ABSTRACT
Pempek merupakan makanan khas Palembang yang paling terkenal di seluruh Indonesia.
Pempek adalah makanan yang mengunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu sehingga
pempek dikenal juga sebagai makanan dengan protein tinggi. Kata pempek mulai muncul
ketika pada tahun 1920-an seorang pedagang cina yang telah berumur menjual makanan
tersebut di dekat masjid agung Palembang. Oleh masyarakat lelaki tadi dipangil dengan nama
apek, pek, pek. Para pembeli memanggil penjual tersebut dengan sebutan "pek-apek", dari
sebutan tersebut berkembang menjadi pempek. Oleh masyarakat Palembang pempek telah
berhasil dikembangkan menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun
bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, tahu dan bahan dasar lainnya. Pempek yang
merupakan pangan olahan, dibuat melalui proses sederhana yaitu mencampurkan antara sagu
dan ikan setelah itu direbus. Pada awalnya pempek di produksi untuk kebutuhan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Perkembangan zaman menyebabkan
jumlah orang yang mendiami Palembang semakin beragam sehingga munculnya orang yang
memporduksi pempek untuk diperjualbelikan kepada orang lain.
Pempek dimana jenis makanan ini tak tersebut dengan sebutan "pek-apek", dari
hanya menjadi ciri khas kota Palembang, sebutan tersebut berkembang menjadi
namun juga memiliki nilai sejarah yang pempek. Versi lain menjelaskan bahwa kata
patut dilestarikan untuk generasi saat ini pempek merujuk pada makanan yang sama
dan mendatang (Kartika dan Harahap yaitu empek-empek. Pengertian dari kata
2019). empek-empek adalah makanan yang
pembuatannya di empek-empek (ditekan-
Pempek adalah makanan tradisional khas tekan), kata ini juga bisa menjadi dasar
Sumatera Selatan, Indonesia yang terbuat selain nama kata Apek.
dari daging ikan giling, tapioka tepung,
bumbu, garam, dan air. Pempek sangat Pada awalnya pempek di produksi untuk
terkenal di Indonesia dan memiliki posisi kebutuhan keluarga dan setiap keluarga di
penting dalam budaya, identitas, dan Palembang membuat pempek untuk
warisan Sumatera Selatan. Karena itu memenuhi kebutuhan rumah tangga
posisi, pempek, telah diberikan sertifikat mereka. Perkembangan zaman
warisan budaya takbenda oleh pemerintah menyebabkan jumlah orang yang mendiami
Indonesia. Pempek, berbeda dengan sosis Palembang semakin beragam sehingga
ikan, memiliki rasa yang relatif konsentrasi muncul orang yang memporduksi pempek
pati yang lebih tinggi, terkadang hingga untuk diperjualbelikan kepada orang lain.
40% pati untuk yang berkualitas baik Periode inilah Etnis Tiongha (apek) hadir
(Supriadi et al. 2018). sebagai orang yang memproduksi makanan
ini untuk diperdagangkan kepada orang
Berbicara tentang sejarah kemunculan lain. Jadi, pempek adalah karya budaya
pempek di Kota Palembang, terdapat masyarakat Sumatera Selatan dan
beberapa informasi yang menjelaskan Palembang khususnya sedangkan, etnis
tentang kapan pempek pertama kali hadir Tiongha hadir untuk meningkatkan pempek
dalam kehidupan masyarakat di dari makanan konsumsi rumah tangga
Palembang. Informasi pertama menyatakan menjadi makanan yang bernilai ekonomi
bahwa Pempek sudah ada sejak zaman yang bisa diperjualbelikan di Kota
masa kerajaan Sriwijaya yaitu sekitar abad Palembang. Pempek sebagai komoditi yang
VII. Informasi lain menyebutkan bahwa diperjualbelikan mulai hadir semenjek abad
pempek merupakan karya budaya ke XX. Sedangkan pempek sebagai sebuah
masyarakat Kayu Agung. Para pedagangan makanan telah hadir jauh sebelum itu.
Kayu Agung. dikenal sebagai pedagang Kehadiran makanan ini terkait erat dengan
yang membawa tembikar yang dibawa dan tersedianya bahan baku utama di
diperjualbelikan antara satu bandar. Ketika Palembang yaitu Sagu dan Ikan. Di awal
itulah para pedagang Kayu Agung banyak kehadirannya makanan ini dikenal dengan
mendapatkan sagu dan ubi dari masyarakat nama kelesan (Maryetti et al. 2014).
di bandar dagang yang mereka singgahi.
Muncullah ide dari para pedagang untuk
mencampurkan antara sagu yang mereka Pempek dan Konsep Makanannya
dapat dengan ikan yang mereka tangkap
ketika berlayar dari satu bandar ke bandar
dagang lain. Kesepakatan tidak tertulis di
Palembang menyatakan bahwa nama
pempek berasal dari nama penjual kelesan
yang berasal dari etnis Tionghoa bernama
Apek. Disebutkan Apek berjualan makanan
ini dengan jalan bersepeda dari kampung ke
kampung. Para pembeli memanggil penjual Gambar 1. Pempek Palembang
Page 3 of 7