Anda di halaman 1dari 2

Garang Asem Khas Pekalongan

Makanan tradisional merupakan makanan yang menjadi ciri khas dari suatu
daerah dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat tertentu. Makanan tradisional
biasanya masih menggunakan bahan dan proses tradisional dalam pengolahannya.
Kekayaan alam di setiap daerah dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk menjadi
makanan khas daerah tersebut. Oleh karena itu setiap daerah mempunyai makanan
khas dengan latar belakang yang berbeda. Pekalongan yang berlatar belakang
dataran rendah mempunyai pohon nangka sebagai bahan dasar untuk dibuat
menjadi megono. Selain itu terdapat garang asem yang menjadi makanan
tradisional kota yang dikenal dengan sebutan kota kreatif dunia ini.
Garang asem menjadi makanan tradisonal di Pekalongan selain megono
yang khas dari Pekalongan. Bahkan garang asem sudah tersebar ke berbagai
daerah di Pulau Jawa seperti Kudus, Solo dan Kediri. Garang asem tetap menjadi
makanan yang eksis meskipun bermunculan inovasi makanan. Rasanya yang khas
berupa gurih bercampur dengan pedas dan asam serta harganya yang terjangkau
menjadi daya tarik dari makanan ini. Terdapat setidaknya satu warung makan
garang asem yang melegenda di Pekalongan yaitu garang asem Masduki yang
terletak di alun-alun Kota Pekalongan. Proses pembuatan garang asem sendiri
menggunakan teknik mengukus. Mengukus merupakan proses memasak lembab
atau basah dengan panas dari uap air (Atmoko dan Krestanto 2017). Bahan dasar
dari garang asem yaitu ayam disamping bahan lain seperti belimbing wuluh, tomat
hijau, cabe rawit, daun salam, daun pisang, serta bumbu masakan lainnya.
Belimbing wuluh mempunyai rasa asam sebagai penambah rasa masakan serta
pengawet makanan (Pakaya et al. 2014). Kadar asam yang tinggi pada belimbing
wuluh bisa digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Rentang
Ph yang mempercepat pertumbuhan mikroorganisme yaitu 4,6 sampai 7.

Proses pembuatan garang asem terbagi menjadi dua yaitu menumis dan
mengukus. Pertama, menumis bumbu masakan kemudian dioleskan pada ayam.
Tunggu selama beberapa menit hingga bumbu tersebut meresap. Kedua, bungkus
ayam yang sudah didiamkan dengan bumbu ke dalam daun pisang. Tambahkan
daun salam ke dalam bungkusan tersebut. Kukus ayam yang sudah terbungkus.
Tunggu selama beberapa menit dan garang asem siap dinikmati dengan perpaduan
rasa gurih, pedas dan asem. Rasa khas berupa gurih berasal dari kaldu ayam
terutama ayam kampung serta daun pisang, rasa asam berasal dari belimbing
wuluh dengan tomat hijau, dan rasa pedas berasal dari cabai rawit. Umumnya
garang asem di hidangkan dengan nasi yang masih hangat dan teh hangat.

1
Daftar Pustaka

Atmoko TPH, Krestanto H. 2017. Profesionalisme chef dalam mengolah dan


meningkatkan kualitas makanan di cavinton hotel yogyakarta. Jurnal
Khasanah Ilmu. 8(2) : 65-66.
Pakaya YT, Olii AH, Nursinar S. 2014. Pemanfaatan belimbing wuluh sebagai
pengawet alami pada ikan teri asin kering. Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan. 2(2) : 93.

Anda mungkin juga menyukai