Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “PANGAN FUNGSIONAL
DARI KERIPIK CUMI-CUMI” dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini diharapkan dapat
memperkaya ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi pangan, khususnya fermentasi pada
sosis.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengaharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Amin.

Kendari, 07 november 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... ...1

Daftar Isi ................................................................................................................. ......2

BAB I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... ...3

1.2 Tujuan .................................................................................................................. ...4

BAB II. Tinjauan pustaka............................................................................................ ...5

BAB III. Metode / proses pembuatan keripik cumi-cumi

2.1. Alat dan bahan……………………………………..…………………………………….6

2.2. Cara kerja…………………………………………..………………………………….….7

BAB IV. Pembahasan…………………………………………………………………..…….8

BAB V. Kesimpulan .................................................................................................. ...19

Daftar Pustaka ......................................................................................................... ...20

SNI ......................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Cumi-cumi merupakan produk laut yang banyak terdapat di perairan


Indonesia. Sebagian besar cumi diolah menjadi bahan makanan protein
tinggi. Cumi-cumi memiliki sifat mudah mengalami penurunan mutu
sehingga perlu dilakukan pengolahan agar cita rasanya tidak berkurang.
Jenis produk olahan cumi-cumi sebagai konsumsi lokal masih terbatas
antara lain cumi-cumi kertas, cumi-cumi kering asin, cumi-cumi asap dan
cumi-cumi kaleng. Cumi-cumi memiliki daging putih yang merupakan salah
satu kelebihan tersendiri dan disukai oleh masyarakat. Cumi-cumi adalah
jenis chepalopoda yang dikenal dalam dunia perdagangan disamping
sotong dan gurita. Di bidang perikanan komersial, cumi-cumi merupakan
salah satu komoditas perikanan yang cukup penting dan menempati urutan
ketiga setelah ikan dan udang (Okuzumi dan Fuji, 2000 dalamPricilia,2011).

Di Indonesia tidak semua jenis cumi-cumi disukai oleh masyarakat untuk di


konsumsi segar, karena mempunyai daging yang sangat tebal. Olehkarena itu perlu
pengolahan yang menjadikan produk ini lebih menarik(Trilaksani dkk., 2004). Cumi olahan
merupakan salah satu alternatif yang dapat dibuat dalam pengembangan produk makanan
berbahan baku cumi-cumi. Cumi-cumi yang telah mengalami perebusan, pengeringan dan
dilanjutkan dengan cara menggoreng agar supaya cumi-cumi tersebut memiliki
penampakkan yang menarik dan aromanya yang khas. Konsumsi makanan yang berasal
dari laut seperti cumi-cumi semakin meningkat, setelah adanya kesadaran akan pentingnya
bahan makanan tersebut sebagai sumber nutrisi bagi tubuh. Protein, lemak dan komponen
lain yang berasal dari makanan hasil laut memiliki k
2. Tujuan :

a. Mengetahui metode / proses pembuatan bakso cumi-cumi


b. Mengetahui manfaat bakso, cumi-cumi, kandungan gizi bakso cumi-
cumi, cara penyimpanan serta kekurangan pada bakso cumi
c. Melakukan analisa situasi klien/pasien/kelompok klien yang
membutuhkan modifikasi resep/formula.
d. Tujuan pemberian makanan formula
e. Menentukan atau memilih resep standar
f. Melakukan modifikasi resep sesuai dengan keadaan klien/sasaran.
Jelaskan pada aspek apa / hal apa yang di lakukan modifikasi resep
standar, dan apa tujuan dari modifikasi tersebut, jika memodifikasi
dari aspek makanan, maka pilihlah bahan pangan fungsional untuk
meningkatkan mutu gizi.
g. Hitung jumlah/ berat total bahan makanan, nilai gizi mengunakan
TKPI, dari resep standard an resep modifikasi
h. Hitung nilai giziresep standard an resep modifikasi menggunakan
TKPI (tabel komponen Indonesia) DKBM. Bandingkan keduanyah
apakah terdapat penambahan atau pengurangan nillai gizi dari resep
modifikasi tersebut (lihat pada lampiran petunjuk penulisan laporan
praktikum).
i. Mendefinisikan kerusakan (fisik, kimia, dan mikrobiologi)bahan
makanan yang akan digunakan selama proses pengolahan, dan
penyimpanan produk produk formula.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Cumi-cumi merupakan produk laut yang banyak terdapat di perairan


Indonesia. Sebagian besar cumi diolah menjadi bahan makanan
protein tinggi. Cumi-cumi memiliki sifat mudah mengalami penurunan
mutu sehingga perlu dilakukan pengolahan agar cita rasanya tidak
berkurang. Jenis produk olahan cumi-cumi sebagai konsumsi lokal
masih terbatas antara lain bakso cumi-cumi
2. Cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar biasa karena
kandungan kripik cumi cumi proteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9 g/100
g cumi segar.Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding
dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah
dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung
semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam
amino esensial yang dominan adalah leusin, lisin, dan fenilalanin.
Sementara kadar asam amino nonesensial yang dominan adalah
asam glutamat dan asam aspartat.
3. Pemanfaatan cumi sebagai bahan dasar pembuatan keripik cumi
sangat tepat karena hampir semua orang menyukai keripik cumi dari
anak – naka hinga orang dewasa rasa kereipik cumi yang garing
dan keriuk dan tekstur yang keras menjadikan keripik cumi ini
menjadi makanan cemilan atau pencuci mulut dan disukai oleh
kalangan anak-anak dan orang dewasa
4. Kandungan keripik cumi
Keripik cumi adalah jenis kerupuk yang di buat dari bahan dasar
cumi- cumi. Cumi- cumi ini termaksud jenis sea food dan salah satu
yang paling digemari selain lobster. Cumi- cumi ini memiliki daging
yang sangat gurih dengan tekstur lembut serta sangat baik untuk di
olah menjadi berbagai makanan seperti kerupuk. Cumi- cumi ini
mengandung protein hewani yang sangat tinggi sekitar 17% dari
berat total tubuhnya. Selain itu cumi- cumi juga kaya akan omega 3
vitamin B iodium, mineral dari asam amino essensial ( lisin dan
fenilalanin ) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.

Cumi-cumi juga mengandung beberapa jenis mineral mikro dan


makro dalam jumlah yang sangat tinggi. Kadar mineral yang terkandung
pada cumi-cumi sangat bervariasi walaupun dalam satu spesies yang sama.
Variasi ini tergantung pada keadaan lingkungan tempat hidup, ukuran dan
umur. Mineral penting pada cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor,
kalsium, magnesium dan selenium. Fosfor dan kalsium berguna untuk
pertumbuhan kerangka tulang, sehingga penting untuk pertumbuhan anak-
anak dan mencegah osteoporosis di masa tua. Selain kaya akan protein,
cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik, seperti vitamin B1
(tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat serta vitamin larut lemak (A,
D, E, K). Cumi-cumi juga mengandung TMAO (Trimetil Amin Oksida) yang
cukup tinggi. TMAO yang tinggi ini memberikan rasa yang khas terhadap
daging cumi-cumi. Daging cumi-cumi juga banyak mengandung monoamino
nitrogen yang menyebabkan cumi-cumi mempunyai rasa manis. Kandungan
sulfur yang cukup tinggi pada cumi-cumi juga menyebabkan cumi-cumi
berbau amis ketika mengalami perlakuan pemasakan seperti direbus .

5. Pemanfaatan keripik cumi- cumi


a. Pemanfaatan Cumi-Cumi

Pemanfaatan cumi sebagai bahan dasar pembuatan keripik cumi


sangat tepat karena hampir semuaorang menyukai keripik cumi sebagai
makan cemilan . keripik cumi mempunyai tekstur yang keras dan banyak di
sukai oleh kalangan disukai anak-anak dan orang dewasa. Selain itu,
kandungan gizi yang tinggi yang terdapat dalam cumi-cumi dapat
dimanfaatkan secara optimal. Memilih bahan baku cumi-cumi sebagai
pembuatan keripik cumi haruslah memperhatikan mutu cumi-cumi yang baik
dan berkualitas agar didapatkan hasil yang maksimal saat pembuatan
keripik cumi.
Produk

Keripik Cumi-Cumi Bawang

Tambah lagi nih resep keripiknya, untuk/// yang suka dengan seafood boleh coba resep
keripik cumi-cumi ini, mari disimak resepnya disini :

Bahan :
150 grm tepung kanji
200 grm daging cumi bersih, cincang halus
100 grm bawang merah parut
100 grm bawang putih parut
1 butir telur
100 grm tepung terigu protein sedang
50 grm tepung kanji
1000 ml minyak sayur untuk menggoreng

Adonan Dasar Keripik :

500 grm tepung terigu protein sedang


250 grm tepung kanji
150 grm keju cheddar
1/2 sdt garam halus
2 butir telur
100 ml air
100 grm margarin

Cara Membuat :
1. Campur cumi-cumi, bawang merah, bawang putih, telur, bumbu kaldu dan
garam dalam mangkuk. Blender hingga halus seperti bubur
2. Campur cumi-cumi yang halus dengan adonan dasar keripik, tepung terigu
dan tepung kanji, aduk rata. Uleni sebentar hingga tidak melekat ditangan ( bila
adonan terlalu lembek tambahkan sedikit tepung kanji )
3. Gilas adonan setebal 3 mm dan potong dengan ukuran 20 cm x 10 cm.
Potong-potong adonan bentuk lajur-lajur mirip pita selebar 2 cm dengan ujung
pisau yang runcing, kerat-kerat bagian tengah setiap lembar adonan sepanjang 6
cm

4. Ambil sepotong adonan, selipkan ujungnya kedalam rongga yang ada


ditengahnya menuju kebawah
5. Tarik ujung yang bawah tadi secara bersamaan dengan ujng yang lain
dengan berlawanan arah hingga bentuknya seperti cumi-cumi
6. Panaskan minyak goreng diatas api sedang. Masukkan keripik satu persatu
dan goreng sambil diaduk-aduk hingga kuning kecoklatan. Angkat dan tiriskan
Siap dihidangkan untuk menemani minum teh hangat anda sambil menuangkan ide tulisan.

 ANEMNESIS RIWAYAT DIET

Pada saat di lakukan anamnesis seorang anak kecil yang bernama ani
berumur 12 tahun dengan BB : 41 TB : 149 dia seorang siswa dengan
diagnose penyakit osteomalacia.
 Keluhan untuk penyakit
- Sejak 4 bulan terakhir nyeri
berhubungan dengan kompresi saraf
spinal
- Risiko cedera berhubungan dengan
kehilangan integritas tulang
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri / ketidaknyamanan
- harga diri rendah berhubungan
dengan perubahan penampilan atau
peran

2. Anemnesis riwayat diet

 Sarapan dilakukan pukul 07.00


- Bubur ayam
- Laur hewani : Telur rebus
- Ayam suir kuah santan

 Camilan pagi pukul 10.00

- Kue sus
- susu

 Makan siang pukul 12.00

- Beras 50 gr
- Lauk hewani : Ikan bumbu kuning 50 gr
- Sayuran : Sayur lode 75 gr
- Lauk nabati : Tempe bacem 50 gr
- Buah : pisang ambon 75 gr
- Snak : salat buah

 Makan malam pukul 18.00


- Nasi puti 50 gr
- Ayam bumbu kecap 50 gr
- Pepes tahu 50 gr
- Sup sayuran 75 gr
- Buah : Pepaya 100 gr
-
 Pola makan yang lazim dan frekuensi makan
 Riwayat gizi/makan
Asupan makan pasien bisa makan tiga kali sehari dengan porsi kecil lebih
banyak menggonsumsi sayuran dan lauk nabati dan juga perbanyak
mengonsumsi air. Dan dia alergi pada kepiting.
Dan kesadaran terhadap gizi dan kesehatan sangatlah kurang karena
pengaruh factor ekonomi dan tingkat pendidikan.
 Pengukuran antropometri
Nama : ani
UMUR : 12 tahun
BB : 41
TB : 149
JK : perempuan
IMT : 2,220 (underweight)
Indeks masa tubuh (IMT) = berat badan (kg)/tinggi badan (m2)
IMT = BB(kg) : TB (m2)
= 41 (kg) : 1,492 = 2,220 underwight
 Hitung kebutuhan nutrient
Memperkirakan kebutuhan kalori, protein, lemak, vitamin, mineral, cairan,
memperkirakan kebutuhan kalori.
Rumus:
6,647 + (13,47 × 48 kg ) + (5,0 × 160 cm) – (6,7 × 60 tahun)
6,647 + (646,56) + (800) – (402)
66,47 + (1446,5) – (402) = 1044,5
66,47 + 1044,5 = 1110,9
FA = 40 % × 1110,9 kal = 444,3
KU = 10 % ×1110,9 kal = 111,09
TEE = BEE + FA – KU
(1110,9 + 444,3 ) – 111,09
1555,2 – 111,09 = 1444,1 kal
Protein = 20 % × 1444,1 = 288,8 : 4 = 72,2
Lemak = 30 % × 1444,1 = 433,2 : 9 = 48,13
KH = 50 % × 1444,1 = 722,05 : 4 = 180,5

A. Tujuan pemberian makanan formula


B. Untuk mengatasi terjadinya penyakit osteomalacia pada anak - anak
C. Untuk mencegah terjadinya pengeroposan tulang pada usiah tuah
D. Untuk membantu pembentukan tulang pada anak kecil

E. Menentukan atau memilih resep standar


 150 grm tepung kanji
 200 grm daging cumi bersih, cincang halus
 100 grm bawang merah parut
 100 grm bawang putih parut
 1 butir telur
 100 grm tepung terigu protein sedang
 50 grm tepung kanji
 1000 ml minyak sayur untuk menggoreng
 500 grm tepung terigu protein sedang
 250 grm tepung kanji
 150 grm keju cheddar
 1/2 sdt garam halus
 2 butir telur
 100 ml air
 100 grm margarin

F. Melakukan modifikasi resep sesuai dengan keadaan klien/sasaran. Jelaskan


pada aspek apa / hal apa yang di lakukan modifikasi resep standar, dan apa
tujuan dari modifikasi tersebut, jika memodifikasi dari aspek makanan, maka
pilihlah bahan pangan fungsional untuk meningkatkan mutu gizi.
 tepung kanji
 daging cumi bersih, cincang halus
 bawang merah parut
 bawang putih parut
 butir telur
 tepung terigu protein sedang
 tepung kanji
 minyak sayur untuk menggoreng
 tepung terigu protein sedang
 tepung kanji
 keju cheddar
 garam halus
 butir telur
 air
 margarin
 jelaskan pada aspek apa/hal apa yang dilakukan modifikasi dari resep standar
dari resep standar di atas saya membuatnya dengan tujuan untuk mencegah penyakit
osteoporosis dan saya menambahkan sedikit ikan teri yang mengandung banyak
kalsium untuk pembentukan tulang.
 Tujuan dari memodifikasi resep
Selain untuk penambahan nilai gizinya penambahan ikan teri juga
bermanfaat untuk bembentukan tulang pada anak kecil dan juga pada ikan
teri mengandung tinggi kalsium untuk mencegah terjadinya tulang keropos
pada lansia.

G. Hitung jumlah/ berat total bahan makanan, nilai gizi mengunakan TKPI, dari
resep standard an resep modifikasi
 Sesudah modifikasi bahan makanan
Bahan makanan Berat Energy Protein Lemak KH
(g) (kkal) (g) (g) (g)
cumi-cumi 500 734,9 125,0 11,0 25,0

tepung kanji 250 952,4 0,8 0,3 228,3


bawang merah 100 21,0 1,2 0,7 5,0
bawang putih 100 88,0 2.8 0.4 20,4
Telur 50 77,6 6.3 5,3 0,6

tepung terigu 100 364,0 10,3 1,0 76,3


minyak kelapa sawit 250 2155,2 0,0 250,0 0,0
keju cheddar 70 196,2 6,7 3,2 34,6
Margarine 100 710,1 0,2 80,6 0,0
Garam 10 0,0 0,0 0,0 0,0s
Jumlah 5,299,4 28,3 352,5 389,6

 Sebelum dilakukan modifikasi


Bahan makanan Berat Energy Protein Lemak KH
(g) (kkal) (g) (g) (g)
cumi-cumi 500 734,9 125,0 11,0 25,0

Minyak kelapa sawit 250 2155,2 0,0 250,0 0,0


Jumlah 2890,2 125,0 261,0 25,0
H. Hitung jumlah porsi makanan yang di hasilkan dari satu resep modifikasi,
dengan cara : jumlahkan semuah berat bahan makanan (gr) dalam satu resep
kemudian sdibagi dengan berat satu porsi dapat dilihat dari daftar bahan
makanan penukar (DKBM) atau porsi penyajian dari makanan sejenis yang
ada di pasaran.

Dari DBMP diketahui bahwa satu ekor cumi-cumi memiliki berat 60 gr, maka jumlah
porsi keripik cumi-cumi yang dihasilkan dari resep standar tersebut adalah 600 gr
atau 60 gr = 3 potong

I. Hitung biaya bahan dari resep standard an modifikasi, bandingan apakah ada
penambahan atau pengurangan biaya dari resep modifikasi, jelaskan
mengapa terjadi penambahan atau pengurangan biaya resep modifikasi
tersebut.
 Sesudah dilakukan modifikasi
No. Bahan Berat bahan Harga di pasar per Harga persatuan
mentah (kg) ekor atau per kg (Rp) bahan
1. Cumi-cumi 2 kg 100. 000.00 ½ x rp
100.000=50.000
2. Tepung Kanji 1 kg 10.000 1=10.000
½
3. Bawang Merah 1 kg 15.000.0
15.000 =
4. Bawang Putih 1kg 10,000 ¼
10,000=
5. Telur 150 2 000 150 = 5.000
6. Tepung Terigu 1 kg 10.000 1 kg = 10.000
7. Minyak wijen ½ liter 30.000
8. keju cheddar 100 15,000 100 = 15,000
9. Margarine 100 10.000 100 = 10.000
10 Garam 1 bungkus 2000 ½
2000
11. Asam 1 bungkus 5. 000 ½
5.000
Total 4,105
 Sebelum dilakukan modifikasi
No. Bahan Berat bahan Harga di pasar per Harga persatuan
mentah (kg) ekor atau per kg (Rp) bahan
1. Cumi-cumi 2 kg 100. 000.00 ½ x rp
100.000=50.000
2. Tepung Kanji 1 kg 10.000 1 = 10.000
½
3. Bawang Merah 1 kg 15.000.0
15.000 =
4. Bawang Putih 1kg 10,000 ¼
10,000=
5. Telur 150 5.000 150 = 5.000

7. Tepung Terigu 1 kg 10.000 1 kg = 10.000


8. Minyak Sayur 1 kg 15,000 1 kg = 15, 000
9. margarin 1 kg 35.000 ½
35.000
Total 1 kg

J. Mendefinisikan kerusakan (fisik, kimia, dan mikrobiologi)bahan makanan


yang akan digunakan selama proses pengolahan, dan penyimpanan produk
produk formula.
 Sebelum dilakukan modifikasi
No. Bahan makanan Kerusakan fisik Kerusakan Kerusakan
kimia mikrobiologi
1. Cumi-cumi Penyimpanan cumi- Enzimitas Bakteri
cumi pada suhu (menimbulkan
kamar akan bau busuk atau
mempercepat tidak sedap
kerusakan atau
pembusukan pada
ikan
2. Tepung terigu Mengumpal Kapang
3. Asam Berair berjamur
4. Tepung kanji Berbau Terdapat kutu
5. Minyak kelapa Berbau tengik Meghitam
sawit
6. Telur Berbau busuk Warna kuning
tidak teratur
7. Margarin Tengik Kapang

 Sesudah dilakukan modifikasi


No. Bahan Kerusakan fisik Kerusakan Kerusakan
makanan kimia mikrobiologi
1. Cumi-cumi Penyimpanan cumi- Enzimitas Bakteri
cumi pada suhu kamar (menimbulkan
akan mempercepat bau busuk atau
kerusakan atau tidak sedap
pembusukan pada ikan
2. Minyak kelapa Mengumpal Tengik Kapang
sawit

K. Membuat tehnik pengolahan/pengawetan dan pemilihan pengolahan tersebut.

Pemilihan tehnik pengolahan/pengawetan yaitu dengan pengeringan karena


tehnik ini adalah tehnik yang paling terkenal karena banyak digunakan di kalangan
masyarakat umumnya di desa dan dikota.konsep dan teori dari system
pengemasan adalah penyimpana untuk keripik cumi supaya bisa bertahan lama
dan menghasilkan produk yang bagus

L. Mengidentifikasi BTP yang akan di gunakan meliputi jenis, jumlah dan tujuan
penambahan BTP
Bahan Tambahan Pangan (BTP) menurut Permenkes 722, 1988 adalah bahan
yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan
sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk
organoleptik) pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pegepakan,
pengemasan, penyimpanan, atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan
atau diharapkan menghasilkan (langsung atau tidak langsung) suatu komponen
atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut (Viana, 2012).
Tujuan penambahan BTP alami dalam proses pembuatan produk olahan cumi-cumi
telah terbukti meningkatkan keterampilan untuk mengolah dan memenuhi syarat
kesehatan, keamanan dan kehalalan makanan.

M. Mendesain kemasan dan tabel kemasan yang akan digunakan untuk


megemas produk formula.
N. Merancang uji mutu makanan formula dengan metode organoleptic/ uji cita
rasa
Uji organoleptic Keterangan
SWarna
Rasa Enak
Tekstur Renyah
Aroma Bau khas keripik cumi

O. Menduga masa simpan produk makanan formula dengan metode


konvensional
 Jika disimpan dalam lemari es (chiller), sebaiknya keripik cumi simpan
dalam wadah tertutup atau kantong plastik. Keripik cumi bertahan sampai 1
minggu
 Jika disimpan atau taruh dalam kotak plastik atau kantong plastik tebal dan
tutup rapat. Lebih baik lagi jika ditaruh dalam wadah kedap udara, tahan
disimps an selama beminggu minggu atau bulan

P Mendokumentasikan hasil modifikasi resep/makanan formula (resep tertulis


dilengkapii dengan produk atau dokumentasi lainnya).

Berikit adalah resep dari keripik cumi-cumi hasil desain yang saya buat
Sesudah di lakukan modifikas
BAB V

PENUTUP

 Kesimpulan
Pembuatan keripik cumi-cumi ini bermanfaat untuk pertumbuhan
anak-anak dan mencegah penyakit osteomalacia sdi masa tua
karena banyak mengandung fosfor dan kalsium yang berguna untuk
pertumbuhan tulang sehingah baik untuk di konsumsi anak-anak
dalam proses pembentukan tulang dan bagi orang tua unruk
memperbaiki tulang yang sudah keropos.

 Saran
Dari kesimpulan di atas maka saya sebagai penulis mohon saran
atau kritikan dari dosen pembimbing mata kuliah ITP (ilmu teknologi
pangan) demi untuk kesempurnaan makala yang saya buat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2014. Informasi Cumi-cumi. Direktorat Prasarana Perikanan Tangkap.


Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Anonimous, 2015. Agromaret-com/artikel-Rangsang-cumicumi-bertelur.20 Febuary,2013.
ANONIM 1987. Statistic perikanan Indonesia. Direktorat Jenderal Perikanan, Depar- temen
Pertanian, Jakarta. 15/87: 98 hal.
ERLINA, M.D., I. MULJANAH, DAN B. PRIONO 1986. Difersifikasi pengolahan
cumi-cumi II. Pembuatan cumi-cumi ke- ring tawar. Jur.Pen.Pasca Pan.Perik. 53: 45-51.
KREUZER, R. 1986. Squid – Seafood ex-traordinaire. Info fish 6/86 : 29-32.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/48667
WHITTLE, K.J. 1984. A vital role for aquatic resources in feeding a hungry world. Info fish
5/84 : 20-24.
ZAITSEV, V., I.KIZEVETTER, L.LAGU-NOV, T.MAKAROVA, L.MINDER, V.PODSEVALOV
1969. Fish curing and processing. Mir. Publishers, Moscow : 722pp.

Anda mungkin juga menyukai