Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

EFEKTIVITAS GUCI (YOGURT CIPLUKAN) SEBAGAI SUMBER


MINUMAN KAYA ANTIOKSIDAN ALAMI

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
Alwi Agil; B1D016022; 2016
Dita Ademulani; B1D016063; 2016
Arzahrawani Katira Putri; J1A018016; 2018

UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019

i
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4. Urgensi Penelitian .................................................................................... 2
1.5. Luaran yang Diharapkan .......................................................................... 2
1.6. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1. Susu Kerbau.............................................................................................. 3
2.2. Yogurt ....................................................................................................... 3
2.3. Buah Ciplukan .......................................................................................... 4
BAB 3. METODE DAN PENELITIAN ................................................................. 5
3.1. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 5
3.2. Alat dan Bahan ......................................................................................... 5
3.3. Alur Penelitian .......................................................................................... 5
3.3.1. Metode Pembuatan Jus Ciplukan (Physalis angulata L.) ................. 5
3.3.2. Metode Persiapan dan Perbanyakan Starter Kultur Bakteri Asam
Laktat ................................................................................................ 5
3.3.3. Metode Proses Pembuatan Yogurt ................................................... 6
3.3.4. Metode Ekstraksi Yogurt .................................................................. 6
3.3.5. Parameter .......................................................................................... 6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 8
4.1. Anggaran Biaya Kegiatan......................................................................... 8
4.2. Jadwal Kegiatan........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11

iii
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing ....................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ........... 21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................ 23

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Anggaran Biaya Kegiatan ......................................................................... 8


Tabel 2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 8

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Potensi produksi susu kerbau di Indonesia mencapai 0,5 – 2,25
liter/ekor/hari pada kondisi pemeliharaan suboptimal. Kandungan lemak dan
protein susu kerbau lebih baik daripada susu sapi, kaya akan kandungan
mineral penting seperti kalsium, besi, dan fosfor, kolesterol rendah, dan
vitamin A tinggi. Susu kerbau merupakan makanan sehat karena
mengandung zat bioprotektif antara lain imunoglobulin, laktoferin, lisozim,
laktoperoksidase, dan bifidogenik (Matondang dkk., 2015). Kerbau adalah
ternak penghasil susu paling penting kedua di dunia setelah sapi perah
(Coroian dkk., 2013) dan menghasilkan susu berkualitas tinggi (Senosy dkk.,
2013). Susu kerbau juga lebih kaya akan kandungan mineral penting, yaitu
Ca 92%, Fe 38%, dan P 118%, kandungan kolesterol lebih rendah (0,65
mg/g) daripada susu sapi (3,14 mg/g) serta kandungan vitamin A lebih tinggi
(Febrina, 2010).
Produk olahan susu kerbau yang umumnya dikenal di Indonesia
adalah dadih yang berasal dari Sumatra Barat (Wirdahayati, 2007), gula
puan, sagun puan dan minyak samin yang berasal dari Sumatra Selatan
(Wirdahayati dkk., 2003).
Selama ini produk olahan susu kerbau dengan penambahan sumber
daya alam lokal berupa tanaman, buah, daun, maupun herbal belum banyak
diteliti. Salah satu penelitian mengenai produk olahan berbasis susu kerbau
dengan penambahan buah adalah hasil penelitian dari (Wulandani dkk., 2018)
yaitu yogurt susu kerbau dengan penambahan jus blewah (Cucumis melo).
Penambahan jus blewah yang dilakukan pada yogurt susu kerbau ternyata
mampu meningkatkan aktivitas antioksidan pada produk yogurt yang
dihasilkan dengan nilai IC50 sebesar 509,413±1,679 pada hari ke-7
penyimpanan pada suhu 4oC. Disisi lain terdapat suatu buah lokal yang
memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi, yaitu buah ciplukan
(Physalis angulata L.) dengan aktivitas antioksidan sebesar 84% (pada
konsentrasi 300 μg/ml) (Lailatul dkk., 2016). Buah ciplukan sangat banyak
ditemui diarea persawahan maupun hutan dan tumbuh secara liar. Selama ini
buah ciplukan (Physalis angulata L.) digunakan masyarakat sebagai obat
antidiabetes. Efek antidiabetes buah ciplukan disebabkan karena pada buah
ini memiliki kandungan senyawa flavonoid yang merupakan salah satu
senyawa antioksidan yang berfungsi mengatasi atau menghambat radikal
bebas sehingga mampu mencegah kerusakan sel tubuh dan timbulnya
penyakit degeneratif. Berdasarkan hal tersebut, maka dirasa perlu untuk
mengkaji mengenai efektivitas yogurt susu kerbau dengan penambahan buah
ciplukan sebagai sumber minuman kaya antioksidan alami.
2

1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam proposal ini adalah bagaimana
efektivitas antioksidan yogurt susu kerbau dengan penambahan jus buah
ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai sumber minuman kaya antioksidan
alami ?

1.3.Tujuan
Untuk mengetahui efektivitas antioksidan yogurt susu kerbau dengan
penambahan jus buah ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai sumber
minuman kaya antioksidan alami.

1.4. Urgensi Penelitian


Melihat kurangnya pemanfaatan buah ciplukan sebagai tanaman lokal
yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi serta untuk lebih
meningkatkan nilai dan daya guna susu kerbau yang ada di Nusa Tenggara
Barat yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai olahan pangan lokal
dalam bentuk permen susu dan palopo (puding susu) maka penelitian ini
dirasa sangat perlu dilakukan sebagai sumber informasi ilmiah mengenai
salah satu produk olahan susu kerbau dengan memanfaatkan buah ciplukan
sebagai sumber minuman berupa yogurt yang kaya antioksidan alami.

1.5. Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini berupa artikel ilmiah
berupa jurnal nasional terakreditasi dengan judul: Aktivitas Antioksidan
Yogurt Susu Kerbau dengan Penambahan Jus Buah Ciplukan (Physalis
angulata L.) Selama Penyimpanan.

1.6. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai efektivitas antioksidan yogurt susu kerbau dengan penambahan jus
buah ciplukan (Physalis angulata L.) sebagai sumber minuman kaya
antioksidan alami yang mampu dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Susu Kerbau


Susu kerbau merupakan lebih dari 12% produksi susu global (FAO,
2013). Susu kerbau juga baik bagi kesehatan karena mengandung berbagai
protein protectors yang berfungsi sebagai bioprotectif antara lain
imunoglobulin, laktoferin, lisozim, laktoperoksidase, dan bifidogenik
(Febrina, 2010). Komposisi susu kerbau terdiri dari lemak, protein, laktosa,
abu/mineral, BKTL (Bahan Kering Tanpa Lemak), air dengan presentase
komposisi masing-masing 7,4%, 3,8%, 4,9%, 0,78%, 9,5%, 83,1%, (Warner,
1976). Di beberapa tempat seperti di Kabupaten Limapuluh Kota, Agam,
Tanah Datar dan Solok, para petani biasa memerah susu kerbau yang diolah
menjadi dadih, yaitu produk fermentasi susu secara tradisional menggunakan
tabung bambu yang hanya ditemui di Sumbar. Pengolahan susu kerbau
dengan cara penggumpalan juga dilakukan di daerah-daerah lain namun cara,
hasil, sifat fisik, sifat kimia dan rasanya berbeda satu dan lainnya. Di daerah
Sumatera Selatan misalnya, susu kerbau diolah dengan cara mencampur susu
dengan gula lalu dimasak menjadi gula puan dan sagun puan. Ada juga yang
dimasak menjadi minyak samin (Wirdahayari dkk., 2003). Yilmaz dkk.
(2012) melaporkan untuk produksi susu 26 liter/hari selama periode−kerbau
berkisar antara 24 laktasi 225 ± 6 hari. Produksi susu kerbau memang lebih
sedikit dari pada produksi susu sapi, namun kualitas kimia lainnya lebih
tinggi dari pada sapi, sehingga memiliki prospek untuk menjadi produk
unggulan (Damayanthi, 2014).

2.2. Yogurt
Yogurt merupakan salah satu produk hasil fermentasi susu yang
paling tua dan cukup populer di seluruh dunia. Bentuknya mirip bubur atau es
krim tetapi dengan rasa agak asam (Fatmawati dkk., 2013). Yoghurt
merupakan minuman kesehatan yang terbuat dari fermentasi susu didalam
yoghurt terdapat bakteri yang sangat menguntungkan yaitu Lactobacillus
acidophilus, Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Yoghurt memang sangat baik untuk kesehatan. Dari segi gizi, yoghurt tidak
jauh berbeda dengan susu, tetapi karena melalui proses fermentasi ada
beberapa zat gizi yang kandungannya lebih tinggi pada yoghurt tentu
terhadap gula (sukrosa) dengan atau tanpa penambahan air (Syainah dkk.,
2014). Kadar protein dalam yoghurt dijumpai meningkat dibandingkan dalam
susu segar. Proses pemanasan susu pada suhu 85 – 95oC selama 30 menit
menyebabkan terjadinya peningkatan padatan susu menjadi ± 42,67% karena
terjadi pengurangan kadar air ± 29%, yang berpengaruh terhadap peningkatan
protein dalam yoghurt. Proses fermentasi juga memberi kontribusi terhadap
4

penambahan protein mikrobial berasal dari bakteri asam laktat yang


meningkat populasinya selama proses tersebut (Zuriati, 2001).

2.3. Buah Ciplukan


Buah Ciplukan merupakan herba dengan tinggi 32-94 cm. Batang
bersudut lancip pada saat muda dan tumpul hingga silindris setelah dewasa,
sudut pada penampang melintang berjumlah 3-4 pada saat muda, dan
mencapai 5 pada batang tua, diameter 0,18-1,63 cm, warna hijau atau hijau
keunguan atau ungu, permukaan berambut tipis saat muda dan tidak
berambut pada saat dewasa. Daun tunggal, menyirip, umumnya berwarna
hijau tua pada saat muda dan hijau tua-kekuningan atau hijau tua kecoklatan
setelah dewasa. Ciplukan belum dibudidayakan oleh masyarakat, selama ini
masih menjadi tumbuhan liar serta dianggap sebagai gulma oleh petani.
Tumbuhan ini dapat dikembangkan sebagai bahan baku obat herbal. Upaya
pemuliaan tumbuhan ciplukan perlu dilakukan untuk memperoleh bibit
dengan kualitas unggul sehingga dapat menghasilkan produktivitas maksimal
(Nadhifah dkk., 2016).
Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tumbuhan dari family
solanaceae. Tumbuhan ciplukan (Physalis angulata L.) terutama pada bagian
buah kaya akan zat aktif flavonoid dengan persentase ekstrak buah 300 μg/ml
adalah 84%, ekstrak buah 200 μg/ml adalah 58% dan dalam 100 μg/ml
ekstrak (Murali dkk., 2013). Senyawa flavonoid diduga sangat bermanfaat
dalam makanan karena, berupa senyawa fenolik, senyawa ini yang bersifat
antioksidan kuat. Banyak kondisi penyakit yang diketahui bertambah parah
oleh adanya radikal bebas seperti superoksida dan hidroksil, dan flavonoid
memiliki kemampuan untuk menghilangkan dan secara efektif ‘menyapu’
spesies pengoksidasi yang merusak ini. Oleh karena itu, makanan yang kaya
flavonoid dianggap penting untuk mengobati penyakit-penyakit, seperti
kanker dan penyakit jantung (Heinrich dkk., 2010).
5

BAB 3. METODE DAN PENELITIAN

3.1. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian


Berdasarkan jenisnya, desain penelitian ini dapat dikategorikan sebagai
penelitian eksperimental. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan mulai bulan Maret-Juni 2019.
3.2. Alat dan Bahan
Penelitian ini menggunakan alat berupa Autoklaf, lemari es, botol
(berwarna gelap), tabung reaksi, inkubator, wadah plastik, waterbath,
centrifuge, freezer, cawan petri, tabung falcon, gelas piala, labu ukur, pH
meter, spektrofotometer UV-Vis dan juicer.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa susu kerbau,
ciplukan (Physalis peruviana), 0.1N Natrium hidroksida (NaOH), 0.1%
phenolphthalein, Gallic acid, Methanol (CH3OH), Ethanol (C2H5OH), Reagent
Folin-Ciocalteu, natrium karbonat (Na2CO3) 5%, 1,1-Diphenyl-2-
Picrylhydrazyl (DPPH), Ethanol (C2H5OH atau C2H6O), Lactobacillus
bulgaricus (FNCC 0041) dan Streptococcus thermophilus (FNCC 0015).

3.3. Alur Penelitian


3.3.1. Metode Pembuatan Jus Ciplukan (Physalis angulata L.)
Proses pembuatan jus ciplukan (Physalis angulata L.) adalah
berdasarkan prosedur kerja El-Karmany dkk., (2013).
1. Mencuci dan mengupas bagian kulit ciplukan
2. Memotong-motong bagian isi (flesh) ciplukan menjadi bagian-bagian
kecil.
3. Memasukkan potongan-potongan isi (flesh) ciplukan kedalam juicer
untuk memperoleh jus yang akan ditambahkan kedalam yoghurt.

3.3.2. Metode Persiapan dan Perbanyakan Starter Kultur Bakteri Asam


Laktat
Persiapan dan perbanyakan starter kultur bakteri asam laktat
dilakukan berdasarkan prosedur kerja yang terdapat didalam panduan
persiapan perbanyakan starter kultur BAL oleh Laboratorium
Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Mataram.
1. Membuka ampul masing- masing starter bakteri asam laktat.
2. Kemudian diteteskan kedalamnya 3-5 tetes larutan NaCl fisiologis
steril/broth.
3. Suspensi yang terbentuk kemudian diinokulasi kedalam MRS broth
(50 mL) dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
6

Masing-masing 12.5 Streptococcus thermophilus dan


Lactobacillus bulgaricus biakan dari MRS broth dimasukkan kedalam
susu UHT (250 mL) dan diinkubasi pada 37oC selama 24 jam.

3.3.3. Metode Proses Pembuatan Yogurt


Proses pembuatan yogurt didasarkan pada prosedur kerja
menurut El-Karmany dkk., (2013) dengan beberapa kombinasi. Plain
yogurt (yogurt tanpa penambahan jus ciplukan) dan yogurt dengan
penambahan jus ciplukan disiapkan pada hari yang sama.
Yogurt dengan penambahan jus ciplukan :
Catatan :
Dosis jus ciplukan yang ditambahkan adalah didasarkan hasil
penelitian Wulandani dkk., (2017) yang menambahkan ekstrak buah dan
daun Ficus glomerata Roxb dalam proses pembuatan yogurt :
1. Jus ciplukan (100 mL) ditambahkan pada susu kerbau yang telah
dipasteurisasi sebelumnya (820 mL) dan susu skim (30 mL),
sedangkan untuk plain yogurt 100 mL jus ciplikan di gantikan
dengan 100 mL air destilasi (dH2O).
2. Penambahan starter kultur campuran Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus (masing-masing 50 mL).
Yogurt kemudian difermentasi didalam water bath (43 oC)
hingga pH mencapai 4.5 diikuti dengan penyimpanan didalam
refrigerator untuk penyimpanan selama 1; 7; 14; 21 dan 28 hari.

3.3.4. Metode Ekstraksi Yogurt


Ekstraksi yoghurt adalah berdasarkan metode Baba dkk., (2013)
1. Masing-masing 10 g yogurt dihomogenisasi dengan 2.5 ml air
destilasi yang telah disterilisasi.
2. pH yogurt ditentukan sebesar 4.0 dengan HCl (0.1 M).
3. Yogurt kemudian dipanaskan dalam water bath (45oC) selama 10
menit, diikuti dengan sentrifugasi (5000g, 10 menit, 4 oC), NaOH
(0.1.M) ditambahkan untuk menyesuaikan pH supernatant yaitu pH
7.0.
Supernatant di sentrifugasi kembali pada (5000g, 10 menit,
4oC). Supernatant dipanen dan disimpan pada -20 oC pada freezer
sampai digunakan untuk analisis.

3.3.5. Parameter
1. pH dan TTA
Perubahan pH selama fermentasi yogurt dilakukan mulai jam ke-0
dengan interval pengamatan adalah setiap 1 jam sekali selama proses
fermentasi berlangsung (dan dengan interval pengamatan setiap 7 hari
7

selama proses penyimpanan berlangsung. Sampel (3 ml) dicampurkan


dengan 3 ml dH2O untuk pengukuran pH, sedangkan untuk perhitungan
TTA (Total Titratable Acid) selama proses fermentasi yogurt ditentukan
dengan titrasi menggunakan 0.1N NaOH, yaitu dengan cara: Sebanyak 1
ml yogurt dimasukkan kedalam tabung Erlenmeyer yang telah terisi 9 ml
dH2O. 3–5 tetes 0.1% phenolphthalein ditambahkan sebagai pH
indikator. NaOH (0.1 N) dititrasi kedalam larutan dan larutan dicampur
seluruhnya. Proses diulang hingga terjadi perubahan indikator menjadi
warna merah jambu yang konstan. Setelah 1 ml 0.1 NaOH dinetralisasi
dengan 0.009 g asam, jumlah asam yang dihasilkan selama fermentasi
dapat ditentukan, yaitu dengan :
Persentase asam laktat = faktor dilusi (10)* V NaOH* 0.1 N* 0.009* 100%
2. Total Phenolic Content (TPC)
1 mililiter ekstrak yogurt (yang diperoleh pada setiap 1 jam
fermentasi atau setiap interval 7 hari penyimpanan) yang diperoleh pada
setiap dipindahkan kedalam tabung uji yang memiliki penutup dan
dicampurkan dengan 1 ml ethanol 95% dan 5 ml dH2O dan ditambahkan
serta dicampurkan 0.5 ml 50% (v/v) reagent Folin- Ciocalteu (1 : 1 dengan
air destilasi) selama 5 menit pada suhu ruang. Satu ml 5% Na2CO3
ditambahkan dan dibiarkan selama 60 menit. Absorbansi dibaca pada 725
nm. Nilai absorbansi dikonversi untuk TPC dan ditunjukkan dalam
mikrogram equivalent gallic acid per milliliter sampel. Kurva standart
ditentukan dengan menggunakan beberapa konsentrasi gallic acid (5–60
μg/ml) ethanol 95%.
3. Uji Aktivitas Antioksidan
Metode penentuan aktivitas antioksidan menggunakan 1-Diphenyl-
2-Picrylhydrazyl (DPPH) radical inhibition assay melibatkan reaksi
antioksidan dengan DPPH yang stabil dalam 95% ethanol. Ekstrak sampel
(250 µl) ditambahkan kedalam 3.8 mL 60 mmol/L DPPH (Sigma-Adrich,
Germany)/L methanol 95%. Penurunan absorbansi dimonitor pada 517 nm
hingga pembacaan konstan diperoleh.
Asam gallat digunakan sebagai kontrol untuk sampel jus ciplukan.
Hasil pembacaan konstan untuk sampel) digunakan untuk menghitung %
penghambatan oksidasi DPPH, dimana :
𝐴.𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 517−𝐴.𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 517
Persentase penghambatan DPPH = 𝑥 100
𝐴.𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 517
Dimana A adalah absorbansi kontrol (DPPH dan ethanol)
sedangkan B adalah absorbansi sampel (DPPH, ethanol dan sampel).
Korelasi antara setiap konsentrasi dan persentase penangkapan radikal
bebas di plot dan nilai IC50 dihitung dengan interpolasi. Aktivitas
antioksidan diekspresikan dengan IC50 yakni konsentrasi efektif setiap
ekstrak untuk mengangkap 50% radikal bebas DPPH.
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya Kegiatan


Tabel 1. Anggaran Biaya Kegiatan
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 2.950.000

2 Bahan habis pakai 3.325.000

3 Perjalanan 900.000

4 Lain-lain : administrasi, publikasi, seminar, laporan 4.000.000

Jumlah 11.175.000

4.2. Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4

1 Persiapan
a. Administrasi
penelitian
b. Persiapan alat
dan bahan
2 Pelaksanaan
penelitian
a. Pembuatan
Jus Ciplukan
b. Persiapan dan
Perbanyakan
Starter
c. Pembuatan
Yoghurt
d. Ekstraksi
3 Pengumpulan
data
4 Analisis hasil
penelitian
5 Penyusunan
laporan akhir
9

DAFTAR PUSTAKA

Baba, A.S. Najarian, A., Shori, A.B., Lit, K.W., Keng, G.A., 2013. Viability of
Lactic Acid Bacteria, Antioxidant Activity and In Vitro Inhibition of
Angiotensin-I-Converting Enzyme of Lycium barbarum Yogurt. Arabian
Journal for Science and Engineering. DOI 10.1007/s13369-014-1127-2.
Coroian, A., S. Erler, C.T. Matea, V. Miresan, C. Raducu, C. Bele, and C.O.
Coroian. 2013. Seasonal changes of buffalo colostrum: physicochemical
parameters, fatty acids and cholesterol variation. Chem. Central J. 7: 2–9.
Damayanthi E, Yopi, Hasinah H, Setyawardani T, Rizqiati H, Putra S. 2014.
Karakteristik Susu Kerbau Sungai dan Antibakteri. Dalam : Prosiding
Semirata. FMIPA Universitas Lampung. Lampung (Indonesia).
El-Karmany, A.M.M., Abol-Ela, M.F., Hassanein, A.M., 2013. Production of A
New Yoghurt- Like Products Fortified With Some Legumes and Sweet,
Cereal Crops and Its Evaluation of Fungal Load. Journal of Food and
Dairy Sciences, 4(4): 133-148. Mansoura University.
FAO. 2013. Food and Agriculture Organization Statistical Yearbook. 2013. 289p.

Fatmawati, Umi., Faisal, I. Prasetyo., Mega Supia T. A, Ardiyanti Nur Utami.


2013. Karakteristik Yogurt Yang Terbuat Dari Berbagai Jenis Susu
Dengan Penambahan Kultur Campuran Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillu. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Febrina, L. 2010. Analisis usaha ternak kerbau pada ketinggian tempat yang
berbeda di Provinsi Sumatera Barat. Tesis Program Pascasarjana
Universitas Andalas, Padang.
Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., Williamson, E., M. 2010. Farmakognosi
dan Fitoterapi. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.
Lailatul. Fitri Nur., Susetyarini Roro Eko., Lud Waluyo. 2016 . Pengaruh Ekstrak
Buah Ciplukan (Physalis Angulata L.) Terhadap Kadar Sgpt Dan Sgot
Mencit Putih Jantan (Mus Musculus) Hiperglikemia Yang Diinduksi
Aloksan Sebagai Sumber Belajar Biologi. Universitas Muhammadiyah
Malang. Malang.
Matondang, Rasali Hakim dan Chalid Talib . 2015. Pemanfaatan Ternak Kerbau
Untuk Mendukung Peningkatan Produksi Susu. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. Bogor.
10

Murali Krishna T, Dkk. 2013. In Vitro Determination Of Antioxidant Activity Of


Physalis Angulata Lnn. International Journal Of Pharma And Bio
Sciences.No. 3 Vol. 4.Juli 2013. hal. 541 – 549.
Nadhifah, Ainun., Suratman,. Ari Pitoyo,. 2016. Kekerabatan Fenetik Ciplukan
(Physalis angulata L.) Di Wilayah Eks-Karesidenan Surakarta
Berdasarkan Karakter Morfologis, Palinologis Dan Pola Pita Isozim. Balai
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas – LIPI Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Senosy, W. and H.A. Hussein. 2013. Association among energy status, subclinical
endometritis postpartum and subsequent reproductive performance in
Egyptian buffaloes. Anim. Reprod.Sci. 140: 40–46.
Syainah, Ermina., Sari, Novita., Rusmini, Yanti. 2014. Kajian Pembuatan Yoghurt
dari Berbagai Jenis Susu dan Inkubasi yang Berbeda Terhadap Mutu dan
Daya Terima. Jurnal skala kesehatan volume 5.
Warner, J. N. 1976. Principles of Dairy Processing. Wiley Eastern Limited. New
Delhi.

Wirdahayati, R.B., S.Y. Pramudiyati Dan A. Bamualim. 2003. Usaha ternak


kerbau pampangan dan upaya peningkatan produktivitasnya di Sumatera
Selatan. Pros. Seminar Lokakarya Nasional Pembangunan Pertanian
Berkelanjutan dalam Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. 1: IA.1 – 11.
Wirdahayati, R.B. 2007. Upaya Peningkatan Produksi Susu Kerbau Untuk
Kelestarian Produk Dadih Di Sumatera Barat. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.
Wulandani, B.R.D., Rahayu, E.S., Marsono, Y., Utami, T., 2017. Aktivitas
Antioksidan dan Angiotensin Coverting Enzyme Inhibitor oleh Yoghurt
dengan Ekstrak Daun Ficus glomerata Roxb. Agritech. Fakultas Ilmu dan
Teknologi Pertanian. UGM. Yogyakarta 37(3): 246-255.

Wulandani. B. R. D., Kisworo. D., Sukirno., Yulianto. W., Bulkaini. 2018.


Aktivitas antioksidan dan viabilitas bakteri asam laktat di dalam yoghurt
yang terbuat dari susu kerbau dengan penambahan jus blewah (Cucumis
melo L var. Reticulatus Naudin). DIPA BLU Universitas Mataram.
Mataram.
Yilmaz, O., M. Ertugrul, and R.T. Wilson. 2012. Domestic livestock resources of
Turkey water buffalo. Trop. Anim. Health Prod. 44: 707–714.
Zuriati, Yayu. 2001. Karakteristik Kualitas Susu Segar dan Yoghurt dari Tiga
Bangsa Kambing Perah dalam Mendukung Program Ketahanan dan
Diversifikasi Pangan. Padang: Universitas Andalas Padang.
11
12
13
14
15
16
17
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya
(Rp)
- Cutter 3 unit 5.000 15.000
- Gunting 3 unit 10.000 30.000
- Pemakaian lemari 1 unit 300.000 300.000
es di Lab TPHT
- Botol (berwarna 9 unit 20.000 180.000
gelap)
- Pemakaian 1 unit 150.000 150.000
incubator di Lab
TPHT
- Pemakaian 1 unit 100.000 100.000
waterbath di Lab
TPHT
- Pemakaian 1 unit 125.000 125.000
centrifuge di Lab
TPHT
- Pemakaian freezer 1 unit 300.000 300.000
di Lab TPHT
- Pemakaian 1 unit 100.000 100.000
spektrofotometer
UV-Vis di Lab
TPHT
- Pembelian juicer 1 unit 900.000 900.000
- Pembelian Rubber 4 unit 145.000 580.000
bulb
- Pemakaian 1 unit 120.000 120.000
autoklaf di Lab
TPHT
- Pemakaian 1 unit 50.000 50.000
timbangan
analitik di Lab
TPHT
SUB TOTAL (Rp) 2.950.000
19

2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya


(Rp)
- Susu kerbau 10 liter 40.000 400.000
- Buah ciplukan 3 kg 100.000 300.000
- 0.1N NaOH 5 botol 32.000 160.000
- 0.1% 100ml 55.000 55.000
phenolphthalein
- Wadah plastic 10 unit 5.000 50.000
- Gallic acid 10 gram 340.000 340.000
- Methanol 1 liter 12.000 12.000
- Ethanol 1 liter 55.000 55.000
- Reagent Folin- 10 ml 100.000 100.000
Ciocalteu
- Na2CO3 5% 500 gram 25.000 25.000
- DPPH 200 ml 600.000 400.000
- Lactobacillus 1 ampule 350.000 350.000
bulgaricus
- Streptococcus 1 amplue 350.000 350.000
thermophilus
- Sarung tangan 30 buah 6.000 180.000
- Masker 30 buah 2.000 60.000
- Tisu 15 gulung 12.000 180.000
ATK
- Kertas label 1 set 10.000 10.000
- Marker permanen 3 buah 7.000 21.000
- Map plastik tempat 3 buah 10.000 30.000
dokumen
3 buah 13.000 39.000
- Log book
- Pulpen 3 buah 3.500 10.500

- Pensil 3 buah 3.500 10.500

- Tipe-X 3 buah 5.000 15.000


20

Disk kosong 4 buah 43.000 172.000


SUB TOTAL (Rp.) 3.325.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya
(Rp)
- Keperluan 3 orang 300.000 900.000
pembelian bahan
(transportasi)
SUB TOTAL (Rp) 900.000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya
(Rp)
- Penggadaan 5 jilid 35.000 175.000
proposal
- Penggadaan 5 jilid 35.000 175.000
laporan
kemajuan
- Publikasi jurnal 1 kali 900.000 900.000
- Seminar 1 kali 600.000 600.000
- Cetak foto 20 lembar 6.500 130.000
- Flash disk 16 Gb 1 buah 120.000 120.000
- Pemakaian 30 hari 50.000 1.500.000
laboratorium
(sudah termasuk
alat-alat gelas)
- Biaya 4 bulan 100.000 400.000
berlangganan
internet
(bulanan)
SUB TOTAL (Rp) 4.000.000

Total 1+2+3+4 ( Rp) 11.175.000


21

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Fakultas Alokasi Uraian Tugas
Studi Waktu
(Jam/
Minggu)
1. Alwi Agil S1 Peternakan 14 jam - Ketua pelaksana
Peternakan - Peneliti
- Membagi tugas
dan
bekerjasama
dengan anggota
- Bertanggung
jawab pada
kelancaran
keseluruhan
proses
penelitian
- Memastikan
kelayakan
bahan dan alat
- Membuat jus
ciplukan
- Membuat
yoghurt
- Melakukan
ekstraksi
- Mengevaluasi
hasil kerja tiap
minggu
- Membuat
proposal dan
laporan hasil
penelitian
2 Dita S1 Peternakan 14 jam - Administrasi
Ademulani Peternakan - Peneliti
- Menyiapkan
bakteri uji
- Persiapan dan
Perbanyakan
Starter
- Melakukan
control kualitas
ekstrak
- Membuat
proposal dan
laporan hasil
22

penelitian
3 Arzahrawani Ilmu dan Teknologi 14 jam - Bendahara
Katira Putri Teknologi Pangan dan kegiatan
Pangan Agroindustri - Mencari alat
dan bahan yang
dibutuhkan
- Membuat
proposal dan
laporan dan
laporan hasil
penelitian
- Monitoring
persiapan
penelitian
(lokasi, bahan
dan alat yang
digunakan
dalam
penelitian)
23

Anda mungkin juga menyukai