Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PRODUKSI TANAMAN PANGAN ALTERNATIF

TANAMAN KORO BENGUK

(Mucuna pruriens L.)

Disusun Oleh :

1. Christine Sarah N. Sihombing (E1J017048)


2. Mara Adam (E1J017008)
3. Markus Nainggolan (E1J017091)
4. Muhammad Minggoeswanto (E1J017131)
5. Sepriawan Susanto (E1J014050)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunianya maka makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah dan mengetahui manfaat dari tanaman Koro Benguk (Mucuna
pruriens L.)

Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangannya,
dan saya mengharapkan bagi pembaca untuk memberikan kritikan yang membangun agar
kedepannya bisa lebih baik lagi. Saya berharap agar makalah ini juga berguna dan digunakan
dengan baik.

Bengkulu, 19 September 2019

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
1.1 Dasar Teori............................................................................................................................................5
1.2 Tujuan...................................................................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................8
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori

Salah satu tanaman Leguminosa di Indonesia yang masih kurang di kenal meskipun biji-
bijinya yang tua dan kering cukup banyak diperjualbelikan di daerah-daerah tertentu ialah
Mucuma pruriens atau koro benguk. Hasil penelitiannya mengenai makanan daerah Gunung
Kidul Balley (Bailey, 2005) telah menganjurkan penggunaan kacang-kacangan, diantaranya koro
benguk, sebagai lauk-pauk. Tanaman ini merambat secara liar pada pagar-pagar kebun atau
ladang di galangan sawah. Polongnya lonjong panjang (4-15 cm), berbulu halus dan
mengandung 3 sampai 6 biji setiap polong. Kulit biji dapat berwarna putih, abu-abu, hitam,
cokelat bercak. Polongnya lonjong panjang (4-15 cm), berbulu halus dan mengandung 3 sampai
6 biji setiap polong (Anon, 2009).

Gambar 1. Daun Koro Benguk Gambar 2. Pembungaan

Gambar 3. Polong Muda Koro Benguk Gambar 4. Polong Tua Koro Benguk

5
Biji-biji dari tanaman Mucuma pruriens mempunyai kadar protein yang tinggi dan secara
tradisional telah dimanfaatkan oleh sebagian penduduk Pulau Jawa. Daerah di Jawa Tengah dan
Jawa Timur biji-biji ini lazimnya dimakan dalam suatu bentuk makanan difermentasi dan dikenal
sebagai tempe benguk. Tempe ini dapat dibeli sepanjang tahun di pasar-pasar dan desa-desa di
daerah Yogyakarta, Surakarta (Solo) dan Kampung Melayu, sedang di daerah Selatan Banyumas
dan Jawa Timur hanya dalam musim kemarau (Lubis. 2009).

Kedudukan koro benguk dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut :


Kingdom         : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi               : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi        : Angiospermae  (biji teetutup)
Klas                 : Dicotyldone (biji berkeping dua)
Ordo                : Resales
Famili              : Leguminose
Genus              : Mucuna
Spesies            : Mucuna pruriens L

Gambar 5. Polong Koro Benguk Gambar 6. Biji Koro Benguk.

Kacang koro benguk (Mucuna pruriens L.) termasuk dalam famili Leguminose. Di
Indonesia, budidaya kacang ini masih terbatas. Koro benguk dapat tumbuh di daerah yang
kurang subur, kering, serta kondisi cuaca ekstrim. Penanamannya banyak dilakukan di huma-
huma atau di tanah tegal. Produktivitas koro benguk cukup tinggi mencapai 0.51 ton per hektar.

iv
Daerah penghasil koro benguk berpusat di Jawa, terutama yang memiliki daerah pertanian kering
seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Koro benguk dalam jumlah yang lebih
sedikit juga ditemukan di Jawa Barat dengan nama kacang kowas. Selain di pulau Jawa, koro
benguk juga ditemukan di Sumatera khususnya di lahan-lahan perkebunan. Tanaman koro
benguk digunakan sebagai land covering crops (LCC) yang berguna untuk rehabilitasi lahan.
Namun sayangnya, bagian biji koro benguk belum dimanfaatkan secara khusus sebagai bahan
pangan yang bernilai tambah (Rahardi 2008).

1.2 Tujuan

1. Mengetahui manfaat dari tanaman koro benguk.


2. Mengetahui senyawa-senyawa yang terdapat di dalam tanaman koro benguk.

7
BAB II
PEMBAHASAN

Koro benguk merupakan tanaman tahunan yang merambat dengan daun berbentuk
lanceolate, dan bunga berwarna ungu atau putih. Polong Koro Benguk dilapisi bulu halus yang
tipis, dalam setiap polong terdapat 4‒6 biji. Warna biji terdiri dari putih, hitam, dan belang.
Siklus hidup Koro Benguk berkisar antara 100‒300 hari. Kemampuan adaptasi Koro Benguk
cukup luas, toleran terhadap cekaman abiotik, seperti kekeringan, kemasaman maupun defisiensi
unsur hara. Tanaman ini tidak dapat tumbuh baik di daerah dingin dan basah.
Kacang koro benguk mempunyai nilai gizi yang tidak kalah tinggi dibandingkan dengan
kacang-kacangan lain. Koro benguk mengandung karbohidrat dan protein yang cukup tinggi
dengan kandungan lemak yang rendah. Di Indonesia, pengembangan kacang koro benguk
sebagai bahan pangan yang bernilai tambah belum banyak dilakukan. Kalaupun ada,
pemanfaatan koro benguk masih terbatas sebagai pakan ternak, bahan baku pembuatan tempe,
dan tepung substitusi, meskipun belum banyak digunakan secara komersial.
Koro Benguk mengandung energi sebesar 332 kilokalori, protein 24 gram, karbohidrat 55
gram, lemak 3 gram, kalsium 130 miligram, fosfor 200 miligram, dan zat besi 2 miligram. 
Selain itu di dalam Koro Benguk juga terkandung vitamin A sebanyak 70 IU, vitamin B1 0,3
miligram dan vitamin C 0 miligram.  Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap
100 gram Koro Benguk, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 95 %.
Manfaat koro benguk bagi kebugaran atau kesehatan diantaranya : menurunkan kadar
gula darah, memperlancar peredaran darah, mencegah penyakit jantung, mengurangi hipertensi,
melindungi kebugaran atau kesehatan kulit, serta masih tidak sedikit lagi manfaat koro benguk
bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebugaran atau kesehatan.
Salah satu tantangan pemanfaatan kacang koro benguk adalah adanya toksin yang
terkandung secara alami pada bijinya. Toksin tersebut adalah sianida. Sianida mencakup
senyawa-senyawa yang mengandung ion sianida (CN-), di mana satu atom karbon berikatan
rangkap tiga dengan nitrogen. Sianida umumya ditemukan berikatan dengan unsur lain
membentuk suatu senyawa. Contoh senyawa sianida sederhana yang sering ditemukan antara
lain hidrogen sianida (HCN), natrium sianida (NaCN), kalium sianida (KCN), kalsium sianida
(Ca(CN)2) dan sianogen (suatu senyawa dalam bentuk NC-CN atau X-CN, di mana X adalah
suatu halogen).

iv
Sianida bersifat racun bagi manusia. Gejala khas keracunan sianida akut diantaranya tachypnoea,
sakit kepala, vertigo, koordinasi gerak menurun, denyut nadi melemah, cardiacarrhythmias,
muntah, pingsan, dan koma. Kematian terjadi setelah menyerap rata-rata 1.4 mg hidrogen
sianida/kg berat badan, di mana dosis terendah yang menyebabkan efek fatal sebesar 0.54 mg/kg
berat badan. Konsumsi bahan pangan yang mengandung senyawa sianogenik glukosida dikaitkan
dengan beberapa penyakit yang memengaruhi sistem saraf.
Kacang koro benguk segar mengandung sianida sebesar 17.72 mg/kg. Proses pengolahan
pendahuluan sering dilakukan untuk mengurangi kandungan sianida. Salah satu proses
pengolahan untuk mengurangi kandungan sianida dalam bahan pangan yaitu dengan melakukan
perendaman di dalam air. Sianida merupakan senyawa yang larut air sehingga pencucian ataupun
perendaman bahan pangan sering dilakukan untuk mengurangi kadarnya. Perlakuan pengukusan,
dan perebusan juga dapat menurunkan kadar sianida koro benguk segar.
Proses pengolahan yang sulit menyebabkan pemanfaatan koro benguk di Indonesia
kurang populer dibandingkan dengan aneka kacang lain. Koro benguk juga mengandung
senyawa aktif bersifat alelopati yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan tanaman lain
disekitarnya. Diduga bahwa dengan adanya kandungan senyawa anti nutrisi tersebut,
menyebabkan koro benguk resisten terhadap hama dan penyakit tanaman.
Biji-biji dari tanaman Mucuma pruriens mempunyai kadar protein yang tinggi menurut
Fannekoek dan Nojhoht (2009) koro benguk secara tradisional telah dimanfaatkan oleh sebagian
penduduk Pulau Jawa. Daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur biji-biji ini lazimnya dimakan
dalam suatu bentuk makanan difermentasi dan dikenal sebagai tempe benguk. Tempe ini dapat
dibeli sepanjang tahun di pasarpasar dan desa-desa di daerah Yogyakarta, Surakarta (Solo) dan
Kampung Melayu, sedang di daerah Selatan Banyumas dan Jawa Timur hanya dalam musim kemarau.

9
BAB III
KESIMPULAN

 Pemanfaatan koro benguk semakin berkembang, Koro benguk mengandung senyawa L-Dopa
yang digunakan dalam pengobatan penyakit Parkinson. Dengan ditemukannya senyawa L-
Dopa pada koro benguk, diharapkan dapat menggantikan senyawa L-Dopa sintetik yang dapat
memberikan efek samping jika digunakan jangka panjang. Berdasarkan beberapa penelitian,
daun dan biji koro benguk mengandung senyawa yang berperan sebagai anti kanker, anti
virus, anti mikrobia, neuroprotektif, anti inflamasi, dan anti oksidan, serta untuk perawatan
kulit. Bahkan di Nigeria, koro benguk digunakan untuk mengobati racun karena bisa ular.

 Koro benguk mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan
alternatif dan dikembangkan di bidang kesehatan. Eksplorasi keragaman dan pemanfaatan
Koro benguk perlu dilakukan di Indonesia. Pengembangan koro benguk di lahan-lahan
suboptimal dan teknologi pascapanen perlu diteliti lebih dalam untuk meningkatkan
pemanfaatan koro benguk.

iv
DAFTAR PUSTAKA

Bailey, K.V. 2005. Masalah Makanan Rakyat di Daerah-daerah Minus di Indonesia. Jakarta:
Pedoman Berita Departemen Kesehatan RI.

Lubis, L. 2009. Toxic Content in the I Seeds of Lequiminous plants, Record of Proceeding
12thPasific Sc. Congress Vol. 1 Abstract of Paper, P 174.

Rahardi. 2008. Upgrading human nutrition through the improvement of food legumes, PAG.
Buletin, Vol 2 (2):124.

11
iv
13
iv
15

Anda mungkin juga menyukai