Semester II 2013/2014
Proposal Penelitian
STANDARISASI GROWOL SEBAGAI MAKANAN FERMENTASI BERBAHAN
BAKU SINGKONG KHAS KULON PROGO, YOGYAKARTA
Disusun oleh:
Ni Putu Dita Kusumadewi (10411017)
Ahmad Rizki (10411021)
Ravy Muhammad (10411026)
Aulia Nur Annisa (10411030)
Yuzy Fauzyah (10411035)
Asisten:
Christine Katiga (10410046)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal yang
berjudul Standarisasi Growol sebagai Makanan Fermentasi Berbahan Baku Singkong Khas
Kulon Progo, Yogyakarta. Proposal ini berisikan informasi tentang makanan fermentasi
tradisional nusantara yang bernama growol. Growol merupakan makanan yang diolah secara
tradisional dengan menggunakan prinsip fermentasi secara alami.
Penulis mencoba merancang penelitian untuk mengisolasi dan mengidentifikasi
mikroorganisme yang berperan penting dalam proses fermentasi pati singkong serta
mengoptimasi pengolahannya agar menghasilkan nilai gizi dan nilai jual yang tinggi kepada
konsumen. Diharapkan proposal ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
growol. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga penelitian ini dapt
berguna bagi semua pihak dan dapat diaplikasikan jugan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2
Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN................................................................................7
3.1 Metodologi.......................................................................................................................7
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................7
3.2.1 Bahan.........................................................................................................................7
3.2.2 Alat............................................................................................................................7
3.3 Prosedur Kerja..................................................................................................................8
3.3.1 Penyiapan Sampel.....................................................................................................9
3.3.2 Isolasi Bakteri Asam Laktat pada Growol................................................................9
3.3.3 Optimasi..................................................................................................................14
3.3.4 Up Scale..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
LAMPIRAN.............................................................................................................................19
JADWAL KEGIATAN.........................................................................................................19
USULAN BIAYA.................................................................................................................20
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1 BAB I
BAB 2 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Singkong
adalah
tanaman
rakyat
yang
telah
dikenal
di
seluruh pelosok
Indonesia. Saat ini produksi singkong di Indonesia telah mencapai kurang lebih 20 juta ton
per tahun (BPS, 2008). Singkong merupakan hasil pertanian yang jumlahnya berlimpah
dan perlu alternatif lain dalam pemanfaatannya untuk menunjang program ketahanan
pangan sesuai dengan PP Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan yang
mengatur
ketersediaan
pangan,
cadangan
pangan,
penganekaragaman pangan,
tidak mengetahui jenis makanan ini. Melalui penelitian ini, diharapkan masyarakat secara
luas dapat mengenal growol sehingga growol dapat terus terlestarikan sebagai salah satu
makanan tradisional nusantara.
Hingga sejauh ini, penelitian yang telah dilakukan terkait growol adalah mengenai
isolasi dan karakterisasi mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi growol.
Melalui penelitian ini, kami selaku mahasiswa Mikrobiologi Institut Teknologi Bandung
ingin melakukan sesuatu yang berbeda, yaitu dengan menstandarisasi makanan fermentasi,
dalam hal ini growol. Proses standarisasi growol merupakan salah satu upaya yang
diperlukan untuk memperoleh kualitas dan rasa yang konsisten dari growol tersebut. Proses
standarisasi dapat dilakukan melalui tahap isolasi mikroorganisme alami pendukung proses
fermentasi yang terdapat di dalam substrat, optimasi jumlah inokulum mikroorganisme yang
digunakan, serta uji makanan hasil fermentasi berdasarkan beberapa parameter yang telah
ditentukan.
1.2
Tujuan
Menstandarisasi makanan growol sebagai salah satu makanan fermentasi
berbahan baku singkong melalui optimasi jumlah inokulum serta mengacu pada
parameter kadar glukosa, kadar asam laktat, karakteristik fisik, dan uji organoleptik.
BAB 3 BAB II
BAB 4 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Singkong
Dalam sistematika, singkong dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Euphorbiales
Famili
: Euphorbiaceae
Genus
: Manihot
Spesies
banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Berbagai macam upaya penanganan
singkong yang telah banyak dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai macam
produk olahan baik basah maupun kering. Selain sebagai bahan makanan pokok, banyak
macam produk olahan singkong yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat kita salah satunya
adalah growol.
Adapun unsur gizi yang terdapat dalam 100 g singkong dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 2.1. Kandungan Gizi dalam Tiap 100 g Singkong
Meskipun singkong memiliki nilai gizi yang tinggi dan dapat dikonsumsi sebagai
makanan pokok, singkong juga memiliki satu ancaman terbesar, yaitu kandungan cyanogenic
glycosides pada singkong yang beracun saat dihidrolisis oleh enzim beta-glucosidase karena
dihasilkan senyawa asam sianida (HCN) (Kwok, 2008). Berdasarkan literatur, kandungan
cyanogenic glycosides pada singkong berkisar antara 137-1515 ppm dan bervariasi
tergantung pada varietas singkong (Kobawila et al., 2005). Oleh karena itu, diperlukan
perlakuan awal pada singkong agar HCN yang dihasilkan minimal dan tidak berbahaya bagi
konsumen. Menurut Kwok (2008), perlakuan untuk mengurangi kadar HCN pada singkong
adalah dengan mengupas kulitnya, merendamnya sebagai salah satu upaya fermentasi, dan
kemudian memasaknya untuk melepaskan gas HCN yang volatil. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Kobawila et al (2005), setelah fermentasi tradisional (dengan merendam
singkong di dalam air dan diinkubasi selama 3-5 hari), kandungan cyanogenic glycosides
berkurang secara signifikan sebanyak 70-75%. Hal ini menunjukkan bahwa fermentasi
merupakan proses yang sangat efektif untuk mengurangi senyawa sianida endogen pada
singkong. Selain itu, efek inhibisi sianida terhadap bakteri asam laktat, yang merupakan
mikroflora normal pada singkong, sangatlah rendah karena bakteri tersebut bersifat toleran
terhadap konsentrasi sianida yang tinggi hingga 1000 ppm. Penelitian Vasconcelos et al
(1990) menghasilkan kesimpulan bahwa degradasi senyawa cyanogenic selama fermentasi
singkong menyebabkan adanya akumulasi sianida bebas hingga konsentrasi 200 ppm pada
medium fermentasi. Enzim linamarase yang diproduksi oleh bakteri asam laktat pada
singkong, seperti Lactobacillus plantarum dan Leuconostoc mesenteroides, berperan dalam
proses detoksifikasi sianida bebas tersebut. Hal tersebut semakin meyakinkan bahwa growol
adalah makanan fermentasi berbahan baku singkong yang aman untuk dikonsumsi.
2.2 Growol
Growol merupakan makanan fermentasi tradisional yang terbuat dari singkong atau
ketela pohon dan mempunyai rasa asam. Jenis makanan ini biasa dibuat di daerah Yogyakarta
khususnya Kulon Progo dan daerah sekitarnya. Growol dipercaya bermanfaat untuk
mencegah kegemukan serta menyembuhkan penyakit maag dan penyakit diabetes. Pada
zaman dahulu, growol dikonsumsi para petani sebagai pengganti nasi saat mereka memanen
padi di sawah atau saat musim krisis pangan (paceklik) (Sawabi, 2010)
Proses pembuatan growol berlangsung selama 4 hari yaitu dengan cara merendam
ketela yang telah dikupas dan diiris kecil-kecil di dalam air selama 4 hari dengan suhu
perendaman 26C, kemudian ditiriskan dan dihancurkan sebelum akhirnya dikukus. Selama
perendaman ini terjadi fermentasi alami. Selama proses fermentasi, bakteri asam laktat
merupakan mikroorganisme yang paling dominan tumbuh, bakteri tersebut bersifat anaerob,
amilolitik dan fermentatif. Jumlah bakteri asam laktat pada growol tiap gramnya sebesar 1,64
x 108 (Lily, 2009).
Setelah singkong difermentasi menjadi growol, terjadi beberapa perubahan
kandungan gizi. Berikut merupakan tabel kandungan gizi dari 100 gram growol
Tabel 2.2. Kandungan Gizi dalam Tiap 100 g Growol
Komposisi Gizi Growol (per 100g)
Kalori
175
Air
56,74 %
Protein
8,56 %
Lemak
1,23 %
Karbohidrat
32,44 %
Abu
1,03 %
Salah satu makanan khas Indonesia berbasis singkong terfermentasi adalah growol.
Uji mikrobiologis yang pernah dilakukan pada growol menunjukkan bahwa bakteri asam
laktat yang tumbuh adalah jenis Lactobacillus yang bersifat homofermentatif (Muttarokah,
1998). Fermentasi menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik pati yang disebabkan
terjadinya penyerangan granula-granula pati oleh enzim sekaligus asam yang dikeluarkan
oleh mikroorganisme yang terlibat. Degradasi pati oleh bakteri asam laktat terjadi karena
sumber karbon dibutuhkan bagi pertumbuhannya sehingga bakteri menghasilkan enzim
amilase ekstraselular. Enzim ini memecah ikatan polimer pati menjadi lebih pendek,
oligosakarida atau molekul gula sederhana. Asam laktat juga dapat menyebabkan degradasi
pati selama fermentasi dengan mengoksidasi bagian amorf dan selanjutnya secara simultan
menghidrolisis amilosa dan amilopektin (Marcon et al., 2006).
Bakteri asam laktat yang berperan dalam proses fermentasi growol adalah
Lactobacillus
plantarum.
Lactobacillus
plantarum
tergolong
bakteri
asam
laktat
homofermentatif yang tumbuh pada suhu 15 - 37 0C, masih dapat tumbuh pada pH 3.0-4.6,
dengan ciri-ciri sel berbentuk batang pendek, warna koloni putih susu sampai abu-abu, serta
mempunyai viabilitas tinggi untuk digunakan sebagai starter.
Alumunium foil
reagen -naphthylamine
Kapas lemak
Tips
Reagen fenol
Aquades
Reagen pewarnaan Gram
Medium MRS agar
Pepton
starch agar
Medium agar sitrat
Hidrogen peroksida
medium glukosa
Iodin
NaCl
Susu Litmus
3.2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini disajikan padaTabel 3.2.
7
Gelas kimia
Laminar air flow
Labu Erlenmeyer 500 mL
Labu Erlenmeyer 1 L
Batang pengaduk
Spatula
Bunsen
Kawat Oose
Kompor listrik
Neraca
Blender
pH-meter
Autoklaf
Water-bath
Mikroskop
Batang L
Spektrofotometer
Mikropipet
Kulkas
Sentrifugasi
Inkobator
Pematik api
Botol semprot
analisis mikrobiologis. Sampel untuk uji mikrobiologis diambil dari air rendaman dan
umbi singkong yang direndam.
3.3.2 Isolasi Bakteri Asam Laktat pada Growol
Sampel sebanyak 25 gram, masing-masing dari air rendaman dan umbi singkong
yang direndam, ditimbang dalam Erlenmeyer steril dan dilarutkan dalam 225 mL
larutan pepton 0.1% b/v. Sampel dihomogenasi menggunakan vortex dan selanjutnya
dibuat seri pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6, 10-7. Tiga seri pengenceran yang
sesuai untuk setiap 24 jam fermentasi, dituangkan sebanyak 1 mL (dilakukan duplo)
pada medium de Man Rogosa Sharp Agar(de Man (1960)) yang disuplementasi dengan
1.5% CaCO3. Cawan petri diletakkan dalam kantong plastik kedap udara dan diinkubasi
pada suhu 37oC selama 48 jam. Selanjutnya, koloni bakteri yang menghasilkan zona
bening dengan karakter yang berbeda dihitung untuk enumerasi total bakteri penghasil
asam. Isolat dengan zona bening dimurnikan dengan metode
terhadap
produksi
CO2
dapat
dilakukan
dengan
cara
menginokulasikan isolat BAL pada media cair MRS di dalam tabung reaksi yang di
dalamnya terdapat tabung Durham. BAL diinkubasi selama 5 hari pada suhu 30 oC.
Kemudian diamati gelembung udara yang terdapat di dalam tabung Durham.
Gelembung udara yang terbentuk menunjukkan uji positif terhadap produksi CO2.
10
12
13
3.3.3.2 Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan setiap 12 jam terhadap air rendaman singkong selama
proses fermentasi, yaitu 4-5 hari. Air rendaman singkong diambil secara aseptik
kemudian diuji dengan pH meter untuk dapat diamati apakah terdapat penurunan kadar
pH di dalam air rendaman singkong. Penurunan pH dapat diindikasikan sebagai salah
satu faktor keberhasilan proses fermentasi growol karena terbentuk asam dari hasil
fermentasi pati singkong oleh bakteri asam laktat.
3.3.3.3 Pengukuran kadar asam laktat
Penentuan kadar asam laktat dilakukan berdasarkan metode titrasi dengan
menggunakan NaOH 0,1 N 1 mL. Sampel berupa growol dan rendaman airnya masingmasing diencerkan dengan akuades hingga mencapai volume 20 mL. Ditambahkan 5
tetes phenolphtalein ke dalam sampel yang diencerkan. Larutan ini selanjutnya dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1N. Kadar asam laktat dihitung dengan :
Total asam tertitrasi (%asam laktat) =
Keterangan:
V1 = Volume NaOH yang digunakan (ml)
V2 = Berat sampel yang dititrasi (gram)
N = Normalitas NaOH
B = Berat Molekul Asam Laktat (90)
14
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Camargo C, Colona P, Buleon A, and Molard D.R. 1988. Functional Properties of Sour
Cassava (Manihot utilissima) Starch: Polvilho Azedo.Journal of the Science of Food
and Agriculture 81: 429-435
Carr. 1982. Lactobacillus. http://en.citizendium.org/wiki/File:Lactobacillus.jpg#Licensing.
Diakses pada 28 Februari 2014 pukul 11.00 WIB.
Kobawila, S.C., D. Louembe, S Keleke, J. Hounhouigan, and C. Gamba. 2005. Reduction of
the cyanide content during fermentation of cassava roots and leaves to produce bikedi
and ntoba mbodi, two food products from Congo. African Journal of Biotechnology4
(7): 689-696
Kwok,
Joey.
2008.
Cyanide
Poisoning
and
Cassava.
http://www.cfs.gov.hk/english/multimedia/multimedia_pub/multimedia_pub_fsf_19_0
1.html. Diakses pada 25 Februari 2014 pukul 09.00 WIB.
Lily. 2009. Potensi Probiotik Lokal Sebagai Makanan Fungsional Pencegah Diare.
http://gizikesehatan.ugm.ac.id/article/Potensi-Probiotik-Lokal-Sebagai-Makanan
Fungsional.html. Diakses pada 12 Februari 2014 pukul 20.00 WIB.
Marcon MJA, Vieira MA, Santo K, De Simas KN, Amboni RDMC, and Amante ER. 2006.
The effect of fermentation on cassava starch microstructure. Journal of Food Process
Engineering 29: 362372
Muttarokah. 1998. Lactic Acid Bacteria in Fermented Food of Yogyakarta. Scription. Faculty
of Agricultural Technology. Gadjah Mada University, Yogyakarta
Reddy G, Altaf MD, Naveena BJ, Venkateshwar M, and Kumar EV. 2008. Amylolytic
bacterial lactic acid fermentation, a review. Biotechnology Advances 26: 2234
Roberts, R and Elias R. Lab 7: Determination of Total Carbohydrates Using the PhenolSulfuric Acid Method, Spring 2011.
Rukmini, Ambar. 2003. Komposisi Gizi Beberapa Makanan Fermentasi Tradisional
Yogyakarta. PATPI, Yogyakarta.
Sawabi,
Ignatius.
Growol
Makanan
Rakyat
Cegah
Kegemukan.
http://travel.kompas.com/read/2010/08/16/11570266/Growol.Makanan.Rakyat.Cegah.K
egemukan. Diakses 26 februari 2014 pukul 23.00 WIB
17
Silvia I. 2009. Pengaruh Penambahan Variasi Berat Inokulum terhadap Kualitas Tempe Biji
Durian (Durio zibethinus). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Sumatera Utara.
Tjitrosoepomo. 2005.Morfologi Tumbuhan. Gadjah. Mada University. Yogyakarta.
Vasconcelos AT, Twiddy DR, Wesstby A, and Reilly PJA. 1990. Detoxification of
cassavaduring gari preparation. Int. J. Food Sci.Technol. 25: 198-203.
18
LAMPIRAN
JADWAL KEGIATAN
Kegiatan
Februari
Maret
April
2014
2014
2014
2 3 4
Mei 2014
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
19
USULAN BIAYA
1. Usulan biaya alat penelitian
No.
Nama Alat
Jumlah
Harga
Harga
Satuan
Sewa
Harga Total
1.
Gelas kimia
2..
3.
Cawan Petri
50
4.
Labu Erlenmeyer
5.
500 mL
Labu Erlenmeyer 1
6.
L
Batang pengaduk
10.000
20.000
7.
Spatula
8.000
16.000
8.
Bunsen
15.000
30.000
Kawat Oose
10.000
20.000
10.
Kompor listrik
11.
Neraca
12.
Spektrofotometer
13.
Mikropipet
14.
15.
Autoklaf
16.
Water-bath
17.
Mikroskop
18.
Batang L
10.000
20.000
19.
Tabung reaksi
50
20.
pH meter
21.
Kulkas
22.
Alat sentrifugasi
23.
Tube
10
5.000
50.000
24.
mikrosentrifugasi
Pematik api
5.000
5.000
25.
Botol semprot
10.000
10.000
Rp 171.000,00
20
Total Harga
5L
15.000
Aquades
Aqua deion
5L
25.000
Tips kuning
10
30.000
Tips putih
10
50.000
Tips biru
50
50.000
6.
Tissue
500 helai
30.000
7.
Etanol 96%
1L
40.000
8.
Medium NA
1L
50.000
9.
1 bungkus
10.000
10.
Karet
100 gram
5.000
11.
Reagen Fenol
1L
50.000
12.
Alumunium foil
1 gulung
20.000
13.
Kapas lemak
250 gram
50.000
14.
Spiritus
1L
20.000
15.
Plastik seal
1 gulung
20.000
16.
Medium MRS
1L
70.000
17.
Pepton
100 gr
30.000
18.
Singkong
1 kg
10.000
Reagen pewarnaan
1 set
100.000
Gram
Reagen uji biokimia
1 set
300.000
No.
1
19.
20.
NamaBahan
Rp 975.000,00
21