Anda di halaman 1dari 14

Vol.2 No.

2 Juli 2021 751


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
FORMULASI SNACK BAR TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L.) moench) dan LABU
KUNING (Cucurbita moschata) DITINJAU dari UJI ORGANOLEPTIK dan UJI
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

Oleh
Dinda Winiastri
Program Studi S1-Ilmu Gizi, Institut Kesehatan Dan Bisnis Surabaya
E-mail: dindaw@ikbis.ac.id

Abstrak
Snack bar adalah salah satu produk pangan padat yang berbentuk batang dan merupakan campuran
dari berbagai bahan kering. Sorgum merupakan tanaman golongan serealia yang berpotensi dan
mempunyai kandungan gizi yang baik seperti protein, karbohidrat, zat besi, fenol,dan flavonoid.
Labu kuning berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia dan mempunyai kandungan gizi yang
baik seperti protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, serta vitamin B dan vitamin C. Penelitian
ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil dari formulasi snack bar tepung sorgum dan labu
kuning ditinjau dari uji aktivitas antioksidan dan uji organoleptik. Jenis penelitian ini adalah
eksperimen murni, dengan metode RAL 3x pengulangan pada 5 perlakuan. Pengujian aktivitas
antioksidan dan kadar serat dilakukan di laboratorium dan uji organoleptik dilakukan oleh 30
panelis remaja SMA. Hasil analisis One Way Anova pada uji aktivitas antioksidan menunjukkan
terdapat perbedaan yang signifikan (ρ < 0.05). Hasil analisis Kruskall Wallis pada uji organoleptik
terhadap warna dan tekstur menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (ρ < 0.05), sedangkan
terhadap aroma dan rasa menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (ρ > 0.05).
Sebanyak 46.6% panelis menyukai produk snack bar pada perlakuan S3L3. Berdasarkan hasil
penelitian, terdapat perbedaan kandungan aktivitas antioksidan. Dalam uji organoleptik terdapat
perbedaan terhadap warna dan tekstur karena pengaruh dari perbedaan komposisi bahan yang
digunakan
Kata Kunci: Snack Bar, Sorgum, Labu Kuning.

PENDAHULUAN tersebut [2]. Hasil suvei yang dilakukan oleh


Menurut hasil Riskesdas (2013), Perilaku Nilsen di tahun 2008, ditemukan data 2 bahwa
konsumsi masyarakat saat ini memiliki 69% masyarakat kota di Indonesia lebih
kebiasaan yang berisiko, antara lain kebiasaan menyukai mengkonsumsi fast food dan
mengonsumsi makanan/minuman yang manis, kontribusi terbesar di masyarakat dalam
asin, tinggi lemak, dibakar/panggang, mengkonsumsi fast food adalah pelajar yaitu
diawetkan, tinggi kafein merupakan salah satu sebesar 83.3% [3].
perilaku yang berisiko terjadinya penyakit Sorgum (Sorgum bicolor L. moench)
degenerative [1]. Masyarakat Indonesia yang merupakan tanaman golongan serealia yang
mengkonsumsi makanan manis ≥ 1 kali sehari berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia
yaitu sebesar 53.1%, sedangkan yang karena mampu beradaptasi pada lingkungan
mengkonsumsi makanan berlemak ≥ 1 kali sekitar. Kandungan zat besi yang ada pada
sehari yaitu sebesar 40.7%. Selain itu, pola sorgum cukup tinggi yaitu sebesar 5,4 mg/100
konsumsi masyarakat Indonesia saat ini lebih g, selain itu kandungan zat besi pada sorgum
menyukai makanan siap saji yang dikenal lebih tinggi dari gandum 3,5 mg/100 g dan dari
dengan nama fast food dan menyukai camilan beras pecah kulit 1,8 mg/100 g. Sorgum juga
dengan kandungan lemak atau gula tinggi tanpa memiliki kandungan protein sekitar 10-11%
memperhatikan isi kandunagn pada makanan yang lebih tinggi dari protein beras giling
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
752 Vol.2 No.2 Juli 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
sebesar 6-7%, dan hanya sedikit di bawah dari kandungan antioksidan yaitu akan
gandum yaitu sebesar 12%. Sorgum termasuk mengurangi senyawa radikal bebas dalam
golongan serealia yang bebas gluten, sehingga tubuh, sedangkan kandungan serat pangan
baik untuk orang yang dianjurkan memiliki manfaat baik dalam saluran
mengonsumsi diet bebas gluten seperti pencernaan dan usus. Kandungan antioksidan
penderita autis, Celiac Disease, dan orang yang juga dapat mencegah terjadinya penyakit
memiliki respon imunologis terhadap degeneratif seperti Hiperdislipidemia, Diabetes
intoleransi gluten. Biji sorgum memiliki Militus (DM), dan penyakit degeneratif
komponen antioksidan berupa senyawa fenol lainnya. Oleh karena itu, pentingnya pembuatan
seperti flavonoid yang mampu menghambat snack bar sebagai pangan fungsional yang
pertumbuhan tumor, komponen gula dalam berkualitas, peneliti ingin melakukan penelitian
sorgum juga dapat dicerna lebih lama dari pada mengenai formulasi snack bar tepung sorgum
kandungan gula yang ada pada golongan dan labu kuning yang ditinjau dari uji aktivitas
serealia lainnya [4]. antioksidan dan uji organoleptik.
Labu kuning (Cucurbita moschata)
adalah salah satu tanaman yang berpotensi LANDASAN TEORI
untuk dibudidayakan serta dikembangkan di 1. Snack Bar
Indonesia. Menurut FAO tahun 2013 Snack bar merupakan salah satu jenis
menunjukkan data bahwa panen labu kuning produk pangan yang baru bagi masyarakat di
yang ada di Indonesia mengalami peningkatan Indonesia. Snack bar adalah produk pangan
settiap tahunnya. Pada tahun 2012 jumlah yang padat dan berbentuk batang, snack bar
panen labu kuning sebesar 88.443.148 ton terbuat dari campuran berbagai bahan kering
sedangkan di tahun 2013 sebesar 89.791.562 seperti golongan serealia, golongan kacang-
ton. Labu kuning juga memiliki kandungan gizi kacangan, dan buahan kering yang
yang baik seperti kandungan vitamin A yang digabungkan dengan bantuan binder. Binder
tinggi sebesar 180 SI, selain itu juga dalam komponen bars terdiri dari bahan basah
mengandung zat gizi lainnya seperti protein, berupa karamel, coklat, sirup, nougat dan
karbohidrat, beberapa jenis mineral seperti lainnya. Produk Snack bar sangat disukai oleh
fosfor, zat besi, kalsium, serta vitamin B dan C masyarakat di negara lain karena bentuknya
[5]. Kandungan vitamin C yang ada dalam Labu yang praktis sehingga dapat dimakan, dengan
5 kuning (cucurbita moschata) juga memiliki kandungan nilai gizi yang lengkap dan
manfaat yang baik untuk kesehatan. Fungsi dari memiliki keamanan pangan yang baik sehingga
kandungan vitamin C adalah sebagai awet untuk disimpan. Proses pembuatan snack
antioksidan yang mampu melindungi molekul bar tidak sesulit produk lain, sehingga memberi
atau senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh kesempatan kepada siapapun untuk berkreasi
seperti protein, lemak, karbohidrat, dan asam dalam pembuatan snack bar. Pada penelitian ini
nukleat dari radikal bebas. Selain itu, memiliki snack bar diasumsikan sebagai salah satu
peran penting dalam pembentukan carnitine, pangan alternatif dengan kandungan gizi baik
sintesis kolagen, serta memiliki peran dalam bagi kelompok umum maupun kelompok
metabolisme kolestrol yang akan dirubah khusus karena formula bahan yang dapat
menjadi asam empedu [6]. disesuaikan dengan kebutuhan gizi kelompok
Dilihat dari kualitas snack bar yang tertentu [7].
memiliki kandungan gizi yang baik untuk Berdasarkan pada uji sensorik terhadap
kesehatan dan belum banyak penelitian yang tekstur, snack bar telah dikonversikan menjadi
meneliti terkait formulasi snack bar dan isi suatu nilai pengukuran melalui alat uji tekstur
kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan yang dapat mengukur dan mendeteksi dalam
ditinjau dari segi aktivitas antioksidan. Manfaat parameter fisik tertentu. Parameter terhadap

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.2 Juli 2021 753
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
tekstur snack bar dapat dinilai dari segi Labu kuning adalah tanaman musiman
kepadatan dan kekerasan yang dapat diukur dari dan banyak ditanam di Indonesia, dikenal
tingkat kerenyahan snack bar, sedangkan dari dengan nama latin yaitu Cucurbita moschata.
segi elastisitas dapat diukur dari tingkat Labu Kuning dapat ditanam setiap musim dan
kandungan air dan kelembutan dalam snack bar bertumbuh dengan cepat. Ukuran labu kuning
[8]. dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu
2. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) moench) kecil sekitar < 2,5 kg, besar sekitar 2,5-10 kg
Sorgum merupakan jenis tanaman dan sangat besar sekitar > 10 kg 25 dengan
golongan serealia yang asli dari benua Afrika bentuk yang beragam yaitu seperti bulat,
Timur di wilayah Abessinia hingga di Ethiopia, lonjong (oval), bulat gepeng, atau seperti botol.
saat ini sorgum telah banyak menyebar di Labu kuning terdiri atas bagian daging buah
seluruh dunia terutama di Indonesia. Sorgum sebesar 81,2%, kulit sebesar 12,5%, jaring-
memiliki nama umum yang beragam di jaring biji dan biji sebesar 4,8%. Kulit labu
berbagai negara besar seperti di Amerika kuning memiliki ketebalan sekitar 1,43-2,10
Serikat dan Australia yang dikenal dengan mm dan dilapisi oleh lapisan lilin yang
nama dorgum, di Afrika dan India yang dikenal berfungsi sebagai pelindung. Daging buah labu
dengan nama durra, di Ethiopia dikenal dengan kuning yang sudah tua memiliki warna kuning
nama bachanta, dan di Indonesia terutama atau orange, hal tesesbut menunjukkan adanya
pulau jawa yang dikenal dengan nama cantel. kadar β-karoten yang tinggi, sedangkan rongga
Pada umum, sorgum merupakan salah satu bagian dalam buah terdapat banyak biji yang
tanaman pangan yang penting setelah gandum, bersarang di antara jaring-jaring biji [12].
padi, jagung, dan barley [9]. Labu kuning memiliki kandungan gizi
Sorgum memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan lengkap sehingga sering
baik dibandingkan golongan serealia lainnya dimanfaatkan sebagai obat, suplemen
seperti salah datu contoh yaitu beras. Dalam 17 kesehatan maupun olahan makanan.
sorgum terdapat kandungan protein sebesar 11- Kandungan gizi makro pada labu kuning terdiri
13% dan lemak sebesar 3,4% yang lebih tinggi dari protein, lemak, karbohidrat, dan
dibandingkan dengan beras, yaitu protein kandungan gizi mikro seperti vitamin A, B, C,
sebesar 6,81% dan lemak sebesar 0,55% [10]. besi, fosfor, kalsium, magnesium, dan air.
Sorgum juga memiliki komponen aktivitas Warna kuning yang ada pada labu kuning
antioksidan sebesar 40,46% dan telah menjadi menunjukkan adanya kandungan β-karoten
salah satu pangan sumber antioksidan karena yang memiliki fungsi sebagai bahan pelindung
keberadaan komponen fenolik seperti asam tubuh dari radikal bebas dan mencegah proses
fenolik, senyawa tanin terkondensasi, dan penundaan penuaan dini [12]. Labu kuning
flavonoid. Total komponen fenol pada biji termasuk golongan sayur yang memiliki
sorgum menurut jenis warna secara berturut – sumber pro vitamin A dengan kandungan β-
turut yaitu sorgum putih sebesar 4 mg GAE/g, karoten sebesar 180,00 SI atau sekitar 1.000 –
sorgum kuning sebesar 6.03 mg GAE/g, 1.300 IU/ 100 gr labu kuning. Kandungan lain
sorgum merah sebesar 6.97 mg GAE/g, dan pada labu kuning yaitu vitamin B dan C serta
sorgum coklat sebesar 10.01 mg GAE/g. zat gizi lainnya seperti karbohidrat, protein dan
Komponen senyawa flavonoid pada sorgum beberapa komponen mineral lainnya [13].
yaitu sebesar 3,06 mg katekin ekuivalen/g. Kandungan vitamin C dalam labu kuning
Komponen senyawa flavonoid yang telah memiliki jumlah yang banyak dan berfungsi
ditemukan pada sorgum dalam jumlah besar sebagai antioksidan untuk melindungi beberapa
yaitu 3- deoksiantosianidin, flavon, dan molekul yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
flavanon [11]. seperti protein, lemak, karbohidrat, dan asam
3. Labu Kuning (Cucurbita moschata) nukleat dari radikal bebas. Selain itu vitamin C
yang ada pada labu kuning memiliki peran

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
754 Vol.2 No.2 Juli 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
penting dalam pembentukan carnitine, sintesis Tingkat dari kesukaan disebut sebagai skala
kolagen, dan juga memiliki peran dalam hedonik. Skala hedonik bisa dirubah menjadi
metabolisme kolestrol yang diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut
asam empedu [6]. tingkat kesukaan, hal tersebut dapat dilakukan
4. Metode Uji DPPH analisis data secara parametrik [17]. Skala
Metode Uji DPPH merupakan salah satu hedonik adalah jenis pengujian yang biasa
metode yang cepat dan sederhana dalam digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan
menentukan kandungan aktivitas antioksidan terhadap produk pangan. Tingkat dari skala
dengan menggunakan radikal bebas 2,2- hedonik seperti sangat tidak suka, tidak suka,
diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH). Metode ini cukup suka, suka, sangat suka, dan lainnya.
biasa digunakan untuk menguji senyawa yang Dalam pengolahan data hasil penelitian yang
berperan sebagai free radical scavengers atau bersifat organoleptik dapat dilakukan analisis
donor hydrogen dan dilakukan evaluasi dengan menggunakkan teknik skoring.
terhadap kandungan aktivitas antioksidan, serta Terdapat kategori tertentu dalam melakukan uji
mengkuantifikasi jumlah kompleks radikal- organoleptik, yaitu aroma, rasa, tekstur, dan
antioksidan yang terbentuk. Metode uji DPPH warna [16].
dapat digunakan untuk sampel yang berbentuk
padan ataupun cair [14]. Kandungan aktivitas METODE PENELITIAN
antioksidan pada sampel akan meningkatkan 1. Jenis Penelitian
perubahan warna pada larutan DPPH yaitu Berdasarkan pengamatan terhadap
dalam bentuk methanol yang semula warna variabel penelitian ini tergolong dalam
ungu akan berubah menjadi warna kuning penelitian eksperimental. Penelitian ini
pucat. Metode DPPH sebagai uji aktivitas termasuk ke dalam salah satu bentuk
antioksidan dinyatakan dalam persen metode eksperimen yaitu true-
penghambatannya terhadap radikal bebas experimental atau eksperimen murni.
dengan rumus [15]: 2. Rancangan Penelitian
% Penangkapan Radikal Bebas Penelitian ini dilakukan dengan
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝐴𝑏𝑠𝑒𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 menggunakan metode true-experimental
= x 100%
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜
dengan desain penelitian Rancang Acak
5. Uji Organoleptik
Lengkap (RAL) dengan 1 faktor formulasi
Uji organoleptik merupakan cara
snack bar yang dilakukan 3 kali pengulangan
pengujian yang menggunakan indera manusia
pada setiap proses sampelnya. Total unit
sebagai alat pengukuran daya terima terhadap
eksperimen yang akan dilakukan adalah
produk pangan. Penilaian dalam uji
sebanyak 5 perlakuan x 3 kali (pengulangan) =
organoleptik menentukan diterima atau tidak
15 sampel eksperimen. Pada penelitian ini
suatu produk berasal dari sifat indrawi
menggunakan formulasi Snack Bar yang
seseorang. Indera yang digunakan dalam uji
berbeda pada setiap perlakuan agar mengetahui
organoleptik adalah indera pengecap,
perbedaan kandungan antioksidan dan serat
penglihatan, pembau, dan peraba. Penggunaan
pangan pada setiap sampel, serta mengukur
kuesioner sebagai alat bantu berupa daftar
tingkat kesukaan dengan menggunakan uji
pertanyaan mengenai produk pangan yang
hedonik.
harus diisi oleh responden dan diukur
Kombinasi pada formulasi snack bar di
menggunakan skala tertentu [16].
setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel
Uji organoleptik yang biasa digunakan
berikut.
yaitu uji hedonik (uji kesukaan) terhadap
minimal 25 orang panelis. Panelis akan diminta
tentang tanggapan pribadinya mengenai
kesukaan atau sebaliknya (ketidaksukaan). 40
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.2 Juli 2021 755
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
n = 33 x 70,21% = 23.17 atau 23 orang
Tabel 1. Rancangan Penelitian Formulasi siswa/siswi Perawat
Snack Bar 14
b) Farmasi : 47 x 100% = 29,78%
Nama S0L0 S1L1 S2L2 S3L3 S4L4 n = 14 x 29,78% =4,17 atau 4 orang
Sorgum 100 150 150 60 80 siswa/siswi Farmasi
(gr) c) Total Panelis
Labu 100 60 80 100 100 = (n Perawat + n Farmasi) x 10%
Kuning = (23 + 4) x 10%
(gr) = 27 x 2,7 = 29,7 atau 30 siswa/siswi
3. Lokasi dan Waktu Penelitian sebagai Panelis
A. Lokasi Penelitian Total panelis yang diambil pada uji
a) Pembuatan sampel penelitian organoleptik yaitu sebanyak 30 orang
dilakukan di Jalan Raya Menganti siswa/siswi SMK Kesehatan Surabaya kelas X.
no. 28 Kedurus-Surabaya Jumlah panelis yang diambil sudah memenuhi
b) Pengujian sampel untuk standar literasi yaitu panelis tidak terlatih yaitu
mengetahui kadar antioksidan > 25 orang panelis, dan panelis akan diambil
dilakukan di Politeknik Kesehatan secara acak [18].
Kementrian Kesehatan (Poltekkes) 5. Populasi, Sampel dan Teknik
Surabaya. Pengambilan Sampel
c) Pengujian organoleptic dilakukan A. Populasi
oleh panelis yaitu diambil dari Sampel produk akan digunakan pada
kelompok siswa/siswi di SMK penelitian ini menggunakan bahan pangan lokal
Kesehatan Surabaya. yaitu Sorgum dan Labu kuning. Peneliti
membeli beras sorgum dari kota Mojokerto.
B. Waktu Penelitian Sedangkan labu kuning akan dibeli di pasar
a) Pembuatan formulasi snack bar Kedurus Surabaya. Dalam pembuatan snack
dilakukan pada bulan Februari- bar, beras sorgum akan dijadikan tepung agar
Maret 2019. bisa tercampur dengan bahan pendukung
b) Pengujian sampel pada lainnya. Beras sorgum yang dipilih bewarna
laboratorium dilakukan pada bulan merah kecoklatan dan memiliki kualitas yang
Februari-Maret 2019 setelah snack bagus, bersih, tanpa kulit, tidak cacat, dan tidak
bar diproduksi. ada kotoran pasca panen. Labu kuning yang
c) Pengujian terhadap tingkat digunakan pada penelitian ini harus memiliki
kesukaan dilakukan pada bulan warna kuning atau jingga, bersih dari kotoran,
Maret-April 2019. tidak cacat, memiliki suara nyaring saat
4. Panelis diketuk, karena bagian yang digunakan adalah
Panelis yang melakukan uji organoleptik daging labu kuning.
pada penelitian kali ini yaitu panelis tidak Jumlah bahan utama yang dibeli oleh
terlatih. Panelis tersebut diambil dari peneliti yaitu beras sorgum sebesar 1.620 gr dan
siswa/siswi SMK Kesehatan Surabaya yang buah labu kuning dengan sebesar 1.320 gr.
masih aktif yaitu dari jurusan Perawat dan Dalam setiap pengulangan perlakuan, beras
Farmasi kelas X dengan jumlah populasi sorgum yang digunakan sebesar 540 gr dan labu
sebesar 47 siswa/siswi. Jumlah siswa/siswi kuning yang digunakan sebesar 440 gr.
jurusan Perawat yaitu 33 orang, dan dari
jurusan Farmasi yaitu 14 orang. Maka rumus
perhitungannya yaitu :
33
a) Perawat : 47 x 100% = 70,21%

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
756 Vol.2 No.2 Juli 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kue, oven, kertas baking, whisk/pengaduk
adonan dan sendok makan)
B. Sampel ❖ Cara membuat Snack Bar:
Tabel 2. Lima Perlakuan Produk Pada • Masukkan adonan basah yaitu telur
Formulasi Snack Bar ayam, margarin dan labu kuning pada
Bahan Bobot (gr) wadah/baskom ukuran sedang dan
S0L0 S1L1 S2L2 S3L3 S4L4 aduk hingga rata.
Telur 35 x 35 x 35 x 35 x 35 x • Masukkan gula halus dan susu bubuk
Ayam 3= 3= 3= 3= 3= pada adonan basah dan aduk kembali
105 105 105 105 105 hingga rata.
Margarin 35 x 35 x 35 x 35 x 35 x • Tambahkan tepung sorgum, tepung
3= 3= 3= 3= 3= maizena, dan tepung terigu ke adonan
105 105 105 105 105 sebelumnya lalu diaduk hingga
Labu 100 60 x 80 x 100 100 tercampur jadi satu.
Kuning x3= 3= 3= x3= x3= • Cetak adonan seperti batangan atau
300 180 240 300 300 berbentuk balok.
Tepung 100 150 150 60 x 80 x • Panggang adonan dalam oven dengan
Sorgum x3= x3= x3= 3= 3= suhu 180oC selama 45 menit.
300 450 450 180 240 • Dinginkan snack bar dan siap
Tepung 60 x 60 x 50 x 80 x 70 x disajikan.
Maizena 3= 3= 3= 3= 3= C. Teknik Pengambilan Sampel
180 180 150 240 210 Pada uji aktivitas antioksidan dilakukan
Tepung 60 x 50 x 40 x 70 x 60 x dilaboratorium dengan menggunakan metode
Terigu 3= 3= 3= 3= 3= DPPH dan yang dilakukan 3 kali pengulangan
180 150 120 210 180 pada setiap perlakuan. Sedangkan pada uji
Susu 40 x 40 x 40 x 50 x 50 x organoleptik dilakukan pengambilan sampel
Bubuk 3= 3= 3= 3= 3= yaitu 5 perlakuan formulasi snack bar yang
120 120 120 150 150 berbeda akan disajikan kepada 30 panelis dan
Gula 70 x 70 x 70 x 70 x 70 x masing – masing panelis diberi 5 macam
Halus 3= 3= 3= 3= 3= perlakuan formulasi snack bar yang berbeda
210 210 210 210 210 sebanyak 10 g dari masing – masing sampel.
Pada formulasi diatas, setiap perlakuan Tabel 3. Sampel Uji Antioksidan dan Uji
dilakukan 3 kali pengulangan dalam proses Organoleptik
pembuatan snack bar. Berat pada setiap bahan Sampel Uji Aktivitas Uji Jumlah
Antioksidan (gr) Organoleptik (gr)
baku akan dikalikan 3 agar bisa menemukan (gr)
total bahan habis pakai dalam penelitian ini. S0L0 30 300 330
(100:100)
Dalam satu kali pengulangan formulasi snack S1L1 30 300 330
bar pada tabel diatas dibuat dengan basis berat (150:60)
S2L2 30 300 330
keseluruhan dalam satu perlakuan yaitu 500 gr (150:80)
dengan perbandingan bahan basah sekitar ± S3L3 30 300 330
(100:60)
50% dari bahan kering. Berikut merupakan S4L4 30 300 330
bahan dan alat yang dibutuhkan untuk membuat (100:80)
Total (gr) 1.320
sampel produk menggunakan: Bahan (telur
ayam, margarin, labu kuning, tepung sorgum, 6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan
tepung maizena, tepung terigu, susu bubuk dan Data
gula halus) dan Alat (parutan, wadah/baskom A. Uji Aktivitas Antioksidan
ukuran sedang, mangkuk ukuran kecil, Loyang
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.2 Juli 2021 757
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Instrumen penelitian untuk menguji = 0.05), didapatkan hasil yang menunjukkan ρ
aktivitas antioksidan formulasi snack bar = 0.000. Hal tersebut memiliki hasil (ρ < 0.05)
menggunakan metode DPPH. Berikut ini yang artinya terdapat perbedaan kandungan
merupakan alat dan bahan yang digunakan saat aktivitas antioksidan produk snack bar dari
melakukan metode DPPH : Bahan (aquades, kelima perlakuan formulasi yang berbeda.
larutan DPPH, etanol, NaOh 10%, pereaksi Hasil perhitungan anova formulasi snack bar
meyer, larutan FeCl3, dan sampel snack bar) terhadap kandungan aktivitas antioksidan
dan Alat (neraca analitik, labu ukur, pipet ukur, tersaji pada tabel 4.
stopwatch, micro syringe 100 µL, destilasi Tabel 4. Hasil Uji Anova formulasi Snack
vacuum dan spektrofotometer UV-Vis). Bar Terhadap Aktivitas Antioksidan
B. Uji Organoleptik
Pada uji organoleptik ini peneliti
mengumpulkan 30 panelis tidak terlatih dari
siswa/siswi SMK Kesehatan Surabaya untuk
dilakukan uji organoleptik dengan Hasil uji anova menunjukkan terdapat
menggunakan uji hedonik yang meliputi 4 perbedaan pada kelima perlakuan formulasi
indikator penilaian yaitu uji aroma, rasa, snack bar, untuk mengetahui perbedaan
tekstur, dan warna pada 5 sampel produk dari kandungan aktivitas antioksidan dari kelima
masing – masing perlakuan formulasi snack bar perlakuan maka dilakukan uji lanjut
yang berbeda. Instrumen yang digunakan saat menggunakan metode Duncan. Hasil uji lanjut
melakukan uji hedonik ini adalah berupa Duncan terhadap aktivitas antioksidan tersaji
kuesioner dan pengujian dilakukan di salah satu pada tabel 5.
ruangan SMK Kesehatan Surabaya. Tabel 5. Hasil Uji Lanjut Duncan formulasi
C. Analisis Data Snack Bar Terhadap Aktivitas Antioksidan
Pada penelitian ini akan dilakukan 2
macam analisis data yaitu untuk uji aktivitas
antioksidan akan dilakukan analisis data
dengan menggunakan metode One Way Anova
yang dibantu menggunakan aplikasi SPSS 20,
apabila terdapat perbedaan secara signifikan
pada kelima formulasi dalam uji aktivitas
antioksidan maka akan dilakukan analisis lanjut
menggunakan DMRT (Duncan’S Multiple Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan
Range Test). Sedangkan pada uji organoleptik bahwa kelima perlakuan formulasi snack bar
akan dilakukan analisis data dengan memiliki perbedaan kandungan aktivitas
menggunakan metode uji Kruskall Wallis yang antioksidan karena setiap perlakuan berada
dibantu dengan menggunakan aplikasi SPSS pada subset yang berbeda, dan hasil uji lanjut
20, apabila terdapat perbedaan secara Duncan menunjukkan nilai tertinggi pada kode
signifikan pada kelima formulasi dalam uji perlakuan S1L1 dengan nilai subset sebesar
organoleptic maka akan dilakukan analisis lajut 91.2733 yang memiliki komposisi Tepung
menggunakan Mann Whitney Test. Sorgum sebanyak 150 gr : Labu Kuning
sebanyak 60 gr.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji aktivitas antioksidan pada
1. Uji Aktivitas Antioksidan perlakuan S1L1 dengan nilai sebesar 91.27%
Berdasarkan data hasil uji kandungan per 100 gram bahan makanan lebih tinggi
aktivitas antioksidan produk snack bar dibandingkan dengan hasil nilai pada perlakuan
dilakukan uji Anova One Way yang terdapat di S3L3 dengan nilai sebesar 58.84% per 100
SPSS 20.0 dan dengan tingkat ketelitian 95% (α gram bahan makanan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terjadi penurunan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
758 Vol.2 No.2 Juli 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
antioksidan yang disebabkan karena proses
pemanasan. Asam fitat relatif tahan terhadap
proses pemanasan, sehingga perlakuan
pemanasan terhadap biji sorgum tidak efektif
jika digunakan untuk menurunkan kadar asam
fitat pada sorgum. Adanya perlakuan seperti
fermentasi, perendaman, dan perkecambahan
pada bahan pangan adalah cara yang paling
efektif dalam mereduksi atau mengurangi kadar
senyawa fenol dan asam fitat pada suatu bahan Hasil uji Kruskall Wallis
pangan [19]. Semakin tinggi komponen sorgum menunjukkan terdapat perbedaan pada kelima
dan semakin rendah komponen labu kuning perlakuan formulasi snack bar, untuk
dalam formulasi snack bar, maka hasil uji mengetahui perbedaan pada uji organoleptik
aktivitas antioksidan yang menunjukkan bahwa terhadap warna dari kelima perlakuan formulasi
nilai kandungan aktivitas antioksidan pada maka dilakukan uji lanjut menggunakan 81
perlakuan S1L1 lebih tinggi daripada perlakuan metode Mann Whitney. Hasil uji lanjut Mann
S3L3. Hal tersebut dipengaruhi oleh semakin Whitney organoleptik terhadap warna tersaji
tinggi komponen labu kuning maka semakin pada tabel 7.
tinggi kadar air yang dapat menurunkan Tabel 7. Hasil Uji Lanjut Mann Whitney
senyawa fenol dan asam fitat pada sorgum, formulasi Snack Bar Terhadap
serta waktu menunggu sebelum pemanggangan Organoleptik Warna
mempengaruhi penurunan senyawa fenol dan
asam fitat karena terikat dalam air dari labu
kuning.

2. Uji Organoleptik
A. Uji Organoleptik Terhadap Warna
Berdasarkan data hasil uji organoleptik
terhadap warna produk snack bar dilakukan uji
Kruskall Wallis yang terdapat di SPSS 20.0 dan
dengan tingkat ketelitian 95% (α = 0.05),
didapatkan hasil yang menunjukkan ρ = 0.040.
Hal tersebut memiliki hasil (ρ < 0.05) yang
artinya terdapat perbedaan organoleptik Hasil uji lanjut Mann Whitney
terhadap warna produk snack bar dari kelima menunjukkan bahwa kelima perlakuan
perlakuan formulasi yang berbeda. Hasil formulasi snack bar memiliki perbedaan
perhitungan uji Kruskall Wallis formulasi snack organoleptik warna pada kode perlakuan S2L2
bar terhadap organoleptik warna tersaji pada dan S3L3 dengan nilai Asymp. Sig. 0.016 yang
tabel 6. lebih kecil dari α = 0.05, S0L0 dan S3L3
Tabel 6. Hasil Uji Kruskall Wallis formulasi dengan nilai Asymp. Sig. 0.004 yang lebih kecil
Snack Bar Terhadap Organoleptik Warna dari α = 0.05. Dari dua pasang perlakuan hasil
uji lanjut Mann Whitney memiliki perbedaan
organoleptik terhadap warna dan delapan
pasang perlakuan lain dari hasil uji lanjut Mann
Whitney tidak memiliki perbedaan organoleptik
terhadap warna.
Nilai rata – rata tertinggi uji
organoleptik terhadap warna yaitu pada
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.2 Juli 2021 759
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
perlakuan S3L3 dengan hasil nilai sebesar 3.76 Berdasarkan data hasil uji organoleptik
yang memiliki komposisi tepung sorgum 60 terhadap aroma produk snack bar dilakukan uji
gram : labu kuning 100 gram. Sedangkan nilai Kruskall Wallis yang terdapat di SPSS 20.0 dan
rata – rata terendah uji organoleptik terhadap dengan tingkat ketelitian 95% (α = 0.05),
warna yaitu pada perlakuan S0L0 dengan hasil didapatkan hasil yang menunjukkan ρ = 0.775.
nilai sebesar 2.96 yang memiliki komposisi Hal tersebut memiliki hasil (ρ > 0.05) yang
tepung sorgum 100 gram : labu kuning 100 artinya tidak terdapat perbedaan organoleptik
gram. Nilai rata – rata tersebut menunjukkan terhadap aroma produk snack bar dari kelima
bahwa perlakuan S3L3 lebih disukai karena perlakuan formulasi yang berbeda. Hasil
bewarna kuning kecoklatan. perhitungan uji Kruskall Wallis formulasi snack
Warna memiliki arti dan peranan dalam bar terhadap organoleptik aroma tersaji pada
komoditas pangan yaitu daya tarik, sebagai tabel 9.
tanda pengenal makanan, dan parameter mutu Tabel 9. Hasil Uji Kruskall Wallis formulasi
makanan. Warna pada biskuit atau snack bar Snack Bar Terhadap Organoleptik Aroma
terbentuk dari proses pemanggangan dalam
suhu tinggi dan waktu terlalu lama akan
menyebabkan warna menjadi lebih gelap pada
permukaan produk yang diakibatkan dari reaksi
Maillard dan reaksi karamelisasi. Pada reaksi
karamelisasi memiliki titik lebur sukrosa pada
suhu 160oC. Kelima produk formulasi snack
bar dilakukan pemanggangan pada suhu 150oC
selama 45 menit, sehingga pada permukaan
produk berwarna kecoklatan karena reaksi
karamelisasi [20].
Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan
B. Uji Organoleptik Terhadap Aroma
bahwa kelima perlakuan formulasi snack bar
Hasil presentase pada uji organoleptik
tidak memiliki perbedaan pada uji organoleptik
panelis terhadap aroma produk snack bar yang
terhadap aroma. Hal tersebut dibuktikan dari
disajikan pada tabel 8.
hasil nilai Asymp. Sig. 0.775 yang lebih besar
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Uji
dari nilai α = 0.05.
Organoleptik Panelis Terhadap Aroma
Nilai rata – rata tertinggi uji organoleptik
Snack bar
terhadap aroma yaitu pada perlakuan S4L4
dengan hasil nilai sebesar 3.53 yang memiliki
komposisi tepung sorgum 80 gram : labu
kuning 100 gram. Sedangkan nilai rata – rata
terendah uji organoleptik terhadap aroma yaitu
pada perlakuan S0L0 dengan hasil nilai sebesar
3.1 yang memiliki komposisi tepung sorgum
100 gram : labu kuning 100 gram. Nilai rata –
rata tersebut menunjukkan bahwa perlakuan
S4L4 lebih disukai karena memiliki aroma yang
Hasil uji organoleptik terhadap aroma
khas yaitu aroma labu kuning dan aroma manis.
pada produk snack bar yang paling banyak
Komponen yang menyusun aroma yaitu
disukai oleh panelis yaitu dengan kode
senyawa volatil yang mudah menguap pada
perlakuan S1L1 yang memiliki komposisi
suhu tinggi. Meningkatnya suhu menyebabkan
Tepung Sorgum sebanyak 150 gr : Labu
perpindahan uap air dari adonan snack bar
Kuning sebanyak 60 gr.
keluar melalui proses kapiler dan mengalami
difusi. Saat air mengalami penguapan, akan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
760 Vol.2 No.2 Juli 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
terjadi pengerasan pada permukaan biskuit atau Tabel 11. Hasil Uji Kruskall Wallis
snack bar dan membentuk aroma yang khas. formulasi Snack Bar Terhadap
Selain itu, aroma produk dapat berasal dari Organoleptik Rasa
berbagai komponen bahan dalam adonan
seperti gula, susu, margarin, dan lainnya.
Aroma yang khas juga sebagai tanda bahwa
produk snack bar sudah matang yaitu pada suhu
150oC selama 45 menit, jika produk snack bar
mengeluarkan aroma agak hangus maka produk
sudah terlalu matang dan mengalami terlalu
lama dalam pemanggangan [20]. Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan
C. Uji Organoleptik Terhadap Rasa bahwa kelima perlakuan formulasi snack bar
Hasil presentase pada uji organoleptik tidak memiliki perbedaan pada uji organoleptik
panelis terhadap rasa produk snack bar yang terhadap rasa. Hal tersebut dibuktikan dari hasil
disajikan pada tabel 10. nilai Asymp. Sig. 0.094 yang lebih besar dari
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Uji nilai α = 0.05.
Organoleptik Panelis Terhadap Rasa Snack Hasil uji organoleptik juga menunjukkan
bar bahwa pada kelima formulasi produk snack bar
memiliki rasa yang hampir sama yaitu rasa
manis dan ada sedikit rasa dari labu kuning.
Pada perlakuan S0L0, S1L1, dan S2L2
memiliki rasa yang manis. Sedangkan pada
perlakuan S3L3 dan S4L4 memiliki rasa manis
dan ada sedikit rasa labu kuning karena
komponen bahan labu kuning lebih besar dari
pada komponen tepung sorgum. Penambahan
subsitusi tepung labu kuning yang maksimal
akan membuat rasa snack bar menjadi langu.
Perbandingan antara tepung sorgum dan labu
Hasil uji organoleptik terhadap rasa pada kuning diperlukan agar mengurangi rasa langu
produk snack bar yang paling banyak disukai pada produk snack bar. Pada hasil uji
oleh panelis yaitu dengan kode perlakuan S3L3 organoleptik terhadap rasa menunjukkan
yang memiliki komposisi Tepung Sorgum bahwa 18 dari 30 panelis menyukai produk
sebanyak 60 gr : Labu Kuning sebanyak 100 gr. dengan kode perlakuan S3L3 yang memiliki
Berdasarkan data hasil uji organoleptik rasa manis dan ada sedikit rasa labu kuning
terhadap rasa produk snack bar dilakukan uji dengan komposisi tepung sorgum 60 gram :
Kruskall Wallis yang terdapat di SPSS 20.0 dan labu kuning 100 gram [21].
dengan tingkat ketelitian 95% (α = 0.05), D. Uji Organoleptik Terhadap Tekstur
didapatkan hasil yang menunjukkan ρ = 0.094. Hasil presentase pada uji organoleptik
Hal tersebut memiliki hasil (ρ > 0.05) yang panelis terhadap tekstur produk snack bar yang
artinya tidak terdapat perbedaan organoleptik disajikan pada tabel 12.
terhadap rasa produk snack bar dari kelima Tabel 12. Distribusi Frekuensi Hasil Uji
perlakuan formulasi yang berbeda. Hasil Organoleptik Panelis Terhadap Tekstur
perhitungan uji Kruskall Wallis formulasi snack Snack bar
bar terhadap organoleptik rasa tersaji pada tabel
11.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.2 Juli 2021 761
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Hasil pengolahan juga menunjukkan
bahwa pada kelima perlakuan formulasi snack
bar memiliki tekstur yang berbeda karena
bergantung dari komponen air yang ada pada
produk snack bar. Komponen air dalam bahan
makanan akan mempengaruhi penampilan,
kerenyahan, dan cita rasa pada produk.
Semakin besar komponen air pada snack bar,
maka tingkat kerenyahan akan semakin rendah.
Pada kelima produk snack bar memiliki tekstur
yang keras dan padat, hal tersebut disebabkan
Hasil uji organoleptik terhadap tekstur
karena adanya kadar air yang ada dalam labu
pada produk snack bar yang paling banyak
kuning dan penambahan bahan basah lainnya
disukai oleh panelis yaitu dengan kode
seperti telur dan margarine. Pada hasil uji
perlakuan S4L4 yang memiliki komposisi
organoleptik terhadap tekstur menunjukkan
Tepung Sorgum sebanyak 80 gr : Labu Kuning
bahwa 15 dari 30 panelis menyukai produk
sebanyak 100 gr.
Berdasarkan data hasil uji organoleptik dengan kode perlakuan S3L3 yang memiliki
keras dan padat dengan komposisi tepung
terhadap tekstur produk snack bar dilakukan uji
sorgum 60 gram : labu kuning 100 gram. [21]
Kruskall Wallis yang terdapat di SPSS 20.0 dan
E. Tingkat Kesukaan
dengan tingkat ketelitian 95% (α = 0.05),
Hasil presentase pada tingkat kesukaan
didapatkan hasil yang menunjukkan ρ = 0.001.
panelis terhadap produk snack bar yang
Hal tersebut memiliki hasil (ρ < 0.05) yang
disajikan pada tabel 14.
artinya terdapat perbedaan organoleptik
Tabel 14. Hasil Tingkat Kesukaan Panelis
terhadap tekstur produk snack bar dari kelima
Terhadap Produk Snack bar
perlakuan formulasi yang berbeda. Hasil
perhitungan uji Kruskall Wallis formulasi snack
bar terhadap organoleptik tekstur tersaji pada
tabel 13.
Tabel 13. Hasil Uji Kruskall Wallis formulasi
Snack Bar Terhadap Organoleptik Tekstur

Hasil tingkat kesukaan terhadap produk


snack bar yang paling banyak disukai oleh
panelis yaitu dengan kode perlakuan S3L3 yang
memiliki komposisi Tepung Sorgum sebanyak
60 gr : Labu Kuning sebanyak 100 gr.
Berdasarkan hasil tingkat kesukaan
Hasil uji Kruskall Wallis menunjukkan panelis lebih menyukai produk snack bar pada
terdapat perbedaan pada kelima perlakuan perlakuan S3L3 yang memiliki kandungan
formulasi snack bar, untuk mengetahui aktivitas antioksidan terendah diantara kelima
perbedaan pada uji organoleptik terhadap perlakuan formulasi snak bar, sehingga
tekstur dari kelima perlakuan formulasi maka diperlukan modifikasi resep agar produk snack
dilakukan uji lanjut menggunakan metode bar memiliki kandungan aktivitas antioksidan
Mann Whitney. Hasil uji lanjut Mann Whitney dengan menambahkan jumlah komponen
organoleptik terhadap tekstur tersaji pada tabel tepung sorgum dan sedikit mengurangi
13. komponen labu kuning. Kandungan aktivitas
antioksidan dapat menurun karena adanya
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
762 Vol.2 No.2 Juli 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
kadar air yang tinggi dalam bahan dan proses DAFTAR PUSTAKA
pemanasan. Perubahan komponen bahan snack [1] Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
bar juga diperlukan untuk meningkatkan www.depkes.go.id . Diakses pada 23
kualitas pada rasa, aroma, warna dan tekstur November 2018.
agar lebih disukai panelis atau konsumen, [2] Trisnawati, W. 2017. Analisis Indeks
seperti penambahan sari jeruk atau cokelat akan Glikemik Dan Komposisi Gizi Keripik
mempengaruhi pada rasa, aroma, tekstur dan Simulasi Substitusi Tepung Bekatul
warna snack bar. Dengan Tepung Labu Kuning. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan 6 (3).
PENUTUP [3] Hanum, T.S.L., Dewi, A.P., Erwin. 2015.
Kesimpulan Hubungan Antara Pengetahuan Dan
Hasil uji kandungan aktivitas Kebiasaan Mengkonsumsi Fast Food
antioksidan pada formulasi snack bar yang Dengan Status Gizi Pada Remaja. Riau :
tertinggi adalah pada perlakuan S1L1, Universitas Riau.
sedangkan kandungan aktivitas antioksidan [4] Aprilia, S. 2015. Kualitas Cookies
yang terendah adalah pada perlakuan S3L3. Dengan Kombinasi Tepung Sorgum
Berdasarkan uji Anova One Way pada (Sorghum Bicolor (L.) Moench) Dan
kandungan aktivitas antioksidan terdapat Tepung Terigu Dengan Penambahan Susu
perbedaan yang signifikan dari kelima Kambing. Yogyakarta: Universitas Atma
perlakuan formulasi snack bar, sehingga Jaya.
dilakukan uji lanjut menggunakan metode uji [5] Dwijayanti, D.M. 2016. Karakterisasi
Duncan untuk melihat perbedaan yang Snack Bar Campuran Tepung Labu
signifikan. Hasil uji organoleptik yang Kuning (Cucurbita moschata) dan Kacang
menggunakan skala hedonik ditemukan hasil Merah (Phaseolus vulgaris L.) dengan
dari segi warna, rasa, dan tekstur produk Variasi Bahan Pengikat. Jember:
formulasi snack bar yang paling disukai pada Universitas Jember.
perlakuan S3L3, sedangkan dari segi aroma [6] Setiawan H, Mulyani S, Tangkas I.M.
produk formulasi snack bar yang paling disukai 2014. Analisis Kandungan Vitamin C
pada perlakuan S4L4. Berdasarkan uji Kruskall Dan Kalium Dalam Labu Kuning
Wallis pada uji organoleptik kelima perlakuan (Cucurbita Moschata). J.Akad.Kim.3(4) :
formulasi snack bar terdapat perbedaan dari 172-177. ISSN 2302-6030.
segi warna dan segi tekstur, sehingga dilakukan [7] Rinda, Ansharullah, Asyik N. 2018.
uji lanjut menggunakan metode uji Mann Pengaruh Komposisi Snack Bar Berbasis
Whitney untuk melihat perbedaan yang Tepung Tempe Dan Biji Lamtoro
signifikan. Sedangkan tidak terdapat perbedaan (Leucaena Leucocephala (Lam.) De Wit)
dari segi aroma dan segi rasa, sehingga tidak Terhadap, Penilaian Organoleptik,
diperlukan uji lanjut. Proksimat, Dan Kontribusi Angka
Pengakuan/Acknowledgements Kecukupan Gizi. J. Sains dan Teknologi
Pada kesempatan ini kami Pangan Vol.3 No.3 P. 1328-1340. ISSN:
menyampaikan terima kasih dan penghargaan 2527-6271.
yang setinggi – tingginya kepada Ir. RR. Nurul [8] Sarifudin, A., Ekafitri, R., Surahman, D
Hidayati, M.Si dan Gaung Perwira Yustika, N., Putri, S K. 2015. Pengaruh
S.Ked., M.M selaku dosen pembimbing yang Penambahan Telur Pada Kandungan
telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran Proksimat, Karakteristik Aktivitas Air
yang membangun dalam penyusunan penelitian Bebas (Aw) Dan Tekstural Snack Bar
ini. Berbasis Pisang (Musa Paradisiaca). Jawa
Barat : Balai Besar Pengembanagan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.2 No.2 Juli 2021 763
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Teknologi. Argitech vol. 35 No.1. Organoleptik Mi Basah Berbahan Dasar
[9] Pasha, R S. 2018. Variasi Campuran Tepung Talas Beneng (Xantoshoma
Tepung Sorgum Pada Pembuatan Muffin Undipes) Untuk Meningkatkan Nilai
Ditinjau Dari Sifat Fisik, Sifat Tambah Bahan Pangan Lokal Banten.
Organoleptik dan Kadar Serat Pangan. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon Vol 1,
Yogyakarta : Politeknik Kesehatan No 4. ISSN : 2407-8050.
Kementerian Kesehatan. [18] Arumaini, M. 2017. Kajian Proporsi Ikan
[10] Fauziyah A, Marliyati S, Kustiyah L. Tongkol dan Jamur Tiram yang Berbeda
2017. Substitusi Tepung Kacang Merah pada Pembuatan Abon Ditinjau Dari
Meningkatkan Kandungan Gizi, Serat Kadar Protein dan Daya Terima Balita Di
Pangan, Dan Kapasitas Antioksidan Posyandu Flamboyan Puskesmas
Beras Analog Sorgum. Jurnal Gizi Wonokromo Kota Surabaya. Surabaya:
Pangan, Juli 2017, 12(2):147-152. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
[11] Isdamayani, L. 2015. Kandungan Surabaya.
Flavonoid, Total Fenol, Dan Antioksidan [19] Lipi. 2016. Berita Biologi. Pusat
Snack Bar Sorgum Sebagai Alternatif Penelitian Biologi : ISSN 0126-1754.
Makanan Selingan Penderita Diabetes [20] Mayasari, R. 2015. Kajian Karakteristik
Mellitus Tipe 2. Semarang : Universitas Biskuit Yang Dipengaruhi Perbandingan
Diponegoro. Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Dan
[12] Hamdil, Andiyono, Sri M. 2017. Tepung Kacang Merah (Phaseolus
Pengembangan Bahan Pangan Lokal vulgaris L). Bandung : Universitas
Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Di Pasundan.
Kabupaten Sambas. UNES Journal of [21] Handayani, P. 2018. Pengaruh
Agricultural Scienties Vol.1 Issue 1. Perbandingan Tepung Labu Kuning,
ISSN : 2549-4791. Tepung Mocaf, dan Kacang Merah
[13] Dwijayanti, D.M. 2016. Karakterisasi Dengan Penambahan Kuning Telur
Snack Bar Campuran Tepung Labu Terhadap Mutu Snack Bar. Medan :
Kuning (Cucurbita moschata) dan Kacang Universitas Sumatera Utara.
Merah (Phaseolus vulgaris L.) dengan
Variasi Bahan Pengikat. Jember:
Universitas Jember.
[14] Sadeli, R. 2016. Uji Aktivitas
Antioksidan Dengan Metode DPPH (1,1-
diphenyl2-picrylhydrazyl) Ekstrak
Bromelain Buah Nanas (Ananas
comosus(L.)Merr.). Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
[15] Sanah, L. 2016. Perbedaan Aktivitas
Antioksidan Bawang Putih (allium
sativum) Hasil Pemanasan (black garlic)
Menggunakan Metode DPPH. Malang:
Akademi Analis Farmasi dan Makanan.
[16] Suryono C, Ningrum L, Dewi T. 2018. Uji
Kesukaan dan Organoleptik Terhadap 5
kemasan dan Produk Kepulauan Seribu
Secara Deskriptif. Jurnal Pariwisata, Vol.
5 No. 2.
[17] Lestari S, Susilawati P. 2014. Uji

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
764 Vol.2 No.2 Juli 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai