Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gizi (Nutrisi) dan Menopause


1. Pengertian Gizi Nutrisi
Gizi (Nutrisi) adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari
makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Gizi atau nutrisi merupakan
ilmu yang mempelajari perihal makanan serta hubungannya dengan ksehatan, ilmu
pengetahuan tentang gizi (nutrisi)membahas sifat-sifat nutrient yang terkandung dalam
makanan,pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terjadi kekurangan gizi,
zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam makanan
yang pada gilirannya diserap dan di gunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh.

2. Pengertian Menopause
Kata menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti "bulan dan
penghentian sementara yang secara linguistik lebih tepat disebut menocease. Secara
medis istilah menopause mengandung arti berhentinya masa menstruasi, bukan istirahat.
Meski kata menopause hanya mengandung arti akhir masa menstruasi, walaupun
demikian dalam penggunaan secara umum menopause mempunyai makna masa transisi
atau masa peralihan, dari beberapa tahun sebelum menstruasi terakhir sampai setahun
sesudahnya. Hal itu disebabkan karena keluaran hormon dari ovarium (indung
telur)berkurang, masa haid menjadi tidak teratur dan kemudian lenyap sama sekali.
Dengan lenyapnya haid ini maka wanita sudah memasuki suatu masa peralihan yaitu
masa menopause.

B. Prinsip Gizi Pada Usia Menopause


Menopause di masukan kedalam kelompok rentan gizi meskipun tidak ada
hubungannya dengan pertumbuhan badan, bahkan sebaiknya sudah terjadi involusi dan
degenerasi jaringan dan sel-selnya. Timbulnya kerentanan terhadap kondisi gizi di sebabkan
kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya. Gigi-geligi menopause mungkin sudah
banyak yang rusak bahkan copot, sehingga memberikan kesulitan dalam mengunyah
makanan. Maka makanan harus diolah sehingga tidak perlu digigit atau dikunyah keras-keras.
Makanan yang dipotong kecil-kecil, lunak dan mudah di telan akan sangat membantu para
menopause dalam mengkonsumsi makanannya.

1
Fungsi alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun, sehingga
makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan,. Makanan
yang tidak banyak mengandung lemak,pada umumnya lebih mudah dicerna, tetapi harus
cukup mengandung protein dan karbohidrat. Kadar serat yang tidak dicerna jangan terlalu
banyak, tetapi harus cukup tersedia untuk melancarkan peristalsis dan dengan demikian
melancarkan pula defaecatie, dan menghindarkan obstipasi, factor lain yang mengganggu
kondisi gizi menopause secara tidak langsung ialah kondisi psikis yang labil menjadi sangat
sensitif.
Patut diingat kembali bahwa keperluan energi pada masa menopause sudah menurun,
jadi jangan disediakan seperti masih belum berusia lanjut. Ada baiknya bila mereka dijaga
jangan sampai menjadi kegemukan, karena akan lebih menderita berbagai kelainan atau
penyakit gizi yang berhubungan dengan kondisi obesitas tersebut. Frekuensi penyakit diabetes
mellitus, cardiovascular diseases terdapat meningkat pada kelompok menopause yang umum
sangat ditakuti ialah kemungkinan meningkat untuk mendapat penyakit kanker.
Makanan yang dibutuhkan dalam masa menopause ini sebenarnya tidak terlalu
banyak. Pola makanannya juga tidak boleh sama seperti saat usia 30-40 tahun. Karena
kebutuhan nustrisinya jelas berbeda dan dapat dipastikan kelebihan sehingga nantinya akan
disimpan dalam bentuk lemak, pada bokong, payudara dan perut. Makan makanan yang sehat
dan sesuai kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup berkualitas pada wanita menopause.
Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai
kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, usia dan
aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia dewasa.

C. Pola makanan yang tepat


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,yaitu:
1. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup. bahwa kebutuhan dua hal tersebut berbeda
pada tiap orang, tergantung berat, tinggi badan, usiadan aktivitasnya. Kalsium, misalnya,
bisa diperoleh dari susu, keju, yogurt, ikan kering yang dimakan seluruhnya beserta
tulangnya (antaralain ikan teri), sereal, kacang-kacangan dan hasil olahannya
(misalnyatahu dan tempe). Dalam sejumlah makanan, ada zat isoflavon yang tugasnya
mirip estrogen yang bisa didapat antara lain dari kacang- kacangan.
2. Tak hanya sekadar cukup, tapi jenisnya pun harus diperhatikan.Penuhi kebutuhan
karbohidrat. Juga, batasi mengonsum lemak.Sebaiknya, hanya gunakan lemak dengan
asam lemak tak jenuh.
3. Tambahkan vitamin dalam menu sehari-hari. Vitamin yangdiperlukan antara lain:a.
Vitamin A, C dan E untuk antioksidan. Vitamin A dapatdiperoleh dengan mengonsum
hati, kuning telur, susu dan mentega.Sedangkan dari tumbuhan, vitamin ini bisa diperoleh
lewat sayuranwarna hijau, jingga dan buah seperti tomat. Sedangkan vitamin E banyak
didapat lewat kacang-kacangan, sayur dan buah.b. Vitamin D untuk penyerapan kalsium
yang terdapat padakuning telur, hati, mentega dan keju.c. Vitamin B kompleks yang
2
berguna untuk memperlambatdatangnya menopause terdapat pada kacang-kacangan dan
sereal.
4. Untuk memperlambat datangnya menopause, hindari kafein, kopi,alkohol, minuman
bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak.

D. Cara mengatur makanan bagi usia menopause :


 Dengan memperhatikan prinsip-prinsip kebutuhan gizinya yaitu kebutuhan energi memang
lebih rendah dari pada usia dewasa muda (turun sekitar 5-10%), kebutuhan protein sebesar 1
gr/kg BB, kebutuhan lemak berkurang, kebutuhan karbohidrat cukup (sekitar 50%),
kebutuhan vitamin dan mineral sama dengan usia dewasa muda. Atau dengan cara praktis
melihat di DKGA (Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan)
 Menu yang disajikan untuk usia menopause harus mengandung gizi yang seimbang yakni
mengandung sumber zat energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Dalam hal
ini kita bisa mengacu pada makanan empat sehat lima sempurna.
 Karena menopause mengalami kemunduran dan keterbatasan maka konsistensi dan tekstur
atau bentuk makanan harus disesuaikan. Sebagai contoh : gangguan pada gigi (gigi
tanggal/ompong), maka bentuk makanannya harus lunak, misal nasi ditim, lauk pauk
dicincang (ayam disuwir, daging sapi dicincang/digiling)
 Makanan yang kurang baik bagi menopause adalah makanan berlemak tinggi seperti seperti
jerohan (usus, hati, ampela, otal dll), lemak hewan, kulit hewan (misal kulit ayam, kulit sapi,
kulit babi dll), goreng-gorengan, santan kental. Karena seperti prinsip yang disebutkan tadi
bahwa kebutuhan lemak di usia menopause berkurang dan pada menopause mengalami
perubahan proporsi jaringan lemak. Hal ini bukan berarti menopause tidak boleh
mengkonsumsi lemak. Pada usia menopause harus mengkonsumsi lemak namun dengan
catatan sesuai dengan kebutuhannya. Sebagai contoh misalnya bila menu hari ini lauknya
sudah digoreng, maka sayurannya lebih baik sayur yang tidak bersantan seperti sayur
bening, sayur asam atau tumis. Bila hari ini sayurnya bersantan maka lauknya dipanggang,
dikukus, dibakar atau ditim.
 Pada usia menopause harus diberi pengertian untuk mengurangi atau kalau bisa menghindari
makanan yang mengandung garam natrium yang tinggi. Contoh bahan makanan yang
mengandung garam natrium yang tinggi adalah garam dapur, vetsin, daging kambing,
jerohan, atau makanan yang banyak mengandung garam dapur misalnya ikan asin, telur asin,
ikan pindang. Mengapa pada masa menopause harus menghindari makanan yang
mengandung garam natrium yang tinggi ? Hal ini dikarenakan pada lansia mudah
mengalami hipertensi. Hal ini, seperti yang dijelaskan tadi bahwa elastisitas pembuluh darah
telah menurun dan terjadi penebalan di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan
mudahnya terkena hipertensi. Selain itu indera pengecapan pada menopause mulai
berkurang, terutama untuk rasa asin, sehingga rasa asin yang cukup-pun terasa masih kurang
bagi mereka, lalu makanan ditambah garam yang banyak, hal ini akan meningkatkan
tekanan darah pada menopause. Jadi kita memang perlu sampaikan kepada wanita
3
menopause bahwa panduan rasa asinnya tidak bisa lagi dipakai sebagai ukuran, karena bila
dengan panduan asin dari wanita menopause, untuk kita yang belum menopause akan terasa
asin sekali.

 Di usia menopause harus memperbanyak makan buah dan sayuran, karena sayur dan buah
banyak mengandung vitamin, mineral dan serat. Wanita menopause sering mengeluhkan
tentang konstipasi/susah buang air besar, nah dengan mengkonsumsi sayur dan buah yang
kaya akan serat maka akan melancarkan buang air besar. Untuk buah, utamakan buah yang
bisa dimakan dengan kulitnya karena seratnya lebih banyak. Dengan mengkonsumsi sayuran
dan buah sebenarnya di usia menopause tidak perlu lagi mengkonsumsi suplemen makanan.
 Selain konsumsi sayur dan buah, menopause harus banyak minun air putih. Kebutuhan air
yakni 1500 – 2000 ml atau 6 -8 gelas perhari. Air ini sangat besar artinya karena air
menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya penyakit di saluran kemih seperti kencing
batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagi pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya,
jadi bila tubuh kekurangan cairan maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga
berkurang. Air juga berguna untuk mencegah sembelit, karena untuk penyerapan makanan
dalam usus memerlukan air.

E. Hubungan gizi seimbang dan kelangsungan hidup menopause


Hubungannya dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang pada
masa menopause. Harapannya adalah supaya ibu menopause bisa menerapkan gaya hidup
sehat dengan makan makanan yang bergizi dan melakukan latihan fisik misalnya senam
lansia. Dengan melakukan gaya hidup sehat diharapkan kualitas hidup wanita menopause
menjadi lebih baik. Responden yang memiliki status gizi kurang cenderung proporsi
mengalami perubahan fisik masa menopause lebih besar dibandingkan responden yang
memiliki status gizi baik hubungan antara status gizi dengan perubahan fisik pada masa
menopause
Wanita menopause mengalami perubahan fisik menopause. Kejadian perubahan fisik
yang terjadi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah status gizi yang kurang.
Contohnya dalam pemenuhan gizi yang memadai akan sangat membantu dalam
menghambat berbagai dampak negatif menopause terhadap kinerja otak, mencegah kulit
kering serta penyakit lainyaa. Penurunan energi kebutuhan fisik akan menurun mengikuti
pertambahan nya usia. Penyebab nya adalah kegiatan fisik yang akan menurun dengan
bertambahnya usia sehingga energi yang dikeluarkan akan lebih sedikit.

F. Pesan-pesan agar Gizi Tetap Seimbang Bagi Usia Menopause


 Makanlah Aneka Ragam Makanan
Hidangan yang beraneka ragam adalah sususnan makanan sehari-hari yang
minimal terdiri dari 4 jenis bahan makanan yaitu bahan makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, dan buah. Agar diperoleh tingkat kesehatan yang optimal, Usia Lanjut
4
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan beraneka ragam. Makin beragam hidangan
yang dikonsumsi, makin baik mutu gizinya.
Pada usia menopause kebutuhan zat gizi kurang diperlukan untuk pertumbuhan
fisik, tetapi lebih banyak untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak dan
mempertahankan derajat kesehatan. Oleh karena itu untuk usia menopause diperlukan
vitamin, mineral dan serat dalam jumlah yang cukup guna pemeliharaan dan mendukung
kelancaran proses dalam tubuh agar tetap berjalan secara normal. Sayuran, buah-buahan
dan padi-padian harus ada dalam makanan sehari-hari. Usia menopause sangat dianjurkan
mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi zat kapur dan zat besi seperti yang terdapat
dalam ikan, daging, susu rendah lemak, kacang-kacangan dan sayuran berwarna.
Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat kapur dan zat besi dalam jumlah
yang cukup dapat mencegah pengeroposan tulang dan anemia gizi besi. Untuk
menghindari kesulitan buang air besar usia menopause dianjurkan mengkonsumsi buah-
buahan dan sayuran yang berserat. Dalam penyusunan menu sehari-hari dengan gizi
seimbang, pilih jenis bahan dan diolah sesuai kondisi fisik dan kesehatan usia
menopause, misalnya dengan makanan yang lebih lunak.
 Makanlah Makanan Untuk Memenuhi Kecukupan Energi
Karbohidrat diperlukan guna memenuhi kebutuhan energi. Untuk di usia
menopause, karbohidrat biasanya diperoleh dari makanan pokok seperti beras, jagung,
sagu, ubi jalar, ubi kayu dan umbi-umbian lainnya. Sumber energi selain dari karbohidrat,
juga berasal dari lemak dan protein. Untuk mengetahui apakah usia menopause telah
tercukupi kebutuhan energinya dapat dilihat dari berat badannya. Konsumsi energi yang
terlalu banyak akan menyebabkan usia lanjut menjadi gemuk, sebaliknya konsumsi
energi yang kurang akan menyebabkan usia lanjut menjadi kurus.
Cara mengetahui berat badan yang normal bagi usia lanjut dapat digunakan
penghitungan indeks massa tubuh (IMT), yang pada prinsipnya adalah melihat
kesesuaian antara tinggi dan berat badan usia lanjut.
 Batasi Konsumsi Lemak Dan Minyak
Dalam kehidupan sehari-hari lemak banyak terdapat dalam bahan makanan yang
bersumber dari hewani misalnya daging berlemak, sedangkan minyak banyak digunakan
untuk menggoreng. Makanan berlemak terutama yang berasal dari hewani dan minyak
kurang baik bagi usia lanjut. Bagi usia menopause, mengkonsumsi bahan makanan
berlemak akan menambah resiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif misalnya
tekanan darah tinggi, jantung, ginjal dan sebagainya. Sekalipun demikian bukan berarti
usia menopause tidak boleh mengkonsumsi bahan makanan berlemak. Dianjurkan usia
menopause mengkonsumsi lemak dari bahan makanan nabati. Misalnya kacang-
kacangan.
Disamping itu menopause sebaiknya mengkonsumsi lemak tidak lebih dari
seperempat kebutuhan energi. Jika hal tersebut diterjemahkan dalam minyak goreng

5
maka usia menopause paling banyak mengkonsumsi 3 sendok makan minyak sehari.
Apabila jumlah minyak ini dituangkan dalam hidangan sehari-hari, maka tiap kali makan
usia menopause paling banyak makan 1 jenis makanan yang digoreng.
 Makanlah Makanan Sumber Zat Gizi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah
merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makan. Kekurangan zat besi dalam
makanan sehari-hari secara berkelanjutan dapat menimbulkan penyakit anemia gizi besi
(AGB) atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah. Jika AGB ini tidak
segera diatasi maka mengakibatkan menurunnya produktivitas usia lanjut. Sumber utama
zat besi adalah bahan pangan hewani dan sayuran berwarna hijau tua.
 Biasakan Makan Pagi
Makan pagi secara teratur dalam jumlah yang cukup dapat memelihara ketahanan
fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, dan meningkatkan produktivitas kerja. Apabila
usia lanjut tidak membiasakan makan pagi maka kadar gula darah akan mengalami
penurunan, kurang tenaga, badan jadi lesu, keringat dingin, mengantuk, kurang
konsentrasi, kesadaran menurun. Jenis hidangan untuk makan pagi sebaiknya terdiri dari
sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Contoh menu makan pagi misalnya
nasi dengan lauk pauk dan sayuran segar, bubur ayam, bubur kacang ijo, bubur manado,
dan sebagainya.
 Minumlah Air Bersih dan Aman Yang Cukup Jumlahnya
Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak berbau, tidak berwarna,
tidak berasa dan telah dididihkan serta disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup.
Air sangat dibutuhkan sebagai media dalam proses metabolisme dalam tubuh. Apabila
terjadi kekurangan air minum akan mengakibatkan kesadaran menurun (shock).
Minumlah air yang bersih dan aman sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan
delapan gelas setiap hari, agar proses dalam tubuh dapat berlangsung dengan aman dan
lancer.
 Lakukan Kegiatan Fisik Dan Olahraga Secara Teratur
Untuk dapat mempertahankan kebugaran, usia menopause harus tetap berolahraga.
Olahraga tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan hendaknya dipilih jenis olahraga
yang aman dan tidak menimbulkan resiko cedera, misalnya jalan biasa, jalan cepat, naik
turun tangga, senam jantung dan bersepeda.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyoningsih, Hariyani.2011.Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha


Ilmu
Drs. H. Syaifuddin, A.Mk,. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC
Sunita Al Matsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
AYUNING MUKTI, R. I. S. K. I. TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENOPAUSE
TENTANG GIZI PADA MASA MENOPAUE DI DESA BANGUNSARI KECAMATN
MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. Diss. Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
2015 Elliana, Dewi, and Anita Murniwati. "Hubungan Tingkat Status Gizi Wanita
Menopause Dengan Perubahan Fisik Pada Masa Menopause Kota Semarang." Jurnal
Kebidanan 6.2 (2017): 96-102.

Anda mungkin juga menyukai