KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang
Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perekayasaan Pelaporan
Keuangan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Kata pengantar...................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................. ii
Bab I pendahuluan................................................................................................ 1
1.1 Latar belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 1
Bab II pembahasan................................................................................................ 2
2.1 Proses perekayasaan................................................................................. 2
2.2 Perekayasaan sebagai proses deduktif...................................................... 4
2.3 Siapa merekayasa...................................................................................... 5
2.4 Aspek semantik dalam perekayasaan....................................................... 5
2.5 Proses saksama......................................................................................... 6
2.6 Konsep informasi akuntansi..................................................................... 7
2.7 Rerangka konseptual................................................................................ 7
2.8 Model....................................................................................................... 7
2.9 Rerangka konseptual versi IASC............................................................. 8
2.10 Prinsip akuntansi berterima umum............................................................ 9
2.11 Tiga pengertian penting............................................................................ 11
2.12 Berlaku atau berterima.............................................................................. 12
2.13 Autoritas rerangka konseptual.................................................................. 13
2.14 Struktur akuntansi.................................................................................... 15
Bab III penutup..................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 16
Daftar pustaka....................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan seperangkat pengetahuan akuntansi sebagai teknologi, orang akan mampu
merekayasa suatu mekanisme pelaporan keuangan untuk suatu negara. Salah satu tujuan yang
dapat dicapai dengan perekayasaan ini adalah alokasi sumber daya ekonomik secara efektif dan
efisien. Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk mengendalikan
alokasi tersebut secara automatis dengan mempengaruhi perilaku pengambil keputusan
ekonomik yang dominan melalui informasi keuangan. Agar terjadi pengendalian automatis,
penyediaan informasi harus dilakukan dengan cara tertentu berupa prisnsip akuntansi berterima
umum.
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses yang menggambarkan bagaimana
informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan yang
pada gilirannya akan membantu pencapaian tujuan ekonomik dan sosial negara. Pelaporan
Keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil proses perekayasaan.
Perekayasaan pelaporan keuangan adalah proses pemikiran logis, deduktif, dan objektif
untuk memilih dan mengaplikasi ideologi, teori, konsep dasar, teknik, prosedur, dan teknologi
yang tersedia secara teoretis dan praktis untuk mencapai tujuan negara melalui tujuan pelaporan
keuangan dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya negara. Hasil
perekayasaan dituangkan dalam suatu dokumen resmi yang disebut rerangka konseptual yang
fungsinya dapat dianalogi dengan konstitusi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan proses perekayasaan
2. Menjelaskan proses perekayasaan sebagai proses deduktif
3. Menjelaskan Konsep Informasi Akuntansi
4. Menjelaskan Prinsip Akuntansi Berterima Umum
5. Menjelaskan Rerangka Konseptual dan Struktur Akuntansi
1.3 Tujuan
Agar Pembaca lebih memahami tentang Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
BAB II
PEMABAHASAN
2.1 Proses Perekayasaan
Pelaporan keuangan adalah stuktur dan proses akuntasi yang menggambarkan bagaimana
informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial
Negara. Pengertian ini lebih luas dari pada apa yang dideskripsi oleh Financial Accounting
Standards Board (FASB) dalam Statements of Financial Accounting Concepts. FASB
mengartikan pelaporan keuangan sebagai sistem dan sarana penyampaian (means of
communication) informasi tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi
keuangan dan tidak terbatas pada apa yang dapat disampaikan melalui statemen keuangan.
Stuktur akuntansi melukiskan unsur-unsur (pihak-pihak dan sarana-sarana) yang terlibat
dalam dan terpengaruh oleh penentuan / penyediaan informasi keuangan dan saling hubungan
antara unsur-unsur tersebut. Pengertian proses akuntansi dalam pelaporan keuangan adalah
mekanisme tentang bagaimana pihak-pihak dan sarana-sarana pelaporan bekerja dan saling
berinteraksi sehingga dihasilkan informasi keuangan yang diwujudkan dalam bentuk
laporan/statemen keuangan termasuk mekanisme untuk menentukan kewajaran statemen
keuangan.
Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil perekayasaan akuntansi di
tingkat nasional. Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk
membangun suatu struktur dan mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu Negara untuk
menunjang tercapainya tujuan Negara. Perekayasaan akuntansi berkepentingan dengan
pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasikan ideologi, teori, konsep dasar, dan teknologi
yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara
dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya negara. Proses
perekayasaan akuntansi dapat dilukiskan dalam gambar berikut ini.
8) Perancang bagunan struktur dan sistem informasi akuntansi (produser, metoda, dan teknik)
untuk menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi desuai dengan
standar atau prinsip akutansi berterima umum
2.3 Siapa Merekayasa
Proses perekayasaan bukan suatau upaya perseorangan (one-man show) tetapi merupakan
upaya tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan kekuatan politik mengingat
perekayasaan tersebut merupakan suatu proses yang serius yang hasilnya berdampak luas dan
panjang. Oleh karena itu, badan legislatif pemerintah (dalam hal ini DPR atau bahkan MPR)
mempunyai peran penting dalam hal ini mengingat rerangka konseptual mempunyai fungsi
semacam undang-undang dasar (konstitusi).
2.4 Aspek Semantik dalam Perekayasaan
Proses semantik ini tidak lain adalah memilih dan menyimbolkan objek-objek fisik
kegiatan perusahaan yang relevan menjadi objek-objek (disebut elemen-elemen) statemen
keuangan. Elemen-elemen itu sendiri belum bermakna dan menjadi informasi sebelum diukur
dengan cara tertentu agar besar-kecilnya elemen dapat dirasakan manfaat atau pengaruhnya.
Agar dapat diolah dan disajikan dalam bentuk informasi keuangan, objek-objek fisis harus
dikuantifikasi ke dalam satuan yang homogenus sehingga satuan tersebut dapat menggambarkan
besarnya (size) dan hubungan (relationship) antarobjek. Dari segi akuntansi, aliran fisis
perusahaan akhirnya direpresentasi dalam bentuk satuan uang hasil pengukuran elemen yang
menjadi bahan olah dan data dasar akuntansi. Jumlah rupiah sebagai hasil pengukuran ini disebut
dengan kos (cost).
2.5 Proses Saksama
Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan andal, proses perekayasaan harus dilakukan
melalui tahap-tahap dan prosedur yang saksama dan teliti. Hal ini diperlukan mengingat
dokumen yang dihasilkan akan mempunyai status sebagai pernyataan resmi atau statemen
(statements) yang mempunyai tingkat keautoritafifan tinggi. Prosedur ini berlaku dalam
penyusunan baik rerangka konseptual maupun standar akuntansi yang berstatus statemen.
Berikut ini adalah proses-proses saksama (due process) yang dilaksanakan FASB dalam
menyusun pernyataan resmi.
a. Mengevaluasi masalah (preliminary evaluation). Dalam tahap ini FASB mengidentifikasi
masalah akuntansi dan pelaporan.
b. Mengadakan riset dan analisis. Tugas ini biasanya dilakukan oleh staf teknis FASB dan satuan
tugas (task force) yang terdiri atas ahli di luar FASB yang ditunjuk atau dikomisi oleh FASB.
Hasil analisis diterbitkan dalam bentuk laporan Riset (Research Reports).
c. Menyusun dan mendistribusi Memorandum Diskusi (Discussion Memorandum) kepada setiap
pihak yang berkepentingan. Memorandum ini berisi analisis terinci semua aspek masalah yang
telah disidangkan pada tingkat awal (early deliberation).
d. Mengadakan dengar pendapat umum (public hearing) untuk membahas masalah yang
diungkapkan dalam Memorandum Diskusi.
e. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas Memorandum Diskusi (baik dari
dengar pendapat maupun dari tanggapan tertulis).
f. Menerbitkan draf awal standar yang diusulkan yang dikenal dengan nama Exposure Draft
(ED) untuk mendapatkan tanggapan tertulis dalam waktu 30 hari setelah penerbitan.
g. Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis terhadap ED.
h. Memutuskan apakah jadi menerbitkan suatu statemen atau tidak. Statemen dapat diterbitkan
kalau mayoritas anggota menyetujui.
i. Menerbitkan statemen yang bersangkutan.
Simbol-simbol (elemen-elemen) yang termuat dalam seperangkat statemen keuangan
sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap elemen diinterpretasi sebagai objek yang berdiri
sendiri. Artinya, satu elemen dan jumlah rupiahnya belum memberi informasi kalau tidak
dihubungkan dengan elemen lainnya. Semua elemen harus diinterpretasi sebagai satu kesatuan.
2.6 Konsep Informasi Akuntansi
Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Simbol-simbol (elemen-elemen) yang
termuat dalam seperangkat statemen keuangan sebenarnya tidak mempunyai makna kalau tiap
elemen di interpretasi sebagai objek yang berdiri sendiri. Artinya, statemen keuangan berisi
rangkaian elemen-elemen baru dapat ditangkap maknanya kalau bentuk, isi dan susunannya
diartikan secara kontekstual dengan pedoman yang disepakati. Informasi semantik ini harus
ditangkap secara kontekstual melalui tiga komponen sebagai satu kesatuan, yaitu elemen
(objects), ukuran dalam unit moneter ( size ), dan hubungan ( relationship ) antar elemen.
2.7 Rerangka Konseptual
Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perekayasaan akan menjadi
konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang di Amerika disebut
rerangka konseptual (conceptual framework). Bila operasi akuntansi dianalogi dengan kegiatan
kenegaraan, rerangka konseptual dapat dianalogi dengan konstitusi sedangkan prosesnya dapat
dianalogi dengan proses pemikiran dalam pembuatan konstitusi Negara. Karena faktor
lingkungan dan kebutuhan unik tiap Negara harus dipertimbangkan, rerangka konseptual yang
dikembangkan dalam Negara yang satu dapat berbeda dengan rerangka konseptual Negara yang
lain. Dengan kata lain, rerangka konseptual akan unik untuk tiap Negara.
2.8 Model
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen konsep penting yaitu:
a. Tujuan pelaporan keuangan
b. Kriteria kualitas informasi
c. Elemen-elemen statemen keuangan
d. Pengukuran dan pengakuan
Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. FASB
menuangkan empat komponen tersebut dalam beberapa dokumen resmi berupa pernyataan
(Statement of Financial Accounting Concept/SFAC) Yaitu :
AC No. 1 : Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises
AC No. 2 : Qualitative Characteristics of Accounting Information
AC No. 3 : Elements of Financial Statement of Business Enterprises
AC No. 4 : Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations
FAC No. 5 : Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises
AC No. 6 : Elements of Financial Statements
FAC No. 7 : Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement.
Komponen (a) dituangkan secara resmi dalam bentuk SFAC No. 1 dan No. 4.
Dimasukannya tujuan untuk organisasi nonbisnis dalam rerangka konseptual memberi isyarat
bahwa FASB bermaksud merancang rerangka konseptual yang luas mencakupi operasi kedua
jenis organisasi tersebut. Komponen (b) dituangkan dalam SFAC No. 2. Komponen
(c) dituangkan dalam SFAC No. 3 yang telah diganti dengan SFAC No. 6. Penggantian ini
dilakukan mengingat SFAC No. 3 belum mencakup elemen-elemen statemen keuangan untuk
organisasi-organisasi non bisnis tetapi hanya mencakup elemen-elemen untuk entitas bisnis.
Oleh karena itu, nama konsep untuk SFAC No. 6 diperluas menjadi Elements of Finansial
Statements bukan lagi Elements of Financial Statement of Bisnis Enterprises. Komponen (d)
dicakupi dalam SFAC No. 5 5 dan No. 7.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perekayasaan pelaporan keuangan adalah proses pemikiran logis, deduktif, dan objektif
untuk memilih dan mengaplikasi ideologi, teori, konsep dasar, teknik, prosedur, dan teknologi
yang tersedia secara teoretis dan praktis untuk mencapai tujuan negara melalui tujuan pelaporan
keuangan dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya negara. Hasil
perekayasaan dituangkan dalam suatu dokumen resmi yang disebut rerangka konseptual yang
fungsinya dapat dianalogi dengan konstitusi.
DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono.2014. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta:
BPFE.
Zhuni Pratiwi. 2014. Teori akuntansi perekayasaan pelaporan keuangan. Diakses 27 maret 2017
di http://zhuniepratiwie.blogspot.co.id/2014/05/teori-akuntansi-perekayasaan-lk.html.