Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “PANGAN FUNGSIONAL
DARI KERIPIK CUMI-CUMI” dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini diharapkan dapat
memperkaya ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi pangan, khususnya fermentasi pada
sosis.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengaharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. Pendahuluan
SNI ......................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
TINJAUAN PUSTAKA
Tambah lagi nih resep keripiknya, untuk/// yang suka dengan seafood boleh coba resep
keripik cumi-cumi ini, mari disimak resepnya disini :
Bahan :
150 grm tepung kanji
200 grm daging cumi bersih, cincang halus
100 grm bawang merah parut
100 grm bawang putih parut
1 butir telur
100 grm tepung terigu protein sedang
50 grm tepung kanji
1000 ml minyak sayur untuk menggoreng
Cara Membuat :
1. Campur cumi-cumi, bawang merah, bawang putih, telur, bumbu kaldu dan
garam dalam mangkuk. Blender hingga halus seperti bubur
2. Campur cumi-cumi yang halus dengan adonan dasar keripik, tepung terigu
dan tepung kanji, aduk rata. Uleni sebentar hingga tidak melekat ditangan ( bila
adonan terlalu lembek tambahkan sedikit tepung kanji )
3. Gilas adonan setebal 3 mm dan potong dengan ukuran 20 cm x 10 cm.
Potong-potong adonan bentuk lajur-lajur mirip pita selebar 2 cm dengan ujung
pisau yang runcing, kerat-kerat bagian tengah setiap lembar adonan sepanjang 6
cm
Pada saat di lakukan anamnesis seorang anak kecil yang bernama ani
berumur 12 tahun dengan BB : 41 TB : 149 dia seorang siswa dengan
diagnose penyakit osteomalacia.
Keluhan untuk penyakit
- Sejak 4 bulan terakhir nyeri
berhubungan dengan kompresi saraf
spinal
- Risiko cedera berhubungan dengan
kehilangan integritas tulang
- Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri / ketidaknyamanan
- harga diri rendah berhubungan
dengan perubahan penampilan atau
peran
- Kue sus
- susu
- Beras 50 gr
- Lauk hewani : Ikan bumbu kuning 50 gr
- Sayuran : Sayur lode 75 gr
- Lauk nabati : Tempe bacem 50 gr
- Buah : pisang ambon 75 gr
- Snak : salat buah
G. Hitung jumlah/ berat total bahan makanan, nilai gizi mengunakan TKPI, dari
resep standard an resep modifikasi
Sesudah modifikasi bahan makanan
Bahan makanan Berat Energy Protein Lemak KH
(g) (kkal) (g) (g) (g)
cumi-cumi 500 734,9 125,0 11,0 25,0
Dari DBMP diketahui bahwa satu ekor cumi-cumi memiliki berat 60 gr, maka jumlah
porsi keripik cumi-cumi yang dihasilkan dari resep standar tersebut adalah 600 gr
atau 60 gr = 3 potong
I. Hitung biaya bahan dari resep standard an modifikasi, bandingan apakah ada
penambahan atau pengurangan biaya dari resep modifikasi, jelaskan
mengapa terjadi penambahan atau pengurangan biaya resep modifikasi
tersebut.
Sesudah dilakukan modifikasi
No. Bahan Berat bahan Harga di pasar per Harga persatuan
mentah (kg) ekor atau per kg (Rp) bahan
1. Cumi-cumi 2 kg 100. 000.00 ½ x rp
100.000=50.000
2. Tepung Kanji 1 kg 10.000 1=10.000
½
3. Bawang Merah 1 kg 15.000.0
15.000 =
4. Bawang Putih 1kg 10,000 ¼
10,000=
5. Telur 150 2 000 150 = 5.000
6. Tepung Terigu 1 kg 10.000 1 kg = 10.000
7. Minyak wijen ½ liter 30.000
8. keju cheddar 100 15,000 100 = 15,000
9. Margarine 100 10.000 100 = 10.000
10 Garam 1 bungkus 2000 ½
2000
11. Asam 1 bungkus 5. 000 ½
5.000
Total 4,105
Sebelum dilakukan modifikasi
No. Bahan Berat bahan Harga di pasar per Harga persatuan
mentah (kg) ekor atau per kg (Rp) bahan
1. Cumi-cumi 2 kg 100. 000.00 ½ x rp
100.000=50.000
2. Tepung Kanji 1 kg 10.000 1 = 10.000
½
3. Bawang Merah 1 kg 15.000.0
15.000 =
4. Bawang Putih 1kg 10,000 ¼
10,000=
5. Telur 150 5.000 150 = 5.000
L. Mengidentifikasi BTP yang akan di gunakan meliputi jenis, jumlah dan tujuan
penambahan BTP
Bahan Tambahan Pangan (BTP) menurut Permenkes 722, 1988 adalah bahan
yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan
ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan
sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi (termasuk
organoleptik) pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pegepakan,
pengemasan, penyimpanan, atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan
atau diharapkan menghasilkan (langsung atau tidak langsung) suatu komponen
atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut (Viana, 2012).
Tujuan penambahan BTP alami dalam proses pembuatan produk olahan cumi-cumi
telah terbukti meningkatkan keterampilan untuk mengolah dan memenuhi syarat
kesehatan, keamanan dan kehalalan makanan.
Berikit adalah resep dari keripik cumi-cumi hasil desain yang saya buat
Sesudah di lakukan modifikas
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Pembuatan keripik cumi-cumi ini bermanfaat untuk pertumbuhan
anak-anak dan mencegah penyakit osteomalacia sdi masa tua
karena banyak mengandung fosfor dan kalsium yang berguna untuk
pertumbuhan tulang sehingah baik untuk di konsumsi anak-anak
dalam proses pembentukan tulang dan bagi orang tua unruk
memperbaiki tulang yang sudah keropos.
Saran
Dari kesimpulan di atas maka saya sebagai penulis mohon saran
atau kritikan dari dosen pembimbing mata kuliah ITP (ilmu teknologi
pangan) demi untuk kesempurnaan makala yang saya buat.
DAFTAR PUSTAKA