Kelompok 6 :
1. Thomas Yoga P.S (512022004)
2. Yabez (512022016)
3. Bertha Aurellia (512022021)
4. Yiska Kristiana Pratiwi (512022032)
LATAR BELAKANG
Alasan kami memilih Kalimantan Barat karena daerah ini memiliki berbagai
kekayaan alam serta berbagai jenis tanaman budidaya perkebunan seperti
lada,karet,dan komoditas utamanya adalah kelapa sawit yang dapat tumbuh di lahan
gambut yang memiliki ciri khas sulit dalam menyerap air.Selain itu cara pembukaan
area perkebunan di Kalbar yang cukup ekstrim dengan membakar hutan perlu
disoroti.Maka dari itu sistem pertanian dengang cara membuat perkebunan sawit
menurut kami cukup menarik untuk dibahas melalui artikel ini.
BAB I
SISTEM PERTANIAN YANG DOMINAN
Kelapa sawit adalah jenis tumbuhan yang termasuk dalam genus Elaeis dan
ordo Arecaceae. Tumbuhan ini digunakan dalam usaha pertanian komersial untuk
memproduksi minyak sawit. Kelapa sawit yang di budidayakan terdiri dari 2 tipe
yaitu Elaeis Guineensis dan Elaeis Oleifera. Namun yang paling banyak
dibudidayakan oleh masyarakat adalah tipe Elaeis Guineensis.
Minyak kelapa sawit sendiri memiliki beberapa kegunaan yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia seperti:
a) Bahan baku makanan
Minyak kelapa sawit ini dapat diolah menjadi bahan makanan seperti mentega,
bahan tambahan cokelat, bahan baku eskrim, pembuatan asam lemak,
vanaspati, bahan baku berbagai industri ringan dan makanan ternak.
b) Bahan baku kosmetik dan obat-obatan
Minyak kelapa sawit diolah menjadi krim, shampoo, lotion, dan vitamin A, hal
ini dikarenakan minyak kelapa sawit lebih mudah diserap kulit dibandingkan
jenis minyak lain.
Minyak kelapa sawit cukup baik digunakan dalam industri berat sebagai
pelumas dikarenakan tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, dalam industri
ringan minyak kelapa sawit dijadikan salah satu bahan baku pembuatan sabun,
semir sepatu, lilin, deterjen, dan tinta cetak.
d) Biodesel
Melalui proses esterfikasi minyak sawit digunakan sebagai bahan bakar mesin
diesel. Biodiesel B30 adalah bahan bakar yang berasal dari campuran minyak
sawit 30% dan minyak solar 70%. Dengan kondisi tersebut, pada tahun 2020
Indonesia berhasil menghemat devisa sebesar Rp63,4 triliun dan mengurangi
emisi gas rumah kaca sebesar 14,34 juta ton CO2.4 Okt 2021.
BAB III
Pengalihan fungsi lahan dari hutan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit
dengan intensitas curah hujan yang rendah menyebabkan tingginya angka kejadian kebakaran
hutan di Pulau Kalimantan. Dampak perubahan iklim dikaji dengan menganalisis hubungan
antara intensitas curah hujan, jumlah kejadian kebakaran hutan dan perubahan luas hutan di
Provinsi Kalimantan Barat. Kebakaran hutan sering kali menimbulkan kabut asap sehingga
banyak masyarakat terserang infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), jarak pandang terbatas
dan aktivitas sekolah serta penerbangan terganggu, kurangnya daerah resapan air
menyebabkan banjir ketika hujan datang, sungai-sungai disekitar mengalami pendangkalan
sehingga air menjadi keruh dan ekosistem air menjadi terganggu, serta beberapa hewan
menjadi sangat langka dikarenakan habitatnya rusak.
Di Kabupaten Ketapang sendiri harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di
wilayah Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), terus mengalami penurunan. Kini
harga TBS petani swadaya di sana rata-rata hanya dibanderol dibawah Rp1,700 per
kilogram.Bahkan ada daerah di Ketapang yang harga sawit perkilonya Rp 800 per kilogram
BAB IV
KONDISI PETANI
Memiliki lahan sawit ternyata berdampak positif juga bagi para petani sawit.
Salah satunya adalah meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), memperluas lapangan
pekerjaan, meningkatkan produktivitas dan daya saing pekerjaan., serta memenuhi kebutuhan
konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri bahkan bisa melakukan ekspor ke manca
negara.Seperti yang terjadi Ketapang dimana setiap desa memiliki penghasilan yang beragam
dengan rata-rata pendapatan per tahun yang diperoleh khusus dari sawit mandiri paling tinggi
adalah di Desa Gema (Rp 23.151.765/tahun), diikuti Desa Pematang Gadung (Rp
21.022.625,-/tahun), Desa Mekar Raya (Rp 17.396.625/tahun), Desa Sungai Besar (Rp
11.314.533/tahun), Desa Sungai Pelang (Rp 9.380.480/tahun), Desa Batu Daya Rp 7.581.818/
tahun dan Desa Kemora Rp 5.625.000/ tahun.Meskipun terlihat berpenghasilan
tinggi,penghasilan tersebut dapat berubah seiring berjalannya waktu.