Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat , petunjuk, serta Ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
MAKALAH LAPORAN PRAKTIKUM AGRIBISNIS TANAMAN
PERKEBUNAN.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek budidaya tanaman yang cocok untuk memaksimalkan produksi dengan input luar
yang lebih rendah dan sekaligus meminimalkan resiko adalah sistem budidaya ganda.
Menurut Reijntjes et al. (1999) manfaat budidaya ganda bagi petani berlahan sempit antara
lain meningkatkan produktivitas persatuan luas yang dapat dipanen dari pada budidaya
tanaman tunggal dengan tingkat pengelolaan yang sama, dan kegagalan salah satu tanaman
dapat dikompensasikan oleh tanaman yang lain, sedangkan budidaya ganda dengan tanaman
tahunan dapat mengurangi tingkat erosi tanah.
1.2. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan
dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak
bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir
bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung
dan kacang tanah. Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping.Penanaman yang
dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan kedelai atau jagung dan
kacang panjang) dikenal sebagai tumpang gilir (relay cropping).
Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur) suatu tanaman
perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok masih kecil atau belum
produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela (intercropping).Jagung atau kedelai biasanya
adalah tanaman sela yang dipilih.
Sistem budidaya surjan, suatu bentuk kearifan lokal dari Yogyakarta selatan, juga dapat
digolongkan sebagai tumpang sari.
Konsep serupa tumpang sari dapat diperluas dalam kelas usaha tani lain. Dalam kehutanan,
kombinasi pertanaman antara tanaman semusim dengan pohon hutan dikenal sebagai wana
tani.Suatu konsep serupa juga diterapkan bagi budidaya padi dan ikanair tawar pada lahan sawah
yang dikenal sebagai mina padi.
Pola penanaman tumpang sari dapat memaksimalkan lahan dibandingkan pola monokultur
karena:
1. Hasil panen pada lahan tidak luas bisa beberapa kali dengan usia panen dan jenis tanaman
berbeda,
2. petani mendapat hasil jual yang saling menguntungkan atau menggantikan dari tiap jenis
tanaman berbeda dan,
3. risiko kerugian dapat ditekan karena terbagi pada setiap tanaman.
Penggunaan pupuk majemuk dalam tumpang sari lebih menguntungkan karena:
Namun sistem teknologi model tersebut masih sedikit orang yang melaksanakannya.
2.1 JAGUNG
Jenis tanah di Riaudidominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK) yang dikenal
mengandung sedikit unsur hara,sedikit mengandung bahan organik, dan pH yang rendah
(Surtinah & Lidar, 2012).Syarat Tumbuh Tanaman Jagung manis antara lain adalah :
Iklim
Beriklim sedang subtropik atau tropis yang basih dan didaerah terletak antara 0-500 LU
hingga 0-400 LS.
Curah hujan ideal adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Suhu optimimum yang baik adalah 21-340
Pertumbuhan tanaman jagung yang baik membutuhkan sinar matahari.
Tanaman jagung tidak ternaungi, agar pertumbuhan tidak terhambat atau merusak biji
bahkan tidak membentuk buah.
Media Tanah
Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
(diatas permukaan laut).
Jenis tanah di Riaudidominasi oleh Podsolik Merah Kuning (PMK) yang dikenal
mengandung sedikit unsur hara,sedikit mengandung bahan organik, dan pH yang rendah
(Surtinah & Lidar, 2012).
Berat tongkol berkelobot jagung manis pada penelitian yang tidak menggunakan pupuk
hayati dan ZPT dilaporkan hanya mampu memperoleh berat tongkol tanpa kelobot tertinggi
adalah 372,19 gram (Lidar dan Surtinah, 2012.
(Surtinah, 2008 )mendapatkan berat tongkol tanpa kelobot seberat 304,56 gram pada
tanaman jagung manis yang hanya diberi pupuk NPK sebagai pupuk dasar, dan bila
dibandingkan dengan penelitianini maka terjadi peningkatan berat sebesar 3,77%.
Pada penelitian tentang jagung manis (Surtinah dan Nurwati, 2017), kadar gula biji
jagungmanis yang ditanam bercampur dengan varietas lain, diperoleh kadar gula biji jagung
manisvarietas Master Sweet adalah 13,3%, kondisi ini sesuai dengan deskripsi varietas Master
Sweet.
(Surtinah, Susi, dan Lestari, 2016) melaporkan bahwa kadar gula tertinggi biji jagung
manis varietas Master sweet adalah 14,95%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ZPT Hormax
yang diberikan pada budidaya jagung manis varietas Master Sweet dapat meningkatkan kadar
gula biji, sehingga kualitas jagung manis dapat ditingkatkan.
2.1 KOPI
PEMBAHASAN
Dalam sejarah, kopi di Indonesia sudah melewati perjalanan panjang dari awal masuk hingga
tersebar di penjuru nusantara. Beberapa literatur tua dan artikel-artikel yang telah lebih dulu
mengulas tentang sejarah masuknya kopi ke Bumi Pertiwi menyebutkan bahwa pada tahun 1696
Pemerintah Belanda membawa kopi dari Malabar, sebuah kota di India, ke Indonesia melalui
Pulau Jawa.
Alur tersebut tertulis di salah satu arsip dari kongsi dagang/persekutuan dagang dari Pemerintah
Hindia Timur Belanda, yang lebih dikenal dengan namaVOC (Vereenigde Oostindische
Compagnie). Di tahun 1707, Gubernur Van Hoorn mendistribusikan bibit kopi ke Batavia,
Cirebon, kawasan Priangan serta wilayah pesisir utara Pulau Jawa.Tanaman baru ini akhirnya
berhasil dibudidayakan di Jawa sejak 1714-1715.Sekitar 9 tahun kemudian, produksi kopi di
Indonesia sudah begitu melimpah dan mampu mendominasi pasar dunia.Bahkan pada saat itu
jumlah ekspor kopi dari Jawa ke Eropa telah melebihi jumlah ekspor kopi dari Mocha (Yaman)
ke Eropa.
Tak hanya itu, jika kita menggunakan literatur sebagai salah satu sumber untuk menyusuri alur
sejarah kopi di Indonesia, kita pun dapat menemukan referensi tentang perjalanan kopi di dalam
“Serat Centhini; Tembangraras-Amongrogo”. Dari karya sastra kuno fenomenal ini, kita akan
menemukan implikasi yang menunjukkan masuknya kopi ke Indonesia melalui Jatinegara, lalu
tersebar ke Tanah Priangan (Jawa Barat), hingga akhirnya penanaman kopi dapat ditemukan di
hampir seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sumatera, seluruh pulau Jawa, Bali, Sulawesi,
Flores hingga Papua.
Jejak perkembangan tanaman kopi di tanah air terus berlanjut hingga bertahun-tahun
setelahnya.Eduard Doues Dekker turut mengulas mengenai tekanan yang dialami oleh petani
kopi dalam tulisannya, “Max Havelaar and the Coffee Auctions of the Dutch Trading Company”.
Karya Doues Dekker ini ikut berperan dalam membantu mengubah opini publik tentang cultivate
system.
Rentetan kronologis sejarah tersebut jika kita telusuri sedikit demi sedikit hingga akhir abad 20
(1900-an) merupakan satu dasar kuat yang meletakkan Indonesia di posisi saat ini di dunia
internasional lewat produksi komoditas kopi. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara
penghasil kopi terbesar keempat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia, dan dikenal
juga sebagai negara yang menjadi referensi produksi kopi berkualitas baik
Jagung budidaya dianggap sebagai keturunan langsung sejenis tanaman rerumputan mirip jagung
yang bernama teosinte (Zea mays ssp. parviglumis). Dalam proses domestikasinya, yang
berlangsung paling tidak 7 000 tahun lalu oleh penduduk asli setempat, masuk gen-gen dari
subspesies lain, terutama Zea mays ssp. mexicana. Istilah teosinte sebenarnya digunakan untuk
menggambarkan semua spesies dalam genusZea, kecuali Zea mays ssp. mays. Proses domestikasi
menjadikan jagung merupakan satu-satunya spesies tumbuhan yang tidak dapat hidup secara liar
di alam[5].
Gua Guila Naquitz di Oaxaca, Meksiko, lokasi ditemukannya sisa jagung tertua di dunia.
Petunjuk-petunjuk arkeologi mengarah pada budidaya jagung primitif di bagian selatan Meksiko,
Amerika Tengah, sejak 7 000 tahun lalu.Sisa-sisa tongkol jagung kuno yang ditemukan di Gua
Guila Naquitz, Lembah Oaxaca berusia sekitar 6250 tahun; tongkol utuh tertua ditemukan di
gua-gua dekat Tehuacan, Puebla, Meksiko, berusia sekitar 3450 SM.[6][7]. Bangsa Olmek dan
Maya ditengarai sudah membudidayakan di seantero Amerika Tengah sejak 10 000 tahun yang
lalu dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil.Teknologi ini dibawa ke Amerika Selatan
(Ekuador) sekitar 7 000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan Peru pada 4
000 tahun yang lalu.Pada saat inilah berkembang jagung yang beradaptasi dengan suhu rendah di
kawasan Pegunungan Andes.[8]. Sejak 2500 SM, tanaman ini telah dikenal di berbagai penjuru
Benua Amerika[9].
Kedatangan orang-orang Eropa sejak akhir abad ke-15 membawa serta jenis-jenis jagung ke
Dunia Lama, baik ke Eropa maupun Asia.Penyebaran jagung ke Asia dipercepat dengan
terbukanya jalur barat yang dipelopori oleh armada pimpinan Ferdinand Magellan melintasi
Samudera Pasifik.Di tempat-tempat baru ini jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini
memiliki plastisitas fenotipe yang tinggi.
Jagung masuk Nusantara diperkirakan pada abad ke-16 oleh penjelajah Portugis[10]. Akibat
riwayat yang cukup tua ini, berbagai macam nama dipakai untuk menyebutnya. Kata "jagung"
menurut Denys Lombard merupakan penyingkatan dari jawa agung, berarti "jewawut besar"[11],
nama yang digunakan orang Jawa dan diadopsi ke dalam bahasa Melayu. Beberapa nama lokal
adalah jagong (Sunda, Aceh, Batak, Ambon), jago (Bima), jhaghung (Madura), rigi (Nias),
eyako (Enggano), wataru (Sumba), latung (Flores), fata (Solor), pena (Timor), gandung
(Toraja), kastela (Halmahera), telo (Tidore), binthe atau binde (Gorontalo dan Buol), dan
barelle´ (Bugis)[12]. Di kawasan timur Indonesia juga dipakai luas istilah milu[13], yang nyata-
nyata merupakan adaptasi dari kata milho, berarti "jagung", dalam bahasa Portugis
Dengan ini pula, maka tak heran jika orang lebih sering mengkonsumsi jagung manis. Selain itu
jagung manis memiliki rasa lebih renyah dan ada sedikit perpaduan manis yang banyak disukai
orang. Jagung manis juga mudah untuk dibudidayakan berbeda jika anda melihat Cara Budidaya
Nanas Madu, jika anda tertarik dengan cara budidaya jagung manis, berikut merupakan langkah
mudah yang dapat anda ikuti.
Pastikan lokasi dekat dengan tempat tinggal anda sehingga mempermudah anda untuk
pengecekan lahan dan tanaman nantinya.
Pastikan lokasi bebas dari berbagai macam limbah dan memiliki tanah bertekstur gembur
dan subur.
Pastikan juga lokasi memiliki tanah lahan yang luas minimal seluas 3m x 3m hingga 5m
x 5m dan tidak ternaungi oleh apapun, agar jagung manis yang anda tanam mendapatkan
penyinaran cukup.
Langkah selanjutnya yaitu membuat lahan tanam sebagai media budidaya. Pertama
buatlah patokan ataupun batas lahan tanam anda dan bersihkan lahan tanam dari batu
kerikil ataupun rumput liar yang tumbuh.
Setelah itu anda bisa membajak tanah menggunakan cangkul hingga tanah lahan benar-
benar memiliki tekstur tanah yang gembur dengan kedalaman hingga mencapai kurang
lebih 30cm.
Ukur pH tanah, jika pH memiliki kadar keasaman tinggi, anda bisa melakukan
pengapuran menggunakan dolmit hingga pH mencapai 6 hingga diatas 7.
setelah anda selesai melakukan pengapuran, selanjutnya anda juga harus melakukan
pemupukan terlebih dahulu untuk memberi nutrisi tambahan pada tanah. Anda
anda bisa menggunakan berbagai macam jenis pupuk, akan lebih baik dan sehat jika anda
menggunakan pupuk kandang ataupun kompos. Selain itu kedua jenis pupuk ini juga
lebih ramah lingkungan sehingga tidak merubah tekstur tanah.
Buatlah gundukan panjang dangan jarak kurang lebih 1 meter setiap deretnya, anda bisa
mulai mempersiapkan media tanam selama 2 minggu sebelum masa tanam tiba.
Untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas baik, anda harus memilih bibit jagung yang
baik pula. Untuk jagung manis sendiri ada beberapa jenis yang bisa anda pilih berbeda jika anda
melakukan Cara Budidaya Jamur Kancing, jenis- jenis tersebut dibedakan dari banyaknya
kandungan gula yang ada pada jagung manis.
Pilihlah bibit yang sesuai dengan keinginan anda, selain itu ada dua cara dalam mendapatkan
bibit jagung manis :
Sebelumnya, perlu anda ketahui semakin banyak kandungan gula yang ada pada jagung
manis maka rasanya akan semakin lunak dan manis. Sebaliknya jika anda memilih bibit
dengan sedikit kandungan gula maka kandungan patinya lebih banyak sehingga rasanya
tidak terlalu empuk, jagung manis jenis ini akan lebih baik jika digunakan sebagai bahan
dasar tepung jagung.
Untuk bibit jagung, anda dapat membelinya secara langsung di toko ataupun di petaninya
langsung. Akan lebih praktis jika anda membeli bibit yang siap tanam tanpa ada proses
penyemaian benih.
Adapun cara ke dua yaitu dengan melakukan proses penyemaian benih jagung manis
terlebih dahulu.
Caranya anda hanya perlu menyemaikan benih jagung manis pada media semai, tray
yang sudah anda isi dengan tanah campuran pupuk. Adapun perbandingannya yaitu 2: 1.
Setelah benih bertunas, anda bisa memindahkannya ke dalam polibag ataupun pot- pot
kecil dan lakukan proses perawatan berupa proses penyiraman dan pemupukan hingga
tunas menjadi bibit dengan ketinggian kurang lebih 10 cm.
Langkah selanjutnya dalam cara budidaya jagung manis yaitu memindahkan bibit yang sudah
layak untuk dibudidayakan. Adapun cara yang tepat agar bibit dapat tumbuh subur hingga panen
nantinya :
Pertama, buatlah lubang tanam pada media budidaya dengan jarak sekitar 40 cm hingga
70cm tiap lubang tanam.
Untuk ukuran lubang tanam sendiri buatlah dengan diameter kurang lebih 10 cm dan
kedalaman yang baik yaitu sekitar 10 hingga 20 cm.
Masukkan seetiap bibit ke dalam lubang tanam yang telah anda buat, untuk setiap lubang
tanam anda hanya bisa mengisinya dengan satu buah bibit tanaman saja.
Setelah itu tutup lubang dengan tanah campuran pupuk dan sedikit padatkan agar bibit
jagung anda dapat berdiri kokoh dan tidak mudah tumbang jika terkena air ataupun angin.
Adapun hal yang harus anda perhatikan dalam cara budidaya jagung manis yaitu ketika anda
melakukan proses perawatan agar jagung manis anda tumbuh subur dan berbuah baik :
Anda harus rutin melakukan proses penyiraman, untuk proses penyiraman lakukan
sebanyak 2 hingga 3 kali dalam sehari.
Selain itu anda juga harus melakukan penyiangan dan pemupukan, untuk penyiangan dan
pemupukan bisa anda lakukan setiap 2 minggu sekali secara rutin.
Penting bagi anda untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tanaman jagung manis anda
agar tidak terserang hama dan penyakit. Anda bisa menyemprotkan pestisida secukupnya
untuk mengatasi hama jagung manis.
Anda bisa memanen jagung manis jika jagung sudah siap panen dengan cirri buahnya
yang berwarna kuning dan tangkai yang mulai layu.
2. KOPI
Tanaman kopi sangat banyak jenisnya, bisa mencapai ribuan.Namun yang banyak dibudidayakan
hanya empat jenis saja yakni arabika, robusta, liberika dan excelsa.Masing-masing jenis tersebut
memiliki sifat yang berbeda-beda.Untuk lebih detailnya silahkan baca mengenal jenis-jenis kopi
budidaya.
Memilih jenis tanaman untuk budidaya kopi, harus disesuaikan dengan tempat atau lokasi
lahan.Lokasi lahan yang terletak di ketinggian lebih dari 800 meter dpl cocok untuk ditanami
arabika.Sedangkan dari ketinggian 400-800 meter bisa ditanami robusta.Budidaya kopi didataran
rendah bisa mempertimbangkan jenis liberika atau excelsa.
Selain dari sisi teknis budidaya, hal yang patut dipertimbangkan adalah harga jual produk
akhir.Kopi arabika cenderung dihargai lebih tinggi dari jenis lainnya.Namun robusta memiliki
produktivitas yang paling tinggi, rendemennya juga tinggi.
Setelah memutuskan budidaya kopi yang cocok, langkah selanjutnya adalah mencari bibit yang
unggul, menyiapkan lahan dan pohon peneduh.Informasi mengenai bibit unggul untuk budidaya
kopi bisa ditanyakan ke Puslit Kopi dan Kakao atau toko bibit terpercaya.Sementara itu, pohon
peneduh harus sudah disiapkan setidaknya 2 tahun sebelum budidaya kopi dilaksanakan.
Untuk budidaya kopi arabika sumber tanaman yang digunakan adalah varietas.Contohnya adalah
varietas S 795, USDA 762, Kartika-1 dan Kartika-2.Sedangkan untuk budidaya kopi robusta
sumber tanaman yang digunakan dalah klon.Contohnya klon BP 42 atau BP 358.
Perbanyakan bibit pohon kopi bisa didapatkan dengan teknik generatif dan
vegetatif.Perbanyakan generatif dari biji biasanya digunakan untuk budidaya kopi arabika,
sedangkan kopi robusta lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif dengan setek.Masing-
masing metode perbanyakan bibit mempunyai keunggulan dan kelemahan sendiri-sendiri.Lebih
detailnya silahkan baca artikel terdahulu tentang perbanyakan bibit kopi dengan biji dan
perbanyakan bibit kopi dengan setek.
Budidaya kopi bisa dilakukan baik didataran tinggi maupun rendah, tergantung dari
jenisnya.Secara umum kopi menghendaki tanah gembur yang kaya bahan organik.Untuk
menambah kesuburan berikan pupuk organik dan penyubur tanah di sekitar area tanaman.
Arabika akan tumbuh baik pada keasaman tanah 5-6,5 pH, sedangkan robusta pada tingkat
keasaman 4,5-6,5 pH.
Hal yang harus disiapkan sebelum memulai budidaya kopi adalah menanam pohon
peneduh.Guna pohon peneduh untuk mengatur intensitas cahaya matahari yang masuk.Tanaman
kopi termasuk tumbuhan yang menghendaki intensitas cahaya mataheri tidak penuh.
Jenis pohon peneduh yang sering digunakan dalam budidaya kopi adalah dadap, lamtoro dan
sengon.Pilih pohon pelindung yang tidak membutuhkan banyak perawatan dan daunnya bisa
menjadi sumber pupuk hijau.
Pohon pelindung jenis sengon harus ditanam 4 tahun sebelum budidaya kopi.Sedangkan jenis
lamtoro bisa lebih cepat, sekitar 2 tahun sebelumnya.Tindakan yang diperlukan untuk merawat
pohon pelindung adalah pemangkasan daun dan penjarangan.
Apabila lahan, pohon peneduh dan bibit sudah siap, langkah selanjutnya adalah memindahkan
bibit dari polybag ke lubang tanam di areal kebun. Jarak tanam budidaya kopi yang dianjurkan
adalah 2,75×2,75 meter untuk robusta dan 2,5×2,5 meter untuk arabika. Jarak tanam ini
divariasikan dengan ketinggian lahan.Semakin tinggi lahan semakin jarang dan semakin rendah
semakin rapat jarak tanamnya.
Buat lubang tanam dengan ukuran 60x60x60 cm, pembuatan lubang ini dilakukan 3-6 bulan
sebelum penanaman.Saat penggali lubang tanam pisahkan tanah galian bagian atas dan tanah
galian bagian bawah.Biarkan lubang tanam tersebut terbuka.Dua bulan sebelum penanaman
campurkan 200 gram belerang dan 200 gram kapur dengan tanah galian bagian bawah.Kemudian
masukkan kedalam lubang tanam.Sekitar 1 bulan sebelum bibit ditanam campurkan 20 kg pupuk
kompos dengan tanah galian atas, kemudian masukkan ke lubang tanam.
Kini bibit kopi siap ditanam dalam lubang tanam. Sebelumnya papas daun yang terdapat pada
bibit hingga tersisa ⅓ bagian untuk mengurangi penguapan. Keluarkan bibit kopi dari polybag,
kemudian gali sedikit lubang tanam yang telah dipersiapkan.Kedalaman galian menyesuaikan
dengan panjang akar.Bagi bibit yang memiliki akar tunjang usahakan agar akar tanaman tegak
lurus.Tutup lubang tanam agar tanaman berdiri kokoh, bila diperlukan beri ajir untuk menopang
tanaman agar tidak roboh.
Perawatan budidaya kopi
Langkah yang diperlukan untuk pemeliharaan budidaya kopi adalah penyulaman, pemupukan
pemangkasan dan penyiangan. Berikut penjelasannya:
a. Peyulaman
Setelah bibi ditanam di areal kebun, periksa pertumbuhan bibit tersebut setidaknya seminggu dua
kali.Setelah bibit berumur 1-6 bulan periksa sedikitnya satu bulan sekali.Selama periode
pemeriksaan tersebut, bila ada kematian pada pohon kopi segera lakukan penyulaman.
Penyulaman dilakukan dengan bibit yang sama. Lakukan perawatan yang lebih instensif agar
tanaman penyulam bisa menyamai pertumbuhan pohon lainnya.
b. Pemupukan
Pemberian pupuk untuk budidaya kopi bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk
buatan.Pupuk organik bisa didapatkan dari bahan-bahan sekitar kebun seperti sisa-sisa hijauan
dari pohon pelindung atau kulit buah kopi sisa pengupasan kemudian dibuat menjadi
kompos.Kebutuhan pupuk untuk setiap tanaman sekitar 20 kg dan diberikan sekitar 1-2 tahun
sekali.
Cara memberikan pupuk dengan membuat lubang pupuk yang mengitari tanaman.Kemudian
masukkan kompos kedalam lubang pupuk tersebut.Bisa juga dicampurkan pupuk buatan
kedalam kompos. Untuk tanah yang asam dengan pH dibawah 4,5 pemberian pupuk dicampur
dengan setengah kilogram kapur. Pemerian kapur dilakukan 2-4 tahun sekali.
Untuk memperkaya bahan organik areal perkebunan bisa ditanami dengan tanaman penutup
tanah.Tanaman yang biasa dijadikan penutup tanah dalam budidaya kopi diantaranya bunguk
(Mucuna munanease) dan kakacangan (Arachis pintol).Tanaman penutup tanah berfungsi
sebagai pelindung dan penyubur tanah, selain itu hijauannya bisa dijadikan sumber pupuk
organik.
c. Pemangkasan pohon
Terdapat dua tipe pemangkasan dalam budidaya kopi, yaitu pemangkasan berbatang tunggal dan
pemangkasan berbatang ganda.Pemangkasan berbatang tunggal lebih cocok untuk jenis tanaman
kopi yang mempunyai banyak cabang sekunder semisal arabika.Pemangkasan ganda lebih
banyak diaplikasikan diperkebunan rakyat yang menanam robusta.Pemangkasan ini lebih sesuai
pada perkebunan di daerah dataran rendah dan basah.
Berdasarkan tujuannya, pemangkasan dalam budidaya kopi dibagi menjadi tiga macam yaitu:
d. Penyiangan gulma
Tanaman kopi harus selalu bersih dari gulma, terutama saat tanaman masih muda.Lakukan
penyiangan setiap dua minggu, dan bersihkan gulma yang ada dibawah tajuk pohon kopi.Apabila
tanaman sudah cukup besar, pengendalian gulma yang ada diluar tajuk tanaman kopi bisa
memanfaatkan tanaman penutup tanah.Penyiangan gulma pada tanaman dewasa dilakukan
apabila diperlukan saja.
Lahan budidaya kopi yang terserang hama dan penyakit akan mengalami penurunan
produktivitas, kualitas mutu kopi dan bahkan kematian tanaman. Beberapa hama dan penyakit
yang umum menyerang tanam kopi adalah sebagai berikut:
Hama penggerek buah kopi. Menyerang tanaman muda maupun tua. Akibat serangan buah
akan berguguran atau perkembangan buah tidak normal dan membusuk. Pengendalian bisa
hama ini adalah dengan meningkatkan sanitasi kebun, pemapasan pohon naungan, pemanenan
buah yang terserang, dan penyemprotan kimia.
Penyakit karat daun (HV). Biasanya menyerang tanaman arabika. Gejala serangannya bisa dilihat
dari permukaan daun yang mengalami bercak kuning, semakin lama menjadi kuning tua. Bisa
dihindari dengan menanam kopi arabika diatas ketinggian 1000 meter dpl. Pengendalian lainnya
bisa dilakukan dengan penyemprotan kimia, memilih varietas unggul, dan kultur teknis.
Penyakit serangan nematoda. Banyak ditemui di sentra-sentra perkebunan kopi robusta.
Serangan ini bisa menurunkan produksi hingga 78%. Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan
dengan menyambung tanaman dengan batang bawah yang tahan nematoda.
Untuk lebih detail mengenai hama dan penyakit pada tanaman kopi silahkan baca artikel
pengendalian hama dan penyakit kopi.
Tanaman yang dibudidayakan secara intensif sudah bisa berbuah pada umur 2,5-3 tahun untuk
jenis robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Hasil panen pertama biasanya tidak terlalu banyak,
produktivitas tanaman kopi akan mencapai puncaknya pada umur 7-9 tahun.
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan
dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan
atau agak bersamaan .proses penyiraman, untuk proses penyiraman lakukan sebanyak 2
hingga 3 kali dalam sehari.
DAFTAR PUSTAKA
BPTP Jateng. 2005. Jagung putih unggul bahan pangan Srikandi putih dan MS-2 (leaflet).
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah.
Disbun Jateng, 2002. Statistik Perkebunan 2002. Dinas Perkebunan Propinsi.Jawa Tengah.
221 hal.
Hulupi, R. 2002. Budidaya Kopi Arabika (Pedoman teknis). Pusat PenelitianKopi dan Kakao
Indonesia.Jember.18 hal.
Lidar, S. "Surtinah.(2012). Respon Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) Akibat
Pemberian Tiens Golden Harvest." Jurnal Ilmiah Pertanian 8.2: 1-5.
ICERI. 2008. Field Book of the Tenth Asian Regional Maize Workshop.Indonesian Cereals
Research Institute (ICERI/Balitsereal). Makassar, Indonesia. 22 p.
Prasetyo, T. 2004. Studi pemahaman desa miskin secara partisipatif dikabupaten
Temanggung.Laporan PRA BPTP Jateng.
Reijntjes C., Haverkort B., dan Water Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan.Pengantar
untuk pertanian berkelanjutan dengan input luar rendah. Diterjemahkan oleh Sukoco Y. (Editor:
Van de Fliertt dan Hidayat B). Kanisius.269 hal.
Surtinah, Surtinah. "POTENSI HASIL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata, Sturt) DENGAN
PEMBERIAN PAKET TEKNOLOGI PUPUK DAN ZAT PENGATUR TUMBUH." Jurnal BiBieT 2.1
(2017): 37-44.
Supadmo, H., Joko H., Forita D.A., Sutrisno, dan Indah W. 2005. LaporanKegiatan:
Kajian Pengembangan Inovasi Teknologi Usahatani Jagung Putih. BPTP Jawa Tengah, Deptan.
20 hal.
Wiryadiputra, S., Saidi, S. Sukamto, E. Sulistyawati dan Y.J. Junianto. 1998.
Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman Kopi.Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,
Jember.24 hal.
Wiryadiputra, S., Y.J. Junianto, E. Sulistyowati, Saidi, R. Hulupi, M.C. Mahfud dan L.
Rosmahani. 2002. Analisis status penelitian danpengembangan PHT pada pertanaman kopi
dalam Risalah Simposium Nasional Penelitian PHT Perkebunan Rakyat. Bogor. Hal: 129-146.
Wiryadiputra, S., E. Sulistyowati, Sri-Sukamto, Y.J. Junianto, M.C. Mahfud dan L.
Rosmahani. 2004. Hasil penelitian kajian ekosistemdan teknologi pengendalian organisme
pengganggu utama tanaman kopi. Makalah pada Pertemuan Diseminasi Teknologi PHT
Tanaman Perkebunan, Malang, 17-19 Mei 2004.
Yasin, M. 2008. Technology Innovation Supporting Maize Production.Indonesian Center for
Food Crops Research and Development, Bogor.32 p.
https://www.google.com/search?ei=-
8zjWrAXwuTSBL6ahbgE&q=Surtinah.%282012%29.+Respon+Tanaman+Jagung+Manis+%28
Zea+mays+saccharata%2C+Sturt%29+Akibat+Pemberian+Tiens+Golden+Harvest&oq=Surtina
h.%282012%29.+Respon+Tanaman+Jagung+Manis+%28Zea+mays+saccharata%2C+Sturt%29
+Akibat+Pemberian+Tiens+Golden+Harvest&gs_l=psy-
ab.3...58051.61742.0.63030.14.7.0.0.0.0.270.270.2-1.1.0....0...1c.1.64.psy-
ab..13.1.268...0j0i131i67k1j0i131k1j0i67k1.0.hn5y9i4Pl_o