DISUSUN OLEH :
WILLIAM JEAMS
NIKEN PRATAMA
VIKY VIRNANDA
DERRY ORNANDO
RAEZA ARDEANSYAH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan prakerin yang berjudul
Pembuatan Bakso Ikan ini meskipun dengan sangat sederhana.
Harapan saya semoga laporan yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik
lagi.
Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang terkandung di
dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap kepada para pembaca
untuk memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki makalah ini. Terima Kasih
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bakso merupakan makanan yang sudah dikenal baik dikalangan masyarakat luas.
Selain karena rasanya yang enak dan gurih, juga karena makanan ini sangat mudah
ditemukan. Bakso tidak perlu susah payah ditemukan karena sebagian besar penjual
bakso menjajakan dagangannya setiap hari ditempat yang sama.
Bakso yang mudah ditemukan adalah bakso yang terbuat dari daging sapi.
Teksturnya kenyal, berwarna abu-abu, aromanya harum dan berbau rempah, serta
rasanya gurih. Selain bakso yang terbuat dari daging, ada juga bakso yang terbuat dari
surimi. Bakso ini disebut dengan bakso ikan.
Bakso ikan hampir sama dengan bakso yang terbuat dari daging. Perbedaannya
hanya terletak pada bahan baku, yaitu ikan. Ikan yang digunakan dalam pembuatan
bakso ikan bervariasi, tergantung rasa yang diinginkan. Kekenyalan dapat diatur
berdasarkan tepung tapioka yang digunakan.
Salah satu ikan yang dapat digunakan untuk membuat bakso ikan adalah ikan
Patin. Ikan Patin sangat baik digunakan karena dagingnya yang putih dapat
mempengaruhi warna bakso yang dihasilkan, sehingga bakso yang dihasilkan berwarna
putih cerah. Beberapa bahan tambahan seperti bawang merah, bawang putih, merica,
dan garam, bakso ikan dapat dibuat dengan mudah. Oleh karena itu, praktikum ini perlu
dilaksanakan agar dapat diketahui proses pembuatan dari bakso ikan.
Potensi pasar bakso ikan di Indonesia maupun luar negeri seperti Singapura,
Hongkong, Taiwan dan Kanada cukup tinggi. Apabila kualitas bakso ikan baik, maka
dapat dijadikan usaha yang cukup menjanjikan. Bakso ikan yang bermutu tinggi dapat
diperoleh dari penanganan bahan baku yang baik, hingga ke pemasaran.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pembuatan bakso ikan
2. Untuk mengetahui fungsi penambahan bahan tambahan yang digunakan pada
pembuatan bakso ikan
3. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi tepung tapioka yang digunakan pada
proses pembuatan bakso ikan
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
komponen-komponen yang tidak dikehendaki (kulit, duri dan tulang). Siapkan larutan
garam (brine) dingin dengan perbandingan antara air, es dan ikan adalah 4:1:1
dan konsentrasi garam 0,2–0,3 %. Rendam hancuran daging ikan dalam larutan
tersebut selama 15 menit sambil diaduk-aduk. Buanglah jika timbul lemak yang
mengapung di permukaan. Lakukan pengepresan, pemerasaan dengan menggunakan
kain kasa. Lakukan proses perendaman tersebut sebanyak 2–3 kali. Lumatkan daging
ikan tersebut dengan cara digiling dengan menggunakan alat penggiling daging).
Haluskan bumbu-bumbu tersebut ke dalam daging lumat sambil diaduk dan
masukkan tapioka sedikit demi sedikit. Aduk adonan sampai homogen dan tidak
lengket di tangan. Aduk adonan sampai homogen dan tidak lengket di tangan.
Elastisitas dapat diperbaiki dengan menambahkan putih telur satu butir untuk setiap 1
kg adonan. Lakukan pencetakan yaitu dengan membuat bola-bola kecil dengan cara
adonan diletakkan pada telapak tangan, dikepal-kepal, kemudian ditekan sehingga akan
keluar bola-bola bakso dari sela-sela jari dan telunjuk. Bola-bola bakso yang keluar
dari kepalan itu diangkat dengan sendok dan sedikit diratakan. Rebus dalam air
mendidih sampai bakso mengapung sebagai tanda telah matang (sekitar 15 menit).
Angkat bakso yang telah matang dan tiriskan. Bakso ikan data disajikan dalam bentuk
rebusan dengan kuah. Bakso ikan yang disajikan dalam bentuk kuah perlu dipersiapkan
kuahnya yaitu dengan merebus sisa-sisa penyiangan seperti kepala, tulang,
kemudian diberikan bumbu yang telah dihaluskan (merica, bawang putih dan
garam), sedangkan bumbu-bumbu penyedap kuah antara lain, bawang goreng,
tongcai, saos tomat, cabe/sambal, kecap, cuka, sayur caisim (Anonim, 2010c).
7
BAB IV
PEMBAHASAN
berbagai cemaran mikrobiologi, kimia, fisik, serta dari pelumas, bahan bakar,
pestisida, dan bahan-bahan pembersih.
6. Pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan bahan toksik yang benar
Pelabelan dan penyimpanan yang tepat pada bahan-bahan toksik merupakan
hal yang harus dilakukan.Pelabelan ini bertujuan agar tidak terjadi salah
penggunaan antara bahan toksik dan tidak toksik. Komponen yang bersifat toksik
harus dalam kemasan tertutup rapat, diberi label dengan baik dan terpisah
penmpatannya dari peralatan produksi dan produk akhir. Pengemasan dan
penyimpanan didesain untuk meminimalkan kontaminasi silang.
7. Pengawasan kondisi kesehatan personil
Untuk dapat bekerja secara optimal, maka karyawan harus dalam kondisi
yang sehat. Sehingga, perlu dilakukan pengawasan kesehatan karyawan dengan
baik. Pengawasan kondisi kesehatan karyawan ini bertujuan untuk mengelola
personil yang mempunyai tanda-tanda penyakit, luka atau kondisi lain yang dapat
menjadi sumber kontaminasi bagi produk.
8. Menghilangkan hama pengganggu dari unit pengolahan
Hama atau binatang pengganggu merupakan salah satu sumber utama
pencemar yang sangat berbahaya terhadap produk makanan. Oleh sebab itu, sistem
pengendalian hama dilakukan untuk menjamin bahwa tidak ada hama pada fasilitas
pengolahan pangan dan mengurangi populasi hama di lingkungan pabrik sehingga
tidak menyebabkan kontaminasi pada produk. Hal ini mencakup prosedur
pencegahan, pemusnahan, serta penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan
hama.
B. Analisis Pemasukan
No. Nama Produk Harga Jumlah Hasil Jumlah
Persatuan Produk
1. Bakso Rp. 3.000 117 Butir Rp 351.000,-
Jumlah Rp 351.000,-
11
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Proses pembuatan bakso ikan dimulai dari penyiangan ikan, pembuatan fillet ikan
hingga menjadi surimi/ daging ikan yang telah digilaing, pencampuran surimi
dengan bahan tambahan seperti tepung tapioka dan bumbu-bumbu, lalu
membentuk adonan menjadi bola dan merebusnya hingga mengapung yang
menandakan bahwa bakso telah matang.
2. Bahan tambahan seperti tepung tapioka berfungsi sebagai perekat, garam berfungsi
sebagai pemberi rasa gurih, gula, merica, bawang merah, dan bawang putih
berfungsi sebagai penambah aroma dan cita rasa pada bakso ikan.
3. Konsentrasi tepung tapioka yang digunakan sangat berpengaruh terhadap mutu
bakso ikan yang dihasilkan terutama terhadap tekstur.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar pada praktikum selanjutnya bisa digunakan
jenis ikan yang berbeda-beda pada setiap kelompok, agar dapat diketahui jenis ikan apa
yang paling baik digunakan untuk membuat bakso ikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14