Anda di halaman 1dari 2

Luas potongan 

Tumpeng Gizi Seimbang menunjukkan porsi makanan yang harus dikonsumsi setiap


orang per hari. Tumpeng Gizi Seimbang yang terdiri atas potongan-potongan itu dialasi oleh air
putih. Artinya, air putih merupakan bagian terbesar dan zat gizi esensial bagi kehidupan untuk hidup
sehat dan aktif.[3]
Dalam sehari, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter [butuh rujukan] (8 gelas). Setelah itu, di atasnya
terdapat potongan besar yang merupakan golongan makanan pokok (sumber karbohidrat).
Golongan ini dianjurkan dikonsumsi 3—8 porsi. Kemudian di atasnya lagi terdapat golongan sayur
dan buah sebagai sumber vitamin dan mineral. Keduanya dalam potongan yang berbeda luasnya
untuk menekankan pentingnya peran dan porsi setiap golongan. Ukuran potongan sayur dalam
Pedoman Gizi Seimbang sengaja dibuat lebih besar dari buah yang terletak di sebelahnya. Dengan
begitu, jumlah sayur yang harus dimakan setiap hari sedikit lebih besar (3-5 porsi) daripada buah (2
—3 porsi). Selanjutnya, di lapisan ketiga dari bawah ada golongan protein, seperti daging, telur,
ikan, susu dan produk susu (yogurt, mentega, keju, dan lain-lain) di potongan kanan, sedangkan di
potongan kiri ada kacang-kacangan serta hasil olahan seperti tahu, tempe, dan oncom.
Terakhir dan menempati puncak Tumpeng Gizi Seimbang makanan dalam potongan yang sangat
kecil adalah minyak, gula, dan garam, yang dianjurkan dikonsumsi seperlunya. Pada bagian bawah
tumpeng terdapat prinsip Gizi Seimbang lain, yaitu pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga
kebersihan dan pantau berat badan. Karena prinsip gizi seimbang didasarkan pada kebutuhan zat
gizi yang berbeda menurut kelompok umur, status kesehatan, dan jenis aktivitas, maka satu macam
Tumpeng Gizi Seimbang tidak cukup. Diperlukan beberapa macam Tumpeng Gizi Seimbang untuk
ibu hamil dan menyusui, bayi dan balita, remaja, dewasa, dan usia lanjut.

Perbedaan 4 sehat 5 sempurna dengan Gizi Seimbang[sunting | sunting


sumber]
Beberapa hal yang membedakan konsep 4 sehat 5 sempurna dengan konsep Gizi Seimbang yakni:
Pertama

 Susunan makanan yang terdiri atas 4 kelompok ini, belum tentu sehat, bergantung apakah porsi
dan jenis zat gizinya sesuai dengan kebutuhan. Contoh, jika pola makan kita sebagian besar
porsinya terdiri atas sumber karbohidrat (nasi), sedikit sumber protein, sedikit sayur dan buah
sebagai sumber vitamin, maka pola makan tersebut tidak dapat dianggap sehat. Sebaliknya, jika
pola makan kita terlalu banyak sumber lemak dan protein seperti hidangan yang banyak daging
dan minyak atau lemak, tetapi sedikit sayur dan buah, maka pola makan itu tak dapat dianggap
sehat.
 Selain jenis makanan, pola makan berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang menekankan pula
proporsi yang berbeda untuk setiap kelompok yang disesuaikan atau diseimbangkan dengan
kebutuhan tubuh. Pedoman Gizi Seimbang pun memperhatikan aspek kebersihan makanan,
aktivitas fisik, dan kaitannya dengan pola hidup sehat lain.
Kedua

 Susu bukan "makanan sempurna" seperti anggapan umum selama ini. Dengan anggapan itu
banyak orang, termasuk kalangan pemerintah, menganggap susu merupakan "jawaban" atas
masalah gizi.[4] Sebenarnya, susu adalah sumber protein hewani yang juga terdapat pada telur,
ikan dan daging.
 Oleh karena itu di dalam Pedoman Gizi Seimbang, susu ditempatkan dalam satu kelompok
dengan sumber protein hewani lain. Dari segi kualitas protein, telur dalam ilmu gizi dikenal lebih
baik dari susu karena daya cerna protein telur lebih tinqggi daripada susu.
Ketiga
 Slogan 4 sehat 5 sempurna dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan iptek gizi, seperti
halnya slogan "Basic Four" di Amerika yang merupakan acuan awal 4 sehat 5 sempurna pada
masa itu, namun, setelah dievaluasi tahun 1970-an, ternyata slogan tersebut tidak memperbaiki
pola makan penduduk Amerika, yang disertai dengan meningkatnya penyakit degeneratif terkait
gizi. Sejak itu, slogan "Basic Four" diperbarui dan disempurnakan menjadi "Nutrition Guide for
Balance Diet" dengan visual piramida.
 Di Indonesia "Nutrition Guide for Balance Diet" diterjemahkan menjadi Pedoman Gizi Seimbang
yang juga menggunakan visual piramida. Berbeda dengan Nutrition Guide AS yang berlaku
untuk usia di atas 2 tahun, di Indonesia Pedoman Gizi Seimbang berlaku sejak bayi dengan
memasukkan ASI eksklusif sebagai Gizi Seimbang.

Anda mungkin juga menyukai