Anda di halaman 1dari 10

MELESTARIKAN POHON AREN SEBAGAI

TANAMAN PENGHASIL GULA

Disusun Oleh

Maulidiyah Nur Annisa 11984/115.076


Muhammad Ilyas Arrosyid 11996/127.076
Bertha Kathrine Priskyla Kumambow 11948/079.076

SMK NEGERI 1 PURWOSARI


TAHUN
2023
1. LATAR BELAKANG
Pohon aren dikenal sebagai salah satu tanaman penghasil gula. Masyarakat
juga mengenalnya sebagai gula jawa. Gula aren atau gula jawa biasanya digunakan
menjadi pemanis makanan dan minuman sebagai alternatif dari gula pasir (gula
tebu). Gula aren dapat diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai
mekar. Produk gula aren ini bisa berupa gula cetak dan juga gula semut. Gula cetak
diperoleh dengan memasak nira aren hingga mengental seperti gulali, yang
kemudian dicetak dalam cetakan berbentuk setengah lingkaran. Untuk
mendapatkan gula aren ada beberapa tahap yang harus dikerjakan dan memakan
waktu cukup lama apabila dimulai dari awal pengambilan nira. Selain dibuat
menjadi gula aren, buah dari pohon aren bisa juga dibuat menjadi kolang kaling.

Gambar 1.1. Buah Aren di Pohonnya

Aren atau enau (Arrenga pinnata Merr) adalah salah satu keluarga palma
yang memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi dan dapat tumbuh subur di
wilayah tropis seperti Indonesia. Tanaman aren bisa tumbuh pada segala macam
kondisi tanah, baik pada tanah berlempung, berkapur ataupun berpasir. Tetapi,
pohon aren ini tidak tahan pada tanah yang kadar asamnya terlalu tinggi. Di
Indonesia, tanaman aren dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada tanah
yang memiliki ketinggian di atas 1.200 meter di atas permukaan laut dengan suhu

1
udara rata-rata 250 derajat celcius. Di luar itu, pohon aren masih dapat tumbuh,
namun kurang optimal dalam berproduksi.
Menurut ahli kesehatan, manfaat gula aren bagi kesehatan sangat banyak,
diantaranya yaitu jumlah kalori yang terkandung dalam gula aren lebih sedikit
dibandingkan kalori yang terdapat dalam gula putih, dengan demikian gula aren
lebih sehat dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang
signifikan. Selain itu salah satu unsur yang terkandung dalam gula aren memiliki
fungsi untuk mengontrol dan membersihkan saluran pencernaan, mulai dari bagian
lambung dan tenggorokan. Riboflavin yang merupakan salah satu unsur yang
terkandung dalam gula aren berfungsi melancarkan metabolisme dan
mengoptimalkan fungsi sel, sehingga stamina tubuh tetap terjaga. Dengan demikian
gula aren memiliki manfaat yang sangat baik khususnya bagi penderita epilepsi,
diabetes, hipertensi, kolestrol tinggi, maag, asam urat, rematik, dan lain-lain.

2. STRATEGI PENGEMBANGAN GULA AREN


1) Ketersediaan Nira Aren Secara Berkelanjutan
Tanaman enau yang berasal dari wilayah Asia Tropis menyebar secara alami
mulai dari India Timur di Sebelah Barat, dan mencapai Laos, Kamboja, Srilangka,
Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Filipina di sebelah Timur. Di
Indonesia tanaman enau banyak ditemukan secara liar di daerah perbukitan dan juga
lembah serta berkembang tanpa dibudidayakan.
Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang
tinggi. Hal ini adalah suatu strategi yang sangat potensial dalam meningkatkan
produktivitas, kualitas dan juga daya saing komoditas tanaman melalui pendekatan
pemuliaan tanaman. Menurut Carsono (2008) melalui program ini dapat
menghasilkan beragam kultivar unggul baru, selain memiliki produktivitas yang
tinggi, dan memiliki beberapa karakter lainnya yang mendukung peningkatan
dalam kualitas daya saing.
Di beberapa daerah, tanaman aren tumbuh secara alami dengan jarak tanam
yang tidak teratur. Pada umumnya tanaman aren yang dieksploitasi atau diusahakan
petani tumbuh secara alama bersama tanaman lain. Setelah tanaman aren mati,

2
pemulihan populasi terjadi secara alami dengan sedikit campur tangan manusia,
seperti penjarangan jika tanaman tumbuh berdekatan. Produktifitas rata-rata
tanaman aren di tingkat petani saat ini terggolong rendah. Hal ini antara lain
disebabkan benih yang digunakan umumnya berasal dari benih yang kurang
intensif. Usaha dalam pengembangan tanaman aren sangat memungkinkan. Lahan-
lahan tidak produktif masih luas, dan dapat memenuhi kebutuhan komsumsi dalam
negeri seperti gula aren dan bioethanol. Selain itu, dapat meningkatkan pendapatan
petani aren serta ikut melestarikan sumber daya alam juga lingkungan hidup.
Budidaya tanaman aren dapat meningkatkan produktifitas tanaman degan
penggunaan benih unggul dan pemeliharaan tanaman yang dilakukan secara
kontinu.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah keberadaan tanaman aren yang
tidak dibudidayakan secara baik , dan bayak areal tanaman aren yang sudah beralih
fungsi dengan tanaman lain atau pemukiman. Hal penting yang mendesak saat ini
yaitu pelaksanaan budidaya tanaman aren. Terkait hal tersebut, penyediaan benih
bermutu yang berasal dari pohon-pohon aren berproduksi tinggi sudah sangat
diperlukan. Observasi aren genjah di Kutai Timur selama beberapa tahun yang
cukup potensial dapat dijadikan sumber benih untuk pengembangan aren di wilayah
Kalimantan Timur dan sekitarnya. Aren Genjah Kutim telah memenuhi syarat untuk
diedarkan sebagai sumber benih bina dalam pengembangan tanaman aren.
Suatu upaya yang dapat dilakukan agar ketersediaan nira aren dapat
berkelanjutan dengan cara dilakukan penanaman Aren Genjah. Populasi aren tipe
Genjah cukup potensial untuk dikembangkan, selain pohonnya pendek dan cepat
menghasilkan buah, produksi nira tinggi sekitar 12 liter perhari dan periode
penyadapan per-mayang cukup lama yaitu kurang lebih 2 bulan.

2) Disverifikasi Produk Olahan


a. Gula Aren Cetak
Gula Aren diperoleh melalui proses pemekatan nira aren sehingga
memiliki kandungan air yang rendah dan juga melewati proses pendinginan
sehingga dapat memeras. Gula Aren membutuhkan proses pengemasan yang

3
baik dikarenakan gula aren sangat mudah mengalami kerusakan sebab
sifatnya yang higroskopis. Oleh karena itu, dibutuhkan proses pegemasan
yang baik agar gula aren tetap bermutu baik pada saat penyimpanan. Nira
yang telah dipanen kemudian dimasak, proses pemasakan nira butuh waktu
hamper satu hari. Hasil penyadapan nira aren pada pagi hari dimasak keudian
nira yang diperoleh pada sore hari ditambahkan pada nira yang dimasak pada
pagi hari. Nira dimasak hingga mengental dan bewarna kecoklatan kemudian
diaduk hingga siap untuk dicetak dengan menggunakan cetakan tradisional
yang dibuat dari bambu.

Gambar 2.1. Gula aren cetak

b. Gula Semut
Gula Semut adalah gula merah berbentuk serbuk, beraroma khas dan
berwarna kuning kecoklatan. Proses pengolahan gula semut sama dengan
pengolahan gula cetak, setelah diperoleh nira kental, wajan diangkat dari
tungku, dilakukan pencetakan, sedangkan pada pengolahan gula semut
setelah diperoleh nira kental dilanjutkan dengan pendinginan dan
pengkristalan. Pengkristalan dilakukan dengan cara mengaduk dengan garpu
kayu. Pengadukan dilakukan secara perlahan-lahan, dan makin lama makin
cepat hingga terbentuk serbuk gula (gula semut). Gula semut aren merupakan
salah satu produk turunan aren yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan
memiliki prospek yang sangat bagus untuk dikembangkan. Hal ini
dikarenakan permintaan akan gula semut aren ini tidak pernah menurun.

4
Selain itu, kebutuhan gula aren semut masih belum terpenuhi, baik untuk
kebutuhan ekspor maupun kebutuhan dalam negeri.

Gambar 2.2. Gula Semut

c. Gula Kristal
Gula kristal adalah gula aren dalam bentuk butiran menyerupai gula
semut, dengan ukuran butiran mengikuti gula pasir dan nira tebu. Gula kristal
ini berbeda dengan gula semut. Gula kristal tidak dapat melewati ayakan
berukuran 20 mesh, sedangkan gula semut dapat melewati ayakan tersebut.
Bahan baku nira aren berasal dari petani aren di wilayah Tomohon dan
sekitarnya. Nira aren mudah mengalami fermentasi secara alami, sehingga
untuk keawetan nira agar tidak menjadi masam sebelum pengolahan, petani
melakukan pemanasan hingga nira mendidih, kemudian didinginkan.

Gambar 2.3. Gula Kristal

5
3. PROSPEK GULA AREN
Hingga saat ini, Indonesia belum mampu mewujudkan swasembada gula.
Menurut data dari Biro Pusat Statistik 1991, impor gula Indonesia cukup besar. Bila
pada tahun 1986 impor gula dari bahan alami sebanyak 56.016,0066 ton, maka
selama dua tahun berikutnya, yaitu tahun 1987 dan 1988 terlihat angka impor makin
meningkat. Antara lain masing-masing 132.806,649 ton dan 152.085,112 ton.
Kendati pada tahun 1989 impor gula alami menurun. Namun impor gula sintesis
justru meningkat drastis, yakni 193,777 ton dan 37,522 ton. Sehingga dalam kurun
waktu 1986-1990, devisa negara yang keluar untuk mengimpor gula secara total
mencapai US $92,4 juta lebih atau US $18,4 juta lebih per-tahunnya.
Adapun penyebab membengkaknya impor gula yaitu karena peningkatan laju
pertumbuhan penduduk dan kenaikan pendapatan masyarakat. Bahkan menurut
antisipasi Bulog, rata-rata peningkatan konsumsi gula pasir mendekati 5%.
Sedangkan kemampuan produksi selama ini hanya 3,58% per-tahun.
Di tengah kondisi impor gula tersebut, gula kelapa ini memiliki peluang
prospektif untuk mengisi kekurangan tadi. Bila rata-rata konsumsi gula kelapa
adalah 4,5 kg/kapita per-tahun, maka untuk jumlah penduduk Indonesia 180 juta
diperlukan gula aren sebanyak 810 ribu ton. Sehingga sudah jelas, bahwa peluang
dan kesempatan berusaha memproduksi gula aren sangat baik, hanya saja
menunggu kemauan dan kemampuan kita.
Sementara itu, gula aren sudah menjadi salah satu alternatif komoditi ekspor
yang mampu menerobos beberapa negara importir seperti Saudi Arabia, Belanda,
Turki dan sebagainya. Hal ini membuktikan bahwa selera konsumen di beberapa
negara maju mulai melirik ke “Gula Tradisional” mengingat khasiat dari gula tipe
tersebut sangatlah banyak. Di sanalah alasan gula aren sangat tepat diperdagangkan
sekaligus dikonsumsi.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Pembangunan pertanian dengan segala kebijakannya di Indonesia pada
hakekatnya bertujuan untuk (1) Meningkatkan produksi dan pendapatan petani, (2)
Menambah lapangan kerja unutk mengurangi pengangguran yang diharapkan dapat

6
mengancam kemiskinan, (3) Menjaga kelestarian Sumber Daya Alam, (4)
Meningkatkan devisa negara. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa penjualan
gula aren pada saat ini bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan swasembada
gula di Indonesia. Selain sebagai alternatif dari gula tebu, terbukti khasiat dan
manfaat dari gula yang dihasilkan dari pohon aren ini sangatlah banyak dan
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tanaman aren juga dapat tumbuh dengan subur
di tengah pepohonan lain ataupun semak-semak, oleh karena itu, penanaman aren
tidak diperlukan land clearing, sehingga aren adalah jenis pohon yang ramah
lingkungan. Disamping itu, pemanfaatan bagian-bagian dari pohon aren bervariasi.
Seperti pelepah dan daun yang bisa dijadikan atap rumah petani seperti pada
Gambar 3.1. Buah aren yang juga bisa dimanfaatkan menjadi olahan kolang-kaling
seperti pada gambar 3.2. Dan masih banyak lagi hasil pemanfaatan bagian-bagian
dari pohon aren.
Saran dari penulis mengenai pelestarian pohon aren di Indonesia harus
banyak di kenalkan atau disosialisasikan kepada kalangan remaja agar mereka
dapat mengerti dan melestarikan penanaman pohon aren. Selain karena pohon aren
memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari pohon ini juga dapat
dimanfaatkan menjadi alternatif gula putih (gula tebu) yang memiliki beragam
manfaat bagi kesehatan tubuh. Dengan melestarikan tanaman aren, mereka juga
dapat membantu mewujudkan swasembada gula dalam mendukung ketahanan
pangan di Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Adli MZ. 2010. Pemanfaatan Gula Bubuk Aren Sebagai Bahan Pembuatan Permen
Anti Diabetes. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Badan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Mutu Gula Aren menurut Standar
Nasional Indonesia (SNI 01-3743-1995).

Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Gula Aren (Gula
Semut dan Cetak). Direktorat Kredit, BPR dan UMKM BI. Jakarta.

Daulay, D. dan Rahman A. 1992. Teknologi Fermentasi Sayur-sayuran dan Buah-


buahan. IPB. Bogor.

Dewan Standarisasi Nasional. 1995. SNI: Gula Kelapa Kristal SII 0268-85. Dewan
Standarisasi Nasional. Jakarta.

Hatta, S. 1993. Aren Budidaya dan Multiguna. Kanisius. Yogyakarta.

Heryani, H. 2016. Keutamaan Gula Aren dan Strategi Pengembangan Produk.


Universitas Lambung Mangkurat: Banjarmasin.
http://eprints.ulm.ac.id/1606/

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid. 1. Sarana Wana Jaya: Jakarta.

Kartika, D. 2013. Perancangan Buku Esai Fotografi Pembuatan Gula Aren.


Surabaya.
https://www.neliti.com/publications/95262/perancangan-buku-esai-
fotografi-pembuatan-gula-aren

Maliangkay, R.B. 2007. Teknik Budidaya dan Rehabilitasi Tanaman Aren. Bulletin
Palma No. 33. Balitka, Manado.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen. 2014. Manfaat Gula Aren Bagi


Kesehatan. Kebumen.
https://www.kebumenkab.go.id/index.php/web/news_detail/2/2355#

Safari, A. 1995. Teknik Membuat Gula Aren. Karya Anda. Surabaya

Said Ahmad. 2007. Pembuatan Gula Kelapa. Jakarta: Ganeca Exact.

Universitas Negeri Semarang. 2014. Mahasiswa Unnes Maksimalkan Olahan Gula


Aren. Semarang.
https://unnes.ac.id/new/potensi-pohon-aren-penghasil-gula?

8
BIODATA PENULIS

PENULIS I
Nama Lengkap : Maulidiyah Nur Annisa
Tempat/Tanggal Lahir : Pasuruan, 31 Maret 2007
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Purwosari
Kelas : XI
No. Telp/HP : 085755401124
E-mail : mldannisa37@gmail.com
Alamat Tempat Tinggal : Dsn. Jombor Bawah, Sukorejo, Pasuruan
PENULIS III
Nama Lengkap : Muhammad Ilyas Arrosyid
Tempat/Tanggal Lahir : Pasuruan 4 Januari 2007
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Purwosari
Kelas : XI
No. Telp/HP : 085733047629
E-mail : ilyasprapen@gmail.com
Alamat Tempat Tinggal : Dsn. Tudan, Pandaan, Pasuruan
PENULIS III
Nama Lengkap : Bertha Kathrine Priskyla Kumambow
Tempat/Tanggal Lahir : Pasuruan, 21 April 2007
Asal Sekolah : SMK Negeri 1 Purwosari
Kelas : XI
No. Telp/HP : 082139401301
E-mail : berthakpk@gmail.com
Alamat Tempat Tinggal : Dsn. Pandelegan, Pandaan, Pasuruan

Anda mungkin juga menyukai