PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dan rumput laut. Ikan yang diproduksi diwilayah laut lebih dikenal luas
dibandingkan dengan perikanan lainnya. Hal ini karena ikan paling sering
ditangkap dan dikonsumsi. Ikan dan produk ikan lainnya merupakan produk
hewani yang harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan sumber protein
lain seperti daging sapi, unggas, susu dan telur (Rijal, 2016). Ketersediaan pangan
ikan dapat dipenuhi melalui upaya diversifikasi pangan. Banyak produk hasil laut
yang dapat dilihat di pasaran diolah menjadi berbagai produk seperti sosis ikan,
bakso ikan, siomay, nugget, abon, kerupuk bahkan makanan yang berasal dari
Palembang, Sumatera Selatan, salah satunya adalah pempek, salah satu produk
Pempek adalah makanan kecil khas dengan tekstur kenyal yang terkenal di
provinsi Sumatera Selatan khususnya di daerah Palembang, dilengkapi kuah cuko bercita
rasa khas. Makanan ini sangat terkenal hingga mudah ditemukan di hampir setiap kota di
Indonesia. Pempek terbuat dari daging ikan yang dihaluskan lalu dicampur bahan lainnya
seperti tepung tapioka sebagai bahan penyatu, garam ditambah untuk memberikan cita
rasa, air digunakan untuk media pelarut serta bawang putih untuk penyedap aroma (Sari
et al. 2016). Pencampuran dari bahan bisa menghasilkan cita rasa yang gurih dan juga
memiliki tekstur kenyal yang terdapa dipempek. Sifat yang didperoleh membuat pempek
menjadi salah satu makanan kecil yang lumayan populer di Indonesia (Ghanim Fadhallah
et al., 2021).
1
Dari semua jenis ikan dapat dijadikan bahan baku pempek baik jenis dari
ikan air tawar maupun ikan laut, namun ikan laut lebih berbau amis. Kebanyakan
ikan yang sering dipakai pada pembuatan pempek adalah daging ikan yang
berwarna putih semacam ikan tenggiri dan ikan belida bisa memberikan rasa,
aroma dan warna mencolok diproduk akhir, namun hal tersebut sudah jarang
digunakan karena ketersediaan bahan baku yang semakin berkurang. Oleh sebab
itu maka diperlukan diversifikasi pangan yang bisa memanfaatkan dari jenis ikan
lainnya yang memiliki tingkat ketersediannya lumayan relatif tinggi dan juga
mudah didapat dan biaya yang relatif murah seperti ikan air tawar yang mudah
ditemukan. Proses pengolahan aneka ikan menjadi Pempek juga bertujuan untuk
memperpanjang umur simpan ikan, karena ikan mudah rusak, sehingga perlu
Umumnya pempek terbuat dari ikan tenggiri, bukan hanya ikan tenggiri
yang bisa diolah menjadi pempek. Ikan gabus banyak digunakan warga kota
Palembang untuk membuat pempek karena ikan gabus mempunyai tekstur yang
mirip ikan tenggiri. Sedangkan ikan tenggiri diketahui termasuk pada golongan
ikan pelagis berupa jenis ikan yang memiliki daging berwarna putih yang
terkenal dimasyarakat, ikan jenis ini juga mempunyai tekstur daging lembut dan
juga lengket. Ikan tenggiri bisa membuat pempek menjadi kenyal. Memiliki rasa
yang gurihyang diperoleh dari ikan tenggiri sehingga memberikan cita rasa pada
pempek semakin khas dan juga nikmat (Oktawati Ovia Nurul; Kusumaningrum
Indriati, 2021).
Dikutip dari jurnal (Kartika & Harahap, 2019), dijelaskan bahwa ikan
yang dipakai pada pembuatan pempek berupa ikan belida (Notopterus chitalia)
2
Seiring dengan permintaan yang melonjak, maka dari produksi pempek
mencoba dengan penggunan bahan ikan lainnya disebabkan ikan belida yang
(Chanalucius), ikan laut seperti ikan tenggiri (Cybium Comersoni), ikan parang-
Argentimaculatus). Sejatinya untuk memiliki hasil rasa dari pempek yang nikmat
bisa didapat dari ikan belida, ikan gabus dan juga ikan tengiri. Sebenernya semua
ikan air tawar dan juga laut bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat
pempek, namun ikan laut jika digunakan dia memiliki bau yang amis dan juga
menentukan bahan bakunya yang digunakan dalam pembuatan pempek itu sendiri
sehingga semakin rasanya enak, lezat dan baik kualitas dari pempek itu sendiri
maka akan semakin mahal harga pempek tersebut. namun kita tidak tahu
komposisi dan dari ikan apa bahan baku pempek tersebut. Sebab itu didalam
penelitian ini peneliti akan menelusuri bahan baku yang digunakan oleh para
bentuk permukaan material, cacat struktur, bentuk material dan ukuran butir,
serta komposisi unsur material dan cemarannya. Telah banyak hasil pengamatan
struktur mikro ikan. Salah satunya adalah ikan betok, ikan baung (Hemibagrus
3
nemurus), ikan gabus (Channa striata) dan juga ikan nila (Oreochromis
dan juga kandungan unsur pada ikan gabus dan ikan tenggiri masih terbatas,
mikrostrukturnya sebagai gambaran jaringan ikat silang dan tiga dimensi yang
terbentuk pada bahan baku pempek dalam hal tersebut ikan gabus dan juga ikan
tenggiri, dan untuk menentukan kandungan unsur bahan baku pempek, yang
hingga memungkinkan jika pengguna bisa melihat detail dari yang terkecil pada
Adapun alasan dari penulis memilih ikan gabus dan ikan tenggiri sebagai
bahan penelitian karena pada umumnya ikan gabus dan ikan tenggiri merupakan
kota palembang baik pempek yang dijual di kaki lima, di toko-toko maupun di
hotel ataupun dan di pusat perbelanjaan. Ikan gabus dan ikan tenggiri merupakan
bahan baku pembuat pempek yang mudah di dapat, selain karena kandungan
proteinnya tinggi kedua bahan baku tersebut merupakan ikan yang bernilai
ekonomis walaupun terbilang harganya pun cukup mahal tetapi ikan gabus dan
ikan tenggiri mempunyai cita rasa khas, tekstur daging yang tebal dan juga putih
itulah salah satu kelebihan dari kedua bahan baku tersebut sehingga menjadi
primodana bahan baku yang sering digunakan para pengrajin pempek di kota
palembang.
4
Struktur karakterisitik dari pempek yang dijadikan sampling uji
perhatian penulis untuk dijadikan bahan penelitiannya karena dalam hal ini uji
SEM merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi melihat, mengetahui dan
membuktikan sebenarnya bahan baku apa yang digunakan oleh para pengrajin
pempek di kota palembang yang mana hal tersebut sangat berpengaruh pada
harga dan menjadi acuan dalam pemasaran produk pempek. Dimana sering
baik rasa pempek tersebut maka semakin mahal harga yang di tawarkan dari
pengrajin pempek. maka dengan hal itu penulis dapat mengetahui dan
membuktikan apakah benar bahan baku yang digunakan oleh para pengrajin
pempek di kota palembang menggunakan bahan baku pempek dari ikan gabus
dan ikan tenggiri atau dari campuran kedua bahan baku tersebut, dan juga
penulis akan melihat pengaruh dari bahan baku ikan yang berbeda terhadap
karakteristik, sensoris (warna, tekstur dan aroma), kimia dan fisik pada pempek
5
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik dan mutu pempek yang dihasilkan dari bahan baku
sensoris (warna, tekstur dan aroma), kimia dan fisik pempek yang di
C. TUJUAN PENELITIAN
karakteristik, sensoris (warna, tekstur dan aroma), kimia dan fisik pempek
D. HIPOTESIS
H0 : Diduga bahan baku yang berbeda tidak berpengaruh terhadap mutu pada
pempek.
karakteristik, sensoris (warna, tekstur dan aroma), kimia dan fisik pada
6
E. MANFAAT PENELITIAN
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PEMPEK
telah ada di Palembang sekitar abad ke-16. Namun pempek di masa itu disebut
dengan kelesan. Istilah kelesan sebagai makanan adat yang sudah ada sejak lama
kelesan. Kelesan adalah makanan adat yang ada di Rumah Limas yang
mengandung sifat dan kegunaan tertentu. Dinamakan kelesan karena makanan ini
dibuat dengan cara dikeles atau ditekan-tekan di atas permukaan datar kemudian
diolah agar tahan disimpan lama. Istilah kelesan menjadi tidak popular sehingga
berubah menjadi pempek. Hal ini dikarenakan, adonan pempek yang terbuat dari
daging ikan giling dan tepung sagu itu juga melalui proses ‘diempekempekkan’
yang bermakna diuleni agar semua bahan tercampur baru kemudian bisa dibentuk
kemudian menjadi dasar menjadi kata pempek untuk menamakan kuliner yang
garam sebagai penambah rasa, air sebagai pelarut garam, dan bawang putih
memberikan rasa gurih dan tekstur yang kenyal pada pempek. Karakteristikini
8
B. BAHAN BAKU PEMPEK
Ikan adalah sumber protein hewani dan juga bahan utama yang sering
pempek memeiliki cita rasa yang unik dikarenkan bahan yang digunakan berupa
daging ikan hal tersebut menentukan rasa dasar dari ikan, daging ikan mempunyai
peran penting pada pengolahan pempek. Bukan hanya nilai dari ikannya saja tetapi
banyak nutrisi dan juga baik untuk tubuh dan pikiran, rasa yang diciptakan dari
adonan daging ikan memberi kesan yang kuat dalam hal, aroma, tekstur, bentuk
Ikan yang banyak dipakai untuk bahan utama dari pengolahan pempek
yakni jenis ikan belida. Sayanganya ikan jenis itu sudah susah didaptkan dan
memiliki harga yang tinggi, maka diperlukan cara lain ikan yang bisa digunakan
untuk menganti ikan belida pada pembuatan pempek. Dari semua jenis ikan sudah
banyak dipakai pada pembuatan pempek seperti dari kedua bahan baku seperti
ikan tenggiri (Alhanannasir et al. 2018), dan ikan gabus (Sugito & Hayati 2006).
putih dan juga tebal akan cita rasaanya yang cukup khas, dan juga tidak terdapat
duri selip. Ikan gabus juga jenis ikan paling banyak digunakan sebagai bahan
olahanya lainnya sperti pempek dan kerupuk (Muflikhah, 2007). Melihat hal
tersebut, usaha pengolahan pempek yang dibuat dari bahan baku ikan gabus sudah
dijamin menjadi usaha yang baik. bukan hanyya pangsa pasarnya yang memiliki
jangka yang luas, bahan bakunya juga banyak melimpah jiak digunakan secara
baik.
ekonomis dapat dengan mudah didapt hampir di seluruh kota.ikan jenis ini juga
9
mempunyai daging yang khas cita rasa yang gurih dan memiliki warna putih cerah
hingga baik jika digunakan dalam pengolahan pempek. Tenggiri juga mempunyai
rendemen daging yang tinggi yaitu 57,23 - 58,57% (Maulid and Nurilmala. 2015),
hingga baik jika dipertimbangkan untuk cara lain sebagai pengganti ikan belida
saat ini ikan tenggiri berupa komoditas hasil laut yang memnpunyai harga cukup
tinggi maka harga pempek yang akan dijual menjadi mahal. Produsen usaha
pempek bisa memakai kombinasi ikan tenggiri dengan ikan lainnya digunakan
untuk menurunkan harga produksi, ikan yang cocok digunakan dengan ikan
menyatakan bahwa, semua jenis ikan air tawar dan juga laut dapat digunakan
sebagai bahan pengolahan pempek, hanya saja ikan laut memiliki bau yang amis.
Dan banyak juga yang alergi. Berikut Bahan baku ikan gabus dan ikan tenggiri
yang digunakan dalam pembuatan pempek dan juga berikut nilai gizinya:
1. Ikan Gabus
Kandungan gizi ikan gabus adalah: jumlah ikan gabus yang diteliti (berat
makanan = 100g) porsi ikan gabus yang dapat dikonsumsi (bdd/ porsi yang dapat
dimakan) = 62% kandungan energi ikan gabus= 77 kkal kandungan protein ikan
fosfor total ikan gabus = 192 mg Kandungan zat besi total ikan gabus = 2,5 mg
Kandungan vitamin a total ikan gabus = 0 iu. Kandungan vitamin b1 total ikan
gabus= 0,02 mg. Kandungan vitamin C total ikan gabus = 0 mg. Berbagai
kandungan gizi tersebut, ikan gabus menghasilkan bayak manfaat untuk tubuh
10
manusia. Apalagi untuk anak-anak, ibu hamil, hingga penderita diabetes.
2. Ikan Tenggiri
Ikan tenggiri mempunyai protein yakni bekisar 18-22% untuk jenis ikan
yang utuh dan 16-21% untuk ikan filet. Sedangkan 0,2-5% lemak untuk ikan utuh
dan 0,2-2,5% untuk filet. Karbohidrat yang cukup rendah yakni >5% untuk ikan
utuh dan < 0,5% untuk filet. Memiliki kadar air yang cukup tinggi, Yakni 66 – 81
% baik untuk Ikan Filet dan utuh. mempunyai kadar abu sekitar 1 – 3%.
Ikan tenggiri banyak mengandung asalm lemak tak jenuh yang berperan
penting bagi ertumbuhan dikarenkan asam lemak esensial tidak bisa dibentuk
pada dalam tubuh. Ikan tenggiri yang memakan plakton laut bisa medaptkan
baik untuk tubuh manusia, ikan tenggiri baik jika dikomsumsi karena dipercaya
secara teratur. Nilai gizi ikan kembung tinggi dan kualitas proteinnya setara
dengan protein daging. Warna daging ikan tenggiri putih dan kandungan aktin
ikan yang sangat besar, potensi pengembangan usaha perikanan cukup tinggi,
11
dan potensi budidaya tambak cukup tinggi. Penting untuk mengembangkan
mempunyai nika ekonomis dan juga gizi yang tinggi. Kandungan gizi utama
pempek berupa protein, lemak dan karbohidrat didapat pada ikan dan juga tepung.
Juga memiliki kandungan gizi yakni vitamin dan mineral. Perbandingan ikan, air,
tepung, dan garam berperan penting dalam nilai gizi, cita rasa, warna, kekenyalan
pempek, dan juga karakteristik. Pemakaian ikan juga memebri pengaruh pada cita
gabus, ikan tenggiri dan juga percampuran dari keduannya. Hasil dari analisi
kandungan proksimat pada pempek Palembang sesuai jenis dari bahan baku ikan
12
Tabel 1. Kandungan Gizi Pempek Palembang
C. KLASIFIKASI PEMPEK
1. 12 (dua belas) jenis pempek ikan; 2 (dua) Pempek Besar: Pempek Lenjer dan
Pempek Kapal Selam;7 (tujuh) Pempek Kecil: Pempek Lenjer Kecil, Pempek
Telur Kecil, Pempek Keriting, Pempek Pistel,. Pempek Adaan, Pempek Tahu,
2. 8 (delapan) jenis pempek non ikan (Pempek Dos Lenjer, Pempek Belah,
Pempek Dos Telur Kecil, Pempek Dos Pistel, Pempek Dos Isi Udang,
menciptakan pempek itu sendiri dan bahkan saat ini masih banyak jenis
13
D. SCANNING ELECTRON MICROSCOPY (SEM)
bentuk mikrostrukturnya sebagai gambaran jaringan ikat silang dan tiga dimensi
yang terbentuk pada bahan baku pempek maka hal ini ikan gabus dan juga ikan
tenggiri, dan untuk menentukan kandungan unsur bahan baku pempek, yang
hingga memungkinkan jika pengguna bisa melihat detail dari yang terkecil pada
Cara kerja alat SEM yakni memberikan hamburan balik elektron (electron beam)
luas dan menyatukan data dengan jumlah yang besar sehingga mendapatkan
memiliki hasil citra morfologi dan konsentrasi dari campuran bahan (Septiano et
al., 2021). Gambar Alat Scanning Electron Microscopy (SEM) dapat dilihat pada
14
Gambar. 3 Alat Scanning Electron Microscopy (Sumber: www.its.ac.id)
15
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dari bulan April s.d Juni 2023.
Untuk preparasi sampel dan uji protein dilaksanakan di laboratorium Kimia dan
Laboratorium SEM Departemen Teknik Mesin Lantai 2 Ruang D.200 Kampus ITS
Tahap I
pada proses pembuatan pempek seperti sendok, wajan, kompor coet, mutu, panci,
Tahap II
Peralatan yang dipakai yakni alat sebagai proses preparasi dan juga alat
sebagai analisis uji sampel. Alat proses yang digunakan yakni pisau, tang dan juga
peralatan lain yang membantu sebagai preparasi kulit dan juga tulang. waterbath,
freezer, freeze dryer, (ALPHA 1-2 LD plus), grinder, timbangan analitik, dan
plastik kemasan.
Tahap III
16
pengamatan mikrostruktur suatu bahan. Pada pengamatan morfologi, bentuk dan
ukuran sel bakteri, diperlukan suatu metode preparasi agar sampel bakteri tersebut
Tahap I
Bahan utama yang dipakai pada penelitian ini berupa empek yang berasal
dari tiga perlakuan bahan baku yang berbeda yakni dari bahan baku ikan gabus,
ikan tenggiri, daging campuran dari keduanya dan juga pempek yang dibeli dari
Tahap II
dilakukan preparasi sampel terlebih dahulu untuk sampel yang akan dilakukan uji
untuk sampel yang akan di uji protein tidak dilakukan preparasi sampel terlebih
dahulu.
17
Tahap III
Pada tahapan ini sampel yang sudah dipreparasi akan dilakukan uji
C. METODE PENELITIAN
Teknik dari pengumpulan data dimulai dari observasi dan studi literatur, dan
untuk Analisis data penilaian organoleptik pempek menggunakan analisis Anova
faktor tunggal (one way anova), analisis ANOVA menjadikan (Warna, Aroma
Tekstur dan Rasa) sebagai parameter uji organoleptik.
Penelitian ini terbagi atas persiapan bahan sampel pempek, preparasi pada
sampel dan analisis uji protein, uji sensoris dan mikrostruktur sampel pempek.
persiapan sampel pempek dimulai dengan membuat pempek ada 3 perlakuan yakni,
pempek ikan gabus, pempek ikan tenggiri dan pempek daging percampuran dari dua
jenis ikan, dan pempek dibeli dari beberapa toko yang ada di kota Palembang
diliofilisasi dengan freeze dryer hingga benar-benar kering (sekitar 72 jam). pempek
18
yang sudah kering boleh hanya dipotong saja dengan diameter 0,8 cm atau sampel
pempek boleh digiling halus, kemudian dikemas kedap udara dan disimpan pada
suhu kurang dari 4oC hingga sampel siap dianalisis lebih lanjut. pempek untuk
analisis kadar protein dan mikrostruktur sebelum itu ukuran pempek diperkecil
D. PROSEDUR KERJA
Adapun dari prosedur kerja pada penelitian ini yakni antara lain seperti berikut:
Tahap I
gabus, pempek ikan tenggiri dan pempek daging percampuran dari dua jenis ikan
Tahap II
berdasarkan harga, yakni antara lain: P4 (Rp. 45.000), P5 (Rp. 35.000), P6 (Rp.
Tahap III
Tahap IV
yang telah dilakukan oleh Ramadhan dkk. (2014). Sampel kering yang sudah di
potong ukuran 2x2 cm dilekatkan dengan logam terlebih dahulu dilapisi lem
19
karbon, kemudian dilaksankan pelapisan yang digunakan yakni emas ataupun
vakum, yang berlangsung selama 20 menit, terdapat loncatan logam emas ke arah
sampel hingga melapisi bagian emas. Sampel sudah dilapisin kemudian ditarok di
lokasi sampel pada mikroskop elektron dan terjadinya tembakan elektron pada
Komposisi mineral yang terkandung dalam kulit dan tulang ikan gabus dianalisis
karakteristik mikroskopis dari kulit dan tulang ikan, yaitu dengan menggunakan
analisa sensori (Warna, Aroma Tekstur dan Rasa) data dianalisis menggunakan dan
analisa kimia yakni kadar air, kadar abu, dan kadar protein, pempek ikan gabus,
pempek ikan tenggiri dan pempek komersial sebagai pembanding yang mana data
a. Analisa Mikrostruktur
untuk melihat gambaran ikatan silang dan juga jaringan tiga dimensi yang terdapat
pada pempek ikan gabus dan pempek ikan tenggiri dan juga untuk mengetahui
20
b. Analisa Kimia
Analisis kimia yang terdiri dari kadar air, kadar abu, dan kadar protein,
setelah memperoleh hasil data dari penelitian (uji sampel) yang sudah coba
untuk pengamatan mikrostruktur yang menggunakan uji SEM, dan kadar air,
kadar abu, dan kadar protein, hasil data akan dianalisis secara deskriptif;
untuk parameter analisis sensori (Warna, Aroma Tekstur dan Rasa) data
c. Analisa Sensoris
rasa. Uji sensori adalah uji penerimaan yang bertujuan untuk menilai penerimaan
suatu produk yang dilakukan oleh panelis. Pada penelitian ini analisis sensori
pempek yang diujikan yakni pempek lenjer sudah direbus tanpa adanya proses
penggorengan dan tanpa pemakain cuka. Panelis yang digunakan didalam uji ini
pempek sebelumnya untuk menilai parameter warna, aroma tekstur dan rasa. nilai
yang dikasih oleh panelis mempunyai nilai yang naik berdasarkan tingkat
perbedaan dengan rentang 0 sampai 5 yaitu dari tidak ada perbedaan sampai
d. Analisis Deskriptif
21
Penelitian bersifat percobaan di laboratorium. Analisis kimia dianalisis
kelompok pempek ikan gabus, pempek ikan tenggiri dan pempek campuran
daging ikan gabus dan daging ikan tenggiri pada bobot ikan berbeda yaitu: 300-
400 gram 600-700 gram dan 900-1.000 gram, Data yang didapat pada dianalisis
memakai analisis sidik ragam (ANOVA). Jika hasil analisis data menunjukkan
pengaruh nyata, maka diuji lanjut menggunakan uji Duncan. Profil asam amino,
mineral dan mikrostruktur kulit dan tulang dianalisis secara deskriptif, baik secara
sistatistik Hipotesis nol dari uji ANOVA adalah bahwa data acak sederhana dari
populasi yang sama dan bahwa rata-rata serta varians yang diharapkan sama.
Sebagai contoh, ada sebuah penelitian tentang perawatan yang berbeda pada
sampel pasien yang sama. Hipotesis nolnya adalah bahwa semua perlakuan
22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Microspcopy), Kadar Air, Kadar Abu, dan Kadar Protein, adapun tujuan
(karakteristik), sensori dan ikan gabus, dan juga untuk mengetahui pengaruh
variasi penggunaan daging ikan tenggiri dan ikan gabus terhadap karakteristik
sensori, dan kimia pempek dan juga untuk menentukan formulasi terbaiknya dari
sisi ekonomi.
struktur morfologi dan Karakteristik Bahan Baku Pempek Ikan Gabus Dan Ikan
Tenggiri dan komposisi pempek sebagai bahan baku yang telah dinetralisir
identifikasi sederhana mikro dengan menggunakan SEM tidak hanya gambar dan
fotografi, tetapi harus dilakukan dengan teknologi dan penggunaan yang tepat
antara sumber electron dan atom dalam material. Meskipun sinyal data yang
dihasilkan jauh lebih kuat dibandingkan dengan mikroskop optik atau XRD, SEM
tinggi, karena objek yang diamati cukup kecil dan sering mengandung komponen
non-konduktif seperti lapisan pasifoksida permukaan. Oleh karena itu, SEM perlu
dioperasikan dengan para meter elektronik yang sesuai seperti tegangan tinggi,
ukuran titik, bias dan arus berkas, dan parameter optik seperti kontras, fokus dan
23
astigmatisme untuk mendapatkan gambar yang dioptimalkan secara ilmiah yang
tidak memberikan interpretasi ganda. Selain itu, prosesaku isisi gambar dan
oleh jenis sampel dan teknik penanganan serta preparasi sampel, disamping
dengan suhu 50oC kursng lebihS 1 hari (24 Jam). Adapun spesifikasi sampel
Microspcopy (SEM)
24
Proses pengambilan gambar dan data komposisi sampel oksida pada
instrument SEM melibatkan pemasangan sampel pada tempat sampel SEM, baik
secara vertical keatas pada bagian karbon tipe ganda, atau menggunakan lensa
objektif. Hal ini untuk memastikan bahwa susunan lapisan matriks material dan
lapisan oksida terlihat jelas. Tipe ganda terbuat dari bahan karbon konduktif pada
yang masuk ke dalam sampel melalui tanah. Ruang sampel dievakuasi hingga 10-
6 torr untuk mencegah molekul udara memasuki kolom SEM. SEM beroperasi
High Voltage : 20 kV
Spot Size : 50
Work Distance(WD) : 10 mm
pencacahannya optimal.
sebagai pengamat dari bentuk struktur topografi dari permukaan bahan, cacat
struktur, bentuk dan ukuran butiran bahan, baik suatu komposisi unsur maupun
cemaran dalam suatu bahan. Nilai yang didapat dari karakterisasi yakni berupa
permukaan bahan yang dapat diperbesar dari 50, 200, 500, 1000 dan hingga 2.000
mempunyai resolusi lebih tinggi jiak disabdarkan pada mikroskop optik, memiliki
25
Electron Microscopy (SEM) berupa gambar topografi menampilkan bentuk
permukaan bahan berbagai lekukan tonjolan dan berpori dapat dilihat di Tabel 2.
ikan gabus dan ikan tenggiri di kota palembang menggunakan Scanning Electron
untuk gambaran ikatan silang dan jaringan tiga dimensi yang terbentuk pada
26
Tabel 4. Hasil Analisis Morfologi Pempek
No Kode/ Perbesaran (Dokumentasi Foto)
. Jenis 50 200 500 1000 2000
Sampel
1. P1
(Pempek
Daging
Ikan
Gabus)
2. P2
(Pempek
Daging
Ikan
Tenggiri)
3. P3
Pempek
Daging
Campuran
keduanya
(ikan gabus
dan ikan
tenggiri)
27
4. P4
(Pempek
yang dibeli
dari Toko)
5. P5
(Pempek
yang dibeli
dari Toko)
6. P6
(Pempek
yang dibeli
dari Toko)
7. P7
(Pempek
yang dibeli
dari Toko)
28
29
Hasil Scanning Electron Microscopy (SEM) uji struktur mikrostruktur di
P1 sampel yang terbuat dari daging ikan gabus yang merupakan salah satu
indikator pembanding dari ke empat sampel pempek komersil yakni P4, P5, P6
P2 sampel yang terbuat dari daging ikan tenggiri, merupakan salah satu
indikator pembanding dari ke empat sampel pempek komersil yakni P4, P5, P6
dan P7. P2 menunjukkan berpori lebih dari P1, lubang-lubang kecil, berserat, dan
P3 sampel terbuat dari daging ikan campuran yakni daging ikan gabus dan
daging ikan tenggiri yang juga merupakan salah satu indikator pembanding dari
ke empat sampel pempek komersil yakni P4, P5, P6 dan P7, P3 menunjukkan
adanya sangat berpori kecil bahkan lebih berpori dari sampel P1 dan P2, adanya
lubang-lubang kecil, berserat, dan lapisan luarnya sedikit lebih halus dari P1.
satu toko yang ada di palembang dengan harga Rp. 45.000 per satuan pempek
berlubang kecil, lapisan permukaan sedikit berserat dan lapisan luarnya sedikit
sampel terbuat dari daging ikan campuran (daging ikan gabus dan ikan tenggiri).
satu toko yang ada di palembang dengan harga Rp. 35.000 per satuan pempek
30
lapisan permukaan berserat dan lapisan luarnya sedikit kasar, untuk sampel P5
lebih sedikit mendekati ke indikator sampel P2 yakni sampel terbuat dari daging
ikan tenggiri.
satu toko yang ada di palembang dengan harga Rp. 30.000 per satuan pempek
berlubang kecil, lapisan permukaan berserat dan lapisan luarnya sedikit kasar,
dari daging ikan campuran (daging ikan gabus dan ikan tenggiri). Akan tetapi
seperti daging ikan yang digunakan bukan hanya dari kedua ikan campuran
satu toko yang ada di palembang dengan harga Rp. 24.000 per satuan pempek
berlubang kecil, lapisan permukaan tidak berserat dan lapisan luarnya kasar,
kesimpulan dari hasil uji SEM yaitu Sampel P4 mendekati P3 (Pempek daging
31
B. ANALISA KIMIA
Air dipakai untuk bahan pembantu, sayangnya mempunyai pengaruh yang sangat
penting pada produk yang didapat. Air juga bermanfaat sebagai menghidrasi tepung yang
dipakai maupun untuk pelarut berbagai bahan berupa garam, vitamin yang larut dalam
produk. Air pada makanan juga memberikan penerimaan, kesegaran dan daya
tahan bahan. Air juga dapat mempengaruhi penampakan tekstur, rasa dan kualitas
makanan. Hasil analisa kadar air pada sampel pempek komersil terlihat di Tabel.
5.
Dari hasil analisis kadar air pempek komersial menunjukkan nilai kadar air
pempek komersil berkisar antara 58.78% - 62.92% Nilai kadar air pempek
komersil pada sampel P3 memiliki nilai terendah yaitu 58.78% sedangkan untuk
komponenkomponen organik pada bahan pangan. Jumlah dan komposisi abu dalam
mineral sesuai dengan jenis bahan pangan serta metode analisis yang digunakan.
32
(Dwijaya et al., 2015). Data hasil penelitian terhadap kadar abu pempek lenjer dapat
dilihat di Tabel 6.
menunjukkan nilai kadar abu pempek komersil yang dibeli dari beberapa toko di
Palembang berkisar antara 1.55% - 2.09%. Nilai kadar abu pempek komersil dari toko
P6 dengan harga pempek Rp. 30.000 memiliki nilai kadar abu terendah yaitu 1.55%
sedangkan untuk sampel dari toko P4 & P5 memiliki nilai kandungan kadarg abu
tertinggi yaitu 2.09%. Menurut SNI (1995), rata-rata kadar abu bakso ikan adalah 3,0%;
kadar abu yang tinggi pada produsen P4 dan P5 dapat disebabkan oleh bahan pengikat,
karena semakin tinggi proporsi tepung, semakin banyak mineral yang tidak terbakar
dalam produk; menurut Iswanto (1989) Garam dapat memberikan lebih banyak abu
pada produk, sehingga penggunaan garam yang lebih banyak akan meningkatkan kadar
abu.
Menurut Pomeranz dan Meloan (1980), kadar abu dipengaruhi oleh bahan dan
bumbu yang ditambahkan ke dalam adonan, terutama bumbu yang memiliki kandungan
garam mineral yang tinggi. Abu merupakan residu anorganik dan komponen yang
biasanya terdapat pada senyawa organik alami adalah kalium, kalsium, natrium, besi,
magnesium, dan mangan. Penurunan kadar abu diduga karena penambahan sedikit
garam dan bumbu, serta pencucian dan perebusan daging ikan yang cenderung
33
C. ANALISA SENSORI
penerimaan produk yang dihasilkan oleh panelis (Luthfiana et al, 2019). Analisis
karakteristik sensori mengacu pada (Ghanim Fadhallah et al., 2021) yang memakai 20
orang panelis semi terlatih untuk menilai produk menggunakan skala hedonik (skor 0
hingga 5) dari parameter Warna, Aroma, Tekstur dan Rasa. Ada 4 sampel pempek yang
disajikan dan ada 3 sampel pempek yang dijadikan indikator/kontrol untuk memberikan
penilaian besaran perbedaan warna, aroma, tekstur, dan rasa sampel yang di sajikan
dengan kontrol dengan merujuk kepada besaran perbedaan yang disajikan. Adapun
Hasil uji mutu terhadap pempek komersil dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut:
1) Warna
konsumen untuk memilih atau mengkonsumsi suatu produk, warna berupa salah satu
indikator sebagai menentukan bahan pangan diterima atau tidak oleh konsumen karena
makanan yang berkualitas (rasanya enak aromanya harum teksturnya bagus) belum
tentu disukai oleh konsumen. Konsumen cenderung lebih memilih produk yang
memiliki warna dan rupa yang menarik (Talib & T, 2015). Hasil uji penilaian
organoleptik dari keempat pempek yang dibeli dari bebrapa toko di palembang
tersebut.
2) Aroma
Aroma pempek menentukan kelezatan pempek itu sendiri. Aroma atau bau
memberikan daya tarik dalam menentukan rasa enak dari suatu produk makanan
34
tersebut (Soekarto dan Hubies, 2000). biasanya bau yang didapat oleh lidah dan otak
lebih banyak merupakan campuran 4 macam bau yaitu harum, asam, tengik dan
penambahan daging ikan gabus dan daging ikan tenggiri memberikan pengaruh nyata
pada bau pempek yang dihasilkan. uji penilaian organoleptik dari keempat pempek
yang dibeli dari bebrapa toko di palembang menunjukkan beberapa perbedaan pada
hasil organoleptik pada aroma pempeknya. Bau spesifik dari empek-empek (ikan)
disebakan juga oleh asam-asam amino yang terdapat pada daging yang telah
ditambahkan. Hal ini menurut Ijong dan Ohta (1995) bau khas tersebut disebabkan
adanya aroma amoniak dan asam amino glutamat yang terkandung pada bahan
pangan.
3) Tekstur
yang mencakup evaluasi terhadap basah, kering, keras, halus, kasar dan berminyak
pada pangan (Soekarno dan Hubeis, 2000), Hasil analisis pempek memberikan bahwa
perlakuan penambahan daging ikan gabus dan daging ikan tenggiri memberikan
pengaruh nyata pada bau pempek yang dihasilkan. uji penilaian organoleptik dari
keempat pempek yang dibeli dari bebrapa toko di palembang menunjukkan beberapa
4) Rasa
Rasa bahan pangan yang terdapat pada bahan itu sendiri sudah ditambahkan
dan pengolahan maka rasanya akan dipengaruh bahan-bahan itu sendiri. Menurut
Rahayu et al. (1992) dalam Ahmad dan Marlena (2015), hasil uji organoleptik
35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A) KESIMPULAN
- Pemakain jenis ikan yang berbeda, berpengaruh nyata pada nilai rupa, rasa, tekstur,
pada pempek. Dan berdasarkan hasil uji Scanning Electro Microscopy (SEM)
- Adapun kesimpulan dari hasil uji SEM yaitu Sampel P4 mendekati P3 (Pempek
- Dan untuk hasil uji dari kadar air dan kadar abu pada ke empat pempek komersil
(P4, P5, P6 dan P7) adalah Tingginya kadar abu pada produsen pempek P4 & P5
diduga banyak berasal dari bahan pengikat, semakin tinggi persentase tepung yang
diberikan maka semakin banyak mineral yang terkandung pada produk, dengan
- Dari hasil analisis kadar air pempek komersial menunjukkan nilai kadar air
pempek komersil berkisar antara 58.78% - 62.92% Nilai kadar air pempek komersil
pada sampel P3 memiliki nilai terendah yaitu 58.78% sedangkan untuk sampel P2
B) SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Bahan baku ikan lainnya yang
36