Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan petunjuk,
berkah, serta Kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM
AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN.
Maksud di buatnya laporan ini adalah bertujuan untuk menyelesaikan tugas yang di
berikan oleh dosen mata kuliah AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN.
Walaupun demikian, laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam pembelajaran
budidaya tanaman kelapa sawit.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
2.1JAGUNG
3.1 JAGUNG
3.1.3 PERAWATAN
3.1.5 PANEN
3.2.3 PANEN
BAB I
PENDAHULUAN
Produksi jagung manis Nasional dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Diakhir
tahun 2000 yaitu 9.344.926 ton sedang diakhir tahun 2002 yaitu 9.277.258 ton ( Marzuki,
2002). Demikian juga untuk daerah Riau mengalami penurunan produksi dimana akhir tahun
2002 produksinya 38.588 ton, sedangkan pada tahun 2001 produksi mencapai 39.467 ton.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan pada beberapa pedagang dan penjual di pasar, dan
tempat keramaian lainnya diperoleh informasi bahwa kebutuhan jagung manis setiap harinya
mencapai 8000 - 10.000 tongkol pada hari – hari biasa, sedangkan pada hari libur atau pada
malam hari, dan pada hari minggu kebutuhan dapat mencapai 12.000 tongkol ( Badan Pusat
Statistik, 2003 ).
Jagung manis sesuai dengan namanya memiliki kadar gula yang cukup tinggi yaitu 5 – 6
% ( Palungkun, 1995 ), sehingga rasanya lebih manis dari jagung biasa, namun ada juga
varietas lokal yang memiliki kadar gula 9 – 11 %, sedangkan vaitas Hybrid Super Sweet
Corn memiliki kadar gula 16 – 18 % ( Siswono, 2004 ). Tanaman jagung manis biasanya
dikonsumsi pada waktu masih segar dan muda, karena apabila jagung waktu pemanenannya
terlalu tua, maka jagung tersebut rasanya tidak manis lagi dan kualitas akan menurun. Untuk
memperoleh hasil biji yang lunak dan manis jagung harus dipanen pada fase masak susu
sebelum masak tua karena kandungan gula masih tinggi. Jagung manis yang dipanen terlalu
tua akan memiliki kandungan gula rendah dan biji akan keriput.
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah satu jenis
tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian umumnya, dan
sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang
menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar
per hektarnya di dunia (Balai Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa
sawit dewasa ini dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan
penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai.
Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit.
(Sastrosayono 2003).
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi
andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit
memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan
kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara.
Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah
propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi
167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar
17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003).
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di
tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap bertahan dan memberi
sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain mampu menciptakan kesempatan
kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu sumber devisa terbesar bagi Indonesia.
Data dari Direktorat Jendral Perkebunan (2008) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dari 4 713 435 ha pada tahun 2001 menjadi
7.363.847 ha pada tahun 2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit ini terus mengalami
peningkatan. Peningkatan luas areal tersebut juga diimbangi dengan peningkatan
produktifitas. Produktivitas kelapa sawit adalah 1.78 ton/ha pada tahun 2001 dan meningkat
menjadi 2.17 ton/ha pada tahun 2005. Hal ini merupakan kecenderungan yang positif dan
harus dipertahankan. Untuk mempertahankan produktifitas tanaman tetap tinggi diperlukan
pemeliharaan yang tepat dan salah satu unsur pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
adalah pengendalian hama dan penyakit.
2. Menganalisis jenis pola tanam tumpangsari yang akan memberikan pengaruh paling
besar dalam meningkatkan produksi kelapa sawit dan tingkat pendapatan petani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 JAGUNG
mencapai 26.000.000 ton, sedangkan produksi pada tahun 2014 baru mencapai 18.548.872 ton
(BPS, 2014). Pada tahun 2015 di Riau produksi jagung adalah 25.896 ton dengan luas
penanaman 12.057 ha. Dari data tersebut mencerminkan bahwa peluang untuk meningkatkan
Rendahnya produksi jagung manis di Riau salah satu penyebabnya adalah kondisi
lingkungan yang kurang mendukung untuk budidaya tanaman pangan. Jenis tanah di Riau
didominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK) yang dikenal mengandung sedikit unsur hara,
sedikit mengandung bahan organik, dan pH yang rendah (Surtinah & Lidar, 2012).
Penambahan unsur hara dan bahan organik ke dalam tanah PMK belum cukup untuk
Kopertis Wilayah X 38
(Surtinah, Susi, dan Lestari, 2016) melaporkan bahwa kadar gula tertinggi biji jagung
manis varietas Master sweet adalah 14,95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ZPT Hormax
yang diberikan pada budidaya jagung manis varietas Master Sweet dapat meningkatkan kadar
gula biji, sehingga kualitas jagung manis dapat ditingkatkan.
2.1 KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat. Tetapi
ada sebagian berpendapat justru menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari
kawasan Amerika Selatan yaitu Brazil. Hal ini karena spesies kelapa sawit
kenyatannya tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya, seperti
Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang
dibawa dari Maritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor.
pada tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah
Adrien Haller, seorang berkebangsaan Belgia yang telah belajar banyak tentang
kelapa sawit di Afrika. Budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang
sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatra (Deli) dan Aceh. Luas areal
PEMBAHASAN
3.1. JAGUNG
Jagung manis adalah jagung yang rasanya manis, (oh tentu). Kalau dari segi budidayanya
jagung manis atau yang lebih dikenal dengan (Zea mays saccharata) itu lebih rentan terhadap
hama dan penyakit namun dari segi agrobisnis jagung manis mempunyai nilai ekonomis
lebih tinggi, dan diminati oleh pasar sehingga tidak salah jika budidaya jagung manis pun
terus diminati. Kenapa demikian? Karena jagung ini bersifat sangat mudah dikonsumsi
seperti dibakar, direbus bahkan bisa langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu.
Secara biologis seperti ini, Jagung manis berkembang dari tipe jagung biasa jenis dent dan
flint. Kemudian jagung manis terjadi mutasi gen resesif sehingga menghambat perubahan
gula menjadi pati. Kadar gula pada jagung manis meningkat mulai hari ke-5 hinggan hari ke-
15. Makanya jagung ini rasanya manis.
Dikarenakan jagung ini memiliki tingkat adaptasi yang tinggi, maka jagung ini bisa ditanam
di dataran manapun, tinggi, sedang ataupun dataran rendah. Biasanya didataran tinggi hingga
ketinggian 1.800 mdpl atau bahkan hingga 3,000 mdpl. Tanaman inipun bisa tumbuh diatas
tanah dengan tingkan keasaman 5-8 ph.
Namun yang perlu diperhatikan sebelum melakukan budidaya jagung manis, tanaman ini
tidak akan maksimal apabila kebutuhan hara tidak tercukupi. Tanaman ini memerlukan unsur
nitrogen (N) dalam jumlah besar. Dengan pemberian pupuk harus memperhatikan
keseimbangan antara nitrogen, kalium (K) dan pospat (P).
Pengolahan Lahan
Budidaya bisa dilakukan dilahan kebun ataupun sawah, dengan catatan lahan sawah yang
tidak tergenang dengan air. Tahapan pengolahan lahan yang pertama adalah buatlah
bedengan dengan ukuran lebar 1 meter dengan ketinggian 20-30 cm sedangkan jarak antar
bedengan adalah 30 cm dan dalam satu bedengan ditanami 2 lajur/baris tanaman. Bedengan
ini berfungsi sebagai drainase air.
Selanjutnya pemberian pupuk dasar, pupuk yang deiberikan adalah pupuk organik/pupuk
kompos, hal ini untuk memenuhi unsur N dan unsur lainnya, kebutuhan pupuk dasar dalam
budidaya jagung manis ini adalah 5 ton pupuk organik perhektare
Penanaman jagung manis yang paling baik adalah dengan cara tunggal. Buatlah lubang
sedalam 2-3 cm kemudian masukan 2 butir benih jagung. Kemudian setelah itu tutup dengan
tanah dan pupuk kompos, kemudian siram agar kelembaban tanah terjaga. Benih yang
dibutuhkan adalah 8 kg per hektar.
Sedangkan jarak tanam pada budidaya jagung manis berkisar antara 60-75 cm. Jarak tanam
ini mengikuti jumlah populasi ideal tanaman. Budidaya jagung manis akan munai hasil baik
dengan menjaga populasi tanaman sebanyak 34.000-37.000 tanaman per hektar.
Dalam budidaya Jagung Organik, dilakukan Pengendalian hama Secara Terpadu atau PHT,
untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu Hama dan sifatnya dalam mengganunggu tanaman.
Hama ini menyerang tanaman pada fase vegetatif maupun generatif. menyebabkan kerusakan
tanaman dengan cara menggerek bagian batang tanaman untuk mendapatkan makanan.
Pengendaliannya, bisa dilakukan dengan cara tekhnis, yaitu dengan mengatur rotasi tanam
seperti dengan kedelai dan kacang tanah. Selain itu bisa juga dengan dengan memotong
bunga jantan dan menerapkan waktu tanam yang tepat. Pengendalian hayati bisa dilakukan
dengan memanfaatkan musuh alami seperti Trichogramma spp. atau predator alami
Euborellia annulata yang memangsa larva.
2. Ulat Tongkol (H. armigera)
Ulat tongkol menyerang tongkol jagung, sehingga tongkol jagung membusuk. Biasanya,
awalnya ulat ini bertelur di rambut-rambut jagung kemudian setelah larva tumbuh maka akan
memasuki kedalam tongkol, makanya perlu pengawasan yang mendetil dalam pengendalian
hama ini. Pencegahan terhadap hama ini adalah dengan menerapkan pengolahan tanah yang
baik. Pengolahan tanah yang akan mengurangi populasi ulat tongkol berikutnya. Musuh
utama dari hama ini adalah Trichogramma spp. yang merupakan parasit telur dan Eriborus
argentiopilosa parasit pada larva muda.
Kutu daun mengeluarkan cairan yang biasa disebut embun madu pada daun, sehingga
menyebabkan daun akan bernoda dengan warna gelap. Noda-noda inilah yang nantinya akan
menghambat proses fotosintesis. Musuh alami hama ini adalah Lysiphlebus mirzai,
Coccinella sp. dan Micraspis sp. Cara lain untuk menghambat hama ini adalah dengan
melakukan tumpang sari.
Hama ini biasanya banyak berkembang didataran rendah, umumnya lahan padang rumput
atau pesawahan. Beberapa musuh alami belalang adalah Systoechus sp., burung dan laba-
laba. Selain itu patogen seperti Metarhizium anisopliae merupakan musuh belalang.
Metarhizium anisopliae merupakan bahan biopestisida yang sanggup mengendalikan 70-90%
hama belalang.
3.1.4 Pemindahan Bibit Jagung Manis
Langkah selanjutnya dalam cara budidaya jagung manis yaitu memindahkan bibit yang sudah
layak untuk dibudidayakan. Adapun cara yang tepat agar bibit dapat tumbuh subur hingga panen
nantinya :
● Pertama, buatlah lubang tanam pada media budidaya dengan jarak sekitar 40 cm hingga
70cm tiap lubang tanam.
● Untuk ukuran lubang tanam sendiri buatlah dengan diameter kurang lebih 10 cm dan
kedalaman yang baik yaitu sekitar 10 hingga 20 cm.
● Masukkan seetiap bibit ke dalam lubang tanam yang telah anda buat, untuk setiap lubang
tanam anda hanya bisa mengisinya dengan satu buah bibit tanaman saja.
● Setelah itu tutup lubang dengan tanah campuran pupuk dan sedikit padatkan agar bibit
jagung anda dapat berdiri kokoh dan tidak mudah tumbang jika terkena air ataupun angin.
Adapun hal yang harus anda perhatikan dalam cara budidaya jagung manis yaitu ketika anda
melakukan proses perawatan agar jagung manis anda tumbuh subur dan berbuah baik :
● Anda harus rutin melakukan proses penyiraman, untuk proses penyiraman lakukan
sebanyak 2 hingga 3 kali dalam sehari.
● Selain itu anda juga harus melakukan penyiangan dan pemupukan, untuk penyiangan dan
pemupukan bisa anda lakukan setiap 2 minggu sekali secara rutin.
● Penting bagi anda untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tanaman jagung manis anda
agar tidak terserang hama dan penyakit. Anda bisa menyemprotkan pestisida secukupnya
untuk mengatasi hama jagung manis.
● Anda bisa memanen jagung manis jika jagung sudah siap panen dengan cirri buahnya
yang berwarna kuning dan tangkai yang mulai layu. Pemanenan
● Pemanenan dikakukan pada umur 65-75 hari setalah masa tanam, dengan tahapannya
sepuluh hari sebelum panen utama dilakukan panen pada jagung muda, yang baru
muncul, hal ini dimaksudkan agar nutrisi dikonsumsi oleh jagung utama yang akan
dipanen. Metode panen seperti ini cocok dilakukan untuk jenis tanaman jagung manis
satu tongkol.
Secara teknis, pola integrasi kelapa sawit - jagung dapat dilakukan saat awal fase
pertumbuhan kelapa sawit sampai batas naungan maksimal 70 persen atau sekitar
umur sawit empat tahun. Selain di perkebunan sawit, tanaman jagung dapat
diintegrasikan dengan pola tumpang sari di lahan perkebunan karet, kelapa, dan
jambu mete. Pola tumpang sari dinilai dapat membantu meningkatkan pendapatan
petani karena petani akan mendapat hasil tumpang sari sebelum tanaman pokok
menghasilkan.
KESIMPULAN
Pada umumnya tanaman kelapa sawit tumbuh pada lahan semak belukardengan ketinggian 1-500
mdpl dengan kelembaban 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam untuk membantu proses
penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola
curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman
kelapa sawit memerlukan penyinaran antara 5-7 jam/hari. Temperatur optimal untuk
pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik,
Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan
muara sungai. Produksi kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik jika
dibandingkan dengan tanah berpasir dan gambut. Kemiringan lahan kebun kelapa sawit
sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka diperlukan
tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit.
. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang
beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10
kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10
butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman
kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen pada saat
tanaman berumur 3 atau 4 tahun.
Tumpang sari ( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau
berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur
seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
DAFTAR PUSTAKA
Surtinah. 2008. Umur Panen yang tepat menentukan kandungan gula biji jagung manis (zea
mays saccharata, Sturt). J.Ilmiah Pertanian, 4(2): 1–6.
Surtinah, dan Lidar, S. 2012. Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea
mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru. J.Ilmiah Pertanian, 13(2): 73–78.
Surtinah, dan Nurwati, N. 2017. Akselerasi Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt)
pada Lokasi yang Berbeda di Kota Pekanbaru. Laporan Penelitian. Tidak dipublikasikan.
Pekanbaru.
Surtinah, Susi, N., dan Lestari, S. U. 2016. Komparasi Tampilan dan Hasil Lima Varietas Jagung
Manis ( Zea mays saccharata , Sturt) di Kota Pekanbaru. J. Ilmiah Pertanian, 13(1): 32–37.
Surtinah, dan Nurwati, N. 2017. Akselerasi Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata,
Sturt) pada Lokasi yang Berbeda di Kota Pekanbaru. Laporan Penelitian. Tidak
dipublikasikan. Pekanbaru.
Surtinah, Susi, N., dan Lestari, S. U. 2016. Komparasi Tampilan dan Hasil Lima Varietas
Jagung Manis ( Zea mays saccharata , Sturt) di Kota Pekanbaru. J. Ilmiah Pertanian,
13(1): 32–37.
Wardhani, S., Purwanti, K. L., dan Anugerahani, W. 2014. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati
Varietas Bhaskara di PT Petrokimia Gresik. J. Sains Dan Seni Pomits, 2(1): 1-5.
Lubis, A,U. 1992.Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian
Perkebunan,Marihat-Bandar Kuala.435 hal
Mangoensoekarjo,S. dan H. Semangun. 2000. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta. 605 Hal.
Purba, R.Y., Susanto, A., Sudharto, P. 2005. Serangga Hama Kelapa Sawit. Pusat Penelitian
Kelapa Sawit. Medan. 29 hal.
Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka, Jakarta.