Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DIVERSIFIKASI DAN PENGEMBANGAN PRODUK

HASIL PERIKANAN

“PINDANG IKAN PATIN”

Disusun Oleh :

Prayogi Candra

2018512012

Dosen : Dr.Helmi Haris,MS

FAKULTAS PERIKANAN

JURUSAN ILMU PERIKANAN

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberi
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Diversifikasi dan Pengembangan Produk Hasil Perikanan tentang ‘Pindang Ikan’

Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih atas segala perhatian yang telah


diberikan.

Palembang, 18 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang mempunyai perairan umum
yang cukup luas, yaitu berupa sungai, rawa, danau, lebak, maupun dataran rendah
lainnya yang tergenang air. Potensi sumberdaya hayati perairan umum cukup besar
yang mana sektor perikanan merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap
protein hewani yang dikonsumsi oleh masyarakat Sumatera Selatan.

Ikan patin merupakan salah satu spesies ikan budidaya air tawar yang saat ini
menjadi primadona untuk dijadikan berbagai olahan . Perkembangan budidaya ikan
patin di Indonesia semakin pesat terutama di Sumatera Selatan yang dijadikan olahan
seperti pindang patin.

Pindang merupakan salah satu makanan khas di Kota Palembang yang berbahan
dasar ikan seperti ikan patin. Pindang Palembang dimasak dengan cara direbus dan
ditambahi dengan bumbu-bumbu halus serta menggunakan bahan-bahan utama seperti
cabe dan bumbu pindang.

1.2. Manfaat

1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan cara membuat olahan pindang patin
2. Bagi masyarakat
Memberikan sebuah informasi kepada masyarakat tentang cara membuat
olahan pindang patin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Patin


Patin merupakan ikan penting dalam budidaya perairan atau akuakultur.
Departemen Perikanan dan Akuakultur FAO (Food and Agriculture
Organization) menempatkan patin urutan keempat setelah ikan mas (Cyprinus
carpio) (Parlaungan, 2010). Ada berbagai jenis patin yang terdapat di Indonesia
salah satunya adalah ikan patin siam. Ikan Patin Siam dengan nama ilmiah
Pangasius hypophthalmus, saat ini merupakan komoditas perikanan air tawar
yang cukup digemari bukan hanya di Indonesia namun juga di luar negeri.
Budidaya ikan patin yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sebagian besar
dilakukan di kolam (Susanto dan Hermawan, 2013). Klasifikasi dan identifikasi
ikan patin menurut Saanin (1984) adalah :
Phyllum : Chordata
Sub phyllum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub ordo : Siluroidae
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius djambal
BAB III
PEMBAHASAN
Pindang merupakan makanan (lauk) khas Palembang Melayu. Pindang
merupakan masakan dengan pengolahan sederhana. Pada masa lalu, aktivitas
masyarakat yang tinggi, menyebabkan dorongan untuk memasak secara praktis.
Pada sisi lain, Sumatra Selatan yang memiliki aliran Sungai Musi beserta anak-
anak sungai lainnya, menyediakan ikan yang berlimpah. Ditambah lagi lebak
(rawa) memiliki kekayaan yang sama melimpahnya. Dibuatlah kemudian pindang
ikan atau udang. Ikan yang biasa dimasak pindang adalah baung (Mocrones
micracanthus Bleeker), betok (Anabas testudineus), gabus (Channa striata),
jelawat (Leptobarbus hoehoevenii), juaro (Pangasius [ordo Osthariophysi), patin
(Pangsius nasutus Bleeker), serandang (Chana malioides), toman (Chana
micropeltes), bujuk (Chana marulias), lais (Krioptoterus), dan belida (Notopterus
chitala).

Bumbu pindang sangat sederhana, yaitu serai, kunyit, lengkuas, cabai, dan
asam kandis. Kesederhanan bumbu ini lebih disebabkan oleh pertimbangan
praktis masyarakat. Aktivitas masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang yang
padat, lebih memungkinkan untuk mengkonsumsi makanan yang praktis. Salah
satunya pindang dengan bumbu yang sederhara tersebut. Para penduduk belanda
yang bermukim di Palembang pada masa kolonial, juga membuat varian pindang.
Masyarakat Palembang mengenalnya sebagai pindang serani (dari kata “nasrani”
yaitu agama mayoritas masyarakat Belanda). Pindang terus berkembang, dan
muncul pindang ikan salai, pindang ayam, pindang daging, dan pindang tulang.
Kemudian lahir pula pindang ikan teri dan pindang ikan patin (wikipedia).

Sajian pindang patin merupakan kuliner Palembang berbahan ikan patin yang
banyak ditemukan di Sungai Musi. Lalu, diberi kuah pedas dengan potongan
nanas atau belimbing wuluh dan daun kemangi. Rasanya yang gurih, asam, dan
pedas memang sangat menyegarkan, terutama kalau disantap saat cuaca panas.
Ikan patin dikenal memiliki bau amis dan anyir yang cukup menyengat.
Namun, dengan kelihaian orang Palembang meracik ikan dengan segala bumbu
rempahnya, pindang patin sama sekali tidak amis.

Kuncinya, ikan patinnya sudah direbus bersama sejumlah rempah. Mulai dari
racikan bawang merah dan bawang putih, jahe, kunyit, serai, daun salam, hingga
belimbing wuluh. Selain itu, potongan nanas pun ditambahkan untuk memberikan
cita rasa asam dan segar, berikut potongan daun kemangi agar kuahnya harum
menggugah selera.

Untuk ikannya pindang patin, kita bisa memilih satu di antara tiga bagian
ikan. Yaitu bagian kepala, tengah, dan ekor. Bagi yang ingin menyantap kuliner
Palembang ini tanpa repot dengan duri, bisa memilih bagian tengah atau ekor,
karena durinya cenderung lebih sedikit. Daging ikannya pun jauh lebih banyak
dan tebal.

Tapi untuk pencinta ikan sejati, kenikmatan bagian kepala memang susah
ditandingi, meski dagingnya lebih sedikit. Cara makannya pun sedikit lebih
merepotkan. Namun di bagian kepala ikan patin terdapat lemak ikan yang lezat.
Seruput bumbu kuah yang terselip di rongga kepala ikan, nikmatnya tiada tara.

Selain memilih bagian ikan, kita juga bisa menentukan jenis sajian pindang
patin lainnya. Kuliner Palembang ini ada berbagai jenis, dengan cita rasa berbeda.
Ada pindang ikan patin berkuah bening, pindang patin serani, dan pindang patin
tempoyak.

Bedanya, kalau pindang patin serani, sebelum dimasak pengolahannya


dilakukan dengan membakar bumbu-bumbu terlebih dulu. Kalau pindang patin
tempoyak rasanya berbeda, karena diberi olahan durian yang bernama tempoyak.
Adanya daging durian yang dipadu dengan ikan patin membuat rasa sajian ini
punya rasa pedas, asam, dan juga manis. Berikut aneka resep pindang patin :
 Bahan

 500 gram ikan patin


 secukupnya jeruk nipis
 1 ikat daun kemangi
 secukupnya potongan nanas bisa diganti dengan tomat
 2 batang serai digeprek
 2 ruas jari Jahe digeprek
 2 ruas jari lengkuas digeprek
 2 lembar daun salam
 2 lembar daun jeruk
 1000 ml air
 1 sdm asam jawa yang sudah dicairkan dan disaring
 secukupnya gula merah
 secukupnya garam
 bumbu halus:
 5 siung bawang merah
 3 siung bawang putih
 4 buah cabai merah
 sesuai selera cabai rawit
 1 ruas jari kunyit
 Cara membuat
 ikan patin dibersihkan dan dipotong-potong
 Ikan patin diberi perasan jeruk nipis dan sisihkan
 Tumis bumbu halus sampai harum
 Masukkan serai, jahe, daun salam, dan daun jeruk.
 Tambahkan air
 Masukkan gula merah dan asam jawa
 Aduk sampai air mendidih
 Tambahkan garam
 Masukkan ikan patin
 Tunggu sampai ikan patin matang
 Masukkan kemangi dan nanas
 Aduk hingga, nanas dan kemangi matang layu.
 Cicipi, dan hidangkan selagi panas

Keunggulan dari Ikan Patin yaitu :

 Daging yang lembut dan gurih


 Mudah ditemui, Hampir setiap pasar tradisional maupun modern menjual
jenis ikan patin ini.
 Seluruh bagian dari Ikan Patin bisa diolah, Hal ini membuat hampir seluruh
bagian ikan patin dapat dikonsumsi
 Rendah kolestrol
 Kandungan gizi yang tinggi, Protein dan lemak tak jenuh yang sangat tinggi.
Kedua jenis zat ini sangatlah berguna untuk Mencegah penumpukan lemak
dan penyumbatan pada pembuluh darah, mempercepat pertumbuhan otot, dan
mencegah terjadinya berbagai macam penyakit, seperti kardiovaskuler dan
jantung koroner.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, A., & Hermawan, D. 2013. Tingkah Laku Ikan Nila Terhadap Warna
Cahaya Lampu Yang Berbeda. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan. Juni
2013, Vol.2 No.1(ISSN 2302-6308), 47-53.
Parlaungan, I. 2010. Tinjauan Teknologi Pembesaran Ikan Patin. Dipetik
November Senin, 2016, dari Tinjauan Teknologi Pembesaran Ikan Patin Web
Site: http://bakorluh.riau.go.id
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jakarta : Bina Cipta
Diakses : https://id.wikipedia.org/wiki/Pindang_Palembang. tanggal 18 Maret
2020.

Anda mungkin juga menyukai