Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN PRODUKSI BAHAN PANGAN KEDELAI VARIETAS UNGGUL

PADA LAHAN KERING

Oleh

Putu Yuli Ariani C1G021137


Patmi Imayati Solihah C1G021134
Salsabila Sabda Putri C1G021154
Sri Yohana C1G021164

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ABSTRAK

Untuk memenuhi permintaan domestik yang terus meningkat, kebijakan


produktivitas lahan kering terus menjadi isu yang signifikan. Kesuburan tanah yang
rendah, masalah kekeringan, kurangnya air yang tersedia, dan kegagalan untuk
menggunakan jenis benih unggul semuanya berkontribusi pada rendahnya hasil
tanaman kedelai di lahan kering. Oleh karena itu, penulisan ini bertujuan untuk
mengkaji upaya yang dilakukan dalam penggunaan varietas unggul kedelai untuk
meningkatkan mutu kedelai yang ditanam di lahan kering. Studi literatur merupakan
bagian dari metodologi penelitian untuk memahami alasan rendahnya produktivitas
kedelai di lahan kering dan untuk menentukan tindakan yang dapat diambil untuk
meningkatkan hasil kedelai. Hasil yang di dapatkan melalui analisis yang dilakukan
menunjukkan bagaimana menggunakan bibit kedelai varietas unggul, pemupukan yang
tepat, dan pengaturan irigasi yang memadai dapat meningkatkan hasil kedelai di lahan
kering.

Kata kunci: Kedelai, Lahan Kering, Varietas Unggul, Produktivitas


BAB I

PENDAHULUAN

Hasil panen kedelai yang optimal pada lahan kering dapat bervariasi tergantung
beberapa faktor seperti kondisi lahan, teknik budidaya, varietas, dan sebagainya.
Namun menurut beberapa sumber, hasil belah yang optimal pada lahan kering dapat
mencapai antara 0,5 hingga 1,5 ton per hektar. Kedelai merupakan salah satu
tanaman pangan strategis yang memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan
pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. Namun produksi kedelai
di Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri sehingga perlu
dilakukan peningkatan produktivitas (Meliza, 2015).
Lahan kering merupakan lahan yang memiliki potensi produktivitas rendah dan
sulit dikelola. Namun lahan kering berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan
pertanian produktif dengan teknologi yang tepat. Produktivitas kedelai di lahan
kering terbilang masih rendah karena disebabkan oleh kondisi lahan yang tidak
subur, masalah kekeringan, dan ketersediaan udara yang rendah serta penggunaan
bibit kedelai yang tidak termasuk bibit unggul. Maka dari itu, upaya peningkatan
kedelai dari segi kuantitas maupun segi kualitas harus dilakukan pada lahan kering
untuk memperoleh hasil panen yang optimal (Matheus et al., 2017).
Pemanfaatan lahan kering untuk pengembangan tanaman kedelai ini perlu
ditingkatkan, selain untuk meningkatkan produktivitas tanaman kedelai juga untuk
meningkatkan pendapatan petani di daerah yang memiliki lahan kering. Maka dari
itu, perlunya mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi rendahnya
produktivitas hasil panen kedelai pada lahan kering dan bagaimana upaya dalam
meningkatkan hasil panen kedelai pada lahan kering dengan menggunakan varietas
unggul.
BAB II

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi literatur. Studi literatur
adalah metode penelitian yang digunakan dimana metode ini melibatkan sejumlah
tugas yang harus dilakukan dengan megumpulkan bahan penelitian, membaca dan
mencatat, serta teknik pengumpulan data pustaka. Masalah yang akan dibahas serta
penetapan rumusan dari masalah diputuskan sebelum memulai tinjauan literatur ini
(Kartiningrum, 2015).

Data yang digunakan berasal dari berbagai jurnal dengan kunci pencariannya yaitu
“kedelai” dan “lahan kering”. Kemudian untuk menentukan apakah isu yang diangkat
dalam penelitian sejalan dengan apa yang ingin dibahas, maka terlebih dahulu dibaca
bagian abstrak dari setiap jurnal tersebut. Lalu mencatat unsur-unsur yang penting dan
relevan dari masalah penelitian serta membuat catatan pada sumber informasi dan
mencantumkan daftar pustaka untuk menghindari tuduhan plagiat. Selanjutnya,
pengetahuan yang diperoleh dari teori teori tersebut nantinya akan disusun secara
sistematis agar kajian dapat dengan mudah dipahami.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Faktor Penyebab Rendahnya Produktivitas Kedelai


Beberapa faktor penyebab rendahnya produktivitas kedelai pada lahan kering
antara lain:
1. Kekeringan: Kekeringan adalah masalah utama pada lahan kering, yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas kedelai. Kondisi kekeringan
dapat menyebabkan stress pada tanaman kedelai, mengurangi daya tumbuh
akar, dan mempengaruhi proses fotosintesis, sehingga mengurangi produksi
tanaman.
2. Kurangnya nutrisi tanah: Tanah di lahan kering seringkali memiliki kesuburan
yang rendah, sehingga tidak mengandung nutrisi yang cukup untuk mendukung
pertumbuhan dan produksi kedelai. Tanah yang kekurangan kandungan unsur
hara yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium dapat membatasi pertumbuhan dan
produksi kedelai.
3. Serangan hama dan penyakit: Serangan hama dan penyakit juga dapat menjadi
faktor penyebab rendahnya produktivitas kedelai pada lahan kering. Tanaman
kedelai yang terserang hama dan penyakit dapat mengalami kerusakan dan
kematian, sehingga mengurangi produksi.
4. Varietas yang tidak cocok: Produktivitas tanaman dapat dipengaruhi oleh
penggunaan varietas kedelai yang tidak cocok untuk lingkungan lahan kering.
Jenis yang ideal harus tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh subur di
tanah yang kurang subur.
3.2 Upaya Peningkatan Kualitas Kedelai Pada Lahan Kering
Untuk meningkatkan kualitas kedelai pada lahan kering, beberapa upaya yang
dapat dilakukan antara lain:
1. Penerapan sistem budidaya terpadu
Penerapan sistem pertanian terpadu dapat meningkatkan kualitas tanah dan
ketersediaan air pada lahan kering. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
pengolahan tanah secara baik dan benar, pemupukan yang tepat, dan
penggunaan teknologi irigasi yang efisien.
2. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kedelai sangat penting untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman. Pengendalian dapat
dilakukan dengan cara penggunaan varietas yang tahan terhadap hama dan
penyakit, penggunaan pestisida yang aman, dan pengaturan jarak tanam yang
tepat.
3. Pemilihan varietas unggul
Pemilihan varietas kedelai yang cocok ditanam di lahan kering dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitas kedelai. Varietas unggul yang dipilih
harus tahan terhadap kekeringan dan penyakit yang sering menyerang tanaman
kedelai pada lahan kering. Adapun varietas unggul baru kedelai yang dapat
mengoptimalkan hasil produktivitas kedelai pada lahan kering yang bisa dilihat
pada tabel 5 (Heri et al., 2019).

Tabel 5. Sifat-sifat penting beberapa varietas unggul baru kedelai.

Tinggi Umur Umur Warna Bobot 100


Varietas tanaman bunga masak(hari) bunga biji (gr)) Hasil
(cm) (hari) (t/ha)
Anjasmoro 64-68 35,7-39,4 82,5-92,5 ungu 14,8-15,3 2,03-2,25
Tenggamus 67 35 88 ungu 11,0 2,22
Lawit 58 40 84 ungu 10,5 1,93-2,07
Menyapa 64 41 85 putih 9,1 2,03
Baluran 60-80 33 80 ungu 15-17 2,5-3,5
Merubetiri 80-100 33 95 ungu 13-14 2,5-3,0
Sumber: Balitkabi (2007)

Dari tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa varietas unggul kedelai
yang dapat ditanam pada lahan kering untuk mendapatkan hasil produktivitas yang
optimal, yaitu ada varietas unggul baru Anjasmoro, Tenggamus, Lewit, Menyapa,
Baluran dan Marubetiri yang dimana pada setiap varietas unggul tersebut memiliki sifat
sifat penting dari varietas tersebut sesuai dengan yang tertera pada tabel 5 dan hasil
analisis yang didapatkan yaitu kedelai varietas unggul Baluran mempunyai daya hasil
panenya yaitu sebesar 2,5-3,5 t/ha. Sehingga kedelai varietas unggul Baluran ini adalah
varietas paling direkomendasikan untuk upaya pengoptimalan hasil produktivitas
bahan pangan kedelai pada lahan kering.
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diartikan bahwa produktivitas kedelai


pada lahan kering masih rendah karena beberapa faktor seperti kesuburan lahan,
masalah kekeringan, dan rendahnya ketersediaan air. Oleh karena itu, diperlukan upaya
peningkatan kualitas kedelai pada lahan kering melalui penggunaan varietas unggul
seperti varietas unggul Baluran, pemupukan yang tepat, dan pengaturan irigasi yang
baik. Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas dan kualitas penyelesaian pada lahan kering sehingga dapat memberikan
manfaat bagi petani dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Balitkabi. 2007. Teknik budidaya kedelai lahan sawah, lahan kering masam. Balai Penelitian
Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Malang

Heri, N., Jumakir, & Yardha. (2019). Produksi Dan Penyebaran Benih Kedelai Varietas Anjasmoro
Mendukung Meningkatkan Produktivitas Kedelai Di Provinsi Jambi. Agroecotenia, 2(1), 27–38.
Kartiningrum, E. D. (2015). Panduan Penyusunan Studi Literatur. Lembaga Penelitian Dan
Pengabdian Masyarakat Politeknik Kesehatan Majapahit, Mojokerto, 1–9.
Matheus, R., Basri, M., Rompon, M. S., & Neonufa, N. (2017). Strategi Pengelolaan Pertanian Lahan
Kering Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Di Nusa Tenggrara Timur. Partner, 22(2), 529.
https://doi.org/10.35726/jp.v22i2.246
Meliza sari, putri. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Kedelai Di Indonesia.
Economica, 4(1), 30–41. https://doi.org/10.22202/economica.2015.v4.i1.261

Anda mungkin juga menyukai