Anda di halaman 1dari 14

urnal Kesehatan Masyarakat Timor

Vol 2, No 3, September 2020: 118-125


e-ISSN 2685-4457
https://ejurnal.undana.ac.id/tjph
https://doi.org/10.35508/tjph
118
Analisis Kandungan Vitamin C dan Zat Besi (Fe) pada Jelly Daun Kelor
Hilda Ata 1) , Apris Adu 2) , Marselinus Laga Nur 3)
marselinus.laga.nur@staf.undana.ac.id
ABSTRAK
Abstrak . Kekurangan vitamin C dapat memicu kekurangan zat besi dan masalah gizi ini dapat
berkontribusi pada
meningkatnya kasus gizi buruk dan gizi buruk. Menanggapi masalah kekurangan zat besi,
Pemerintah Nusa Tenggara Timur menjalankan berbagai program, antara lain pemberian
suplemen berupa
tablet besi. Upaya lain adalah dengan melaksanakan Program Pemberian Makanan Tambahan
(Supplemental Feeding Program/SFP). Rumus standar yang diberikan
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terdiri dari susu, minyak, gula bubuk, dan
air. Modifikasi
formula yang cukup padat energi dan protein terdiri dari bahan-bahan yang mudah didapat di
masyarakat dengan harga yang terjangkau
harga terjangkau. Di dunia internasional, budidaya daun kelor merupakan program yang
sedang digalakkan,
termasuk provinsi NTT salah satunya. Dengan pengolahan daun kelor menjadi makanan ringan
yang disukai
oleh semua kalangan akan meningkatkan pemanfaatan daun kelor di masyarakat sehingga
kandungan gizi daun kelor
daun dapat diserap oleh tubuh. Jelly drink diharapkan dapat menjadi alternatif minuman jus
buah yang dapat
meningkatkan stabilitas jus buah karena minuman ini memiliki konsistensi gel sehingga dapat
menghindari pengendapan, tetapi mudah untuk
minum. Penelitian ini merupakan Eksperimen Kuasi dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang sengaja ditambahkan
tepung kelor untuk resep pembuatan jelly yang sudah ada dengan 3 konsentrasi yang
berbeda. Analisis data menggunakan One-Way Anova
Uji untuk melihat perbedaan kadar Vitamin c dan Zat Besi pada masing-masing konsentrasi
agar-agar. Hasil dari One-Way
Uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata konsentrasi zat besi dan vitamin
C pada jelly
dengan penambahan tepung kelor dengan komposisi 50%, 40%, dan 30% (sig = 0,00 < pvalue
0,05).
Kata kunci: Vitamin C; Besi; kelor; Jeli
ABSTRAK
Abstrak . Kekurangan vitamin C dapat memicu kekurangan zat besi dan masalah gizi tersebut
dapat menjadi
penyumbang dalam penigkatan angka kasus gizi kurang dan gizi buruk. solusi masalah
kekurangan zat gizi
besi tersebut, pemerintah Nusa Tenggara Timur menjalankan berbagai program, antara lain
mempersembahkan suplemen
dalam bentuk tablet besi. Usaha lain yang dilakukan adalah dengan menjalankan Program
Pemberian Makanan
Tambahan (PMT). Formula standar yang diberikan oleh World Health Organization (WHO)
yaitu terdiri dari
susu, minyak, gula tepung dan air. Adapun formula modifikasi yang cukup padat energi dan
protein terdiri dari
bahan yang mudah diperoleh di masyarakat dengan harga terjangkau. Di dunia internasional
budidaya daun kelor
merupakan suatu program yang sedang digalakan, termasuk provinsi NTT salah satunya. Dengan
diolahnya daunnya
kelor menjadi makanan kudapan yang disukai oleh semua kalangan, maka akan meningkatkan
pemanfaatan daun
kelor di masyarakat sehingga kandungan gizi pada daun kelor dapat diserap tubuh. Minuman jeli
diharapkan
menjadi alternatif minuman sari buah yang dapat mengatasi kestabilan sari buah karena
minuman ini memiliki
konsistensi gel sehingga dapat menghindari menghindari, tetapi mudah diminum. Penelitian ini
merupakan Quasi
Eksperimen menggunakan Rancangan acak Lengkap (RAL) yang mana secara sengaja
menambahakan tepung
kelor kedalam resep pembuatan jelly yang sudah ada dengan 3 konsentrasi yang
berbeda. Analisis data
menggunakan Uji Anova Satu Arah untuk melihat perbedaan kadar Vitamin c dan Zat Besi pada
masing-masing
konsentrasi jeli. Hasil uji ANOVA Satu Arah menunjukkan perbedaan rata-rata konsentrasi Zat
Besi dan
Vitamin C dalam jeli kelor dengan penambahan tepung kelor pada komposisi 50%, 40% dan
30%
( sig=0,00<pnilai 0,05 ).
Kata Kunci : Vitamin C; Zat besi; kelor; Jeli
Sejarah artikel:
Dikirim (25 Januari 2021)
Diulas (1 Februari 2021)
Diterima (15 Februari 2021)
Tersedia online (tanggal)
1) Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa
Cendana; hyldarambu99@gmail.com
2) Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa
Cendana; aprisadu606@gmail.com
3) Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana;

Halaman 2
Jurnal Kesehatan Masyarakat Timor
Vol 2, No 3, September 2020: 118-125
e-ISSN 2685-4457
https://ejurnal.undana.ac.id/tjph
https://doi.org/10.35508/tjph
119
PENGANTAR
Nutrisi adalah masalah yang masih dibicarakan di banyak negara maju dan berkembang
negara, tidak ketinggalan giliran Indonesia salah satunya. Berbicara tentang nutrisi tidak terlepas
dari
masalah makanan. Pangan merupakan hak setiap individu untuk memperolehnya secara cukup
dan aman serta terjangkau
jumlahnya, jika pemenuhannya tidak mencukupi kebutuhan maka dapat menimbulkan berbagai
masalah gizi. saya Empat
Masalah gizi yang dominan di Indonesia terkait dengan kekurangan pangan, yaitu: Rendah
Energi Protein
(LPE), Anemia Gizi Besi (INA), Gangguan Akibat Defisiensi Iodium (GAKI), dan Defisiensi
Vitamin A
(VAD). ii
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), salah satu dari sepuluh kesehatan paling serius
Masalah yang dihadapi adalah anemia, baik pada ibu hamil maupun remaja. Anemia adalah
suatu kondisi dimana
jumlah darah merah (Hb) dan kapasitas oksigen dalam tubuh tidak mencukupi. Penyebab utama
anemia
adalah kekurangan zat besi. iii Besi memainkan peran penting dalam pengelolaan anemia yang
mempengaruhi
munculnya kasus LBB dimana fungsi zat besi dalam tubuh adalah sebagai alat pengangkut
oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh, sebagai transpor elektron ke sel, dan sebagai bagian terpadu
berbagai
reaksi enzim dalam jaringan tubuh. iv
Penyerapan zat besi dalam tubuh dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
jumlahnya
kandungan vitamin C yang berperan dalam penyerapan zat besi non-hem sebanyak empat kali
lipat. Oleh karena itu vitamin
Kekurangan C dapat memicu defisiensi zat besi dan masalah gizi ini dapat berkontribusi pada
peningkatan
jumlah kasus gizi buruk dan gizi buruk. Asupan zat besi yang tidak adekuat pada ibu hamil
selama kehamilan dapat mengurangi kesehatan ibu hamil dan terutama mempengaruhi
pertumbuhan janin tidak
optimal dimana suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan ke janin akan terhambat
dan janin
akan mengalami gangguan tumbuh kembang yang dapat memicu kenaikan berat badan Badan
Lahir Bawah
(LBB) pada bayi baru lahir. i Adapun jumlah LBB di Provinsi Nusa Tenggara Timur menurut
Basic
Data Riset Kesehatan tahun 2018 sebesar 8,2%. v Menanggapi masalah kekurangan zat besi,
pemerintah
Nusa Tenggara Timur menjalankan berbagai program, antara lain pemberian suplemen berupa
zat besi
tablet. Berdasarkan cakupan data pelayanan tablet besi (Fe) oleh pemerintah untuk mengatasi
masalah tersebut
anemia di Provinsi Nusa Tenggara Timur masih kurang optimal sebesar 89,03%, sehingga perlu
dilakukan
menjalankan program lain untuk membantu mengatasi masalah anemia. vi Upaya lain yang
dilakukan adalah dengan melaksanakan
Program Pemberian Makanan Tambahan (SFP). Formula standar yang diberikan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia
(WHO) terdiri dari susu, minyak, gula halus, dan air. Rumus modifikasi yang cukup padat
energi dan protein terdiri dari bahan-bahan yang mudah didapat di masyarakat dengan harga
yang terjangkau. vii
Di dunia internasional, budidaya daun kelor merupakan program yang sedang digalakkan,
termasuk Provinsi Nusa Tenggara Timur salah satunya. Hari ini, bubuk kelor telah mengalami
banyak inovasi pengolahan berupa cake, coklat, dan teh. viii Dengan pengolahan kelor
daun kelor menjadi makanan jajanan yang disukai semua kalangan, akan meningkatkan
pemanfaatan daun kelor di masyarakat
agar kandungan nutrisi daun kelor dapat diserap oleh tubuh. ix
Jelly drink diharapkan dapat menjadi alternatif minuman sari buah yang dapat meningkatkan
kestabilan
jus buah karena minuman ini memiliki konsistensi gel sehingga dapat menghindari pengendapan,
namun mudah diminum. NS
Kelebihan dari jelly drink ini bukan hanya sekedar minuman, tapi juga bisa digunakan untuk
menunda rasa lapar. Lain
Keunggulan produk minuman jelly adalah adanya vitamin dan serat alami yang bermanfaat
untuk
metabolisme tubuh. Jelly drink cocok digunakan untuk menambah nilai tambah daun kelor
karena merupakan minuman ringan yang digemari masyarakat, mudah dibawa atau dikirim, dan
juga memiliki harga yang murah
biaya produksi, baik dalam skala kecil maupun dalam industri. x Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kandungan Fe dan Vitamin C Jelly Moringa”
sebagai salah satu
upaya pengolahan PMT yang inovatif dengan bahan pangan lokal yang sudah jelas dikenal
kandungan gizinya dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Telah dilakukan penelitian pendahuluan untuk melihat tingkat kekenyalan jelly dengan
penambahan
bubuk kelor. Dalam studi pendahuluan ini, peneliti menggunakan penilaian subjektif untuk
menentukan
interval konsentrasi tertentu yang akan digunakan dalam menentukan konsentrasi yang akan
digunakan dalam
penelitian lebih lanjut. Peneliti memberikan perlakuan yang berbeda pada sampel dengan
menambahkan bubuk kelor dengan
konsentrasi 10-100%. Dari hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan diperoleh tingkat
jelly dengan tingkat kekenyalan dengan konsentrasi 60-100% menghasilkan jelly dengan tingkat
kekenyalan yang buruk (tidak
kenyal), sehingga dari hasil yang ada dengan mempertimbangkan tingkat kekenyalan agar-agar
dan anggapan

halaman 3
Jurnal Kesehatan Masyarakat Timor
Vol 2, No 3, September 2020: 118-125
e-ISSN 2685-4457
https://ejurnal.undana.ac.id/tjph
https://doi.org/10.35508/tjph
120
kandungan nutrisi peneliti memutuskan untuk menggunakan konsentrasi 50%, 40% dan 30%
untuk penelitian lebih lanjut
yang mengukur tingkat Vitamin C dan Zat Besi yang terkandung di dalamnya.
Tujuan umum ini ingin mengetahui kandungan Vitamin C dan Zat Besi pada Jelly Leaf Moringa
perbandingan komposisi 50%, 40% dan 30%”.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap. Penelitian ini merupakan
penelitian yang sengaja menambahkan bubuk kelor pada resep pembuatan jelly yang sudah
ada. Selanjutnya, peneliti
menganalisis kandungan mikronutrien (Fe dan Vitamin C) dari agar-agar yang dibuat dengan
menambahkan kelor
bubuk. Desain ini diberikan 3 macam perbandingan agar-agar yang akan diukur. Perlakuan yang
diterapkan di
penambahan bubuk kelor dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Desain Pemberian Bubuk Kelor
Tidak.
Jenis Jelly
Keterangan
1.
P0
Tanpa Perawatan
2.
P1
Tepung Kelor 50%
3.
P2
Tepung Kelor 40%
4.
P3
Tepung Kelor 30%
Distribusi jelly minuman (P) berdasarkan penambahan serbuk dengan konsentrasi 50%
(50 gram 100 gram pelarut), 40% (40 gram 100 gram pelarut), dan 30% (30 gram
100 gram pelarut). Penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai
adalah untuk
mengetahui kandungan zat gizi mikro pada jelly dengan perbandingan konsentrasi 50%, 40%,
dan 30%,
maka pengukuran yang akan dilakukan adalah kandungan zat gizi mikro pada jelly dengan
kandungan yang diuji
di laboratorium yaitu uji kandungan Vitamin C dan Zat Besi (Fe). Analisis data uji laboratorium
adalah
dianalisis menggunakan uji one way ANOVA (One Way Anova) dengan aplikasi
SPSS. Penelitian itu
dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2020. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar
Pertanian Negara Kupang
Laboratorium Politeknik untuk menguji kandungan Vitamin C dan Zat Besi dalam agar-
agar . Sampel yang diperiksa adalah
dalam bentuk agar-agar daun kelor dibuat dan diuji di laboratorium Pertanian Negeri Kupang
Politeknik.
Prosedur Kerja
1) Prosedur Menambahkan Tepung Biji ke Jelly
Gambar 1. Tata Cara Penambahan Tepung Biji
(Dimodifikasi dari Rika, 2008 dalam Ressa 2018)
2) Proses Pembuatan Minuman Moringa Jelly

halaman 4
Jurnal Kesehatan Masyarakat Timor
Vol 2, No 3, September 2020: 118-125
e-ISSN 2685-4457
https://ejurnal.undana.ac.id/tjph
https://doi.org/10.35508/tjph
121
Gambar 2. Prosedur pembuatan Moringa Jelly dengan penambahan 30% tepung kelor (30% dari
100 gram) (Dimodifikasi oleh Ressa Yowinda, 2018)
HASIL DAN DISKUSI
Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran kadar Vitamin C pada Moringa Jelly menggunakan:
metode ultraviolet tampak.
Tabel 2. Kadar Vitamin C pada Jeli Kelor dengan Metode Spektrofotometri UV- Visible
Kode sampel
kamu
(Penyerapan
sampel l e )
A
(Sampel)
x
(konsentrasi
Sampel (mg / L)
B
(intersep)
P1.1
1.110
0.1043
10,84
0,021
P1.2
1.110
0.1043
10,66
0,021
P1.3
1.150
0.1043
11,04
0,021
P2.1
0,690
0.1043
6,63
0,021
P2.2
0,0714
0.1043
6,86
0,021
P2.3
0,702
0.1043
6,74
0,021
P3.1
0,185
0.1043
1,79
0,021
P3.2
0,190
0.1043
1,84
0,021
P3.3
0,192
0.1043
1,85
0,021
Berdasarkan tabel 2, konsentrasi Vitamin C dapat dilihat dengan kode sampel P1 (50% kelor
bubuk), P2 (40% bubuk kelor), dan P3 (30% bubuk kelor) 3 kali pengulangan menunjukkan
langsung
penurunan hasil dengan kandungan Vitamin C yang terkandung di dalamnya, dengan konsentrasi
terbesar berada di
agar-agar dengan sampel kode P1 (50% tepung) dengan total rata-rata 10,85 mg/L.
Tabel 3. Kadar Besi (Fe) pada Jeli Kelor dengan Metode Titrasi Redoks
Sampel
Kode
Volume Sampel
(mL)
Geraham
KMN (mol/L)
Volume
KMN bekas pakai
(mL)
Besi (Fe) (%)
P1.1
10
0,098
25,5
6,97
P1.2
10
0,098
24,9
6,81
P1.3
10
0,098
24,2
6,62
P2.1
10
0,098
12,9
3,53
P2.2
10
0,098
12,4
3,39
P2.3
10
0,098
11,8
3,23
P3.1
10
0,098
4,8
1,31
P3.2
10
0,098
4,2
1,15
P3.3
10
0,098
4,7
1,29

halaman 5
Jurnal Kesehatan Masyarakat Timor
Vol 2, No 3, September 2020: 118-125
e-ISSN 2685-4457
https://ejurnal.undana.ac.id/tjph
https://doi.org/10.35508/tjph
122
Tabel 3 menunjukkan penurunan kandungan Besi seiring dengan jumlah bubuk kelor yang lebih
sedikit
ditambahkan ke jeli. Kandungan Besi terbesar terdapat pada jeli dengan konsentrasi 50% (P1)
dengan
rata-rata total untuk tiga destilasi sebesar 24,87%.
Tes ANOVA
1) Uji Normalitas
Hasil uji normalitas data kandungan vitamin c dan zat besi juga menyatakan bahwa sebaran
data berdistribusi normal dan memiliki tingkat homogenitas yang signifikan. Hasil dari
uji normalitas dan uji homogenitas dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.Uji Normalitas
UJI NORMALITAS
Gizi
Suplemen (%)
(%)
Tanda tangan.
Kesimpulan
Besi (Fe)
50
0,926
Normal
40
0,927
Normal
30
0,220
Normal
0 (Kontrol)
0,780
Normal
Vitamin C
50
0,942
Normal
40
0,952
Normal
30
0,298
Normal
0 (Kontrol)
0,298
Normal
UJI HOMOGENITAS
Nutrisi
Tanda tangan.
Kesimpulan
Besi (Fe)
0,257
Homogen
Vitamin C
0,204
Homogen
ANOVA satu arah
Nutrisi
Tanda tangan.
Kesimpulan
Besi (Fe
0,00
Berbeda
Vitamin C
0,00
Berbeda
Tabel 4 menunjukkan distribusi data normal dengan Besi dan vitamin C>
signifikan p (0,05) nilai
sebuah acara nd bahwa data memiliki tingkat kesamaan atau homogenitas dengan nilai-nilai
yang signifikan dari Besi dan vitamin
nilai C > p (0,05) . Tabel 4 juga menunjukkan nilai signifikansi Besi dan Vitamin C < p-
value (0,05 ), dimana
berarti data tersebut memiliki nilai rata-rata yang berbeda.
DISKUSI
Penelitian ini merupakan salah satu contoh penerapan teknologi pangan yang memanfaatkan
potensi
makanan khas daerah NTT khususnya daun kelor. Agar-agar ini diharapkan menjadi makanan
ringan yang
disukai oleh semua kalangan, sehingga akan meningkatkan pemanfaatan daun kelor di
masyarakat dan
kandungan nutrisi daun kelor dapat diserap oleh tubuh.
ix
Vitamin C adalah zat gizi mikro yang
berperan penting bagi manusia, seperti produksi kolagen. dan karnitin yang berkontribusi pada
peningkatan dan pertahanan kekebalan tubuh. Bahkan Vitamin C berperan sebagai agen
antimikroba yang dapat melawan berbagai macam penyakit
mikroorganisme penyebab infeksi. xi Vitamin C juga berperan dalam pembentukan eritrosit di
tubuh yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dan sel darah merah bagi tubuh. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 tentang Rekomendasi
Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia, rata-rata AKG gizi vitamin C untuk
balita adalah 45 mg per orang per hari dan tambahan 10 mg kebutuhan normal sesuai usia per
orang per hari untuk ibu. hamil. Zat besi yang dibutuhkan tubuh sekitar 150-300 mg/hari. xii
Besi (Fe) merupakan komponen penting dalam tubuh, terutama sintesis hemoglobin dan oksigen
transportasi ke seluruh tubuh. xiii Rata-rata AKG zat besi untuk balita adalah 26,5 mg per orang

halaman 6
Jurnal Kesehatan Masyarakat Timor
Vol 2, No 3, September 2020: 118-125
e-ISSN 2685-4457
https://ejurnal.undana.ac.id/tjph
https://doi.org/10.35508/tjph
123
per hari dan RDA rata-rata untuk zat besi untuk wanita hamil adalah tambahan 5 mg menurut
usia ibu saat hamil per orang per hari.
xii
Pengukuran kadar Vitamin C dengan UV-Vis
Spektrofotometri adalah suatu metode yang dapat digunakan untuk menentukan sampel yang
berupa larutan, gas atau
uap. Uji kuantitatif Vitamin C dilakukan dengan menentukan kadar Vitamin C dengan cara:
Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 570 nm menggunakan senyawa amonium
molibdat
mampu memberi warna pada Vitamin C sehingga absorbansinya dapat diukur pada daerah
tampak. Di dalam
uji, Vitamin C (asam askorbat standar) digunakan dalam kuvet standar dan ekstrak jeli kelor
pada
sampel kuvet.
Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kandungan
Vitamin C antara jeli kelor dengan perbandingan 50%, 40% dan 30%. Kandungan Vitamin C dan
Zat Besi
yang terkandung dalam agar-agar tersebut tentunya dipengaruhi oleh pengolahan dan analisis
yang berkaitan dengan kebersihan dan
sanitasi makanan, seperti hasil penelitian Adu (2020) tentang cemaran mikroba di laru
yang terkena dampak
dengan higiene dan sanitasi makanan dan minuman yang merupakan upaya pengendalian faktor
makanan, manusia,
tempat, dan peralatan yang dapat atau tidak dapat menimbulkan masalah atau gangguan
kesehatan. Oleh karena itu persyaratan
kebersihan adalah persyaratan teknis yang ditetapkan untuk produk, toko masak, dan restoran,
personel, dan
peralatan yang meliputi persyaratan bakteri, kimia, dan fisik. xiv
Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata kandungan Zat Besi (Fe) dan Vitamin
C dalam
Jelly Daun Kelor dengan perbandingan konsentrasi 50%, 40%, dan 30%.
KONFLIK KEPENTINGAN
Naskah artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang telah lulus etika
tes yang dilakukan oleh Komite Etik fakultas Kesehatan Masyarakat, universitas Nusa Cendana
Kupang tahun 2020.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Yustinus dan Ibu Bernadette, Dr. Apris A.
adu, S.Pt., M.
Kes, Bapak Mrs. Mrselinus Laga Nur, S.KM., M.Kes dan Dr. Marilyn S. Junias, S.Pt., ST
kepada Ketua
Laboratorium Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan untuk semua sahabatku khususnya untuk
Amel dan
Saya in.

halaman 7
Jurnal Kesehatan Masyarakat Timor
Vol 2, No 3, September 2020: 118-125
e-ISSN 2685-4457
https://ejurnal.undana.ac.id/tjph
https://doi.org/10.35508/tjph
124
REFERENSI
saya Manek, E. (2017). Analisis Kandungan Vitamin C, Zat Besi dan Penerimaan cookies
Tepung Jagung dan
Tepung Jagung dengan Kue Tepung Daun Kelor . NASKAH. Kupang: Fakultas Kesehatan
Masyarakat,
Universitas Nusa Cendana.
ii Reza Fitri, d. (2017). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Balita
Di Wilayah Suku Anak Dalam. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Fakultas Publik Semarang
Kesehatan Universitas Diponegoro. (e-jurnal), 753
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm.PDF diunduh pada 28 Maret 2020.
iii Mahameru, C. (2019). Hubungan antara asupan zat besi (fe) dan vitamin C dengan kadar
hemoglobin
di kelas VII SMPN 3 Brebes. Jurnal nutrisi . (e-Jurnal)
http://s.docworkspace.com/d/AFKY2Yn-gK4xkpH22KGnFA. Unduhan PDF pada bulan Maret
22,2020
iv Susiloningtyas, I. (2016). Administrasi Zat Besi Selama Kehamilan . Jurnal Kesehatan. (e-
Jurnal).
Fakultas Keperawatan. Universitas Islam Sultan Agung Semarang
http://s.dockworkspace.com/d/AI0M69f-gK4xkySE2aGnFA. Unduhan PDF pada 3 Juni 2020
v Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia . (2018). Penelitian
Kesehatan Dasar.
http://Kesmas.kesmas.go.id/assets/uploud/dir_519d41d8foo/files/riskesdas-result-2018_1274.
Unduhan PDF pada 27 Februari 2020.
vi Dinas Kesehatan Provinsi. (2017). Profil Kesehatan Nusa Tenggara Timur .
http://sdinkes.nttprov.goid/index.php/publiccation/publiction-data-and-
informasi?download=14:profil-kesh-ntt-2017. Unduh PDF pada 19 Maret 2020.
vi Yulianti, R. 2008. Pembuatan Minuman Daun Jeli Sebagai Sumber Vitamin C dan Beta
Karoten e. Jurnal.
Bandung: Institut Pertanian Bandung.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/3166. PDF diunduh pada 28 Maret 2020.
viii I wayan, P. (2016). Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa
Oleifera L.). Fakultas Farmakologi Universitas Udayana Bali.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/imv/article/view/27257/17247 . Unduhan PDF pada 15 April
2020
vii Rahmawati, P. 2016. Penerimaan dan Kandungan Gizi Permen Jelly Dengan Penambahan
Moringa Oleifer
Bubuk (Moringa Oleifera). Jurnal. Singapura: Universitas Airlangga - Media Nutrition
Indonesia. http://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/view/4413 . PDF diunduh pada 10 Juli,
2020.
x Yowandita, R. (2018). Membuat Jelly Nanas, Mempelajari Tingkat Kehalusan Buah Nanas
Dan Konsentrasi Penambahan Keragenan Pada Fisik, Kimia Dan Organoleptik
Properti. Jurnal Pangan dan Agroindustri: Universitas brawijaya.
https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/view/588. Unduhan PDF pada 3 Januari 2020.
xi Hidayah, S. (2020). Tingkatkan Imunitas dengan Mengkonsumsi Vitamin C dan Gizi
Seimbang untuk
Ibu Hamil Cegah Corona di Kota Tegal. Jurnal ABDINUS.
Fakultas Kebidanan : Kediri.
https://ojs.upkediri.ac.id/index.php/PPM/article/download/14641/1650/ Unduh PDF di
18 Januari 2021.
xi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang
Rekomendasi
Angka Kecukupan Gizi Bangsa Indonesia.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/138621/permenkes-no-28-tahun-2019 PDF
unduh pada 17 Desember 2020
xiii Roziqo, I. 2016. Hubungan Asupan Protein, Zat Besi, Vitamin C, dan Seng dengan Kadar
Hemoglobin
dalam Stunting Balita . Jurnal Perguruan Tinggi Gizi . Jurnal. Semarang: Diponegoro
Universitas. https://www.neliti.com/publications/95045/hubungan-asupan-protein-zat-besi-
vitamin-c-dan-seng dengan-kadar-hemoglobin-pada-balita-stunting. PDF diunduh di
21 Oktober 2020.

halaman 8
Jurnal Kesehatan Masyarakat Timor
Vol 2, No 3, September 2020: 118-125
e-ISSN 2685-4457
https://ejurnal.undana.ac.id/tjph
https://doi.org/10.35508/tjph
125
xiv Adu, A. (2020). Pencemaran Mikroba di Laru ( Minuman Beralkohol Masyarakat Lokal
Nusa Timur
Tenggara). Jurnal Penelitian Narkoba dan Alkohol Vol.9, ID Artikel. Fakultas Umum Kupang
kesehatan, Universitas Nusa Cendana. Penerbitan Ashdin
http://schlar.google.com/citations/user=EU5uCHIAAAJ&hl=id#gs_md_citad&u=%2Fcitatio
ns%3Fview_op%3Dviewcitation%26hl%3Den%26user%3DEU5uCHIAAAJ%26citation_for
_view%#DEU5uCHIA-480. Unduhan PDF pada 2 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai