Anda di halaman 1dari 10

PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN GULMA

PERSIAPAN LAHAN

Disusun oleh:

Anggha Sulung P 20130210144


Rifky Yandri 20130210147
Amir Mahmud 20130210149
M. Habibi Yadi I. 20130210163

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014
I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Melati
Melati merupakan tanaman bunga hias berupa perdu berbatang tegak yang hidup
menahun. 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani baru sekitar 9 jenis
melati yang umum dibudidayakan dan terdapat 8 jenis melati yang potensialuntuk dijadikan
tanaman hias. Sebagian besar jenis melati tumbuh liar di hutan-hutankarena belum terungkap
potensi ekonomis dan sosialnya. Tanaman melati termasuksuku melati-melatian atau famili
Oleaceae. Di Indonesia nama melati dikenal oleh masyarakat di seluruh wilayah Nusantara.
Nama-nama daerah untuk melati adalah Menuh (Bali), Meulu cut atau Meulu Cina (Aceh),
Menyuru (Banda), Melur (Gayo dan Batak Karo), Manduru (Menado), Mundu (Bima dan
Sumbawa) dan Manyora (Timor), serta Malete (Madura).
Kedudukan tanaman melati dalam sistematika/taksonomi tumbuhan adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Oleales
Famili : Oleaceae
Genus : Jasminum
Spesies : Jasminum sambac (L) W. Ait..

B. Syarat Tumbuh
1. Iklim
a. Curah hujan 112–119 mm/bulan dengan 6–9 hari hujan/bulan, serta mempunyai
iklim dengan 2–3 bulan kering dan 5–6 bulan basah.
b. Suhu udara siang hari 28-36 derajat C dan suhu udara malam hari 24-30 derajat.
c. Kelembaban udara (RH) yang cocok untuk budidaya tanaman ini 50-80 %.
d. Selain itu pengembangan budi daya melati paling cocok di daerah yang cukup
mendapat sinar matahari.
2. Media Tanam
a. Tanaman melati umumnya tumbuh subur pada jenis tanah Podsolik Merah
Kuning(PMK), latosol dan andosol.

1
b. Tanaman melati membutuhkan tanah yang bertekstur pasir sampai liat, aerasi dan
drainase baik, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan memiliki
derajat keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman ini adalah pH=5–7.
3. Ketinggian Tempat
Tanaman melati dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah
sampai dataran tinggi pada ketinggian 10-1.600 m dpl. Meskipun demikian, tiap jenis
melati mempunyai daya adaptasi tersendiri terhadap lingkungan tumbuh. Melati putih
(J,sambac) ideal ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl, sedangkan
melati Star Jasmine (J.multiflorum) dapat beradaptasi dengan baik hingga ketinggian
1.600 m dpl. Di sentrum produksi melati, seperti di Kabupaten Tegal, Purbalingga dan
Pemalang (Jawa Tengah), melati tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran
menengah (0-700 m dpl).

C. Teknik Budidaya
1. Pembibitan
a. Teknik Penyemaian Benih
Tancapkan tiap stek pada medium semai 10–15 cm/sepertiga dari panjang stek.
Kemudian lakukan penutupan permukaan wadah persemaian dengan lembar plastik
bening (transparan) agar udara tetap lembab.

b. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Penyiapan tempat semai dengan tempat/wadah semai berupa pot berukuran
besar/polybag, medium semai (campuran tanah, pasir steril/bersih). Lalu periksa dasar
wadah semai dan berilah lubang kecil untuk pembuangan air yang berlebihan. Kemudian
isikan medium semai ke dalam wadah hingga cukup penuh/setebal 20–30 cm. Siram
medium semai dengan air bersih hingga basah.

2. Pengolahan Media Tanam


a. Pembukaan Lahan
1) Bersihkan lokasi untuk kebun melati dari rumput liar (gulma), pepohonan yang
tidak berguna/batu-batuan agar mudah pengelolaan tanah.
2) Olah tanah dengan cara di cangkul/dibajak sedalam 30-40 cm hingga gembur,
kemudian biarkan kering angin selama 15 hari
b. Pembentukan Bedengan

2
Membentuk bedengan selebar 100-120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antara bedeng 40–
60 cm dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
c. Pengapuran
Tanah yang pH-nya masam dapat diperbaiki melalui pengapuran, misalnya dengan
kapur kalsit (CaCO3) dolomit {CaMg (CO3)2}, kapur bakar (Quick lime, CaO)/kapur
hidrat (Slakked lime,{Ca(OH)2}. Fungsi/kegunaan pengapuran tanah masam adalah
untuk menaikan pH tanah, serta untuk menambah unsur-unsur Ca dan Mg.
d. Pemupukan
Tebarkan pupuk kandang di atas permukaan tanah, kemudian campurkan secara
merata dengan lapisan tanah atas. Pupuk kandang dimasukkan pada tiap lubang tanam
sebanyak 1-3 kg. Dosis pupuk kandang berkisar antara 10-30 ton/hektar. Lubang tanam
dibuat ukuran 40 x 40 x 40 cm dengan jarak antar lubang 100-150 cm. Penyiapan lahan
sebaiknya dilakukan pada musim kemarau/1-2 bulan sebelum musim hujan.
3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Sebulan sebelum tanam, bibit melati diadaptasikan dulu disekitar kebun. Lahan kebun
yang siap ditanami diberi pupuk dasar terdiri atas 3 gram TSP ditambah 2 gram KCI per
tanaman. Bila tiap hektar lahan terdapat sekitar 60.000 lubang tanam (jarak tanam 1,0 m x
1,5 m), kebutuhan pupuk dasar terdiri atas 180 kg TSP dan 120 kg KCI. Bersama
pemberian pupuk dasar dapat ditambahkan “pembenah dan pemantap tanah “ misalnya
Agrovit, stratos/asam humus Gro-Mate .
b. Pembuatan Lubang Tanam
Bibit melati dalam polybag disiram medium tumbuh dan akar-akarnya. Tiap
lubangtanam ditanami satu bibit melati. Tanah dekat pangkal batang bibit melati
dipadatkan pelan-pelan agar akar-akarnya kontak langsung dengan air tanah.
c. Cara Penanaman
Jarak tanam dapat bervariasi, tergantung pada bentuk kultur budidaya, kesuburan
tanah dan jenis melati yang ditanam, bentuk kultur perkebunan jarak tanam umumnya
adalah 1 x 1,5 m, sedang variasi lainnya adalah 40 x 40 cm, 40 x 25 cm dan 100 x 40 cm.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman.
Cara penyulaman adalah dengan mengganti tanaman yang mati/tumbuhan abnormal
dengan bibit yang baru. Teknik penyulaman prinsipnya sama dengan tata laksana
penanaman, hanya saja dilakukan pada lokasi/blok/lubang tanam yang bibitnya perlu

3
diganti. Periode penyulaman sebaiknya tidak lebih dari satu bulan setelah tanam.
Penyulaman seawal mungkin bertujuan agar tidak menyulitkan pemeliharaan tanam
berikutnya dan pertumbuhan tanam menjadi seragam. Waktu penyulaman sebaiknya
dilakukan pada pagi/sore hari, saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak
terlalu panas.
b. Penyiangan
Pada umur satu bulan setelah tanam, kebun melati sering ditumbuhi rumputrumput
liar (gulma). Rumput liar ini menjadi pesaing tanaman melati dalam pemenuhan
kebutuhan sinar matahari, air dan unsur hara.
c. Pemupukan
Pemupukan tanaman melati dilakukan tiap tiga bulan sekali. Jenis dan dosis pupuk
yang digunakan terdiri atas Urea 300-700 kg, STP 300-500 kg dan KCI 100-300
kg/ha/tahun. Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara disebar merata dalam parit di
antara barisan tanaman/sekeliling tajuk tanaman sedalam 10-15 cm, kemudian ditutup
dengan tanah. Pemupukan dapat pula dengan cara memasukan pupuk ke dalam lubang
tugal di sekeliling tajuk tanaman melati. Waktu pemupukan adalah sebelum melakukan
pemangkasan, saat berbunga, sesuai panen bunga dan pada saat pertumbuhan kurang
prima. Pemberian pupuk dapat meningkatkan produksi melati, terutama jenis pupuk yang
kaya unsur fosfor (P), seperti Gandasil B (6-20-30)/Hyponex biru (10-40-15) dan waktu
penyemprotan pupuk daun dilakukan pada pagi hari (Pukul 09.00) atau sore hari (pukul
15.30-16.30) atau ketika matahari tidak terik menyengat.
d. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, tanaman melati membutuhkan ketersediaan air yang
memadai. Pengairan perlu secara kontinyu tiap hari sampai tanaman berumur kurang
lebih 1 bulan. Pengairan dilakukan 1-2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari. Cara
pengairan adalah dengan disiram iar bersih tiap tanam hingga tanah di sekitar perakaran
cukup basah.

4
II. KASUS
Tanaman Melati pada tanah pekarangan P. Mudi terlihat pertumbuhan dan
perkembangannya tidak masksimal. Sedangkan pada pekarangan yang sama tumbuh
beberapa tanaman Mangga yang cukup baik pertumbuhannya dan sudah berbuah. Jelaskan
bagaimana caranya agar tanaman Melati P. Mudi bisa tumbuh baik dan banyak bunganya.

III. ANALISIS PERMASALAHAN


Berdasarkan jenis tanah, Melati menyukai tanah yang strukturnya remah, dengan
derajat keasaman yang rendah. Hidup di tanah yang miskin hara dan kurang kuat menahan
air. Suka pada tanah yang reaksi kimianya tidak terlalu aktif. Kami menganalisis bahwa
tanaman melati Pak Mudi mengalami beberapa masalah, yaitu :
Permasalahan yang terjadi antara pertumbuhan mangga dan pertumbuhan melati dari
pengolahan lahannya adalah dilihat dari jenis tanah, perakaran, dan sifat tanahnya. Mangga
yang tumbuh baik dapat dianalisa bahwa kondisi tanah pada pertanamannya sesuai seperti pH
antara 5,5-7,5 dan tanah yang banyak mengandung lempung. Kondisi ini mungkin tidak
sesuai dengan lingkungan yang dibutuhkan melati yaitu pH antara 5-7, dan tanah yang remah.
Tekstur tanah sangat berpengaruh dalam pertumbuhan akar tanaman. Pertumbuhan akar
tanaman melati akan lebih baik pada tanah yang berlempung namun kasar dan remah.
Perbedaan kekuatan akar tanaman mangga dan tanaman melati adalah pada pertumbuhan
menembus pori tanah. Akar tanaman mangga lebih kuat menembus pori tanah daripada akar
tanaman melati. Struktur tanah yang padat masih dapat ditembus akar mangga namun
tanaman melati akan terhambat pertumbuhan akarnya jika tanah lebih padat. Hal ini yang
menjadi permasalahan dan diduga pekarangan P. Mudi mempunyai struktur tanah yang padat
sehingga perlu digemburkan untuk mempermudah pertumbuhan akar tanaman melati.

Permasalahan lainnya adalah karena zona akar tanaman melati berada di zona akar
tanaman mangga. Hal ini menyebabkan persaingan untuk mendapatkan unsur hara. Melati
kurang baik pertumbuhannya karena tanaman mangga lebih baik dalam pengambilan unsur
hara dan berkaitan dengan kondisi tanah yang digunakan untuk penanaman. Tanaman
mangga dapat tumbuh di tanah yang agak kering sedangkan tanaman melati membutuhkan
kondisi tanah yang lebih lembab. Tanaman melati membutuhkan tanah lembab dilihat dari
curah hujan yang cocok pada pertanaman melati yaitu bulan kering hanya 2-3 bulan dengan
bulan basah 5-7 bulan. Selain itu, tanaman melati membutuhkan sinar matahari langsung.

5
IV. PENYELESAIAN MASALAH

A. Penggemburan Tanah
Permasalahan kepadatan tanah untuk penanaman tanaman melati P.Mudi dapat
diatasi dengan pengolahan tanah yaitu penggemburan tanah. Tanah untuk penanaman
tanaman melati perlu digemburkan dengan cara pencangkulan tanah untuk tempat tumbuh
tanaman melati. Pencangkulan atau pembajakan ini berfungsi untuk meremahkan tanah agar
perakaran tanaman melati lebih mudah untuk tumbuh. Fungsi lainnya adalah untuk
memperbaiki aerasi tanah dan drainasenya sehingga akar tanaman dapat dengan mudah
berespirasi dan menyerap nutrisi. Tanah dicangkul sedalam 30-40cm dan dibiarkan selama 15
hari. Tanah yang dibiarkan ini bertujuan agar tanah lebih matang pada penggemburannya dan
agar gas-gas beracun menguap.

B. Pembuatan Guludan
Pengolahan lahan untuk tanaman melati dapat dtitingkatkan dengan pembuatan
guludan. Pembuatan guludan ini dapat memudahkan pemeliharaan untuk drainasenya. Fungsi
lain adalah dapat mempertahankan keremahan tanah lebih lama. Perakaran tanaman melati
akan lebih baik dan tumbuh dengan optimal dengan pembuatan guludan. Pertumbuhan ini
untuk menunjang tanaman agar lebih oprimal dalam pertumbuhannya dan pada akhirnya akan
dapat menghasilkan bunga melati yang baik dan banyak.

Pembuatan guludan untuk tanaman melati juga difungsikan dalam penanaman


tumpang sari dengan mangga agar lebih efektif dalam penyerapan unsur hara. Perlakuan
tanpa guludan pada pekarangan P.Mudi yang terkendala pada produktivitas tanaman melati
ini dapat diperbaiki dengan pembuatan guludan. Persaingan akar tanaman melati dan akar
tanaman mangga yang terjadi menyebabkan produktivitas tanaman melati kurang optimal.
Pembuatan guludan pada pertanaman tumpang sari dengan mangga ini dimaksudkan agar
tanaman melati tidak bersaing memperebutkan unsur hara di dalam tanah. Persaingan
penyerapan bisa dikurangi dengan membuat guludan untuk tanaman melati karena tanah
ditinggikan untuk akar tanaman melati sehingga akar tanaman mangga tidak ikut bersaing
menyerap hara untuk tanaman melati.

Guludan dapat dibuat dengan ketinggian sekitar 30-40cm dengan lebar guludan 60-
150cm. Jarak antar guludan dapat dibuat dengan lebar 80cm. Panjang guludan disesuaikan
dengan luas pekarangan yang dimiliki P.Mudi dengan lubang tanamnya berjarak 1-1,5m.

6
Pembuatan guludan ini dimungkinkan untuk lahan pekarangan. Meskipun tidak terlalu luas,
pembuatan guludan menjadi efektif untuk produktivitas tanaman melati yang
ditumpangsarikan dengan tanaman mangga yang dilakukan oleh P.Mudi. Pembuatan lubang
tanamnya dilakukan 2-3 minggu sebelum penanaman dengan volume 40cm x 40cm x 40cm.
Pupuk kandang diberikan untuk menunjang kebutuhan unsur hara bagi tanaman melati dan
agar struktur tanah di pertanaman awal untuk pertumbuhan akar baik dan terjaga.

C. Pengaturan Jarak Tanam


Fokus utama pada permasalahan tanaman melati adalah fisiologis tanaman melati.
Tanaman melati merupakan tanaman yang membutuhkan penyinaran langsung oleh sinar
matahari (sun plant). Faktor penyinaran langsung oleh matahari ini harus diperhatikan karena
tanaman melati tidak akan tumbuh baik jika tidak disinari langsung oleh matahari. Hal ini
dikarenakan proses penyerapan foton oleh tanaman sun plant mempunyai kapasitas lebih
besar untuk fotosintesis di dalam proses transfer elektron. Faktor inilah yang menjadikan
tanaman melati dalam budidayanya harus ditanam pada kondisi tersinari matahari secara
langsung.

Permasalahan yang timbul adalah pekarangan yang digunakan oleh P. Mudi untuk
menanam tanaman melati tidak hanya menanam melati (monokultur). Tanaman mangga
ditanam oleh P. Mudi di sekitar tanaman melati. Pertumbuhan tanaman melati P. Mudi tidak
akan baik jika ditanam di bawah kanopi tanaman mangga. Pertumbuhannya tidak baik karena
selain akar yang bersaing, daun tanaman melati ternaungi oleh kanopi tanaman mangga.
Naungan oleh mangga kepada tanaman melati mengakibatkan sinar matahari tidak secara
langsung menyinari tanaman melati untuk proses fotosintesisnya. Fotosintesis yang kurang
optimal menyebabkan tanaman berkurang produktivitasnya dan secara ekonomis akan
menurunkan keuntungan untuk P. Mudi.

Solusi yang dapat diterapkan adalah pengaturan jarak tanam untuk tanaman melati.
Tanaman mangga secara umum memiliki zona akar kira-kira 5m dan perakaran tanaman
melati mempunyai perakaran kira-kira 50cm. Pembuatan bedengan dengan lebar 30-40cm
akan mempersempit zona akar tanaman melati, sehingga efisiensi lahan untuk jarak tanam
antara tanaman mangga dan melati adalah 5,3-5,4m. Jarak ini diukur dari jarak antara
tanaman melati dengan tanaman mangga. Pengaturan jarak ini menyebabkan tanaman melati
berada di luar zona akar mangga sehingga kemungkinan besar sinar matahari dapat menyinari
tanaman melati secara penuh.

7
V. KESIMPULAN

Permasalahan yang dihadapi P. Mudi adalah pertumbuhan tanaman melati yang


kurang baik karena pengolahan lahan yang kurang diperhatikan. Tanah diduga tidak gembur
karena jika dibandingkan dengan tanaman mangga yang perakarannya lebih kuat dapat
tumbuh baik sedangkan perakaran tanaman melati tidak sekuat akar mangga dan terhambat
pertumbuhannya pada tanah yang padat. Jarak tanam yang tidak diperhatikan dan
menimbulkan persaingan. Dampak lain jarak tanam adalah tanaman melati butuh sinar
matahari penuh sedangkan tanaman melati diduga berada di bawah kanopi daun tanaman
mangga sehingga sinar matahari terhalang. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan
mengolah tanah dan membuat guludan untuk tanaman melati. Jarak antara tanaman melati
dan tanaman mangga harus diperhitungkan dengan menanam tanaman melati sesuai jarak
tanamnya dengan tanaman mangga yang dapat dilihat dari zona perakarannya.

8
VI. DAFTAR PUSTAKA

McDonald, M. S. 2003. Photobiology of Higher Plants. Wiley. Chichester

Prihatman, Kemal. 2000. Mangga (Mangifera indica). Menegristek. Jakarta

Prihatman, Kemal. 2000. Melati (Jasmine officinale). Menegristek. Jakarta

Rukmana H. Rahmat. 1997. Usaha Tani Melati. Kanisus. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai