PENDAHULUAN
pertanian dalam jumlah yang cukup dengan harga terjangkau oleh masyarakat.
Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan petanian
adalah dengan cara mengusahakan komoditas pertanian yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi serta mempunyai potensi pasar yang
untuk
dikembangkan
adalah
semangka.
Lamanya
umur
tanamansemangka tumbuh sampai buah masak, pada kondisi lahan dan cuaca
normal adalah 70 100 hari, sejak bibit ditanam (Wihardjo, 1993).
Semangka mempunyai daya tarik khusus karena buahnyayang berasa segar,
banyak mengandung air lebih kurang 92 persen. Walaupun nilai gizinya termasuk
rendah yaitu hanya mengandung 7 persen karbohidrat dalam bentuk gula dan
kandungan vitamin dan mineralnya pun tergolong rendah, namun buah ini
diminati konsumen karena rasanya yang segar (Kalie,1996). Buah semangka
merupakan buah yang digemari segala lapisan masyarakat
karena rasanya yang segar (Sunarjono, 2000). Apalagi buah
semangka tanpa biji, buah ini banyak disukai orang karena
menambah kenyamanan saat menyantapnya. Saat ini semangka
hibrida (berbiji dan tidak berbiji) juga makin diminati para petani
karena memiliki beberapa keunggulan, seperti produksi tinggi,
rasa yang lebih manis, tahan hama dan penyakit, serta disukai
banyak konsumen (Cahyono, 1996)
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakan dan alasan pemilihan judul, penulis dapat merumuskan
sebagai berikut :
Bagaimanakah cara budidaya semangka hibrida non biji (Citrullus vulgaris,
Schard) dan apakah mampu meningkatkan ekonomi petani.
1.3. Tujuan
Adapun tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang berjudul
Budidaya Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris, Schard) di Desa Jabung
Kecamatan Talun Kabupaten Blitar ini bertujuan untuk mengetahui cara
budidaya semangka hibrida non biji di lahan sawah.
1.4. Manfaat
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini diharapkan mampu
memberikan informasi tentang Budidaya Semangka (Citrullus vulgaris, Schard)
pada penulis maupun pembaca, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas dari
pada tanaman semangka hibrida non biji (Citrullus vulgaris, Schard), sehingga
dapat meningkatkan hasil dan ekonomi masyarakat yang sehat dengan biaya
produksi lebih ringan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Cucurbitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Citrullus
Species
2.2.1 Akar
Tanaman semangka memiliki perakaran tunggang yang terdiri atas
akar utamadan akar lateral.
2.2.2 Batang
Batang tanaman sawi pendek, berbentuk bulat, beruas-ruas, tidak
keras. Batang akan berongga saat tanaman berbunga.
2.2.3. Daun
Daun semangaka berwarna hijau muda sampai hijau gelap, pangkal
daunberbentuk jantung dan bent uk daunnya menjari. Letak daun
berseberangan, beraturansepanjang sul ur tanaman (Prajnanta, 1999; Kalie,
2004).
2.2.4 Bunga
Bunga tanaman semangka memiliki warna yang berbeda tergantung
darivarietasnya, biasanya berwarna putih atau ungu kekuningan, yang
memiliki empatmahkota dan li ma benang sari dengan kepala sari berbent
uk lonjong (Prajnant a, 1999).Bunga semangka merupakan bunga yang tidak
sempurna yang kel uar dari ketiak daun.Bunga jantan tidak memiliki bakal
buah dengan bentuk terompet, sedangkan bungabeti na mempunyai bakal
buah yang berbentuk bul at, di bawah mahkota bunga(Rukmana, 1994).
2.2.5. Buah
Buah yang dihasilkan dari penyerbukan memiliki ciri, warna yang
sesuai dengan varietasnya. Menurut Rukmana (1994), warna kuli t buah
dibedakan menjadi tiga macamwarna, yaitu hijau muda, hijau tua dan
kuning. Kulit buah ada yang tebal dan tipis.Perbedaan warna buah tersebut,
disebabkan zat warna yang terdapat dalam buah.Sedangkan bentuk buah
semangka berbentuk lonjong, dan bulat sedikit oval (Prajnanta,1999).
2.2.2.1.1 Kandungan Gizi
Buah semangka yang rasanya manis banyak mengandung Vitamin C
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan juga semangka banyak
mengandung air sebagai pelepas dahaga.
No
Kandungan Gizi
1
Kalori
2
Protein
3
Lemak
4
Karbohidrat
5
Kalsium
6
Fosfor
7
Besi
8
Vitamin A
9
Vitamin B1
10
Vitamin B2
11
Vitamin C
12
Niacin
13
Serat
14
Airti
Sumber : Wirakusumah (1994)
Nilai Satuan
28,00 Kal
0,10 g
0,20 g
7,20 g
6,00 mg
7,00 mg
0,20 mg
50,20 Si
0,02 mg
0,03 mg
7,00 mg
0,20 g
0,50 g
92,10 g
Memiliki daging buah berwarna merah, dengan rasa yang sangat manis dan
renyah. Dengan kulit yang tebal, maka semangka Quality memiliki
ketahanan yang baik untuk pengiriman jarak jauh dan dalam proses
penyimpanannya.
menanam
semangka
berbiji
di
sebelahnya
sebagai
sumber
10
dilakukan
rutin
untuk
mempertahankan
kelembaban.
11
12
menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang
terdapat di dalam tanah, seperti kapur karbonat atau kapur dolomit.
Penggunaan kapur pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit per
1000 m2, untuk pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH > 6
dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
Pemberian pupuk kandang dilakukan setelah pengapuran atau
sekitar dua minggu sebelum tanam. Kebutuhan pupuk kandang sekitar 12
ton/ha atau 1,5 kg/tanaman. Pemberiannya ditebar rata di atas bedengan atau
ditanam dalam lubang. Pemberian pupuk dasar untuk semangka tanpa biji,
kebutuhan pupuk per tanaman adalah 85 g ZA, 50 g urea, 30 g SP-36, 85 g
KCl dan 2 g Borate. Sedangkan untuk semangka berbiji, kebutuhan pupuk
per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan 2 g
Borate.
2.5.2.5. Pemasangan turus
Pemasangan turus dilakukan untuk penanaman semangka sistem
turus. Pemasangan dilakukan setelah pemasangan mulsa tetapi sebelum
penanaman. Pemasangan turus yang umum dilakukan petani ada dua model
yaitu menyerupai huruf A dan menyerupai huruf X. Bahan yang
digunakan adalah kayu atau bambu.
Pada model huruf A, tinggi turus 180 cm, ketinggian 80 cm dibuat
para-para, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm. Pada model huruf
X, tinggi turus 195 cm, 75 cm dari atas dan 20 cm dari persilangan dibuat
para-para, jarak dua pasang turus yang berhadapan 60 cm.
13
2.5.3. Penanaman
2.5.3.1. Populasi dan jarak tanam
Untuk penanaman sistem turus, jarak tanam yang digunakan adalah
80 x 70 cm dengan populasi 8.000 tanaman/ha. Untuk penanaman sistem
tanpa turus, dengan 1 baris dan 2 baris tanaman, jarak dalam barisan 70 cm
dengan populasi 3.500- 4.000 tanaman/ha.
2.5.3b. Penyiapan lubang tanam
Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada
lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman
dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindah. Jarak antar lubang disesuaikan
dengan jarak tanam. Jika lahan menggunakan mulsa plastik, maka
diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubanglubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi lobang.
Kaleng tersebut diberi arang yang kemudian dibakar. Setelah arang menjadi
bara, alat siap diganakan.
2.5.3.2. Penanaman
Penanaman bibit semangka dilakukan setelah bibit berumur 14 hari
dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Setelah dilakukan pelubangan, areal
penanaman disiram secara massal sampai air menggenangi areal sekitar
tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum bibit ditanam,
dilakukan perendaman dalam air yang berisi larutan pupuk NPK 2 g/l,
sebagai Starter Solution.
14
gulma
di
sekeliling
tanaman
dapat
menghambat
15
2.5.4.3. Pembumbunan
Pembubunan tanah dilakukan dengan menimbun kembali tanah yang
tererosi karena penyiraman, agar akar-akar tidak muncul ke permukaan
tanah. Pembumbunan hanya dilakukan untuk penanaman sistem tanpa
mulsa.
2.5.4.4. Penyiraman
Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak
kekurangan air. Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air
dialirkan melalui saluran diantara bedengan Frekuensi pemberian air pada
musim kemarau adalah 4-6 hari. Penyiraman juga bisa dilakukan dengan
pompa air, dengan bantuan selang plastik.
2.5.4.5. Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk tanaman semangka antara lain : Pupuk
kandang, TSP, ZA dan KCl
Dosis pupuk dan waktu pemberiannya / Ha
Nama Pupuk
Pupuk Kandang
TSP
ZA
KCl
Pupuk
Dasar
(Kg)
12.000
350
150
130
Pupuk Susulan ( Kg )
I
II
III
50
50
20
200
150
100
150
-
IV
200
50
V
100
-
Pupuk Susulan :
1. Masa daun kedua sampai dengan ketiga
2. Masa sulur mulai menjalar sekaligus membumbun
3. Masa bunga betina yang pertama
16
17
18
19
20
muda
berwarna
kuning,
sedangkan
aphids
dewasa
mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman. Kutu ini juga sebagai
vektor virus. Gejala serangan adalah daun tanaman menggulung dan pucuk
tanaman menjadi keriting akibat cairan daunnya dihisap hama. Ciri lainnya
adalah adanya getah cairan yang mengandung madu dan mengkilap dari
kejauhan. Pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan insektisida
secara rutin. Tanaman yang telah terserang virus, dicabut dan dibakar.
2.7. Penyakit
2.7.1. Layu Fusarium
Penyebab: Fusarium oxysporum. Gejala: tanaman tampak layu
seperti kekurangan air. Pada pagi dan sore hari tanaman tampak segar. Bila
21
tidak ditanggulangi, dalam waktu 2-3 hari saja tanaman akan mati kering,
berwarna coklat dan batangnya mengerut. Pengendalian: (1) secara non
kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan
agar tidak terlalu lembab, menanam pada areal baru yang belum pernah
ditanami semangka; (2) secara kimiawi dilakukan dengan menyemprotkan
fungisida secara periodik, menanam benih yang sudah direndam fungisida.
2.7.2. Bercak daun
Penyebab: spora Pseudoperenospora cubensis Rostowzew terbawa
angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun terdapat
bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering
dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.
Pengendalian: (1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium;
(2) tanaman disemprot dengan fungisida.
2.7.3. Antraknosa
Penyebab: Colletotrichum lagenarium. Gejala: daun terlihat bercakbercak coklat yang akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun
mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang
lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: (1) dilakukan secara non
kimia seperti pengendalian penyakit layu fusarium; (2) menggunakan
fungisida.
2.7.4. Busuk semai
Penyebab: cendawan Pythium ultimum Trow. Menyerang pada benih
yang sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, rebah
22
23
dipanen pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah
buah dapat di panen umur 85 hari.
2.8.2. Cara Panen
Cara panen buah semangka adalah dengan memotong tangaki buah.
Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke dalam
keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan
tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi kering, agar
tahan selama dalam penyimpananan.
2.8.3. Periode Panen
Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah dapat
dipanen serempak maka buah dapat dipanen sekaligus, tetapi apabila tidak
bisa bersamaan, dapat dilakukan 2 kali panen.
2.8.4. Perkiraan Produksi
Jika jumlah buah 2 buah per tanaman, dengan berat buah rata-rata 46 kg per buah, maka dalam satu hektar yang terdiri dari 4.000 tanaman,
diperoleh hasil maksimal sebesar 32.000-48.000 kg.
2.9. Pascapanen
2.9.1. Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan
sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah. Kerusakan saat
pengumpulan buah akan mempengaruhi mutu buah dan harga jualnya.
Dalam penampungan buah, hendaknya tidak terjadi persinggungan langsung
24
antar buah. Untuk itu, perlu diberi serasah jerami padi atau kertas yang
dipotong kecil-kecil pada ruang antar buah.
2.9.2. Sortasi
Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan
permintaan pasaran. Penyortiran dan penggolongan buah semangka
dilakukan dalam beberapa klas antara lain: Kelas A: berat > 4 kg, kondisi
fisik sempurna, tidak terlalu masak; Kelas B: berat 2-4 kg, kondisi fisik
sempurna, tidak terlalu masak; Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik
sempurna, tidak terlalu masak.
2.9.3. Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil
menunggu harga lebih baik) dilakukan sebagai berikut: Penyimpanan pada
suhu rendah sekitar 4oC, dan kelembaban udara antara 80-85%;
Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan cara pengaturan kadar
O2 dan kadar CO2) dengan asumsi oksigen atau menaikan kadar karbon
dioksida (CO2), dapat mengurangi proses respirasi; Penyimpanan dalam
ruang tanpa pengatur suhu: merupakan penyimpanan jangka pendek dengan
cara memberi alas dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun
sebanyak
4-5
lapis
dan
setiap
lapisnya
diberi
jerami
kering.
2.9.4. Pengemasan
Untuk mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai
pada tujuan akhir, dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan yang
benar dan hati-hati. Kemasan dapat berupa kardus yang dilubangi, peti kayu
25
atau keranjang plastik. Setiap kemasan dapat diisi maksimum hanya enam
buah. Untuk memperkecil gesekan pada kulit buah, bagian dasar, ruang
antar buah, tepi kiri-kanan dan atas kemasan diberi jerami kering atau
potongan kertas.
2.9.5. Distribusi
Buah semangka di Indonesia didistribusikan untuk kebutuhan
konsumsi dalam negeri dan ekspor, sehingga distribusinya menggunakan
angkutan darat, laut dan udara. Yang paling penting diperhatikan adalah
pengepakan yang sempurna dan perhitungan lama di perjalanan.
Berdasarkan grade mutu buah, maka mutu A dengan ukuran besar
diperuntukkan bagi ekspor, hotel dan supermarket dalam negeri sedangkan
mutu
dan
dengan
ukuran
kecil
untuk
pasar
tradisional.
26
BAB III
MATERI DAN METODE KEGIATAN
3.3 Metode
Metode pengumpulan data harus akurat sehingga tercapai keyakinan akan
suatu kebenaran untuk memperoleh data-data yang relevan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
27
1)
Pengamatan (observasi)
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung hal-hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan PKL
2)
Magang kerja
Pengumpulan data dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang
berlangsung di perusahaan melalui bekerja dan
berdiskusi dengan
Wawancara (interview)
Proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara
langsung dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah
manajer operasional, staf karyawan, maupun petani binaan.
4)
Pencatatan (recording)
Proses pengumpulan data dengan mencatat setiap hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan PKL di perusahaan.
5)
Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan berbagai kegiatan
yang dilakukan.
6)
Studi pustaka
Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia, yang
berhubungan dengan kegiatan PKL. Data yang dimaksud dapat berupa
buku, jurnal, arsip, dan lain sebagainya yang relevan dan informatif.
28
N
o
Uraian
1
2
3
Survey Lokasi
Pengajuan proposal
Pelaksanaan PKL
Penyusunan laporan
Februari
Minggu ke
I II III
Maret
Minggu ke
IV I II III
IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
29
BISI beserta anak perusahaanya memusatkan kegiatan operasionalnya pada usahausaha berikut :
hibrida dan benih padi hibrida yang mampu memberikan hasil panen jauh lebih
tinggai kepada petani.
30
sayuran dan buah, seprti cabai, mentimun, terong, tomat,labu,kol,kol Cina (bok
choy), kacang pangjang, bayam, melon, semangka, dan lainya.
31
4.2.
33