Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN KoPSI

SUSU SUBILANG (SUKUN-BIJI LABU KUNING) SEBAGAI


ALTERNATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN NABATI UNTUK
PEMULIHAN GIZI DI TENGAH COVID-19

TIM PENELITI
HURIN FAZA DHIYA’UL HAQ
ZANDRA HAYUNING PANGESTI

BIDANG LOMBA PENELITIAN:


MATEMATIKA, SAINS DAN TEKNOLOGI (MST)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BABADAN


KOTA PONOROGO, JAWA TIMUR
TAHUN 2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Gizi merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan kualitas hidup dan sumber daya
manusia. Penentu zat gizi yang baik terdapat pada jenis pangan yang baik dan disesuaikan dengan
kebutuhan tubuh. Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang diperlukan
tubuh untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh (Sari., et al., 2020). Gizi yang baik sangat
penting ditengah pandemi Covid-19, mengubah pola makan dan mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang yang sehat sangat penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Akbar, et al.,
2020). Tetapi kasus pandemi Covid-19 banyak membawa dampak bagi masyarakat, salah
satunya adalah dampak ekonomi. Masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup terutama
pangan (Maimunah, 2020). Sumber energi utama dan paling penting pada manusia adalah
karbohidrat karena molekulnya menyediakan unsur karbon yang siap digunakan oleh sel (Nurul,
et al., 2019). Manusia memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan.
Protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Hasil penelitian akhir-akhir ini
membuktikan bahwa kualitas protein nabati dapat setinggi kualitas protein hewani, asalkan
makanan sehari-hari beraneka ragam. Dengan susunan hidangan yang beragam, kekurangan asam
amino dari bahan makanan yang satu, dapat ditutupi oleh kelebihan asam-asam amino dari bahan
makanan lainnya (Cerika, 2006). Namun salah satu sumber protein, yaitu susu, dapat
menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang. Sehingga protein nabati yang diolah menjadi
pangan susu dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi protein.
Salah satu tanaman tropis Indonesia yang kaya akan sumber nutrisi dan mineral yang
diperlukan oleh tubuh adalah sukun. Sukun (Artocarpus altilis) merupakan salah satu tanaman
penghasil buah utama dari keluarga Moraceae. Bagi masyarakat Indonesia konsumsi buah sukun
umumnya masih terbatas. Pemanfaatan buah sukun akan semakin penting dimasa depan untuk
mendukung program diversifikasi pangan dalam rangka menunjang program ketahanan pangan
nasional. Sebagai salah satu sumber bahan pangan alternatif, buah sukun terbukti memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi (Adinugraha, et al., 2012). Selain itu tanaman lain yang
terbukti memiliki kandungan gizi tinggi adalah labu kuning. Labu kuning/pumpkin (Cucurbita
moschata Durch) merupakan salah satu bahan pangan lokal yang memiliki nilai gizi tinggi dan
baik bagi tubuh manusia (Sudarman, 2018). Namun biji labu kuning biasanya langsung dibuang
atau dibiarkan menjadi sampah. Hal tersebut sangat disayangkan karena biji labu kuning memiliki
beragam zat yang bermanfaat, termasuk protein (Mahmud, 2017).
Oleh karena itu, peneliti mencoba membuat inovasi baru dalam pengolahan susu dari bahan
utama buah sukun (Artocarpus altilis) dan biji labu kuning (Cucurbita moschata Durch) menjadi
Susu Subilang untuk memenuhi kebutuhan gizi terutama karbohidrat dan protein masyarakat di
tengah pandemi Covid-19. Pengolahan buah sukun dan biji labu kuning menjadi produk susu juga
disebabkan karena kandungan patinya mencukupi sehingga dapat digunakan sebagai sumber
karbohidrat terlarut. Selain itu kedua bahan tersebut juga mengandung banyak protein. Dengan
kandungan gizi yang hampir sama dengan susu murni, susu sukun dan biji labu kuning ini terbuat
dari bahan-bahan yang kurang dimanfaatkan di lingkungan masyarakat tetapi memiliki banyak
sekali manfaat. Susu ini juga dapat menghemat pengeluaran ekonomi masyarakat di tengah
pandemi Covid-19.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah penelitian adalah:
1. Bagaimanakah cara pengolahan buah sukun dan biji labu kuning menjadi Susu Subilang

1
(Sukun – Biji Labu Kuning)?
2. Bagaimanakah kandungan karbohidrat dan protein Susu Subilang hasil pengolahan buah
sukun dan biji labu kuning?
3. Bagaimanakah tingkat penerimaan Susu Subilang di masyarakat dengan uji hedonik?

1.3 HIPOTESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Susu Subilang dapat dibuat dari buah sukun dan biji labu kuning
2. Susu Subilang memiliki kandungan gizi protein, karbohidrat, gula, lemak, vitamin C, dan air
3. Tingkat penerimaan Susu Subilang di masyarakat berdasarkan uji hedonik menunjukan hasil
yang baik

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Melihat dari masalah-masalah yang ada, penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Mengetahui cara pengolahan buah sukun dan biji labu kuning menjadi Susu Subilang
2. Mengetahui kandungan karbohidrat dan protein Susu Subilang dari buah sukun dan biji labu
kuning
3. Mengetahui tingkat penerimaan Susu Subilang di masyarakat dengan uji hedonik

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Secara Praktis/ Bagi Masyarakat
a. Memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 dengan susu yang
memiliki kandungan gizi tinggi, murah, dan mudah didapat
b. Memberikan inovasi produk olahan susu yang dapat meningkatkan nilai ekonomis
2. Bagi Peneliti/Penulis
a. Menambah wawasan peneliti terhadap inovasi produk
b. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam meneliti dan menulis karya ilmiah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SUSU
Susu merupakan sumber protein hewani yang bersifat mudah rusak (perishable food).
Standart nasional untuk kualitas susu telah ditetapkan dalam SNI 01-3141-1998 mengenai standar
susu segar. Susu sapi segar merupakan salah salah satu minuman begizi yang sangat sering
dikonsumsi oleh masyarakat setiap hari karena memiliki banyak kandungan nutrisi dan gizi yang
sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia. Kandungan nutrisi yang ada dalam susu diantranya
seperti karbohidrat (4,5%), protein (3,4%), lemak (3,6%), mineral (0,75%), air (87,75%) dan
protein baik seperti Lactoferrin yang berguna untuk penyerapan zat besi dan respon imun tubuh
manusia (Milasari et al., 2019).
Pada sebagian orang minum susu dapat menyebabkan terjadinya alergi atau dikenal dengan
istilah protein intolerance. Salah satu jenis protein yang ada di dalam susu adalah laktoglobulin,
yang di dalam tubuh orang tertentu dapat bertindak sebagai antigen yang sangat kuat sehingga
dapat menyebabkan terjadinya alergi (Milasari et al., 2019).

2.2 SUKUN (Artocarpus altilis)


Klasifikasi sukun dalam tata nama tumbuhan adalah sebagai berikut (Purwijatiningsih, 2014):
Kingdom : Plantae

2
Divisio : Magnoliophyta
Classic : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Suku : Moraceae
Familia : Artocarpus
Spesies : Artocarpus altilis Park

Gambar 1. Buah Sukun (Purwijatiningsih, 2014)


Buah sukun mempunyai komposisi gizi yang relatif tinggi. Dalam 100 gram berat basah
sukun mengandung karbohidrat 35,5%, protein 0,1%, lemak 0,2%, abu 1,21%, fosfor 35,5%,
kalsium 0,21%, besi 0,0026%, kadar air 61,8%, dan serat atau fiber 2%. Buah sukun yang telah
masak cukup sebagai sumber vitamin A, B komplek dan vitamin C (Purwijatiningsih, 2014).
Sukun sebagai salah satu buah dengan kandungan karbohidrat tinggi, memiliki banyak kelebihan.
Kandungan phosphor yang tinggi dapat menjadi buah alternatif untuk meningkatkan gizi
masyarakat karena phosphor berperan penting dalam pembentukan komponen sel yang esensial,
pelepasan energi, karbohidrat, dan lemak serta mempertahankan keseimbangan cairan tubuh
(Purwijatiningsih, 2014).

2.3 BIJI LABU KUNING (Cucurbita moschata)


Klasifikasi biji labu kuning dalam tata nama tumbuhan sebagai berikut (Puspita, 2012):
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classic : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Suku : Cucurbitaceae
Familia : Cucurbita
Spesies : Cucurbita moschata Durch

Gambar 2. Biji Labu Kuning (Panjaitan., et al., 2015)


Biji Cucurbita moschata mengandung beberapa zat, di antaranya sejenis asam amino seperti
m-karboksifenilalanina, pirazoalanina, asam amino butirat, etilasparagina, dan sitrulina serta

3
sejumlah asam amino lain yang diperlukan kelenjar prostat seperti semisal alanine, glisina, dan
asam glutamate. Biji ini juga mengandung unsur mineral Zn (seng) dan Mg (magnesium) yang
sangat penting bagi kesehatan organ reproduksi, termasuk kelenjar prostat (Anonimus, 2011). Di
dalam 100 g biji Cucurbita moschata mengandung mineral Zn sebesar 6,5 mg (Widowati et al.,
2008). Kandungan lain pada 100 g biji labu kuning adalah protein 30,6 g, kalori 515,0 kal, lemak
42,1 g, karbohidrat 13,8 g, gula 5,3 g, kalsium 54,0 mg, pospor 312,0 mg, besi 6,20 mg, air 5,90 g
(Puspita, 2012).

2.4 PEDOMAN GIZI SEIMBANG


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi
Seimbang. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip gizi
seimbang yaitu mengonsumsi makanan beragam, pola hidup bersih, aktivitas fisik, dan
pemantauan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Lubis, 2018).
Gizi yang seimbang dikelompokkan berdasarkan tiga fungsi utama yaitu sumber energi,
sumber pembangun, dan sumber zat pengatur. Sumber energi berasal dari zat gizi karbohidrat,
serta lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk
melakukan aktivitas. Selanjutnya, sumber zat pembangun diperlukan tubuh untuk pembentukan
sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel yang rusak. Kemudian sumber zat pengatur terdiri
dari protein, mineral, air, dan vitamin, berfungsi mengatur keseimbangan air, mengatur proses
oksidasi, proses penuaan sel, dan mengatur proses eksresi sisa-sisa oksidasi dalam tubuh
(Kemenkes, 2014).

2.5 PROTEIN NABATI


Protein merupakan bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah
air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di dalam otot, seperlima di dalam
tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain, dan
cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks
intraseluler dan sebagainya adalah protein. Fungsi protein adalah membangun dan memelihara
sel-sel dan jaringan tubuh. Fungsi ini tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain. Protein dibutuhkan
untuk pertumbuhan, perkembangan, pembentukan otot, pembentukan sel-sel darah merah,
pertahanan tubuh terhadap penyakit, enzim dan hormon, dan sintesis jaringan-jaringan tubuh
lainnya (Cerika, 2006).Protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti: kacang-kacangan,
tempe, dan tahu disebut protein nabati (Cerika, 2006).

2.6 KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar terlarut dalam pelarut organic,
tetapi larut dalam air (kecuali beberapa sakarida). Sebagian besar karbohidrat dengan berat
molekul yang rendah rasanya manis. Karena itu digunakan istilah gula untuk zat-zat yang
tergolong karbohidrat (Wibawa, 2017). Fungsi primer dari karbohidrat adalah sebagai cadangan
energi jangka pendek (gula merupakan sumber energi). Fungsi sekunder dari karbohidrat adalah
sebagai cadangan energi jangka memengah (pati untuk tumbuhan dan glikogen untuk hewan dan
manusia). Fungsi lainnya adalah sebagai komponen struktural sel (Sudirga, 2013).

4
2.7 KERANGKA PIKIR

Pemenuhan gizi seimbang di tengah pandemi Covid-


19 sulit dilakukan terutama pemenuhan gizi dari susu Kurangnya pemanfaatan buah sukun dan biji
karena dampak ekonomi masyarakat yang menurun. labu kuning dalam memenuhi kebutuhan gizi.

Buah sukun masih terbatas dalam konsumsi dan Biji labu kuning biasanya langsung dibuang
pemanfaatannya. dan menjadi sampah padahal memiliki banyak
manfaat.

Memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, abu, Memiliki kandungan mineral, seng,
fosfor, kalsium, besi,air, dan serat (Purwijatiningsih, magnesium, kalori, protein, lemak,
2014). karbohidrat, gula, kalsium, fosfor, besi, dan air
(Puspita, 2012).

Pengolahan buah sukun dan biji labu kuning menjadi produk Susu Subilang
yang dapat membantu memulihkan gizi. Menjadi sumber karbohidrat dan
Gambar
protein nabati3.bagi
Kerangka Pikir
masyarakat Penelitian
di tengah pandemi Covid-19.

Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian ini dimulai pada tanggal 18 Maret 2021 dan direncanakan selama 4 bulan (selesai
pada bulan Juni) yang meliputi eksperimen, analisis data, dan penulisan laporan penelitian.
3.2 METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan untuk melengkapi tulisan ini dilakukan dengan cara:
1. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan mengkaji literatur dan jurnal yang relevan dengan
masalah yang dibahas dalam penelitian.
2. Metode Observasi
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung dan mencatat gejala-
gejala yang terjadi pada objek penelitian secara keseluruhan, serta mengamati hasil
pemeriksaan laboratorium.
3. Metode Eksperimen
Eksperimen dilakukan dengan serangkaian percobaan yaitu pembuatan susu dari buah
sukun dan biji labu kuning (Susu Subilang), pengujian kandungan gizi Susu Subilang,
pengujian kualitas Susu Subilang, dan membandingkan hasilnya dengan uji statistik One-
way Anova.
4. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan gambar dan data dari awal proses
penelitian hingga pembuatan laporan penelitian.

3.3 VARIABEL PENELITIAN


1. Variabel kontrol :
a. Diberikan air dengan jumlah yang sama.

5
b. Diberikan gula, pandan, dan kayu manis dengan jumlah yang sama.
2. Variabel bebas :
a. Banyak sari buah sukun yang digunakan
b. Banyak sari biji labu kuning yang digunakan
c. Suhu penyimpanan susu
3. Variabel terikat :
a. Kandungan gizi dari susu subilang yaitu campuran sari buah sukun, sari biji labu kuning,
air, dan gula.
b. Kualitas susu subilang yaitu campuran sari buah sukun, sari biji labu kuning, air, dan
gula.

3.4 ALAT, BAHAN, DAN PANELIS PENELITIAN


1. Alat dan Bahan
a. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan sari buah sukun dan sari biji labu kuning
yaitu pisau, blender, panci, saringan, dan ember.
b. Alat yang digunakan untuk uji fitokimia yaitu tabung reaksi.
c. Bahan yang diperlukan yaitu buah sukun, biji labu kuning, air, kapur sirih, gula, pandan,
kayu manis, larutan biuret, larutan iodine, larutan benedict, dan kertas buram.
2. Panelis
Panelis pada penelitian ini yaitu masyarakat sekitar ligkungan peneliti sejumlah 10 orang
panelis anak-anak, 10 orang panelis remaja, dan 10 orang panelis dewasa.

3.5 PROSEDUR PENELITIAN


1. Pembuatan Susu Subilang
a. Buah sukun dan biji labu kuning dicuci bersih dengan air mengalir
b. Kemudian direndam kapur sirih selama 10 menit untung menghilangkan lender
c. Buah sukun dan biji labu kuning direbus selama 30 menit
d. Setelah direbus buah sukun dan biji labu kuning dicuci bersih dengan air mengalir
e. Buah sukun dan biji labu kuning diblender dengan air sampai halus
f. Kemudian buah sukun dan biji labu kuning direbus dan ditambah gula, pandan, dan kayu
manis
2. Uji Organoleptik
Uji Organoleptik dilakukan terhadap Susu Subilang dengan mengamati parameter
berikut:
a. Rasa, menggunakan indera perasa lidah
b. Bau, menggunakan indera penciuman hidung
c. Bentuk, menggunakan indera penglihatan mata
d. Tekstur, menggunakan indera peraba kulit
3. Uji Laboratorium Kandungan Nutrisi Susu Subilang
a. Uji Biuret
Pengujian dengan larutan biuret bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa
protein dalam Susu Subilang. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
1) Susu Subilang sebanyak 2 mL dimasukkan dalam tabung reaksi
2) Kemudian ditetesi 5-10 tetes larutan biuret
3) Hasil diamati selama beberapa menit
4) Hasil positif mengandung protein bila berubah warna menjadi ungu
b. Uji Iodine

6
Pengujian dengan larutan iodine bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa
karbohidrat dalam Susu Subilang. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
1) Susu Subilang sebanyak 2 mL dimasukkan dalam tabung reaksi
2) Kemudian ditetesi 3 tetes larutan iodine
3) Hasil diamati selama beberapa menit
4) Hasil positif mengandung karbohidrat bila berubah warna menjadi ungu atau biru
kehitaman
c. Uji Benedict
Pengujian dengan larutan benedict bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa
glukosa dalam Susu Subilang. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
1) Susu Subilang sebanyak 1 mL dimasukkan dalam tabung reaksi
2) Kemudian ditetesi 10 tetes larutan benedict
3) Larutan tersebut dipanaskan dalam bak air mendidih selama 3-5 menit
4) Hasil diamati selama beberapa menit
5) Hasil positif mengandung glukosa bila warna larutan biru menjadi merah bata
d. Uji Vitamin C
Pengujian dengan larutan benedict bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa
vitamin C dalam Susu Subilang. Prosedurkerja yang dilakukan adalah (Fadriyanti,2015):
1) Ekstrak buah dimasukkan ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet sebanyak 5
tetes
2) Kemudian ditambah 15 tetes pereaksi benedict dan dipanaskan di atas api kecil
sampai mendidih selama 2 menit
3) Adanya perubahan warna hijau kekuningan menandakan adanya vitamin C pada
sampel
e. Uji Bercak Lemak
Pengujian dengan bercak lemak bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa
lemak dalam Susu Subilang. Prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
1) Susu Subilang 2 mL diteteskan pada kertas buram
2) Hasil diamati hingga kertas kering
3) Hasil positif mengandung lemak bila meninggalkan noda bercak transparan setelah
didiamkan hingga kering
f. Uji Stabilitas Susu
1) Didiamkan pada suhu ruang selama 3 hari, kemudian diamati hasilnya berdasarkan
rasa, bau, bentuk, tekstur, dan warna
2) Didiamkan pada suhu ruang selama 7 hari, kemudian diamati hasilnya berdasarkan
rasa, bau, bentuk, tekstur, dan warna
3) Didiamkan pada suhu dingin kulkas selama 3 hari, kemudian diamati hasilnya
berdasarkan rasa, bau, bentuk, tekstur, dan warna
4) Didiamkan pada suhu dingin kulkas selama 7 hari, kemudian diamati hasilnya
berdasarkan rasa, bau, bentuk, tekstur, dan warna
g. Uji Hedonik
Penilaian Panelis menggunakan uji Hedonik dengan memberikan penilaian secara
kuantitatif berupa angka dari 1 sampai 9 (paling baik) terhadap:
1) Penampilan
2) Rasa
3) Aroma
4) Kesukaan secara umum

7
3.6 METODE PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Analisis data uji hedonik untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat terhadap Susu
Subilang dilakukan dengan metode One-way ANOVA menggunakan software SPSS versi 16.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.

REFERENSI
Adinugraha, H. A., Kartikawati, N. K. 2012. Variasi Morfologi dan Kandungan Gizi Buah Sukun.
Jurnal Wana Benih 13(2): 99-106
Akbar, D. M., Aidha, Z. 2020. Perilaku Penerapan Gizi Seimbang Masyarakat Kota Binjai pada Masa
Pandemi Covid-19 Tahun 2020. Jurnal Menara Medika 3(1): 15-21
Cerika, R. 2006. Konsumsi Protein Untuk Peningkatan Prestasi. Jurnal Medikora. 2(2): 135-145
Lestari, N. I., Kurdanti, W., Hidayat, N,. 2019. Asupan Karbohidrat, Asupan Lemak, Aktivitas Fisik
Dan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Kota Yogyakarta. [Skripsi]. Politeknik Kesehatan.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Lubis, Y. T. 2018. Hubungan Penerapan Prinsip Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan. [Skripsi]. Jurusan Gizi. Poltekkes Kemenkes Medan
Mahmud, D. A. L. 2017. Pemanfaatan Biji Labu Kuning Sebagai Bahan Utama Pembuatan Kopi.
[Skripsi]. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Makassar
Maimunah, S. 2020. Masalah Ekonomi Masyarakat yang Terdampak Covid-19. [Skripsi]. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Milasari, Y., F. Khanifah, Umaysaroh. 2019. Kadar Karbohidrat Dalam Susu Sapi (Susu Perah)
Setelah Penambahan Madu Dengan Konsentrasi 25%, 50% DAN 75%. [Skripsi]. Analisi
Kesehatan. STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
Nugroho, B. A. 2010. Pasar Susu Dunia dan Posisi Indonesia. JIIPB 20(1):65-76. Permenkes RI
No.41 Tahun 2014. Pedoman Gizi Seimbang, Jakarta
Panjaitan, R., Ni’mah. S., Rhomadhonah., Annisa, L. 2015 Pemanfaatan Minyak Biji Labu Kuning
(Curcubita moschata Durch) Menjadi Sediaan Nanoemulsi Topikal Sebagai Agen
Pengembangan Cosmetical Anti Aging. Jurnal Khanzanah. 7(2): 61-81
Purwijantiningsih, E. 2014. Aktivitas Antibakteri Minuman Susu Fermentasi yang Dipasarkan di
Wilayah Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati. 19(1): 15-21
Puspita, N. 2012. Pengaruh Ekstrak Etanol Biji Labu Kuning (Cucurbita moschata) Terhadap
Kualitas Spermatozoa Mencit (Mus musculus) Setelah Pemberian 2-Metoksietanol. [Skripsi].
Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga
Sudarman, M. 2018. Pemanfaatan Labu Kuning (Curcubita moschata Duch) Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Cookies. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Makasar
Techinamuti, N., Pratiwi, R. 2018. Review: Metode Analisis Kadar Vitamin C. Jurnal Suplemen.
16(2): 309-315
Wibawa, A. A. P. P. 2017. Karbohidrat. Bahan Ajar. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana

8
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua Peneliti


Nama Lengkap : Hurin Faza Dhiya’ul Haq
NISN : 0036259963
Posisi dalam Penelitian : Ketua
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Ponorogo
Tanggal Lahir : 25 Oktober 2003
Nomor Induk Siswa : 4475
Kelas : XI MIPA I
Peminatan/Jurusan : MIPA
Jalan: Durgandini
Kelurahan/Desa: Lembah
Alamat Rumah : Kecamatan: Babadan
Kabupaten/Kota: Ponorogo
Provinsi: Jawa Timur
Nomor Telepon Rumah : -
Nomor Ponsel : 082143597748
E-mail Siswa : hurinfazadhiya@gmail.com
Nama Ibu Kandung : Rusmini
Ukuran Kaos : M
1. Judul: Si Popo: Inovasi Media
Pembelajaraan Interaktif berbasis Pop Up
Book untuk Kehidupan Sehari-hari Anak
Tuna Grahita
Tempat: SLB Negeri Jenangan
Waktu: Desember 2020
Penyelenggara: IYSA
Kompetisi Penelitian yang Pernah Diikuti 2
: Prestasi: Medali Perunggu
Tahun Terakhir
2. Si Popo: Inovasi Media Pembelajaraan
Interaktif berbasis Pop Up Book untuk
Kehidupan Sehari-hari Anak Tuna Grahita
Tempat: SLB Negeri Jenangan
Waktu: Februari 2021
Penyelenggara: Emweek7
Prestasi: Finalis
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Babadan
Jalan: Perikanan
Kelurahan/Desa: Pondok
Alamat Sekolah : Kecamatan: Babadan
Kabupaten/Kota: Ponorogo
Provinsi: Jawa Timur
Nomor Telepon Sekolah : 0352-486657
E-mail Sekolah : sman1babadan@yahoo.com

9
Lampiran 2. Biodata Anggota Peneliti
Nama Lengkap : Zandra Hayuning Pangesti
NISN : 0036273930
Posisi dalam Penelitian : Anggota
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Lahir : Ponorogo
Tanggal Lahir : 18 Desember 2003
Nomor Induk Siswa : 4651
Kelas : XI MIPA I
Peminatan/Jurusan : MIPA
Desa: Bakalan
Kelurahan/Desa: Pudak Wetan
Alamat Rumah : Kecamatan: Pudak
Kabupaten/Kota: Ponorogo
Provinsi: Jawa Timur
Nomor Telepon Rumah : -
Nomor Ponsel : 081216292607
E-mail Siswa : zandrahayuninpangesti@gmail.com
Nama Ibu Kandung : Srining Lestari
Ukuran Kaos : M
3. Judul: Si Popo: Inovasi Media
Pembelajaraan Interaktif berbasis Pop Up
Book untuk Kehidupan Sehari-hari Anak
Tuna Grahita
Tempat: SLB Negeri Jenangan
Waktu: Desember 2020
Penyelenggara: IYSA
Kompetisi Penelitian yang Pernah Diikuti 2
: Prestasi: Medali Perunggu
Tahun Terakhir
4. Si Popo: Inovasi Media Pembelajaraan
Interaktif berbasis Pop Up Book untuk
Kehidupan Sehari-hari Anak Tuna Grahita
Tempat: SLB Negeri Jenangan
Waktu: Februari 2021
Penyelenggara: Emweek7
Prestasi: Finalis
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Babadan
Jalan: Perikanan
Kelurahan/Desa: Pondok
Alamat Sekolah : Kecamatan: Babadan
Kabupaten/Kota: Ponorogo
Provinsi: Jawa Timur

10
Nomor Telepon Sekolah : 0352-486657
E-mail Sekolah : sman1babadan@yahoo.com

Lampiran 3. Biodata Guru Pembimbing


Nama Lengkap dan Gelar Guru Pembimbing : Eka Lestari, S. Pd
Jenis Kelamin : Perempuan
Mata Pelajaran : Matematika
NIP / Nomor Register Guru : -
Nomor Ponsel Guru Pembimbing : 082266483859
E-mail Guru : only3k4have@gmail.com

11
12

Anda mungkin juga menyukai