan dan pengendalian terpadu yang tepat
agar pohon mangga dapat rutin berbuah setiap tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Heddy, S., W.H. Susanto, dan M. Kurniati. 1994. Pengantar Produksi Tanaman
dan Penanganan Pasca Panen. 245 hal.
M. Abu, R. Ratianigsih, A. I. Jaya. 2014. Pegendalian Peyebaran hama Kutu Putih
(Paracoccus marginatus) pada Tanaman dengan Pengontrolan Model
Ksirs Meggunakan Metode Minimum Pontryagin. Jurnal Ilmiah
Matematika dan Terapan. 11 (1): 48-61 hal.
Perdana, D. 2014. Budidaya Mangga Varietas Unggul. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Pracaya. 1993. Bertanam Mangga. PT Penebar Swadaya. Jakarta
Purbiyati, T. 2002. Pemangkasan Mangga. BPTP Jatim. hal 28-32.
Soleh, M. 2002. Teknik Pemupukan dan Pengairan Tanaman Mangga. BPTP
Jatim. hlm. 45-53.
Winarno, D. 2015. Hama Kutu Putih pada Jarak pagar. Warta penelitian dan
Pengembangan tanaman Industri. 21(2) :13-19 hal.
Wulandari, J.D. 2018. Pupuk untuk Tanaman Mangga Agar Cepat Berbuah.
https://www.nuansa.web.id/perkebunan/pupuk-untuk-pohon-mangga/.
Diakses pada 7 Oktober 2019.
Yuniastuti, S, Handoko, Korlina, E, Purbiati, T, Yuwoko & Bonimin 2012.
Kajian Formulasi Bahan Perangsang Pembungaan dan Pembuahan dalam
Manajemen Pengaturan Pembuahan Mangga di Luar Musim. Lap. Hasil
Kajian BPTP Jawa Timur. hlm. 30.

Anda mungkin juga menyukai