Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PRAKTKUM PENGEMBANGAN FORMULA MAKANAN

PURPLE SWEET POTATOES BALLS

FUNCTIONAL FOOD UNTUK PASIEN OBESITAS

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Formula Makanan
Dosen Pengampu : Dyah Nur Subandriani,SKM, M.Kes.

Disusun Oleh :

Kelas A / KELOMPOK 4:

1. Fitri Afrianti (P1337431216010)


2. Tri Rahmawati (P1337431216037)
3. Aziza Khoirunisa (P1337431216038)

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIK

REGULER A SEMESTER 6

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia saat ini sedang menghadapi masalah gizi ganda salah satunya adalah
obesitas pada remaja (Shrimpton dan Rokx, 2013). Data Riskesdas tahun 2013
menunjukkan bahwa remaja dengan usia 13-15 tahun memiliki prevalensi overweight
dan obesitas sebanyak 8,3% dan 2,5%. Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode
rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu pertama remaja memerlukan zat gizi yang
lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik. Kedua, adanya perubahan gaya
hidup dan kebiasaan makan. Ketiga, remaja mempunyai kebutuhan gizi khusus
contohnya kebutuhan atlet. Kebiasaan makan yang berubah salah satunya terjadi
karena adanya globalisasi secara luas. Masa remaja atau masa adolescens adalah masa
peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang meliputi semua
perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Kusmiran,
2013).
Masa remaja ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik salah satu
perubahan fisik adalah berubahnya bentuk tubuh dan obesitas. Obesitas dianggap
sebagai “momok” bagi seorang individu karena selain dapat berdampak langsung bagi
kesehatan, juga sangat mengganggu penampilan fisik. Terlebih bagi para remaja yang
memulai memikirkan penampilan fisik. Obesitas atau disebut juga kegemukan,
merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan dikalangan remaja. Obesitas terjadi
saat badan menjadi gemuk yang disebabkan oleh penumpukan jaringan adipose secara
berlebihan (Atikah,2010). Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat
multifaktorial. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya
aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis, status sosial ekonomi,
program diet, usia, dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi
pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan macaroni schotel untuk formula rendah kalori ?
2. Berapa nilai gizi dari macaroni schotel per porsi ?
C. Tujuan
Mengetahui proses pembuatan red rice tortilla with smoked beef untuk
formula rendah kalori dan mengetahui nilai gizinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Obesitas
Di antara berbagai masalah kesehatan di masyarakat, obesitas merupakan
salah satu masalah yang terang-terangan terlihat namun paling diabaikan. Obesitas
saat ini merupakan permasalahan yang muncul diseluruh dunia, bahkan WHO
menyatakan obesitas sebagai suatu epidemik global dan merupakan masalah
kesehatan yang harus segera di tangani. Obesitas dapat diartikan sebagai penimbunan
jaringan lemak tubuh secara berlebihan yang memberi efek buruk pada kesehatan.
Gaya hidup remaja saat ini yang sering melewatkan sarapan dan lebih suka
mengkonsumsi fast food. serta cenderung sedentary life style, membuat remaja
berisiko untuk menderita obesitas,
Isitilah obesitas dan overweight sering digunakan untuk menyatakan adanya
kelebihan berat badan, akan tetapisesungguhnya obesitas dan overweight memiliki
arti yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah ketidak seimbangan antara jumlah
makanan yang masuk dibandingkan dengan pengeluaran energy oleh tubuh. Orang
yang kegemukan memiliki berat badan yang berlebihan yang diakibatkan oleh
penimbunan lemak yang berlebihan. Sedangkan overweight adalah kelebihan berat
badan dibandingkan berat ideal yang terjadi akibat penimbunan jaringan lemak atau
non lemak meliputi oto, tulang, lemak, dan air.
Beberapa penyebab dari terjadinya obesitas adalah karena terlalu sedikitnya
aktifitas fisik dan juga disebabkan karena kebiasaan makan yang berlebihan. Akan
tetpai, factor genetic dan factor lainnya yang sema sekali tidak berkaitan dengan
kemauan dan pilihan gaya hidup membuat sebagian orang rawan terhadap obesitas.

2. Functional Food
Pangan fungsional memiliki tiga syarat utama yang dapat dikategorikan
sebagai pangan fungsional, yaitu sensory (memiliki warna dan penampilan menarik,
serta cita rasanya enak), nutritional (bernutrisi), dan physiological (memberikan
pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh pengkonsumsi). Beberapa fungsi
fisiologis dari pangan fungsional antara lain dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
pencegahan timbulnya penyakit, regulasi kondisi ritmik tubuh, memperlambat kondisi
penuaan, dan penyehatan kembali.

3. Ubi Jalar Ungu


Ubi jalar ungu mengandung pigman anthosianin yang tinggi, anthosianin
bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena dapat berfungsi sebagai antioksidan,
antihipertensi, dan pencegahan gangguan fungsi hati. Kandungan nutrisi ubi jalar
ungu juga tinggi terutama kandungan lisin, Mg, dan Zn. Ubi jalar ungu merupakan
sumber pigman anthosianin denga produksi dan kestabilan warna yang tinggi.
Keunggulan ubi jalar ungu yang utama terletak pada kandungan anthosianin dan
betakaroten yang tinggi. Kadar anthosianin pada setiap 100 gr ubi ungu berkisar ±519
mg berat basah, kandungan anthosianin yang tinggi membuat tanaman ini sebagai
pilihan sehat sebagai alternatif pewarna alami. Kelebihan lain yang dimiliki ubi jalar
ungu adalah harganya yang relatif murah sehingga banyak disukai dan dikonsumsi
oleh masyarakat. Ubi jalar ungu juga mudah untuk dibudidayakan dan relatif toleran
terhadap perubahan iklim dan cuaca.

4. Oatmeal
Oats (Avena sativa) di Indonesia juga dikenal dengan nama havermut yang
merupakan bahan pangan yang masih sedikit asing di Indonesia. Oats termasuk dalam
famili Graminaceae atau rumput-rumputan dan masih satu family dengan gandum,
padi, dan tanaman serealia lainnya. Tanaman ini berasal dari daratan Asia. Akan
tetapi, yang menjadi pertanyaan besar, mengapa justru bangsa Eropa yang lebih dulu
membudidayakan dan mengolahnya menjadi makanan pokok sehari-hari. Oats
merupakan bahan makanan yang berfungsi sebagai serat alami. Dewasa ini, telah
digencarkan untuk makan makanan berserat demi menjaga kesehatan pencernaan
akibat pengkonsumsian makanan instan dan bahan makanan yang mengandung
pestisida. Oats termasuk dalam kategori makanan yang kandungan serat alaminya
tinggi. Hal ini terbukti bahwa setiap 100 gram oats terkandung 5-7,2 gram serat larut
dan 9.9-14,9 gram total serat (serat larut dan tak larut). Oats juga mengandung auksin,
hormon tanaman yang membantu pertumbuhan, sehingga oats cocok untuk anak-anak
di masa pertumbuhan. Kandungan silikanya memberi efek diuretika untuk
meluruhkan cairan. Kandungan protein yang ada dalam oats antara lain enam jenis
asam amino esensial dan minyak. Di dalam oats juga terdapat karbohidrat yang
mudah dicerna sehingga mampu menambah tenaga dan kekuatan. serat dalam oats
juga berfungsi sebagai zat pencegah kanker usus. Manfaat lain yang dapat diperoleh
adalah dapat terhindar dari resiko kolesterol dalam darah yang tinggi, penyakit
jantung koroner, 7 kanker payudara, kanker prostat, dan gangguan pencernaan serta
dapat menekan terjadinya obesitas yang dapat berujung pada jantung coroner.

5. Kismis
Kismis merupakan anggur yang berbentuk kecil-kecil dan dikeringkan yang
dilakukan secara alami dengan bantuan sinar matahari atau pun menggunakan oven.
Proses pengeringan dilakukan sedemikin hingga sampai kadar air dan gula dalam
anggur berkurang. Pengeringan dilakukan hingga saat mencapai kadar air 15-18 g dan
kadar gula 68-70 g per 100 g. Salah satu indikator kismis yang baik dapat dilihat
melalui warnanya. Cokelat kehitaman atau keemasan merupakan warna kismis hasil
dari pengeringan yang baik. Kismis berwarna coklat gelap diakibatkan oleh akumulasi
pigmen melanin coklathitam yang dihasilkan oleh aktivitas polifenol oksidase dan
reaksi non enzimatik. Produksi kismis yang cukup besar di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan adanya produk olahan bahan baru.
Kismis yang kaya manfaat mulai dari meningkatkan kesehatan gigi, mengobati
anemia, dan sebagai bahan antibakteri dapat diolah untuk dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pangan yang dapat dikonsumsi segala usia. Kismis berpotensi sebagai
pengganti campuran produk olahan susu terutama karena kandungan gizi kismis
berupa magnesium dan zat besi lebih tinggi dari buah lain. Kandungan nutrisi yang
terdapat dalam kismis diantaranya adalah serat larut dan tidak larut, pentin, dan
komponen bioaktif atau phytochemical. Selain itu, kandungan kalium yang tinggi dan
rendahnya sodium di dalamnya juga membuat kismis tidak jauh berbeda dengan
buah-buahan yang lainnya. Yang menjadikan kismis ini memilki nilai tinggi
dibanding buah lain yaitu kismis memiliki kandungan magnesium dan zat besi yang
lebih tinggi dibanding buah lain

6. Chia Seed
Biji chia atau chia seed (Salvia hispanica L.) merupakan salah satu bahan alam
dengan potensi kesehatan, yang dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan
produk pangan fungsional. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah, khususnya
Meksiko dan Guatemala. Biji chia mengandung protein (15–25 persen), lemak (30–33
persen), karbohidrat (26–41 persen), serat (18–30 persen), dan mineral (4–5 persen)
(Ixtaina dkk., 2008). Biji chia juga mengandung asam lemak omega 3 (asam
linolenat) sebesar 17,83 persen (USDA, 2011). Biji chia merupakan sumber asam
protein dengan nilai biologis tinggi, serta antioksidan (Craig, 2004). Beberapa
penelitian mengenai fungsionalitas biji chia terhadap kesehatan juga telah dilakukan.
Biji chia dilaporkan dapat menurunkan dan menjaga tingkat kolesterol darah (Ayerza,
2007). Selain itu, konsumsi biji chia juga dilaporkan memiliki efek untuk menurunkan
berat badan pada penderita obesitas (Brissette, 2013)
7. Madu
Madu mengandung enzim seperti katalase, glukosa oksidase dan peroksidase
serta kandungan non enzimatik seperti karotenoid, asam amino, protein, asam
organik, produk reaksi Maillard, dan lebih dari 150 seyawa polifenol termasuk
flavonoids, flavonols, asam fenolik, katekin, dan turunan asam sinamat. Komposisi
inilah yang mendukung sifat antioksidannya.

8. Peanut Butter
Kacang tanah mengandung senyawa aktif fenolik yang terbagi ke dalam empat
kelompok yaitu stilben, flavonoid, asam fenolik, dan fitosterol. Zat lain dalam kacang
tanab yang baik bagi kesehatan adalah kelompok sanyawa asam fenolik yang dapat
menurunkan risiko penyakit jantung, menurunkan gula darah, menurunkan kolesterol,
dan berpotensi dapat mengobati alzheimer.

9. Wijen
Biji wijen telah lama digunakan sebagai bahan pangan karena nilai gizinya
yang cukup tinggi. Komposisi utama biji wijen adalah lemak (45-63%), protein (19-
31%), karbohidrat (14%), dan mineral 13%. Biji wijen mengandung senyawa bioaktif
yang dapat berperan sebagai antioksidan. Terdapat dua tipe senyawa antioksidan di
dalam biji wijen, yaitu antioksidan yang larut dalam lemak dan antioksidan yang larut
dalam air. Antioksidan yang larut dalam lemak adalah tokoferol dan lignan larut
lemak (sesamin, sesamol, dan sesamolin). Lignan memiliki aktivitas antioksidan yang
lebih tinggi dibandingkan tokoferol. Lignan yang larut dalam air meliputi lignan
glukosida (sesaminol triglukosida, pinoresinol glukosida dan sesamolinol glukosida).
Sesaminol triglukosida merupakan lignan glukosida yang paling dominan.
BAB III
ALASAN PEMILIHAN BAHAN

Kami memilih menggunakan ubi ungu pada pembuatan produk ini karena
pigman anthosianin yang tinggi, anthosianin bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena
dapat berfungsi sebagai antioksidan, antihipertensi, dan pencegahan gangguan fungsi
hati. Kadar anthosianin pada setiap 100 gr ubi ungu berkisar ±519 mg berat basah,
kandungan anthosianin yang tinggi membuat tanaman ini sebagai pilihan sehat
sebagai alternatif pewarna alami dan bersifat sebagai zat antioksidan yang dapat
mencegah kanker dan menghilangkan zat-zat radioaktif dalam tubuh sehingga sangat
baik jika ditambahkan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan produk ini terutama
untuk penderita obesitas yang merupakan salah factor pencetus penyakit degenerative
lain. Selain itu, ubi juga merupakan salah satu bahan pangan local yang mudah
didapatkan.
Kami memilih menggunakan oatmeal pada pembuatan produk ini karena .
Oats termasuk dalam kategori makanan yang kandungan serat alaminya tinggi. Hal ini
terbukti bahwa setiap 100 gram oats terkandung 5-7,2 gram serat larut dan 9.9-14,9
gram total serat (serat larut dan tak larut). Oats juga mengandung auksin, hormon
tanaman yang membantu pertumbuhan, sehingga oats cocok untuk anak-anak di masa
pertumbuhan karena sasaran kamipun remaja yang berusia 13-15 tahun yang masih
dalam masa pertumbuhan. Kandungan silikanya memberi efek diuretika untuk
meluruhkan cairan. Kandungan protein yang ada dalam oats antara lain enam jenis
asam amino esensial dan minyak. Di dalam oats juga terdapat karbohidrat yang
mudah dicerna sehingga mampu menambah tenaga dan kekuatan. serat dalam oats
juga berfungsi sebagai zat pencegah kanker usus dan memberikan rasa kenyang yang
lebih lama. Manfaat lain yang dapat diperoleh adalah dapat terhindar dari resiko
kolesterol dalam darah yang tinggi, penyakit jantung koroner, 7 kanker payudara,
kanker prostat, dan gangguan pencernaan serta dapat menekan terjadinya obesitas
yang dapat berujung pada jantung coroner.

Kami memilih menggunakan kismis pada pembuatan produk ini karena


Kandungan nutrisi yang terdapat dalam kismis diantaranya adalah serat larut dan tidak larut,
pentin, dan komponen bioaktif atau phytochemical. Selain itu, kandungan kalium yang tinggi
dan rendahnya sodium di dalamnya juga membuat kismis tidak jauh berbeda dengan buah-
buahan yang lainnya. Yang menjadikan kismis ini memilki nilai tinggi dibanding buah lain
yaitu kismis memiliki kandungan magnesium dan zat besi yang lebih tinggi dibanding buah
lain.
Kami memilih menggunakan chia seed pada pembuatan produk ini karena Biji
chia juga mengandung asam lemak omega 3 (asam linolenat) sebesar 17,83 persen
(USDA, 2011). Biji chia merupakan sumber asam protein dengan nilai biologis tinggi,
serta antioksidan. Beberapa penelitian mengenai fungsionalitas biji chia terhadap
kesehatan juga telah dilakukan. Biji chia dilaporkan dapat menurunkan dan menjaga
tingkat kolesterol darah. Selain itu, konsumsi biji chia juga dilaporkan memiliki efek
untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas
Kami memilih menggunakan madu pada pembuatan produk ini karena
daripada menggunakan gula sebagai bahan perasa dan pemanis akan lebih baik
menggunakan madu karena madu mengandung enzim seperti katalase, glukosa
oksidase dan peroksidase serta kandungan non enzimatik seperti karotenoid, asam
amino, protein, asam organik, produk reaksi Maillard, dan lebih dari 150 seyawa
polifenol termasuk flavonoids, flavonols, asam fenolik, katekin, dan turunan asam
sinamat. Komposisi inilah yang mendukung sifat antioksidannya.
Kami memilih menggunakan peanut butter/selai kacang pada pembuatan
produk ini karena dapat menambah rasa manis dan gurih pada produk serta
menambahkan kandungan protein dan juga mengandung senyawa aktif fenolik yang
terbagi ke dalam empat kelompok yaitu stilben, flavonoid, asam fenolik, dan
fitosterol. Zat lain dalam kacang tanab yang baik bagi kesehatan adalah kelompok
sanyawa asam fenolik yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung, menurunkan
gula darah, menurunkan kolesterol, dan berpotensi dapat mengobati alzheimer.
Kami memilih menggunakan wijen pada pembuatan produk ini sebagai
garnish dan menambah nutrisi lain berupa senyawa bioaktif yang dapat berperan
sebagai antioksidan. Terdapat dua tipe senyawa antioksidan di dalam biji wijen, yaitu
antioksidan yang larut dalam lemak dan antioksidan yang larut dalam air. Antioksidan
yang larut dalam lemak adalah tokoferol dan lignan larut lemak (sesamin, sesamol,
dan sesamolin). Lignan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan
tokoferol. Lignan yang larut dalam air meliputi lignan glukosida (sesaminol
triglukosida, pinoresinol glukosida dan sesamolinol glukosida). Sesaminol
triglukosida merupakan lignan glukosida yang paling dominan.
BAB IV
ALASAN PEMILIHAN PRODUK

Kami memilih membuat produk snack bola-bola ubi ungu karena tidak memerlukan
proses yang rumit dan cocok untuk snack obesitas karena rendah kalori dan tinggi serat dan
tidak diolah dengan menggunakan minyak. Dan pada umumnya produk bola-bola ini sangat
disukai dan popular dikalangan remaja sebagai cemilan yang sering dikonsumsi.

BAB V
FORMULASI
A. Alat dan Bahan
a) Alat
- Baskom
- Dandang
- Wajan
- Sutil kayu
- Talenan
- Mangkok stanliss
- Blender bumbu
- Solet
- Uleg an
- Piring saji
- Sarung tangan plastik

b) Bahan
- Ubi jalar ungu 150 gr
- Oatmeal 75 gr
- Madu 30 gr
- Wijen 50 gr
- Chia Seed 40 gr
- Kismis 10 gr
- Peanut Butter 20 gr
- Vanilli 1 sdt
- Kayu manis bubuk ½ sdt
- Garam sckp

B. Metode
1. Kukus ubi hingga empuk lalu haluskan
2. Sangrai oatmeal, dinginkan
3. Blender oat dan chia seed lalu sisihkan
4. Campur semua adonan
5. Lalu bentuk bulat dan gulung2 pada wijen
6. Masukkan kulkas
C. Formulasi
Bahan Resep asli (gr) Resep formulasi (gr)
Ubi jalar 250 150
Tepung terigu 20 -
Oatmeal - 75
Gula pasir 20 -
Gula merah 50 -
Madu - 30
Wijen - 50
Chia seed - 40
Kismis - 10
Peanut Butter - 20
Minyak Goreng 25 -

D. Bagan Alir Proses

Sangrai Oatmel

Rebus Ubi Jalar dan haluskan Blender oat dan chia seed
E. Kandungan Gizi
1) Resep asli
Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidra Serat Vit. Vit. Vit. Na Ca Zn Fe
(gram) (kkal) (gr) (gr) t (gr) A B1 C
Ubi Jalar 250 377,8 4 0,8 88,5 1,8 3020 0,3 27,5 230 72,5 1,3 1,8
Ungu
Tepung 20 66,5 1,8 0,2 15,4 0,1 0,4 4,4 0,6 0,3
Terigu
Gula 20 77,4 20 0,2 0,2
Pasir
Gula 50 192,8 46 7,5 37,5 13,2 1,5
merah
Minyak 25 220,1 25
Goreng
TOTAL 933,8 5,8 26 169,9 1,8 3020 0,3 27,5 238, 114, 15 3,5
1 6

2) Resep Modifikasi
Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidra Sera Vit. A Vit. Vit. Vit. Na Ca Zn Fe
(gram (kkal) (gr) (gr) t (gr) t B1 C E
)
Ubi Jalar 150 226,2 2,4 0,5 53,1 1 1812 0,2 16,5 138 43,5 0,8 1
Oatmeal 75 264,9 8,8 5,3 44,8 4,2 0,4 0,6 6 60 3,4 4,4
Madu 30 91,2 0,1 24,7 0,3 1,2 1,8 0,1 0,1
8,4 0,5 0,4 1 5,5 487, 3,9 7,3
Wijen 50 286,4 8,9 24,9 11,8
5
15,7 7,2 257,
Chia Seed 40 195,6 5,7 12,9 17,1
2
Kismis 10 30 0,3 8 0,5 5 0,3
Peanut 1,5 1,4 47 11 0,6 0,4
20 119,6 5,2 10 2,4
Butter
TOTAL 31,4 1812, 1 16,8 3 204, 866 8,7 13,5
1214 31,3 53,5 162
5 9
Nilai Gizi Per porsi 202,3 5,21 17,8 54 5,2

Kebutuhan serat harian : 29 gr


Kebutuhan serat dalam snack (10%) ; 2,9 gr
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu :
1. Parameter Fisik
a. Lama pembuatan
Pencampuran bahan :
Pendinginan di kulkas :
b. Berat produk
Berat total produk :
Berat 1 porsi produk :
c. Keempukan :
2. Uji Organoleptik
Pengamatan organoleptic Purple Sweet Potatoes Balls :
a. Warna :
b. Aroma :
c. Rasa :
d. Tekstur :

B. Pembahasan

BAB VII
PENUTUP
A. Simpulan

(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)(9)(10)

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

1. Oliver J. FORMULASI, DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI SELAI


KACANG-GALOHGOR. J Chem Inf Model. 2013;53(9):1689–99.
2. Safari A, Kusnandar F, Syamsir E. Biji Chia : Karakteristik Gum dan Potensi
Kesehatannya Chia Seeds: Mucilage Characteristic and Its Health Potential. Pangan.
2016;25(2):137–46.
3. Kusharto CM. Serat Makanan Dan Perannya Bagi Kesehatan. J Gizi dan Pangan.
2007;1(2):45.
4. Fatata A’izza Rosyada1, Hanif Nurmilasari1 MK. BOKIS (BAHAN OLAHAN
KISMIS) : SOLUSI MENGURANGI TINGKAT GIZI BURUK PADA BALITA DI
JAWA TENGAH. Lit Rev. 2015;56(November):33–7.
5. Laras Ayni Widyastuti W. Oats‐Bekatul Sebagai Pangan Fungsional. Pelita - J Penelit
Mhs UNY. 2015;0(2):1–10.
6. Sari DF. Perbedaan Penggunan Margarin Terhadap Kualitas Inderawi, Kesukaan Dan
Kandungan Gizi Biskuit Ubi Ungu ( Ipomoa Batatas var Ayamurasaki ). 2016;1–79.
7. Weni Kurdanti, Isti Suryani NHS. Risk Factors For Obesity In Adolescent. J Gizi Klin
Indones [Internet]. 2015;11(4):179–90. Available from:
https://journal.ugm.ac.id/jgki/article/viewFile/22900/15594
8. Wulandari P, Arifianto A, Aini N. Hubungan Obesitas dengan Harga Diri (self-
esteem)pada Remaja Putri SMA Negeri 13 Semarang. J Keperawatan Soedirman.
2018;11(2):81.
9. Riswanti Septiani BBR. Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan Faktor
Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus pada Siswa SD Negeri 01
Tonjong Kecamatan Tonjong Kebupaten Brebes). Public Heal Perspect J.
2018;2(3):262–9.
10. Praditasari JA, Sumarmik S. Asupan Lemak, Aktivitas Fisik Dan Kegemukan Pada
Remaja Putri Di Smp Bina Insani Surabaya. Media Gizi Indones. 2018;13(2):117.

Anda mungkin juga menyukai