Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH : EVALUASI PROGRAM PANGAN DAN GIZI MASYARAKAT

EVALUASI PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA IBU NIFAS

NAMA : ALBERTHIN

NIM : P00313020045

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D IV ALIH JENJANG
2021
No. Instansi/Lembaga Puskesmas Loji Kabupaten Karawang
1. Program yang dievaluasi Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas
2. Waktu/periode evaluasi Evaluasi program dilakukan pada periode Agustus 2017
sampai dengan Juli 2018
3. Deskripsi program yang Kekurangan vitamin A dialami oleh 19 juta ibu hamil di
dievaluasi seluruh dunia menurut World Health Organization (WHO,
2011).Hal ini juga banyak ditemukan di Afrika dan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.Vitamin A memiliki peran
penting pada sistem penglihatan, pertumbuhan dan
perkembangan serta sistem imun. Kekurangan vitamin A
dapat meningkatkan risikoxerophtalmia, rabun senja, dan
penyakit mata lainnya.
Di Indonesia, masalah kurang vitamin A (KVA) masih
merupakan masalah gizi utama. Meskipun KVA tingkat berat
sudah jarang ditemui, akan tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu
tingkat yang belum menampakkan gejala nyata, masih
menimpa masyarakat luas terutama kelompok balita. Masalah
penanggulangan kurang vitamin A (KVA) saat ini bukan
hanya untuk mencegah kebutaan, tetapi dikaitkan dengan
upaya mendorong pertumbuhan dan kesehatan anak guna
menunjang upaya penurunan angka kesakitan dan angka
kematian pada anak.Upaya pemanfaatan sumber-sumber
vitamin A alami dan fortifikasi masih belum dapat
dilaksanakan secara luas dan intensif, maka pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi sangat penting dan tetap
dilaksanakan.Di Indonesia, dilakukan program pemberian
kapsul vitamin A bagi bayi dan balita, serta ibu nifas.
Pemberian kapsulvitamin A pada ibu nifas dilakukan oleh
petugas Puskesmas, bidan desa dan dukun bayi. Pemberian
ini dapat dilakukan pada waktu pertolongan persalinan,
kunjungan nifas, atau kunjungan rumah.
Sebuah rekomendasi dari The International Vitamin A
Consultative Group (IVACG, Desember 2002) dan Pedoman
Nasional (2010) menyatakan bahwa seluruh (100%) ibu nifas
seharusnya menerima 400.000 SI atau 2 kapsul dosis tinggi
dengan masing-masing kapsul 200.000 SI. Pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) pada ibu nifas, satu
kapsul diminum setelah melahirkan dan satu kapsul diminum
pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke-42 (6
minggu) setelah melahirkan. Tujuannya adalah untuk
mencegah kekurangan vitamin A pada ibu nifas dan
memberikan kekebalan kepada ibu nifas dan bayi yang
dilahirkan
4. Tahapan pelaksanaan evaluasi
a. Penetapan dan 1. Apa yang di evaluasi
formulasi tujuan a. Input :
evaluasi 1) Ketersediaan sumber daya manusia (Koordinator
gizi, Bidan Koordinator, Bidan Puskesmas, dan
Bidan Desa)
2) Ketersediaan dana (APBD dan BOK)
3) Ketersediaan sarana (leaflet, poster, spanduk, dan
formulir pencatatan pelaporan)
4) Menggunakan metode yang sesuai (menghitung
kebutuhan dan ketersediaan kapsul vitamin A,
mekanismes penyimpanan kapsul vitamin A,
sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A,
pendistribusian kapsul vitamin A, pemberian
kapsul vitamin A, pencatatan dan pelaporan.
b. Proses :
1) Melakukan perencanaan (perencanaan kebutuhan
dan penyediaan kapsul vitamin A, mekanisme
penyimpanan kapsul vitamin A, pendistribusian
kapsul vitamin A, sosialisasi suplementasi kapsul
vitamin A, pemberian kapsul vitamin A pada ibu
nifas, pencatatan dan pelaporan),
2) Melakukan pengorganisasian (adanya pembagian
dan pemberian tugas, dengan struktur organisasi
antara lain : kepala puskesmas, penanggung
jawab pelaksana pelayanan KIA, Penanggung
jawab pelaksana pelayanan gizi, bidan desa dan
kader posyandu),
3) Pelaksanaan sesuai dengan rencana dan metode
yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara
berkala (perencanaan kebutuhan dan penyediaan
kapsul vitamin A, mekanisme penyimpanan kapsul
vitamin A, pendistribusian kapsul vitamin A,
sosialisasi suplementasi kapsul vitamin A,
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas,
pencatatan dan pelaporan),
4) Melakukan pengawasan dengan rapat evaluasi
bulanan yang dilakukan setiap akhir bulan.
c. Output :
1) Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas
masih kurang (41,58%) dari target sebesar 100%
dengan besar masalah 58,42%.
2) Cakupan kunjungan pertolongan persalinan di
fasilitas kesehatan masih kurang (40,66%) dari
target sebesar 100% dengan besar masalah
59,34%.
3) Cakupan kunjungan nifas 1 sebesar 40,66%
dengan besar masalah 59,34%.
4) Cakupan kunjungan nifas 2 sebesar 40,66%
dengan besar masalah 59,34%.
5) Cakupan kunjungan nifas 3 sebesar 40,66%
dengan besar masalah 59,34%.
d. Outcome :
1) Langsung: Diharapkan meningkatnya kadar
vitamin A (retinol) dalam ASI ibu.
2) Tidak langsung: Diharapkan menurunnya angka
morbiditas dan mortalitas ibu nifas, serta
meningkatkan angka kesehatan mata.

b. Kriteria evaluasi 1. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas masih


kurang (41.58%) dari target sebesar 100% dengan
besar masalah 58,42%.
2. Cakupan kunjungan nifas masih kurang (40,66%) dari
target sebesar 100% dengan besar masalah 59,34%.
c. Cara atau metode 1. Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai
evaluasi masukan dalam perencanaan program pemberian kapsul
vitamin A pada ibu nifas selanjutnya.
2. Adanya rapat kerja bulanan yang membahas laporan
kegiatan setiap bulannya untuk monitoring dan
mengevaluasi program yang telah dijalankan.
5. Hasil evaluasi program
a. Tingkat keberhasilan 1. Cakupan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas di
program Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang sebesar 41,58%
dari tolok ukur 100%.
2. Cakupan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan di
Puskesmas Loji, Kabupaten Karawang sebesar 37,08%
dari tolok ukur 100%
3. Cakupan kunjungan nifas di Puskesmas Loji, Kabupaten
Karawang sebesar 40,66 % dari tolok ukur 100%.
b. Rekomendasi 1. Melakukan kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain
yang ada, yaitu dengan mendistribusikan kapsul vitamin
A dan memberikan formulir pencatatan dan pelaporan
untuk 6 bulan kedepan sehingga semua ibu nifas
dipastikan mendapatkan vitamin A disertai dengan
pencatatan yang baik.
2. Memberikan edukasi kepada bidan desa untuk
meningkatkan kinerjanya terhadap semua sistem
pencatatan dan pelaporan pemberian kapsul vitamin A
bagi ibu nifas kemudian melaporkan hasil tersebut setiap
akhir bulan kepada koordinator program. Sistem
pencatatan dan pelaporan serta manajemen logistik
diharapkan membaik dalam 6 bulan.
3. Melakukan pengadaan media sosialisasi kepada
penduduk, seperti poster, spanduk, dan leaflet mengenai
pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas. Diharapkan
media sosialisasi sudah tersebar dalam waktu 1 hingga 2
bulan.
4. Meningkatkan sosialisasi pemberian suplementasi
vitamin A pada ibu nifas tidak hanya melalui kelas ibu
hamil, namun bisa diberikan saat setiap
kunjunganantenatal care (ANC), kegiatan posyandu,
serta melalui penyuluhan dan dapat dilakukan setiap 1
bulan sekali.
5. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, kader,
bidan desa agar dapat membantu menyebarkan
informasi kepada seluruh ibu hamil/nifas untuk
mengikuti kelas ibu hamil. Pendekatan dilakukan dengan
mengadakan pertemuan yang diharapkan terlaksana
dalam 1 hingga 2 bulan.
6. Pendapat saya tentang 1. Menurut saya pelaksanaan program gizi yaitu pemberian
evaluasi pemberian kapsul vitamin A dari input sampai proses cukup baik
kapsul vitamin A pada tetapi ada beberapa kendala program yang belum
ibu nifas dilakukan yaitu :
a. Sistem pencatatan dan pelaporan bidan desa belum
lengkap seperti ada tidaknya pendistribusian kapsul
vitamin A kepada dokter/bidan praktek swasta, ada
tidaknya pemberian kapsul vitamin A kepada ibu
nifas yang dilakukan oleh dokter/bidan praktek
swasta, ada tidaknya ibu nifas yang belum
mendapatkan vitamin A setelah melahirkan
kemudian memperoleh vitamin A saat kunjungan
nifas/neonatal, serta pencatatan jumlah pemakaian
kapsul vitamin A dan sisanya.
b. Meningkatkan sosialisasi pemberian suplementasi
vitamin A pada ibu nifas tidak hanya melalui kelas
ibu hamil, namun bisa saat antenatal care (ANC),
kegiatan posyandu, serta melalui penyuluhan.
Memberdayakan tokoh masyarakat, kader, bidan
desa dan peran aktif ibu-ibu untuk melakukan
edukasi kepada anggota keluarga/tetangganya yang
baru melahirkan untuk mendapatkan suplementasi
vitamin A.
2. Untuk output program pemberian kapsul vitamin A pada
ibu nifas masih kurang ditandai prevalensi cakupan
dibawah 50% dari tolak ukur 100%.

Anda mungkin juga menyukai