Anda di halaman 1dari 26

Nutrisi

Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem
tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan
penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi
hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan kebutuhan dasar (standar) nutrisi
pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan
istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular, bukti-bukti medis
menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh dan mencegah atau
membantu penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari banyak
penyakit kronis adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh.
Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily Allowance (ODA), terbukti
dapat mencegah dan menangani stres oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level
optimal ini dapat dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan
penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas dari
pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan. Karena itu, nutrisi /
gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup. Hasil ukur bisa
dilakukan dengan metode antropometri.
Sedangkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadap
kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, di mana gangguan gizi sendiri
adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga
mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497 atau lebih populer
kita kenal dengan penyakit sariawan. Pada waktu itu Vasco da Gama dalam pelayarannya menuju
Indonesia telah kehilangan lebih dari separuh anak buahnya yang meninggal akibat penyakit ini.[butuh
rujukan] Baru pada permulaan abad XX para ahli kedokteran dapat memastikan bahawa penyakit ini
diakibatkan karena kekurangan vitamin C.
Pada saat ini kebanyakan penduduk Indonesia mengalami kelebihan nutrisi dan bukannya kekurangan
nutrisi. Pada tahun 2007 angka kematian akibat penyakit non-infeksi mencapai 59,5 persen atau jelas
sudah melebihi angka kematian akibat penyakit infeksi. Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan
meluncurkan program "G4 G1 L5" atau maksimum 4 sendok makan gula (50 gram), 1 sendok teh garam
(5 gram) dan 5 sendok makan minyak (67 gram).[1]

Ilmu gizi
Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan kesehatan optimal / tubuh. Sayangnya makanan sekarang bisa dibilang hampir
sedikit sekali gizi yang dikandungnya. Contohnya: banyak sekali penggunaan bahan kimia seperti
pestisida pada sayur - sayuran biarpun proses penanamannya organik tetapi tidak luput dari yang namanya
pestisida, sedangkan untuk buah - buahan sekarang serba import, buah yang diimport membutuhkan
kurang lebih 1 bulan dalam proses distribusinya itu menyebabkan kandungan gizi dalam buah - buahan
juga berkurang.
4 Sehat 5 Sempurna
Slogan 4 Sehat 5 Sempurna dicetuskan oleh Prof. Poorwo Soedarmo yang dikenal sebagai bapak gizi
Indonesia pada tahun 1950. Slogan ini mengacu ke slogan "Basic Four" dari Amerika. "Basic Four" ini
diciptakan tahun 1940-an bertujuan mencegah pola makan orang Amerika yang cenderung banyak lemak,
tinggi gula, dan kurang serat.
Komposisi 4 sehat 5 sempurna adalah sebagai berikut:

1.Makanan Pokok
Makanan pokok yaitu makanan yang menjadi sumber energi dalam tubuh. Dalam hal ini yang termasuk
makanan sumber energi adalah makanan yang kaya akan karbohidrat seperti nasi, jagung, gandum,
kentang, oat, serta umbi-umbian.
2.Lauk Pauk
Lauk pauk adalah makanan utama pendamping makanan pokok. Lauk pauk berfungsi sebagai sumber zat
pembangun untuk tubuh. Makanan lauk pauk banyak yang mengandung protein misalnya seperti telur,
daging, ikan, tahu dan tempe.
3.Sayur-Sayuran
Sayuran yang baik untuk kesehatan tubuh adalah sayuran yang berwarna hijau karena sayuran ini
mengandung banyak vitamin, serat, dan protein nabati yang sangat berguna bagi kesehatan, seperti
bayam, tomat, terong, dan lainnya.
4.Buah-Buahan
Buah-buahan kaya akan vitamin yang berperan untuk kesegaran dan kesehatan tubuh. Selain itu buah-
buahan juga mengandung mineral dan serat yang baik untuk kesehatan pencernaan.
5.Susu
Dalam rumusan makanan 4 sehat 5 sempurna ini, susu merupakan makanan pelengkap, dalam artian susu
tidak wajib ada, namun akan lebih baik jika dapat melengkapi dengan susu.

Gizi Seimbang
Pada konferensi pangan sedunia yang diadakan oleh FAO tahun 1992 di Roma dan Genewa, antara lain
ditetapkan agar semua negara berkembang yang semula menggunakan slogan sejenis "Basic Four"
memperbaiki menjadi "Nutrition Guide for Balance Diet". Keputusan FAO tersebut diterapkan di
Indonesia dalam kebijakan Repelita V tahun 1995 sebagai Pedoman Gizi Seimbang dan menjadi bagian
dari program perbaikan gizi. Namun, Pedoman Gizi Seimbang kurang disosialisasikan sehingga terjadi
pemahaman yang salah dan masyarakat cenderung tetap menggunakan 4 sehat 5 sempurna. Baru pada
tahun 2009 secara resmi Pedoman Gizi Seimbang diterima masyarakat, sesuai dengan Undang-Undang
Kesehatan No 36 tahun 2009 yang menyebutkan secara eksplisit "Gizi Seimbang" dalam program
perbaikan gizi.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi
makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal[2]
Di Amerika Serikat dan beberapa negara lain, prinsip Gizi Seimbang divisualisasi berupa “piramida” Gizi
Seimbang. Tidak semua negara menggunakan piramida, tetapi disesuaikan dengan budaya dan pola
makan setempat. Misalnya, di Thailand dalam bentuk piramida terbalik sebagai “bendera”, dan di China
sebagai “pagoda” dengan tumpukan rantang. Para pakar gizi yang bergabung dalam Yayasan Institut
Danone Indonesia (DII) bersama para penulis dari Tabloid nakita (Kompas-Gramedia), mengadaptasi
piramida sesuai dengan budaya Indonesia, dalam bentuk tumpeng dengan nampannya yang untuk
selanjutnya akan disebut sebagai “Tumpeng Gizi Seimbang” . Tumpeng Gizi Seimbang dirancang untuk
membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai dengan berbagai
kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, dewasa dan usia lanjut), dan sesuai keadaan kesehatan
(hamil, menyusui, aktivitas fisik, sakit).

Tumpeng Gizi Seimbang meragakan 4 prinsip Gizi Seimbang:


Aneka ragam makanan sesuai kebutuhan
Kebersihan
Aktivitas fisik
Memantau berat badan ideal.

Tumpeng Gizi Seimbang terdiri atas beberapa potongan tumpeng:


Satu potongan besar
Dua potongan sedang
Dua potongan kecil
Satu potongan terkecil di puncak.

Tumpeng Gizi Seimbang


Luas potongan Tumpeng Gizi Seimbang menunjukkan porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap
orang per hari. Tumpeng Gizi Seimbang yang terdiri atas potongan-potongan itu dialasi oleh air putih.
Artinya, air putih merupakan bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup sehat dan
aktif[3].

Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter[butuh rujukan] (8 gelas). Setelah itu, di
atasnya terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber karbohidrat).
Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur dan
buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya untuk
menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan sayur dalam Pedoman Gizi
Seimbang sengaja dibuat lebih besar dari buah yang terletak di sebelahnya. Dengan begitu, jumlah sayur
yang harus dimakan setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2—3 porsi). Selanjutnya, di
lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur, ikan, susu dan produk susu (yogurt,
mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di potongan kiri ada kacang-kacangan serta
hasil olahan seperti tahu, tempe, dan oncom.
Terakhir dan menempati puncak Tumpeng Gizi Seimbang makanan dalam potongan yang sangat kecil
adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah tumpeng
terdapat prinsip Gizi Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan
pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat gizi yang berbeda
menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu macam Tumpeng Gizi
Seimbang tidak cukup. Diperlukan beberapa macam Tumpeng Gizi Seimbang untuk ibu hamil dan
menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.

Perbedaan 4 sehat 5 sempurna dengan Gizi Seimbang


Beberapa hal yang membedakan konsep 4 sehat 5 sempurna dengan konsep
Gizi Seimbang yakni:

Pertama
Susunan makanan yang terdiri atas 4 kelompok ini, belum tentu sehat, bergantung apakah porsi dan jenis
zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Contoh, jika pola makan kita sebagian besar porsinya terdiri atas
sumber karbohidrat (nasi), sedikit sumber protein, sedikit sayur dan buah sebagai sumber vitamin, maka
pola makan tersebut tidak dapat dianggap sehat. Sebaliknya, jika pola makan kita terlalu banyak sumber
lemak dan protein seperti hidangan yang banyak daging dan minyak atau lemak, tetapi sedikit sayur dan
buah, maka pola makan itu tak dapat dianggap sehat.
Selain jenis makanan, pola makan berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang menekankan pula proporsi yang
berbeda untuk setiap kelompok yang disesuaikan atau diseimbangkan dengan kebutuhan tubuh. Pedoman
Gizi Seimbang pun memperhatikan aspek kebersihan makanan, aktivitas fisik, dan kaitannya dengan pola
hidup sehat lain.
Kedua
Susu bukan "makanan sempurna" seperti anggapan umum selama ini. Dengan anggapan itu banyak orang,
termasuk kalangan pemerintah, menganggap susu merupakan "jawaban" atas masalah gizi[4].
Sebenarnya, susu adalah sumber protein hewani yang juga terdapat pada telur, ikan dan daging.
Oleh karena itu di dalam Pedoman Gizi Seimbang, susu ditempatkan dalam satu kelompok dengan
sumber protein hewani lain. Dari segi kualitas protein, telur dalam ilmu gizi dikenal lebih baik dari susu
karena daya cerna protein telur lebih tinqggi daripada susu.
Ketiga
Slogan 4 sehat 5 sempurna dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan iptek gizi, seperti halnya
slogan "Basic Four" di Amerika yang merupakan acuan awal 4 sehat 5 sempurna pada masa itu, namun,
setelah dievaluasi tahun 1970-an, ternyata slogan tersebut tidak memperbaiki pola makan penduduk
Amerika, yang disertai dengan meningkatnya penyakit degeneratif terkait gizi. Sejak itu, slogan "Basic
Four" diperbarui dan disempurnakan menjadi "Nutrition Guide for Balance Diet" dengan visual piramida.
Di Indonesia "Nutrition Guide for Balance Diet" diterjemahkan menjadi Pedoman Gizi Seimbang yang
juga menggunakan visual piramida. Berbeda dengan Nutrition Guide AS yang berlaku untuk usia di atas 2
tahun, di Indonesia Pedoman Gizi Seimbang berlaku sejak bayi dengan memasukkan ASI eksklusif
sebagai Gizi Seimbang.

GIZI
Gizi" berasal dari dialek dalam bahasa Mesir yang berarti "makanan". Kata "gizi" adalah terjemahan dari
kata dalam Bahasa Inggris yaitu "nutrition" yang apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi "nutrisi". Gizi dapat dideskripsikan sebagai sebuah hal yang mempengaruhi proses perubahan
berbagai macam makanan yang masuk ke tubuh, sehingga dapat mempertahankan kehidupan. Namun,
pengertian gizi sangat luas, bukan hanya tentang berbagai jenis pangan serta kegunaannya untuk tubuh,
akan tetapi juga mengenai berbagai cara dalam memperoleh, mengolah, dan mempertimbakan supaya
tubuh tetap terjaga kesehatannya. Ilmu yang mempelajari tentang gizi yaitu ilmu gizi.

Ilmu gizi merupakan suatu ilmu yang mempelajari


tentang zat gizi yang terkandung dalam makanan
serta penggunaanya dalam tubuh, yang meliputi
penyerapan, interaksi, penyimpanan, pemasukan,
pencernaan, pengangkutan atau transpor,
metabolisme, dan pengeluaran, yang semuanya
tergolong dalam proses zat gizi dalam tubuh. Untuk
lebih lengkapnya, berikut pengertian gizi menurut para ahli, fungsi zat gizi, dan macam-macam zat gizi.

Pengertian Gizi Menurut Para Ahli

1. Tuti Sunardi
Pengertian gizi merupaan kondisi yang dapat
menciptakan suatu pengaruh terhadap proses
perubahan berbagai macam makanan guna
mempertahankan hidup.
2. Joyce James, Helen Swain, dan Colin Baker
Pengertian gizi ialah suatu unsur kimia yang
terkandung dalam makanan dan dapat untuk dimanfaatkan bagi tubuh yang dijadikan sebagai
sumber energi.
3. Chairinniza K. Graha
Pengertian gizi merupakan unsur yang ada di dalam suatu makanan, yang mana unsur-unsur
tersebut memberikan berbagai manfaat untuk tubuh yang mengkonsumsinya sehingga dapat
membuat badan menjadi sehat.
4. Nirmala Devi
Pengertian gizi merupaan suatu inti makanan yang dapat untuk dimanfaatkan guna memperbaiki
dan memelihara jaringan tubuh manusia.
5. Supariasa
Pengertian gizi merupakan suatu proses organisme dengan cara mengonsumsi suatu makanan
secara normal dengan melalui proses pencernaan, absorb, tranportasi, penyimpanan, metablisme,
serta pengeluaran zat yang sudah tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan, menghasilkan energi, dan
lain sebagainya.
6. Asep Kurnia Nenggala
Gizi ialah zat hara yang terdapat dalam suatu makanan yang memiliki nilai serta dibutuhkan
makhluk hidup untuk pemeliharaan, kegiatan hidupnya, dan pertumbuhan.
7. Lioni Ellis H.
Pengertian gizi adalah suatu unsur yang ada dalam makanan yang mana dapat memberikan
berbagai dampak yang positif untuk yang mengonsumsi makanan tersebut sehingga dapat
membuat tubuh menjadi sehat.
8. Ida Purnomowati
Pengertian gizi merupakan suatu zat yang dibutuhkan oleh tubuh makhluk hidup untuk dapat
bertahan, memperbaiki jaringan tubuhnya, dan tumbuh.
9. Harry Okorn & William R. Forte
Gizi mempunyai pengertian yang cukup luas, bukan hanya sekedar berbagai jenis pangan dan
kegunaanya, melainkan juga tentang berbagai cara untuk mengolah, memperoleh, serta
mempertimbangkan agar tubuh kita tetap sehat.

Nutrient atau zat gizi merupakan elemen yang terdapat dalam makanan yang dapat untuk dimanfaatkan
secara langsung dalam tubuh, contohnya : vitamin, lemak, karbohidrat, mineral, air, dan protein. Zat gizi
adalah substansi yang dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan serta digunakan dalam proses
pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan perbaikan jaringan tubuh.

Zat gizi terbagi menjadi zat gizi organik dan anorganik. Zat gizi organik terdiri atas protein, karbohidrat,
lemak, dan vitamin. Sedangkan zat gizi anorganik terdiri atas air dan mineral. Zat gizi juga dapat
dikelompokkan dengan berdasarkan sumber, fungsi zat gizi, dan jumlah. Untuk lebih lengkapnya, berikut
macam-macam zat gizi.

Macam-Macam Zat Gizi


1. Karbohidrat
Karbohidrat menyediakan berbagai macam
kebutuhan dasar yang dibutuhkan manusia. Berbagai
jenis makanan yang banyak mengandung karbohidrat
antara lain adalah jagung, kentang, nasi, dan lain
sebagainya. Dalam susunan menu bagi orang
Indonesia pada umumnya menempatkan karbohidrat
sekitar 70-80%.

Dalam nutrisi pada manusia setiap 1 gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sekitar 4 kalori.
Kebutuhan energi tersebut berbeda untuk setiap orang. Ada beberapa hal yang membuat
kebutuhan energi berbeda antara lain jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, serta tempat tinggal
orang tersebut.
2. Protein
Protein terdiri atas 2 macam, antara lain protein hewani serta protein nabati. Sumber protein
hewani sebagai berikut : ikan, keju, telur, susu, dan lain sebagainya. Sumber protein nabati
sebagai berikut : tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain sebagainya. Kebutuhan protein tersebut
berbeda untuk setiap orang.
Orang dewasa setidaknya membutuhkan protein sekitar 1 gram setiap harinya untuk setaip
kilogram berat badan yang dimiliki. Remaja membutuhkan protein sekitar 1 gram/kg berat badan,
anak yang berumur 6-12 tahun membutuhkan protein sekitar 2 gram/kg berat badan, sedangkan
bayi membutuhkan protein sekitar 3 gram/kg berat badan.
3. Lemak
Terdapat 2 macam sumber lemak secara umum, yaitu lemak nabati serta lemak hewani. Contoh
sumber lemak nabati antara lain : margarine, kemiri, minyak kelapa, dan lain sebagainya. Adapun
sumber lemak hewani antara lain : susu, daging, keju, dan lain sebagainya. Kebutuhan lemak bagi
setiap orang tentu berbeda. Kebutuhan lemak bagi orang yang bertempat tinggal di iklim yang
dingin lebih banyak yaitu sekitar 1/2-1 gram/kg berat badan.

Seseorang yang memiliki kelebihan lemak, tubuh akan menjadi gemuk. Sedangkan yang
kekurangan lemak membuat kurangnya kurangnya berat badan. Didalam tubuh, lemak dapat
menghasilkan energi sebesar 9,3 kalori. Lemak juga dapat berperan sebagai pelarut vitamin
A,D,E,K. Lemak dapat melindungi tubuh pada bagian tertentu serta sebagai pelindung bagian
lemak pada temperatur yang rendah.
4. Vitamin
Vitamin adalah komponen gizi yang sangat penting dibutuhkan tubuh. Vitamin dapat membantu
untuk memperlancar proses metabolisme tubuh, akan tetapi vitamin tidak dapat menghasilkan
energi. Walaupun tubuh membutuhkan vitamin dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, namun
keberadaan vitamin sangat penting. Hal ini karena avitaminose atau kekurangan vitamin dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan pada proses metabolisme tubuh, hal ini disebabkan karena
fungsi zat gizi vitamin yang tidak dapat untuk digantikan oleh senyawa lain.

Tanda-tanda orang yang kekurangan vitamin :


1) Pertumbuhan badan menjadi terhambat.
2) Tidak ada nafsu untuk bekerja.
3) Badan menjadi lesu.

Orang yang menderita avitaminose atau kekurangan vitamin karena hal-hal sebagai berikut :
1) Salah dalam menentukan menu makanan.
2) Tidak suka mengkonsumsi berbagai jenis sayur-sayuran.

Vitamin dapat dibagi menjadi 2 macam, antara lain : vitamin yang dapat untuk larut dalam air
serta vitamin yang dapat untuk larut dalam lemak. Vitamin yang dapat untuk larut dalam air yaitu
vitamin C dan vitamin B, sedangkan vitamin yang dapat untuk larut dalam lemak antara lain :
Vitamin A, D, E, dan K.

Vitamin A
Fungsi vitamin A antara lain : mengatur dalam kepekaan rangsang sinar pada syaraf mata,
pertumbuhan sel, serta pembentukan warna pada mata. Sumber vitamin A terdapat pada wortel,
telur, kangkung, susu, dan lain sebagainya. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan berbagai
macam penyakit, seperti penyakit mata, kulit menjadi kering, dan pertumbuhan terganggu.

Vitamin B
Vitamin B merupakan gabungan-gabungan dari 15 macam ataupun lebih vitamin yang dapat
dikenal dengan vitamin B komplek, yang mana memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan sel darah merah.

1) Vitamin B1 (Tiamin)
Apabila kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan penyakit beri-beri. Kebutuhan untuk
mencukupi vitamin B1 dalam keadaan normal sekitar 1-2mg/hari.

2) Vitamin B2 (Riboflavin)
Apabila kekurangan vitamin B2 dapat mengakibatkan ketidakseimbangan pola pikir dan penyakit
mata.

3) Vitamin B3 (Niasin)
Apabila kekurangan vitamin B3 dapat mengakibatkan gangguan susunan syaraf pusat serta
gangguan saluran pencernaan.

4) Vitamin B6 (Piridoksin)
Apabila kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan anemia, depresi, dan sakit kepala.

5) Vitamin B7 (Biotin)
Apabila kekurangan vitamin B7 dapat mengakibatkan kehilangan nafsu makan, pusing, rambut
rontok dan lain sebagainya.

6) Vitamin B12 (Kobalamin)


Apabila kekurangan vitamin B12 dapat mengakibatkan anemia, pegal-pegal, kerusakan otak, dan
bahkan gangguan syaraf.

Vitamin C
Vitamin C memiliki fungsi zat gizi untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi, serta menghaluskan
kulit. Sumber vitamin C banyak terdapat pada sayuran, jeruk, pepaya, dan lain sebagainya.
Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan gusi menjadi berdarah, munculnya sariawan dan
skorbut. Kebutuhan akan vitamin C per hari untuk bayi yaitu 30 mg, anak-anak 60 mg, dewasa
sekitar 75 mg, ibu hamil 100 mg, serta ibu menyusui 150 mg.

Vitamin D
Vitamin D memiliki fungsi untuk membantu dalam proses pembentukan tulang dan gigi,
mengatur kadar fosfor yang terdapat pada darah. Sumber vitamin D banyak terdapat pada ikan,
susu, serta kuning telur. Kekurangan vitamin D dapat mengakibatkan penyakit rakitis. Kebutuhan
akan vitamin D untuk anak-anak sampai dewasa 400 SI.

Vitamin E
Vitamin E memiliki fungsi untuk mencegah keguguran dan pendarahan pada ibu hamil. Sumber
vitamin E banyak terdapat pada berbagai jenis sayuran hijau, susu, kuning telur, dan daging.
Kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan kemandulan dan keguguran.

Vitamin K
Vitamin K memiliki fungsi untuk membantu dalam proses pembekuan darah. Sumber vitamin K
banyak terdapat pada bayam, hati, dan bunga kol. Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan
darah menjadi lebih sukar untuk membeku. Kebutuhan akan vitamin K perhari adalah 1 miligram.
5. Mineral (Garam-garaman)
Mineral dibutuhkan oleh manusia juga sama dengan vitamin, yaitu dibutuhkan dalam jumlah
sedikit. Walaupun begitu, kebutuhan mineral sangatlah penting. Untuk lebih lengkapnya, berikut
macam-macam mineral yang kita perlukan :
1) Garam Belerang (S)
2) Garam Besi (Fe)
3) Garam Dapur (NaCI)
4) Garam Yodium (I)
5) Garam Kalium (K)
6) Garam kalsium (Ca)

Garam besi (Fe) memiliki peran penting untuk membantu dalam proses pembentukan hemoglobin
atau sel darah merah. Natrium (Na) serta kalium (K) juga memiliki peran penting untuk sistem
saraf. Kalsium (Ca) mempunyai fungsi guna membantu dalam proses pembentukan tulang dan
gigi. Kalsium dan Kalum berguna untuk proses pembekuan darah guna menghentikan pendarahan
yang terjadi.

Kekurangan salah satu dari mineral tersebut juga dapat menimbulkan beragam penyakit. Seperti,
apabila kekurangan Iodium dapat mengakibatkan kekerdilan dan penyakit gondok, kekurangan
zat besi dapat mengakibatkan anemia, dan lain sebagainya.
6. Air
Air adalah zat pembangun bagi setiap sel pada tubuh. Setiap sel tanpa adanya air tidak dapat
tumbuh. Air dapat diperoleh secara langsung dari berbagai jenis buah-buahan serta sayuran.
Fungsi air yaitu untuk membantu mencerna makanan, membentuk cairan tubuh, serta
mengangkut sisa pembakaran yang sudah tidak diperlukan tubuh. Kebutuhan air rata-rata bagi
setiap orang sekitar 2 1/2 liter per hari yang diambil dari makanan serta minuman. Kekurangan air
dapat mengakibatkan penyakit ginjal.

Macam-Macam Zat Gizi Berdasarkan Sumbernya

1) Hewani : merupakan zat gizi yang bersumber dari hewan.


2) Nabati : merupakan zat gizi yang bersumber dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan.

Macam-Macam Zat Gizi Berdasarkan Jumlahnya

1) Zat Gizi Makro (Makronutrisi) : Pengertian gizi makro (makronutrisi) merupakan suatu zat gizi yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak dengan satuan gram. Yang termasuk makronutrisi adalah
karbohidrat, lemak, serta protein.
2) Zat Gizi Mikro (Mikronutrisi) : Pengertian gizi mikro (mikronutrisi) merupakan suatu zat gizi yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit. Yang termasuk mikronutrisi adalah mineral, vitamin, serta
air.

Fungsi Zat Gizi

1. Penghasil energi tubuh


Zat makanan yang dikonsumsi oleh sistem
pencernaan tubuh yang kemudian diolah sedemikian
rupa hingga menghasilkan energi. Dengan adanya
energi, maka manusia dapat untuk melakukan
berbagai macam aktifitas atau kegiatan sehari-hari.
Adapaun zat-zat penghasil energi adalah lemak,
karbohidrat, dan protein.
2. Pembentuk sel jaringan tubuh
Adapun zat gizi pembentuk sel jaringan tubuh adalah protein, air, dan mineral. Ketiga zat tersebut
secara bersama-sama akan diolah oleh organ tubuh sampai terbentuk sel jaringan tubuh baru
khususnya sebagai pengganti jaringan yang rusak.
3. Pengatur fungsi reaksi biokimia yang ada dalam tubuh (stimulansia)
Supaya fungsi dan reaksi biokimia yang ada dalam tubuh dapat berjalan dengan baik dan cepat,
maka tubuh memerlukan berbagai jenis zat sebagai stimulansia dalam proses tersebut. Zat
vitamin yang dapat membantu dalam proses reaksi biokimia pada tubuh sampai berjalan dengan
baik.
Apa itu Gizi Seimbang?

Setelah Anda memahami mengenai pengertian gizi, macam-macam


zat gizi, dan fungsi zat gizi, alangkah baiknya untuk juga
mengetahui apa itu gizi seimbang. Gizi seimbang merupakan
makanan sehari-hari yang dikonsumsi dengan berbagai aneka ragam
makanan dan memenuhi kelompok zat gizi dengan porsi yang
cukup dan tepat. Hal ini berarti, porsinya tidak boleh kurang
ataupun terlalu banyak.

Prinsip gizi seimbang adalah seimbang dalam jumlah tiap kelompok


makanan serta yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Selain
mengkonsumsi jenis makanan yang bergizi seimbang, alangkah
baiknya untuk menerapkan pola hidup yang sehat salah satunya
dengan berolahraga dan istirahat yang cukup agar tubuh tetap sehat.

Akibat Kekurangan Zat Gizi


1. Kekurangan zat pengatur seperti vitamin dan mineral pada anak dapat menimbulkan berbagai
penyakit akibat defisiensi vitamin misalnya beri-beri, sariawan, dan lain sebagainya.
2. Kekurangan zat tenaga seperti lemak dan karbohidrat dapat mengganggu pertumbuhan anak.
3. Dampak jangka pendek kekurangan protein yang berdampak pada anak ialah mengalami
gangguan bicara, penurunan kesadaran, dan lain sebagainya. Dampak jangka panjang dapat
mengakibatkan gangguan pemusatan perhatian, penurunan kecerdasan, gangguan penurunan rasa
percaya diri dan lain sebagainya.

Cara Mengolah Bahan Makanan

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan pada


saat mengolah berbagai jenis bahan makanan yang
baik dan benar supaya zat gizi yang terkandung
didalamnya tidak hilang :
1) Beras hanya dicuci 2x saja.
2) Sayuran : di cuci terlebih dahulu, kemudian
dipotong-potong, dan memasak sayuran jangan
terlalu lama, jangan sampai berubah warna, dan
jangan sampai lunak.
3) Buah-buahan : alangkah baiknya agar dikonsumsi dalam keadaan yang masih segar supaya kandungan
vitamin di dalamnya tidak hilang.
4) Ikan dan daging : masak hingga benar-benar matang, apabila digoreng disarankan tidak sampai kering.
Cara Menyusun Hidangan Sehat
1) Pilih bahan-bahan makanan yang sesuai dengan kemampuan daya beli yang dimiliki serta disukai
keluarga.
2) Susunlah makanan dengan berdasarkan triguna makanan yaitu makanan yang memiliki 3 guna yaitu
sumber pembangun, sumber tenaga, dan sumber pengatur.
3) Kenalkan sedini mungkin berbagai macam makanan tradisional yang memiliki nilai gizi dan disukai
oleh anak-anak.
4) Manfaatkan hasil pekarangan yang ada untuk meningkatkan gizi keluarga.
5) Gunakan bahan makanan secara beraneka ragam, yang ada setiap hari serta tersedia di daerah
setempat.
6) Gunakan garam yang beryodium guna memasak berbagai jenis makanan bagi keluarga.

Pada umumnya, gizi dibagi menjadi 5 kelompok utama, antara lain : karbohidrat, mineral, vitamin, lemak,
protein. Kelima zat tersebut sangat diperlukan untuk manusia guna proses pertumbuhan dan lain
sebagainya. Berbagai jenis zat gizi dapat ditemukan dari makanan-makanan yang dikonsumsi setiap
harinya dan dengan takaran yang sudah ditentukan. Takaran yang dimaksud tersebut ialah jumlah yang
terkandung dalam masing-masing zat gizi yang dikonsumsi supaya proses pencernaan yang terjadi dalam
tubuh dapat berjalan dengan baik, lancar, dan normal.

Kelima zat gizi tersebut dapat disebut dengan zat gizi essential. Manusia membutuhkan zat gizi essential
dari berbagai jenis makanan karena tubuh tidak dapat untuk memproduksinya sendiri. Demikian ulasan
tentang pengertian gizi, macam-macam zat gizi, dan fungsi zat gizi.

Mengenal Stunting, Kondisi Tubuh Anak Pendek yang Ternyata Berbahaya


Kebanyakan orangtua hanya melihat


perkembangan dan pertumbuhan anaknya
dari berat badan saja. Jika berat badan cukup
atau melihat pipi anaknya sudah sedikit
tembam, anak tersebut dianggap sudah sehat.
Padahal, tinggi badan adalah salah satu faktor
yang menentukan apakah nutrisi anak sudah
baik atau belum. Pertumbuhan tinggi badan
yang tidak normal dikenal dengan nama
stunting. Lantas, apa dampak yang akan
terjadi jika pertumbuhan tinggi badan anak
tidak sama dengan teman seusianya?
Apa itu stunting?
Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah suatu
kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umur. Atau
mudahnya, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga
menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.
Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada
pertumbuhan tubuh si kecil. Terlebih lagi, jika stunting dialami oleh anak yang masih di bawah usia 2
tahun. Hal ini harus segera ditangani dengan segera dan tepat.
Pasalnya, stunting adalah kejadian yang tak bisa dikembalikan seperti semula jika sudah terjadi. Anak
masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2
standar deviasi (SD). Penilaian status gizi yang satu ini biasanya menggunakan grafik pertumbuhan anak
(GPA) dari WHO.
Tubuh pendek pada anak yang berada di bawah standar normal, merupakan akibat dari kondisi kurang
gizi yang telah berlangsung dalam waktu lama. Hal tersebut yang kemudian membuat pertumbuhan tinggi
badan anak terhambat, sehingga mengakibatkan dirinya tergolong stunting.Jadi singkatnya, anak dengan
tubuh pendek belum tentu serta merta mengalami stunting. Pasalnya, stunting hanya bisa terjadi ketika
kurangnya asupan nutrisi harian anak, sehingga memengaruhi perkembangan tinggi badannya.
Apa penyebab stunting pada anak?
Stunting adalah hasil dari berbagai faktor yang terjadi di masa lalu. Misalnya asupan gizi yang buruk,
berkali-kali terserang penyakit infeksi, serta berat badan lahir rendah (BBLR).
Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah ia lahir saja.
Melainkan bisa dimulai sejak ia masih di dalam kandungan. WHO sebagai Badan Kesehatan
Dunia, menyatakan bahwa sekitar 20 persen kejadian stunting sudah terjadi saat bayi masih berada di
dalam kandungan.
Hal ini disebabkan oleh asupan ibu selama hami kurang bergizi dan berkualitas, sehingga nutrisi yang
diterima janin cenderung sedikit. Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus
berlanjut setelah kelahiran.
Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi akibat kebutuhan gizi anak saat masih di bawah usia 2 tahun tidak
tercukupi. Entah itu tidak diberikan ASI eksklusif, ataupun MPASI (makanan pendamping ASI) yang
diberikan kurang mengandung zat gizi yang berkualitas.
Banyak teori yang menyatakan bahwa kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu faktor
utama penyebab stunting. Khususnya asupan makanan yang mengandung zink, zat besi, serta protein
ketika anak masih berusia balita.
Melansir dari buku Gizi Anak dan Remaja, kejadian ini umumnya sudah mulai berkembang saat anak
berusia 3 bulan. Proses perkembangan tersebut lambat laun mulai melambat ketika anak berusia 3 tahun.
Setelah itu, grafik penilaian tinggi badan berdasarkan umur (TB/U), terus bergerak mengikuti kurva
standar tapi dengan posisi berada di bawah. Ada sedikit perbedaan kondisi stunting yang dialami oleh
kelompok usia 2-3 tahun, dan anak dengan usia lebih dari 3 tahun.
Pada anak yang berusia di bawah 2-3 tahun, rendahnya pengukuran grafik tinggi badan menurut usia
(TB/U) bisa menggambarkan proses stunting yang sedang berlangsung. Sedangkan pada anak yang
berusia lebih dari itu, kondisi tersebut menunjukkan kalau kegagalan pertumbuhan anak memang telah
terjadi (stunted).
Apa saja gejala stunting?
Gejala stunting yang paling utama adalah anak memiliki tubuh pendek di bawah rata-rata. Tinggi atau
pendeknya tubuh anak sebenarnya bisa dengan mudah Anda ketahui, jika Anda memantau tumbuh
kembang si kecil sejak ia lahir.
Beberapa gejala dan tanda lain yang terjadi kalau anak mengalami gangguan pertumbuhan:
 Berat badan anak tidak naik, bahkan cenderung menurun.
 Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak
perempuan).
 Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Sementara untuk tahu apakah tinggi anak normal atau tidak, Anda harus secara rutin memeriksakannya ke
pelayanan kesehatan terdekat. Baik itu membawa si kecil ke dokter, bidan, Posyandu, atau pun Puskesmas
terdekat setiap bulan.
Sumber: Inch Calculator
Apa dampaknya jika anak stunting sejak kecil?
Stunting adalah gangguan pertumbuhan anak, yang jika tidak ditangani dengan baik tentu akan
memengaruhi pertumbuhannya hingga dewasa nanti. Bukan cuma dampak fisik saja yang mungkin timbul
dari tubuh pendek pada anak.
Berikut berbagai risiko yang dialami oleh anak pendek atau stunting di kemudian hari.
 Kesulitan belajar.
 Kemampuan kognitifnya lemah.
 Mudah lelah dan tak lincah dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
 Memiliki risiko lebih tinggi untuk terserang penyakit infeksi di kemudian hari, karena sistem
kekebalan tubuhnya yang lemah.
 Memilki risiko lebih tinggi untuk mengalami berbagai penyakit kronis (diabetes, penyakit
jantung, kanker, dan lain-lain) di usia dewasa.
Bahkan, ketika sudah dewasa nanti, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat produktivitas yang
rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja. Bagi anak perempuan yang mengalami stunting, berisiko
untuk mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada keturunannya saat sudah dewasa.
Hal tersebut biasanya terjadi pada wanita dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 cm karena
mengalami stunting sejak kecil. Pasalnya, ibu hamil yang bertubuh pendek di bawah rata-rata (maternal
stunting) akan mengalami perlambatan aliran darah ke janin, serta pertumbuhan rahim dan plasenta.
Bukan tidak mungkin, kondisi tersebut akan berdampak buruk pada kondisi bayi yang dilahirkan. Bayi
yang lahir dari ibu dengan tinggi badan di bawah rata-rata berisiko mengalami komplikasi medis yang
serius, bahkan pertumbuhan yang terhambat.
Perkembangan saraf dan kemampuan intelektual bayi tersebut bisa terhambat, disertai dengan tinggi
badan yang rendah. Selayaknya stunting yang berlangsung sejak kecil, bayi dengan kondisi tersebut juga
akan terus mengalami hal yang sama sampai ia beranjak dewasa.

Dampak stunting juga bisa memengaruhi proses kelahiran bayi


Stunting juga bisa meningkatkan risiko kematian janin saat melahirkan, karena kesulitan persalinan yang
dialami ibu. Pasalnya, ibu dengan tinggi badan di bawah normal cenderung memiliki ukuran panggul
yang kecil atau sempit. Hal inilah yang nantinya akan mempersempit jalan lahir bayi, sehingga
menyulitkannya untuk keluar dari rahim ibu.
Atau dengan kata lain, ukuran kepala bayi terlalu besar sehingga tidak sepadan dengan ukuran panggul
yang dimiliki ibu. Oleh karena proporsi ukuran yang tidak sesuai inilah, ibu dengan tinggi badan pendek
biasanya sulit untuk melakukan persalinan normal (melalui vagina).
Sebab jika dipaksakan, kondisi tersebut justru bisa meningkatkan risiko kematian maternal dan masalah
kesehatan pada bayi. Entah itu dalam jangka pendek maupun panjang.
Rendahnya tinggi badan ibu yang telah terjadi sejak kecil juga bisa mengakibatkan hal yang sama pada
anak-anaknya kelak. Anak yang lahir dari ibu dengan tinggi badan di bawah rata-rata berisiko
mengalami underweightatau berat badan rendah, serta tinggi badan yang tidak rendah pula.
Itulah mengapa kondisi ini dikatakan sebagai masalah gizi yang dapat berdampak hingga anak berusia
lanjut usia, apabila tidak segera ditangani.
Bagaimana cara menangani stunting pada anak?
Melansir dari Buletin Stunting menurut Kementerian Kesehatan RI, stunting dipengaruhi oleh pola asuh,
cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, lingkungan, serta ketahanan pangan.
Salah satu cara pertama yang bisa dilakukan untuk anak dengan tinggi badan di bawah normal, yakni
dengan memberikannya pola asuh yang tepat. Dalam hal ini meliputi inisiasi menyusui dini (IMD),
pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan, serta pemberian ASI bersama dengan MP-ASI sampai
anak berusia 2 tahun.
WHO dan UNICEF menganjurkan agar bayi usia 6-23 bulan untuk mendapatkan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) yang optimal. Ketentuan pemberian makanan tersebut sebaiknya mengandung minimal 4
atau lebih dari 7 jenis makanan.
Meliputi serealia/umbi-umbian, kacang-kacangan, produk olahan susu, telur atau sumber protein lainnya,
sayur dan buah kaya vitamin A atau lainnya. Di sisi lain, perhatikan juga batas ketentuan minimum meal
frequency(MMF), untuk bayi usia 6-23 bulan yang diberi dan tidak diberi ASI, dan sudah mendapat MP-
ASI, seperti:
Untuk bayi yang diberi ASI:
 Umur 6-8 bulan: 2 kali per hari atau Bible
 Umur 9-23 bulan: 3 kali per hari atau lebih
Untuk bayi yang tidak diberi ASI:
 6-23 bulan: 4 kali per hari atau lebih
Bukan hanya itu saja. Ketersediaan pangan di masing-masing keluarga turut berperan dalam mengatasi
stunting. Misalnya dengan meningkatkan kualitas makanan harian yang dikonsumsi.
Apakah stunting bisa dicegah?
Kejadian stunting bukanlah masalah baru di dunia kesehatan. Di Indonesia sendiri, stunting adalah
masalah gizi pada anak yang masih menjadi pekerjaan rumah yang mesti dituntaskan dengan baik.
Terbukti menurut data Pemantauan Status Gizi (PSG) dari Kementerian Kesehatan RI, selama 3 tahun
terakhir ini, jumlah anak pendek terbilang cukup tinggi.
Kasus anak stunting memiliki jumlah tertinggi jika dibandingkan dengan permasalahan gizi lainnya,
seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Pertanyaan selanjutnya adalah, bisakah stunting pada anak dicegah
sejak dini?
Jawabannya sebenarnya bisa. Stunting pada anak merupakan satu dari beberapa program prioritas yang
dicanangkan oleh pemerintah agar angka kasusnya diturunkan.
Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 39 Tahun 2016. Cara mencegah stunting menurut Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga, yakni:
Untuk ibu hamil dan bersalin:
 Pemantauan kesehatan secara optimal beserta penanganannya, pada 1.000 hari pertama kehidupan
bayi.
 Pemeriksaan kehamilan atau ante natal care (ANC) secara rutin dan berkala.
 Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti dokter, bidan, maupun
puskesmas.
 Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk bayi (TKPM).
 Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
 Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
 Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.
Untuk balita:
 Rutin memantau pertumbuhan balita.
 Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita.
 Melakukan stimulasi dini perkembangan anak.
 Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal untuk anak.
Untuk anak usia sekolah:
 Memberikan asupan gizi yang cukup sesuai kebutuhan harian anak.
 Mengajarkan anak pengetahuan terkait gizi dan kesehatan.
Untuk remaja:
 Membiasakan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi
seimbang, tidak merokok, dan tidak memakai narkoba.
 Mengajarkan anak mengenai kesehatan reproduksi.
Untuk dewasa muda:
 Memahami seputar keluarga berencana (KB).
 Melakukan deteksi dini terkait penyakit menular dan tidak menular.
 Senantiasa menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok,
dan tidak memakai narkoba.
Intinya, jika ingin mencegah stunting maka asupan serta status gizi seorang calon ibu harus baik. Hal ini
kemudian diiringi dengan memberikan asupan makanan yang berkualitas ketik anak telah lahir.
Apakah stunting masih mungkin diperbaiki?
Sayangnya, stunting adalah kondisi gangguan pertumbuhan yang tidak bisa dikembalikan seperti semula.
Maksudnya, ketika seorang anak sudah stunting sejak masih balita, maka pertumbuhannya akan terus
lambat hingga ia dewasa.
Saat puber, ia tidak dapat mencapai pertumbuhan maksimal akibat sudah terkena stunting di waktu kecil.
Meskipun, Anda telah memberikannya makanan yang kaya akan gizi, tapi tetap saja pertumbuhannya
tidak dapat maksimal seperti anak normal lainnya.
Namun, tetap penting bagi Anda memberikan berbagai makanan yang bergizi tinggi agar mencegah
kondisi si kecil semakin buruk dan gangguan pertumbuhan yang ia alami semakin parah.
Oleh karena itu, sebenarnya hal ini dapat dicegah dengan cara memberikan nutrisi yang maksimal saat
awal-awal kehidupannya. Tepatnya selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Jika Anda mengetahui bahwa si kecil mengalami kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter
anak Anda agar cepat teratasi.

Stunting dapat di diagnosis melalui indeks antropometri tinggi badan menurut umur yang
mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi
kekurangan gizi jangka panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai. Stunting merupakan
pertumbuhan linear yang gagal untuk mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang
buruk dan penyakit infeksi (ACC/SCN, 2000). Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak
pada kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang stunting
memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit.
Stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental dan intelektual akan terganggu.
Hal ini juga didukung oleh Jackson dan Calder (2004) yang menyatakan bahwa stunting berhubungan
dengan gangguan fungsi kekebalan dan meningkatkan risiko kematian. Di Indonesia, diperkirakan 7,8
juta anak mengalami stunting, data ini berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh UNICEF dan
memposisikan Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan jumlah anak yang mengalami stunting
tinggi (UNICEF, 2007). Hasil Riskesdas 2010, secara 2 nasional prevalensi kependekan pada anak umur
2-5 tahun di Indonesia adalah 35,6 % yang terdiri dari 15,1 % sangat pendek dan 20 % pendek. Desa
Sidowarno merupakan salah satu desa di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten menunjukkan
peningkatan angka kejadian stunting, yang prevalensi anak pendek dan sangat pendek (TB/U) diatas
prevalensi nasional yaitu 20,32 % pada hasil laporan tahunan 2010 dan meningkat pada tahun 2012
sebesar 23,97 %. Secara umum gizi buruk disebabkan karena asupan makanan yang tidak mencukupi dan
penyakit infeksi. Terdapat dua kelompok utama zat gizi yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi
makro merupakan zat gizi yang menyediakan energi bagi tubuh dan diperlukan dalam pertumbuhan,
termasuk di dalamnya adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan zat gizi mikro merupakan zat
gizi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi tubuh lainnya, misalnya dalam memproduksi sel darah
merah, tubuh memerlukan zat besi. Termasuk di dalamnya adalah vitamin dan mineral. Stunting tidak
hanya disebabkan oleh satu faktor saja tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor
tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Ada tiga faktor utama penyebab stunting yaitu
asupan makan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat,
protein, lemak, mineral, vitamin, dan air) riwayat berat lahir badan rendah (BBLR) dan riwayat penyakit
(UNICEF, 2007). Secara garis besar penyebab stunting dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan
yaitu tingkatan masyarakat, rumah tangga (keluarga) dan individu. Pada tingkat rumah tangga (keluarga),
kualitas dan kuantitas 3 makanan yang tidak memadai, tingkat pendapatan, pola asuh makan anak yang
tidak memadai, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai menjadi faktor penyebab stunting, dimana
faktor-faktor ini terjadi akibat faktor pada tingkat masyarakat (UNICEF, 2007). Konsekuensi defisiensi
zat gizi makro selama masa anak-anak sangat berbahaya. Kekurangan protein murni pada stadium berat
dapat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun. Kekurangan protein juga sering
ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan
marasmus. Protein sendiri memiliki banyak fungsi, diantaranya membentuk jaringan tubuh baru dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh, memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti
jaringan yang rusak atau mati, menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim
pencernaan dan metabolism (Karsin ES, 2004). Pangan dan gizi merupakan salah satu faktor yang terkait
erat dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat yang terpenuhi kebutuhan
dengan mutu gizi seimbang lebih mampu berpartisipasi dalam pembangunan. Masalah pangan dan gizi
merupakan masalah yang kompleks dan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa metode
pendekatan yang dilakukan dalam menentukan penilaian keadaan pangan dan gizi dapat dilakukan dengan
cara menilai konsumsi dan kebiasaan makan serta menilai status gizi pada suatu daerah atau kelompok
tertentu. Tiap daerah mempunyai masalah pangan dan gizi yang berbeda dengan daerah lainnya. Wilayah
tempat penduduk bermukim turut menentukan pola konsumsi masyarakat tersebut. 4 Pengeluaran rumah
tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan
penduduk. Kemampuan daya beli masyarakat yang menurun akan mempengaruhi pola konsumsi rumah
tangga di Kabupaten Klaten. Menurut data Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Klaten, selama
lima tahun terakhir persentase pengeluaran untuk makanan selalu lebih besar daripada persentase
pengeluaran bukan makanan. Di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten merupakan
salah satu desa Di Kecamatan Wonosari yang memiliki persentase pengeluaran untuk pangan terbesar di
Kecamatan Wonosari. Pada tahun 2010, perbandingan pengeluaran pangan dan bukan pangan sebesar
53,80% berbanding 46,20%. Keadaan ini tidak berbeda jauh dari tahun-tahun sebelumnya bahwa proporsi
pengeluaran makanan masih diatas 50% bila dibandingkana dengan pengeluaran bukan pangan.
Berdasarkan kondisi ini dapat menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Sidowarno masih
mempunyai pendapatan rendah, sebagian besar pendapatannya masih banyak digunakkan untuk
mencukupi kebutuhan makanan. Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui hubungan antara pengeluaran pangan dengan tingkat asupan makan. Oleh karena itu, penulis
ingin melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Pengeluaran Pangan dengan Tingkat Asupan
Makan pada Balita Pendek di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten” 5 B. Rumusan
Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka, perumusan masalah pada penelitian ini
adalah apakah ada hubungan antara pengeluaran pangan dengan tingkat asupan makan pada balita pendek
di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengeluaran pangan dengan tingkat asupan makan pada balita pendek
di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan besar
pengeluaran pangan keluarga balita pendek di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten
b. Mendeskripsikan tingkat asupan makan balita pendek di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari,
Kabupaten Klaten c. Menganalisis hubungan antara pengeluaran pangan dengan tingkat asupan makan
pada balita pendek di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten D. Manfaat 1. Bagi
Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor yang mampengaruhi
tingkat asupan makan pada balita dan 6 diharapkan dapat menambah pengetahuan sehingga asupan
makan balita menjadi lebih baik dan status gizi balita menjadi optimal. 2. Bagi Instansi Pelayanan
Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar mengenai tingkat asupan makan pada balita
dan nantinya dari Instansi Pelayanan Kesehatan yang terkait menyelesaikan permasalahan gizi kurang
yang terjadi di Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. 3. Bagi Peneliti Penelitian ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kreatifitas peneliti untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi tingkat asupan makan pada balita khususnya pada balita pendek. E. Ruang Lingkup Ruang
lingkup materi dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai hubungan antara pengeluaran
pangan dengan tingkat asupan makan pada balita pendek.
Mengenal "Stunting" dan Efeknya pada Pertumbuhan Anak Kompas.com - 08/02/2017, 10:03 WIB
BAGIKAN: Komentar Para ibu hamil bukan hanya diperiksa kondisi kehamilannya, tapi juga diberikan
penyuluhan untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan janinnya. EditorBestari Kumala Dewi KOMPAS.com
- Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. Padahal, menurut Badan Kesehatan Dunia,
Indonesia ada di urutan ke-lima jumlah anak dengan kondisi stunting. Salah satu wilayah di Indonesia
dengan angka stunting tertinggi adalah kabupaten Ogan Komering ilir. Angka stunting kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI) menurut Riskesdas mencapai 40,5% atau hampir setengah balita di OKI mengalami
stunting. Bahkan, angka ini di atas angka stunting nasional 37%. Menurut WHO, di seluruh dunia,
diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama,
umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Menurut UNICEF, stunting didefinisikan
sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan
berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Selain
pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang
menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk. Stunting
dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi,
obesitas dan kematian akibat infeksi. Penyebab Stunting Situs Adoption Nutrition menyebutkan, stunting
berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua faktor-faktor berikut: 1.
Kurang gizi kronis dalam waktu lama 2. Retardasi pertumbuhan intrauterine 3. Tidak cukup protein dalam
proporsi total asupan kalori 4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stres 5. Sering menderita infeksi di
awal kehidupan seorang anak. Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak
berarti bahwa asupan makanan saat ini tidak memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di
masa lalu seorang. Gejala Stunting 1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya 2. Proporsi
tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya 3. Berat badan rendah untuk
anak seusianya 4. Pertumbuhan tulang tertunda Mencegah Stunting Waktu terbaik untuk mencegah
stunting adalah selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan. Stunting di awal kehidupan akan
berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa. Untuk mengatasi masalah
stunting ini Kementerian Kesehatan dengan dukungan Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-
I), melalui Program Hibah Compact Millennium Challenge Corporation (MCC) melakukan Kampanye
Gizi Nasional Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM). Salah satu intervensi dalam
program PKGM adalah tentang perubahan prilaku masyarakat, yang dilakukan dalam program Kampanye
Gizi Nasional (KGN). Program KGN di wilayah OKI dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh,
seperti melakukan aktifasi posyandu-posyandu dan pemberian pengetahuan tentang gizi anak, mulai dari
makanan apa saja yang boleh untuk bayi di atas enam bulan, bagaimana tekstur yang baik, berapa banyak
yang harus diberikan, termasuk pengetahuan pentingnya ASI eksklusif. Yang menarik, tim posyandu
mengadakan door prize untuk menarik minat dan perhatian para ibu untuk hadir mendengarkan
penyuluhan di posyandu. “Setelah penyuluhan, kami lempar pertanyaan. Mau enggak mau mereka harus
dengerin, biar bisa jawab. Hadiahnya enggak mahal, kebutuhan rumah tangga sehari-hari saja. Tapi, ini
sudah membuat mereka semangat datang,” jelas Hera Wiyana, seorang fasilitator di posyandu desa Sugih
Waras, Ogan Komering Ilir. Hera menambahkan, para bidan dan fasilitator biasanya punya catatan siapa
saja yang rajin hadir dan bahkan yang tak pernah hadir ke posyandu. Kalau memang ada yang tak pernah
hadir, bidan atau fasilitator tak segan datang langsung ke rumahnya untuk memberikan penyuluhan. "Ada
banyak faktor, misalnya saja jarak yang jauh membuat mereka malas datang ke posyandu. Tapi, kan tetap
tanggungjawab kita memberi penyuluhan kesehatan. Jadi, ya kita datangi." Selain itu, para ibu hamil tak
hanya diwajibkan periksa secara berkala dan diberi tablet penambah darah, tapi juga diberikan
penyuluhan melalui kelas pendukung ibu. Tujuannya, agar ibu mengetahui perkembangan kehamilannya
dan bisa lebih menjaga kondisi kehamilannya. Pasalnya, stunting sangat dipengaruhi oleh seribu hari
pertama kehidupan, dimulai dari dalam kandungan. “Kalau ibunya sehat, janinnya juga sehat. Jadi, kita
kasih tahu apa saja yang harus dilakukan selama kehamilan. Makanan apa yang baik dikonsumsi. Jangan
sampai ibu hamil kurang gizi, kan bisa memengaruhi janinnya juga,” ujar Hera pada KOMPAS.com.

Mengenal "Stunting" dan Efeknya pada Pertumbuhan Anak Kompas.com - 08/02/2017, 10:03 WIB
BAGIKAN: Komentar Para ibu hamil bukan hanya diperiksa kondisi kehamilannya, tapi juga diberikan
penyuluhan untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan janinnya. EditorBestari Kumala Dewi KOMPAS.com
- Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. Padahal, menurut Badan Kesehatan Dunia,
Indonesia ada di urutan ke-lima jumlah anak dengan kondisi stunting. Salah satu wilayah di Indonesia
dengan angka stunting tertinggi adalah kabupaten Ogan Komering ilir. Angka stunting kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI) menurut Riskesdas mencapai 40,5% atau hampir setengah balita di OKI mengalami
stunting. Bahkan, angka ini di atas angka stunting nasional 37%. Menurut WHO, di seluruh dunia,
diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting.
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama,
umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Menurut UNICEF, stunting didefinisikan
sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan
berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Selain
pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang
menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk. Stunting
dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi,
obesitas dan kematian akibat infeksi. Penyebab Stunting Situs Adoption Nutrition menyebutkan, stunting
berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua faktor-faktor berikut:
1. Kurang gizi kronis dalam waktu lama
2. Retardasi pertumbuhan intrauterine
3. Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stress
5. Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan makanan
saat ini tidak memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di masa lalu seorang. Gejala
Stunting
1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda Mencegah Stunting Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah
selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan.
Stunting di awal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika
dewasa. Untuk mengatasi masalah stunting ini Kementerian Kesehatan dengan dukungan Millennium
Challenge Account-Indonesia (MCA-I), melalui Program Hibah Compact Millennium Challenge
Corporation (MCC) melakukan Kampanye Gizi Nasional Program Kesehatan dan Gizi Berbasis
Masyarakat (PKGBM). Salah satu intervensi dalam program PKGM adalah tentang perubahan prilaku
masyarakat, yang dilakukan dalam program Kampanye Gizi Nasional (KGN). Program KGN di wilayah
OKI dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh, seperti melakukan aktifasi posyandu-posyandu dan
pemberian pengetahuan tentang gizi anak, mulai dari makanan apa saja yang boleh untuk bayi di atas
enam bulan, bagaimana tekstur yang baik, berapa banyak yang harus diberikan, termasuk pengetahuan
pentingnya ASI eksklusif. Yang menarik, tim posyandu mengadakan door prize untuk menarik minat dan
perhatian para ibu untuk hadir mendengarkan penyuluhan di posyandu. “Setelah penyuluhan, kami lempar
pertanyaan. Mau enggak mau mereka harus dengerin, biar bisa jawab. Hadiahnya enggak mahal,
kebutuhan rumah tangga sehari-hari saja. Tapi, ini sudah membuat mereka semangat datang,” jelas Hera
Wiyana, seorang fasilitator di posyandu desa Sugih Waras, Ogan Komering Ilir. Hera menambahkan, para
bidan dan fasilitator biasanya punya catatan siapa saja yang rajin hadir dan bahkan yang tak pernah hadir
ke posyandu. Kalau memang ada yang tak pernah hadir, bidan atau fasilitator tak segan datang langsung
ke rumahnya untuk memberikan penyuluhan. "Ada banyak faktor, misalnya saja jarak yang jauh membuat
mereka malas datang ke posyandu. Tapi, kan tetap tanggungjawab kita memberi penyuluhan kesehatan.
Jadi, ya kita datangi." Selain itu, para ibu hamil tak hanya diwajibkan periksa secara berkala dan diberi
tablet penambah darah, tapi juga diberikan penyuluhan melalui kelas pendukung ibu. Tujuannya, agar ibu
mengetahui perkembangan kehamilannya dan bisa lebih menjaga kondisi kehamilannya. Pasalnya,
stunting sangat dipengaruhi oleh seribu hari pertama kehidupan, dimulai dari dalam kandungan. “Kalau
ibunya sehat, janinnya juga sehat. Jadi, kita kasih tahu apa saja yang harus dilakukan selama kehamilan.
Makanan apa yang baik dikonsumsi. Jangan sampai ibu hamil kurang gizi, kan bisa memengaruhi
janinnya juga,” ujar Hera pada KOMPAS.com..

1. Semua perawakan pendek disebut stunting?


Stunting bagian dari perawakan pendek, disebabkan kondisi kesehatan atau nutrisi suboptimal terutama
kualitas dan kuantitas asupan makanan yang salah. Disebut perawakan pendek jika panjang badan atau
tinggi badan menurut umur berada di bawah Zscore -2 WHO Growth Standard.
2. Tanda awal stunting dan sejak kapan?
Usia 2-3 bulan, dimulai dari berat badan kurang atau menurun dan terus dibiarkan. Begitu berat badan
turun, asupan energi tidak cukup. Pada anak yang beratnya di bawah 10 kg, 50 persen energi digunakan
untuk perkembangan otak. Bila dia kekurangan energi, yang menjadi korban adalah otaknya.
3. Dampak stunting?
Penelitian dalam jurnal Nutritional Neuroscience pada 2014 menunjukkan, mereka yang sudah terkena
gizi buruk di usia 1 tahun, memiliki IQ di bawah 70 pada usia 40 tahun dan 40 persen IQ-nya di bawah 90
atau selevel kecerdasan anak usia sekolah menengah pertama. Anak stunting angka kematiannya 4 kali
lebih tinggi, IQ bisa turun 11. Lalu pendapatan anak stunting pun di masa yang akan datang bisa menurun
hingga 22 persen di dunia kerja karena IQ mereka terbatas atau tergolong rendah.
Dampak lainnya, anak yang menderita stunting akan mengalami sejumlah masalah kesehatan seperti
penurunan fungsi kekebalan, gangguan sistem pembakaran lemak dalam jangka pendek. Dalam jangka
panjang, anak akan mengami obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi
dan osteoporosis.
4. Jika berat badan anak turun, orang tua harus apa?
Pastikan penyebabnya, misalnya apa produksi Air Susu Ibu tidak cukup, kelainan pada anak seperti
kelainan jantung sehingga tidak bisa menyusu normal. Pada anak usia di atas 4 bulan, bisa diberi makanan
pendamping sesuai anjuran petugas kesehatan. Cara mengetahui anak sudah bisa makan? Dia sudah bisa
duduk, kepala tegak dan ada refleks menjulurkan lidah.
Makanan pendamping ASI harus diberikan paling lambat pada usia 6 bulan (karena kandungan gizi ASI
sudah turun) sambil melanjutkan pemberian ASI.Contoh makanannya? Makanan keluarga, misalnya nasi
uduk (mengandung santan, lemak, telur, bumbu-bumbu) dengan syarat tesktur harus halus dulu. Makin
lama bisa makin kasar teksturnya.
5. Makanan apa yang bisa mencegah stunting?
Makan asupan yang merangsang pertumbuhan tinggi, energi (karbohidrat dan lemak), harus cukup protein
terutama hewani karena zat ini akan dipakai untuk tumbuh. Batita dianjurkan mengonsumsi 1,1 gram
protein/kg/berat badan yang berkualitas tinggi (mengandung asam amino esensial lengkap) setiap hari,
yang didapat dari sumber hewani seperti daging sapi, ayam, ikan, telur atau susu.
Penelitian menunjukkan anak yang mendapat protein 15 persen dari total asupan kalori mempunyai tinggi
badan lebih daripada mereka yang mendapatkan protein 7,5 persen.
6. Stunting bisa diperbaiki?
Malnutrisi di 1000 hari pertama itu tidak dapat diperbiki. Dikasih makan dan stimulasi bagus pun IQ
hanya berada di tengah. Oleh karenanya, jangan sampai berat badan anak turun, harus cepat diatasi.
7. Strategi turunkan resiko stunting?
Begitu anak lahir ukur panjangnya, di bawah usia 2 tahun sambil dia tiduran, di atas usia 2 tahun berdiri.
Harus curiga kalau berat badannya turun.
8. Terapi untuk anak berperawakan pendek bukan stunting?
Perawakan pendek bukan stunting bisa dengan terapi bedah, teknik pemanjangan tungkai.

Hubungan Tinggi Badan Ibu dengan Status Gizi Balita


kromosom yang membawa sifat pendek kemungkinan besar akan menurunkan sifat pendek tersebut
kepada anaknya. Apabila sifat pendek orangtua disebabkan masalah gizi maupun patologis, maka sifat
pendek tersebut tidak akan diturunkan kepada anaknya. Penelitian ini tidak meneliti faktor-faktor yang
memengaruhi tinggi badan ibu sehingga tidak dapat dibedakan apakah tinggi badan ibu saat ini
merupakan pengaruh genetik atau karena pengaruh patologis maupun malnutrisi. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Kusuma dan Nuryanto (2013) bahwa tinggi badan ibu tidak berhubungan dengan
status gizi anak balita. Namun bertentangan dengan penelitian Solihin et al. (2013), Semba et al. (2008),
dan Zottarelli et al. (2007) yang menyatakan bahwa tinggi badan ibu berhubungan signifikan dengan
status gizi (TB/U) anak balita. Kejadian anak stunting mengalami peningkatan pada ibu yang memiliki
Mengenal Penyakit Cacingan dan Gejalanya
Anak kecil seringkali memasukkan benda asing yang baru mereka lihat ke dalam mulutnya, tak terkecuali
tanah atau benda lain saat ia bermain. Padahal, tanah atau benda kotor yang masuk ke mulut bisa saja
mengandung larva cacing penyebab cacingan. Nah, sebagai seorang Ibu, sudahkah Anda tahu bagaimana
tanda jika si kecil terserang penyakit cacingan?
Penyakit cacingan atau ascariasis adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang—parasit yang
menggunakan usus manusia sebagai inangnya. Telur atau larva cacing gelang berasal di permukaan tanah
dan dapat berpindah ke tubuh si kecil jika setelah bermain atau beraktivitas di luar rumah, si kecil makan
tanpa mencuci tangan dengan baik. Selain berpindah melalui tangan, Ibu juga perlu waspada: larva cacing
juga dapat masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi sayuran atau buah-buahan yang tidak dicuci bersih.
Faktor pemicu penyakit cacingan
Askariasis atau penyakit cacingan lebih rentan menyerang seseorang dengan faktor risiko berikut:
 Usia. Penyakit cacingan seringnya dialami anak berusia 10 tahun atau kurang. Anak-anak di
kelompok usia ini rentan menderita penyakit cacingan karena mereka kerap bermain di tanah.
 Daerah bersuhu hangat. Prevalensi penyakit cacingan cenderung lebih sering terjadi di negara-
negara berkembang yang memiliki suhu hangat sepanjang tahun.
 Daerah dengan sanitasi buruk. Penyakit cacingan berisiko tinggi dialami mereka yang tinggal
di negara berkembang atau daerah dengan sanitasi buruk.
Apa gejala penyakit cacingan?
Anak yang terinfeksi cacing biasanya tidak merasakan tanda atau gejala yang spesifik. Meski begitu,
beberapa mungkin dapat merasakan gejala ringan seperti rasa tidak nyaman di perut. Gejala yang
dirasakan berbeda-beda, bergantung pada organ atau bagian tubuh yang terinfeksi cacing, yaitu:
 Di paru-paru: batuk berkepanjangan, sesak napas, bersin-bersin
 Di usus: nyeri di perut, mual, muntah, diare atau BAB berdarah
Gejala tersebut jika tidak ditangani dengan segera dapat memicu gejala lain yang lebih parah, seperti
nyeri perut yang berat hingga kekurangan gizi (malnutrisi).
Jika Ibu khawatir si kecil mengidap infeksi cacing, periksakan kondisinya ke dokter setiap enam bulan
sekali atau kapan saja saat gejala mulai muncul. Untuk mengatasi cacingan, Ibu dapat memberikan obat
cacing, salah satunya yang mengandung Pirantel Pamoat yang berfungsi melumpuhkan cacing di dalam
tubuh secara efektif dan mengeluarkannya bersama kotoran. Jika gejala menetap atau bertambah parah,
periksakan kembali kondisinya ke dokter ya, Bu

Apa kerja pemerintah yang sudah diberi kepercayaan oleh masyarakat untuk mengelola negara
selama ini?
Stunting, gizi buruk, dan kemiskinan adalah satu paket persoalan yang sangat serius dan mendasar. Ini
menyangkut hak dasar manusia untuk hidup layak dan sejahtera. Tanggung jawab terbesarnya ada di
negara.
Pemerintah tidak bisa mengelak dengan alasan apapun, karena merekalah pemilik kekuasaan mengelola
anggaran negara untuk memenuhi hak kesehatan dan pendidikan. Jika kemudian muncul gerakan sosial
yang berusaha menyelamatkan anak-anak Indonesia dari ancaman stunting, itu pertanda bahwa
pemerintahan ini sudah gagal memikul tanggung jawab negara dalam urusan kesehatan rakyatnya.
Gerakan Emas sudah berjalan sejak 2009. Sebelumnya bernama Revolusi Putih. Dua hari lalu muncul
berita tentang adanya gerakan tandingan dari pasangan calon presiden. Bukankah mereka sebernya adalah
representasi pemerintah yang sedang berkuasa? Mereka menyebutnya sebagai Gerakan Manusia Unggul.
Mereka bilang gerakan itu tidak hanya menyangkut kesehatan, melainkan juga pendidikan.
Susah dinalar, kenapa kok pemerintah yang bermetamorfosis jadi pasangan Capres-Cawapres dan timnya
bikin tandingan? Bukankah mereka yang seharusnya punya inisiatif sejak awal? Bukankah kekuasaan
negara yang diberikan oleh rakyat dan dari rakyat rakyat kepada mereka untuk memenuhi hak kesehatan
dan pendidikan rakyatnya? Jika dengan kekuasaan dan anggaran demikian besar mereka sudah gagal
melakukan pencegahan terhadap stunting, apalagi membuat tandingan gerakan masyarakat? Jangan-
jangan mereka itu adalah para pengidap stunting, tampak dari ketidaksanggupannya berpikir kreatif dan
tak punya cukup inisiatif.
Seberapa besar permasalahan gizi di Indonesia ?
Segala bentuk permasalahan gizi terjadi di Indonesia.Stunting (pendek) diderita oleh 8 juta anak balota
(13,3 persen),dan merupakan tertinggi ke-5 dari di dunia.Wasting (kurus sekali) dideruta oleh kira kira 3
juta anak balita (13,3 persen),lebih sedikit disbanding stunting (pendek) tetapi juga mengkhawatirkan
karena anak anak yang sangat kurus lebih mudah terkena penyakit dan meninggal.
Salah satu alas an mengapa stunting (pendek) sangat banyak terjadi pada anak-anak Indonesia adalah
karena usia ibu yang belum cukup saat kehamilan dan pertumbuhan mereka sendiri belum sepenuhnya
berkembang,kira kira sepertiga wanita berusia 20-45 tahun memiliki anak pertama pada usia remaja
sekitar satu dari delapan wanita dengan usia subur memiliki lengan yang sangat kurus yang menandakan
bahwa mereka mengalami kurang gizi.
Untuk menambah kekhawatiran ini kelebihan muncul sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat baik
anak-anak maupun pada orang dewasa.antara tahun 2007-2010,prevalensi kelebuhan berat badan
meningkat dari 12 sampai 14,2 persen pada anak anak dan 19 sampai 22 persen pada orang dewasa.
Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting
dan pendek adalah kondisi kesehatan berbeda, sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama.
Pendek kata, stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak.
Kondisi ini berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia. Kekurangan gizi sejak dalam
kandungan mengakibatkan pertumbuhan otak dan organ lain terganggu, yang mengakibatkan anak lebih
berisiko terkena diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung. Pertumbuhan otak yang tak maksimal juga
menyulitkan anak bertanggung jawab atas hidupnya sendiri kelak.

Sementara, anak dengan tubuh yang pendek (short stature) belum tentu mengalami gagal tumbuh. Dikutip
dari emedicinehealth, anak bertubuh pendek mengalami pertumbuhan fisik dan mental normal layaknya
anak lain. Namun, tinggi badannya kurang dari rata-rata anak sesuainya sehingga terlihat mencolok. Anak
dengan tubuh pendek tak mengalami peningkatan risiko mengalami penyakit degeneratif atau penurunan
fungsi otak. Seiring waktu, anak yang bertubuh pendek bisa menyusul tinggi teman-temannya.

Baca juga: Gerakan Emas Prabowo vs Manusia Unggul Jokowi

Pendek dan stunting bisa dibedakan dengan memperhatikan kondisi keluarganya. Anak dengan tubuh
pendek biasanya terlahir dari orangtua yang tidak terlalu tinggi. Hal berbeda biasanya dijumpai pada anak
stunting yang terus mengalami keterlambatan tumbuh. Anak stunting biasanya tumbuh lebih lambat
sekitar 4 sentimeter tiap tahun di masa pra pubertas. Anak stunting juga mengalami keterlambatan masa
puber yang biasanya di usia 15 tahun
- Gizi yang baik menjadi landasan setiap orang untuk mencapai potensi maksimal yang dimilikinya.
Status gizi pada anak menjadi penting untuk menentukan kualitas hidup di masa mendatang.

Stunting sampai saat ini masih menjadi prioritas pembangunan bangsa. Stunting biasanya ditandai dengan
tubuh yang terlihat pendek daripada anak sebaya lainnya. Tapi, ada juga anak yang memang terlahir
pendek namun tidak stunting.

"Stunting itu kita istilahkan dengan perawakan pendek. Kalau anak pendek namanya short stature yang
memang kerangkanya pendek entah dari gen atau keturunan, dan itu tidak dikategorikan stunting," tutur
Direktur Gizi Masyarakat, Dodi Azwari, saat ditemui di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jl Rasuna
Said, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Sama-Sama Nggak Bisa Tinggi, Ini Bedanya Stunting dan Sekadar Pendek

Anak bertubuh pendek tidak dikatakan stunting apabila ketika masa pertumbuhan tidak ditemukan adanya
masalah dengan perkembangan otak. Meski bertubuh pendek, kemampuan kognitifnya masih berjalan
dengan baik.

"Untuk stunting itu kita melihat dari kondisi bayi saat lahir, yakni jika berat badan kurang dari 2500 g dan
panjang lahir kurang dari 48 cm. Selain itu sampai umur 2 tahun, tinggi badannya tidak mengalami
perkembangan yang sesuai dengan usianya. Tapi ini masih menjadi kesulitan karena stunting itu
invisible," tambahnya.

Anak stunting yang tidak bisa dideteksi secara dini menjadikan penanganannya agak sulit untuk
dilakukan. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan melakukan upaya preventif untuk mencegah stunting.

"Upaya intervensi yang paling utama itu di 1000 hari kehidupan, 270 hari di kandungan ibu hamil dan
330 hari setelah 2 tahun," pungkasnya.

Anda mungkin juga menyukai