NIM : P00313020052
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ikan perenang cepat, bertubuh seperti cerutu. Ikan tuna memiliki dua sirip
punggung, sirip depan biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang,
putihan pada bagian perut. Ikan ini termasuk ke dalam kelompok ikan
pelagis besar dan sebagian besar memiliki jari-jari sirip tambahan (finlet) di
setelah udang dan ikan demersal. Ikan tuna memiliki harga jual yang lebih
suatu komoditi yang mempunyai nilai gizi tinggi namun mudah busuk
amonia, biogenik amin, asam organik, keton dan komponen sulfur (Neto at
al. 2014).
Selain itu ikan tuna juga mengandung mineral kalsium, besi, fosfor,
pangan. Pengolahan ikan tuna dapat meningkatkan nilai jualnya sendiri serta
mendorong tumbuhnya industri pengolahan ikan yang dapat meningkatkan
salah satunya yaitu abon ikan tuna. Abon ikan tuna merupakan produk
inovasi berbahan baku ikan. Ikan tuna sudah banyak dipasarkan dengan
skala besar dan banyak diminati konsumen serta menjadi peluang usaha
B. Rumusan Masalah
Ikan Tuna.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tuna
PEMBAHASAN
merupakan primadona ekspor ikan laut konsumsi asal Indonesia. Ikan tuna
rentang yang jauh. Salah satu ciri dari ikan tuna adalah mempunyai
mempunyai panjang ratarata lebih dari 1,5 meter serta mempunyai berat
Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian, yaitu Caput
atau sering disebut dengan bagian kepala, Truncus atau bagian badan dan
Cauda atau bagian ekor. Morfologi dari Ikan tuna yaitu memiliki tubuh
seperti torpedo dengan kepala yang lancip. Tubuhnya licin, sirip dada
melengkung dan sirip ekor bercagak dengan celah yang lebar. Dibagian
belakang sirip punggung dan sirip dubur juga terdapat sirip-sirip tambahan
yang kecil-kecil dan terpisah-pisah. Pada sirip punggung, dubur, perut, dan
memperkecil daya gesekan pada air pada saat ikan sedang berenang dengan
sebagai nama grup dari beberapa jenis ikan yang terdiri dari, tuna besar
(yellowfin tuna, bigeye, southern bluefin tuna, albacore) dan ikan mirip tuna
tuna (Saanin 1984 dan FAO 2011 dalam Kordi 2011) adalah sebagai
berikut.
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Subkelas : Actinopterygi
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombroidae
Famili : Scombridae
Genus : Thunnus
Spesies : Thunnus sp
besar, tuna albakor, tuna sirip kuning, tuna sirip biru dan juga tuna gigi
2020). Pangan fungsional yang terdapat pada abon ikan tuna adalah jahe,
bawang merah, bawang putih, daun jeruk, gula merah, gula pasir dan garam.
1. Jahe
b) Mengurangi mual.
2. Bawang Merah
c) Mengatasi Sembelit.
e) Memperkuat Pengelihatan.
3. Bawang Putih
b) Menjaga Kesehatan Jantung.
c) Mencegah Influenza.
g) Meningkatkan Kesehatan Tulang
4. Daun Jeruk
c) Mengatasi Influensa
5. Gula Merah
b) Mencegah anemia
6. Gula Pasir
c) Menyembuhkan Luka
7. Garam
c) Mencegah Hiponatremia
E. Cara Kerja Abon Ikan Tuna dengan Metode Tradisional dan Modern
dipisahkan dari tulangnya, lalu dicuci dengan air bersih yang mengalir.
Kemudian ikan tuna disiangi yaitu pada bagian isi perut dan kepala.
dahulu bahan pembuat abon yaitu fillet ikan tuna yang telah dikukus,
merupakan primadona ekspor ikan laut konsumsi asal Indonesia. Ikan tuna
tuna.
bersumber protein tinggi. Secara garis besar, abon ikan tuna berbahan
Selatan dan Asia Timur.
sebagai berikut :
benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.
adalah pada suhu kamar atau suhu ruangan yang berkisar 20 sampai 25
derajat Celcius (°C).
Berikut terdapat tiga gambar kenampakan kemasan abon ikan tuna, yaitu
sebagai berikut :
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
3. Pangan fungsional yang terdapat pada sambal ikan tuna adalah jahe,
bawang merah, bawang putih, daun jeruk, gula merah, gula pasir dan
garam
6. Syarat Mutu Abon Ikan Tuna adalah keadaan (bau & rasa), jumlah
ruang 20 – 25 0C.
8. Cara Membuat Kemasan Abon Ikan Tuna dengan cara membungkus
produk.
B. Saran
kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan. Maka dari itu perlu dilakukan
Bonita Anjasari. 2010. Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi,
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010), hlm. 105-106
Eko Budi Kuncoro dan F.E Ardi Wiharto. 2009. Ensiklopedia Populer Ikan Air
Laut, (Yogayakarta : Lily Publisher, 2009), hlm. 100
Haryanto M, Rauf RA. 2017. Strategi pengembangan usaha sambal ikan roa pada
insudtri “Citarasaku” Kelurahan Tinggede Kecamatan Marawola
Kabupaten Sigi. Agrotekbis. 5(3): 369–376
M. Ghufron H. Kordi K. 2011. Buku Pintar Budi Daya 32 Ikan Laut Ekonomis,
(Yogyakarta : Lily Publishier, 2011), hlm. 323-324
Neto WR, Nurhayati T, dan Suwandi R. 2014. Perubahan mutu daging terang ikan
tunayellowfin di perairan teluk tomini propinsi gorontalo. Jurnal JPHP.
17(3): 225–232.