Anda di halaman 1dari 5

Usia dewasa (19—55 tahun) merupakan rentang usia terpanjang dalam alur kehidupan manusia.

Usia ini
dikenal sebagai usia produktif, yang ditandai dengan pencapaian tingkat pendidikan, kesuksesan dalam
berkarier, kemapanan hidup, dan lain-lain. Usia dewasa dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Usia 19 – 29 tahun (dewasa muda)

2. Usia 30 – 49 tahun

3. Usia > 50 tahun (setengah tua).

Kebutuhan gizi pada usia dewasa dapat berubah sesuai kelompok usia tersebut. Peranan gizi pada usia
dewasa adalah untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih sehat. Makanan
merupakan salah satu kesenangan dalam kehidupan, pemilihan makanan secara bijak di masa usia ini
dapat menunjang kemampuan seseorang dalam menjaga kesehatan fisik, emosional, mental dan
mencegah penyakit. Tujuan utama kesehatan dan gizi usia dewasa adalah meningkatkan kesehatan
secara menyeluruh, mencegah penyakit dan memperlambat proses menua.

A. MASALAH GIZI PADA USIA DEWASA

Pada usia dewasa adalah pertumbuhan tinggi badan yang maksimal dan tidak akan bertambah
lagi. Pada usia dewasa muda kegiatan fisik relatif tinggi dan terjadi perubahan metabolisme sesuai
pertambahan umur. Usia ini rentan asupan makanan berlebih, gaya hidup yang berubah, tekanan
lingkungan atau teman sebaya yang tinggi, kurangnya waktu untuk berolahraga, dan stres tinggi
akibat tekanan pekerjaan yang mengakibatkan pola makan berubah. Organ reproduksi telah
matang dan fase pertumbuhan telah berhenti, sehingga yang dibutuhkan adalah memelihara sel
tubuh untuk menjaga agar terhindar dari berbagai penyakit degeneratif yang lebih cepat datang
dan berdampak pada penurunan produktivitas kerja. Perempuan umumnya mengalami kurang
gizi, terutama anemia, dari awal sehingga berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR).

Berikut ini sejumlah masalah kesehatan yang sering dijumpai pada orang dewasa:

- Gizi Kurang

Pengabaian terhadap prinsip gizi seimbang akan berisiko mengalami kekurangan gizi.
Selain karena faktor makanan, kekurangan gizi di usia ini juga bisa disebabkan penyakit
seperti gangguan psikologis, diare kronis, TB, gangguan pencernaan makanan, dan berbagai
penyakit serta gangguan lain yang menyebabkan gangguan nafsu makan. Salah satu tanda
kekurangan gizi di usia ini adalah badan kurus dan tidak bersemangat. Adapun dampak dari
kekurangan gizi adalah menurunnya kemampuan fisik dan produktivitas kerja. Selain itu
kualitas hidup penderita pun turut terganggu karena sering sakit. Tak lain karena kondisi
kurang gizi menyebabkan benteng pertahanan tubuh mudah dibobol kuman, sehingga
berbagai penyakit infeksi bisa menyerang.

- Anemia

Anemia adalah keadaan di mana jumlah sel darah merah (hemoglobin, protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Berkurangnya
pembentukan sel darah merah ini bisa disebabkan oleh kekurangan zat besi, kekurangan
vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin C, atau penyakit kronik. Selain
anak-anak, mereka yang rentan mengalami anemia adalah perempuan usia subur dan ibu
hamil.. Pada perempuan usia subur, terutama di usia reproduksi, di mana berisiko
kehilangan darah pada saat menstruasi atau melahirkan, anemia dapat menyebabkan
kematian. Cegah anemia dengan mengonsumsi makanan yang sehat, bervariasi, dan
seimbang, termasuk: makanan sumber zat besi (sumber terbaik adalah hati, daging sapi dan
daging lainnya, serta ikan; makanan lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan,
sereal, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang, dan kacang-kacangan); folat
(dapat ditemukan pada jus jeruk dan buah-buahan lainnya, pisang, sayuran berdaun hijau
tua, kacang polong, roti, sereal, dan pasta); vitamin B12 (banyak terdapat dalam daging dan
produk susu); serta vitamin C (jeruk, melon dan beri membantu meningkatkan penyerapan
zat besi)

- Gizi Lebih
Kebalikan dari kurang gizi, di sini asupan energi (kalori) yang masuk ke dalam tubuh
justru berlebih, tidak sesuai dengan kebutuhan orang dewasa. Umum diketahui, kemapanan
di usia ini membuat seseorang lebih senang mengonsumsi makanan tidak sehat alias junk
food atau fast food. Orang lebih senang melahap makanan berlemak dan berenergi tinggi,
gurih, dan manis. Sementara makanan kaya serat, seperti sayuran dan buah, diabaikan.
Tidak cuma itu. Pola hidup serbamodern juga membuat seseorang malas bergerak. Di
kantor, mereka lebih menyukai naik lift untuk pindah lantai daripada harus naik-turun
tangga. Bepergian pun lebih senang menggunakan motor atau mobil ketimbang sepeda atau
berjalan kaki. Akibatnya, energi di dalam tubuh tidak banyak terbakar. Oleh karena tidak
terjadi keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar, maka energi
yang tersimpan itu menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga terjadilah kegemukan.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN GIZI USIA DEWASA

1. Perubahan Fisiologis dan Psikologis

Usia Dewasa Pada usia dewasa pertumbuhan terhenti dan beralih ke tingkat
keseimbangan statis dan stabil. Keseimbangan dinamis antara bagian tubuh dan fungsinya
terjadi terus menerus sepanjang hidup. Semua unsur pokok berada pada dalam kondisi
konstarn walaupun beberapa jaringan lebih aktif daripada yang lain. Konsep keseimbangan
dinamis ini dapat dilihat pada metabolisme karbohidrat, lemak dan terutama protein. Tingkat
stabilitas metabolik tubuh orang dewasa merupakan hasil keseimbangan antara tingkat
pemecahan protein tubuh dan sintesis jaringan protein. Pada masa dewasa tingkat
pemecahan jaringan protein secara bertahap melebihi sintesisnya.

2. Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh orang dewasa bervariasi tergantung jenis kelamin, berat badan dan
umur. Orang dewasa gemuk karena mengonsumsi makanan kaya lemak dan melakukan
aktifitas relatif ringan mempunyai lemak total tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan
orang yang bekerja lebih aktif dan makanan lemak rendah. Rata rata kompartemen air dalam
tubuh orang dewasa sekitar 20% dari berat badan total.

3. Pematangan Fisiologis

Fungsi tubuh telah berkembang sempurna termasuk kematangan seksual dan


kemampuan reproduksi. Kemampuan reproduksi pada laki-laki berlanjut sampai beberapa
tahun pada usia setengah tua, sedangkan pada perempuan masa reproduksi berakhir setelah
menopause sekitar usia 50 tahun. Pada usia setengah tua terjadi kehilangan sel-sel secara
bertahap yang disertai dengan berkurangnya metabolisme sel dan sebagian besar system
organ tubuh secara bertahap.

4. Pematangan Psikososial

Perkembangan psikososial pada seseorang dan polanya berubah selama usia dewasa
dengan kemampuan dan pemenuhannya yang unik. Dalam siklus kehidupan manusia
makanan tidak hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan gizi demi pertumbuhan fisik
C. PRINSIP PEMBERIAN MAKANAN PADA KELOMPOK DEWASA

1. Prinsip Gizi Seimbang

a. Variasi Makanan
Variasi atau ragam makanan perlu diperhatikan setiap hari. Kriteria makanan
yang bervariasi terdiri atas jenis makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah. Variasi
makanan disesuaikan dengan umur dan aktivitas. Usahakan makan makanan sumber
karbohidrat pati dan serat, seperti nasi, ubi, gandum. Hati-hati dengan asupan gula dan
garam, serta lemak agar kadar kolesterol terkontrol.

b. Pengaturan Makanan
Batasi makanan berlemak dan manis, serta tepung-tepungan. Perbanyak asupan
makanan yang mengandung serat seperti buah, sayuran, dan kacang-kacangan. Baca
label makanan kemasan untuk mengetahui kandungan zat gizi dalam makanan.

c. Kebutuhan Air
Cairan sangat dibutuhkan untuk menyokong aktivitas harian. Cairan berfungsi
sebagai proses metabolisme mempertahankan suhu tubuh, transportasi zat gizi dalam
tubuh, pembentuk utama sel, jaringan dan organ dalam tubuh.

d. Batasi Gula dan Garam (untuk pencegahan)


Di usia ini harus mulai membiasakan diri dengan membatasi konsumsi gula dan
garam agar keinginan untuk mengonsumsi gula dan garam yang tinggi tidak berlanjut di
usiausia selanjutnya.

2. Pola Hidup Bersih Dan Sehat

Mengingat pola hidup orang dewasa yang rentan terpapar dengan berbagai lingkungan,
maka sangat penting untuk menjaga kebersihan diri. Caranya dengan mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan, setelah melakukan pekerjaan, mandi, cuci, buang air besar
dengan benar, serta mengurangi berada di lingkungan yang kotor dan terpolusi.

3. Aktivitas Fisik

Gaya hidup orang dewasa perkotaan pada umumnya kurang beraktivitas fisik, sehingga
memicu kelebihan energi yang berdampak pada kelebihan berat badan. Kebiasaan buruk
seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, kurang tidur, akan menambah buruk
kondisi tersebut. Di samping itu, sama halnya dengan remaja, orang dewasa pun kini banyak
dimanjakan dengan beragam fasilitas modern, seperti remote control, jasa layanan antar,
laundry, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai