Anda di halaman 1dari 9

Nama Kelompok : 1.

Chika Monika Martha Filofa


2. Dea Oktari
3. Della Oktavia
4. Isna Rohayu
5. Jody Ferniawan
Fakultas/Prodi : Pertanian/Agribisnis
Kelas : B Indralaya
Mata Kuliah : Penyuluhan Pertanian

PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PENINGKATAN SISTEM


AGRIBISNIS KEBUN TEH DI KOTA PAGARALAM

A. Analisis Keadaan Wilayah


Kota Pagar Alam adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Selatan yang
dibentuk berdasarkan Undang–Undang Nomor 8 Tahun 2001 (Lembaran Negara
RI Tahun 2001 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4115),
sebelumnya kota Pagar Alam termasuk kota administratif dalam lingkungan
Kabupaten Lahat. Kota ini memiliki luas sekitar 633,66 km² dengan jumlah
penduduk 126.181 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk sekitar 199 jiwa/km².
Batas wilayah, Berikut ini adalah perbatasan wilayahnya dengan kabupaten
lainnya:
Utara kabupaten Lahat
Selatan kabupaten Kaur
Barat Kabupaten Lahat dan kabupaten Empat Lawang
Timur Kabupaten Lahat dan kabupaten Muara Enim

Keadaan tanah, Sebagian besar keadaan tanah di kota Pagar Alam berasal dari
jenis latosol dan andosol dengan bentuk permukaan bergelombang sampai
berbukit. Jika dilihat dari kelasnya, tanah di daerah ini pada umumnya adalah
tanah yang mengandung kesuburan yang tinggi (kelas I). Hal ini terbukti dengan
daerah kota Pagar Alam yang merupakan penghasil sayur-mayur, buah-buahan,
dan merupakan salah satu subterminal agribisnis (STA) di provinsi Sumatera
Selatan.

Berikut data demografi per kecamatan di Kota Pagar Alam:


Nama kecamatan Luas wilayah Jumlah penduduk Kepadatan
penduduk
Dempo Selatan 239,08 km² 11.734 jiwa 54 jiwa/km²
Dempo Tengah 151,96 km² 12.850 jiwa 74 jiwa/km²
Dempo Utara 123,98 km² 20.490 jiwa 165jiwa/km²
Pagar Alam Selatan 63,17 km² 47.976 jiwa 759 jiwa/km²
Pagar Alam Utara 55,47 km² 40.812 jiwa 736 jiwa/km²
Kota Pagar Alam 633,66 km² 133.862 jiwa 211 jiwa/km²

Penduduk, Kota Pagar Alam selalau mengalami kenaikan jumlah penduduk


yang sangat drastis yang awalnya pada tahun 2000 jumlah penduduknya hanya
112.025 jiwa jumlah itu pun pada sepuluh tahun kemudian berpopulasi lebih
kurang 126.363 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,22%.
Dikarenakan adanya faktor Transmigrasi yang ingin menetap di kota Pagar Alam.
Penduduk kota Pagar Alam terdiri dari berbagai suku bangsa. Selain penduduk
asli (suku Besemah), ada banyak juga suku Jawa, suku Minang, suku Batak,
Orang Peranakan, Arab-Indonesia, dan India-Indonesia.

B. Masalah
Pagar Alam tepatnya di lereng Gunung Dempo terhampar kebun teh yang
sangat luas dan indah. Namun sayangnya masyarakat masih banyak yang belum
mengetahui cara mengembangkan sistem agribisnis untuk pengelolaan kebun teh
tersebut. Pengelolaan kebun teh di Pagaralam di kelola oleh PTPN kota
Pagaralam.
C. Tujuan
Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat
di lereng Gunung Dempo dalam mengembangkan sistem agribisnis dalam
pengelolaan kebun teh.
D. Cara Mencapai Tujuan
Cara mencapai tujuan dalam penyuluhan ini adalah disusun dengan metode
5W+1H yang terdiri dari?
1. Apa yang dibahas dalam penyuluhan pertanian itu?
Penyuluhan Pertanian ini membahas tentang pengembangan agribisnis kebun
teh yang dikelola oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara
VII di Kota Pagaralam, dimana produk teh merupakan salah satu produk penting
untuk dikembangkan dalam menyumbang pendapatan bagi Negara.
2. Siapa yang terlibat dalam penyuluhan ini?
Tenaga kerja Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara Kota
Pagaralam, Penyuluh, masyarakat kota pagaralam.
3. Kapan Penyuluhan Pertanian tersebut dilaksanakan
Penyuluhan ini direncanakan untuk dilakasanan pada tanggal
4. Dimana penyuluhan itu dilaksanakan?
Penyuluhan ini dilaksanakan di Kota Pagaralam, tepatnya di gedung PTPN
Kota Pagaralam.
5. Mengapa penyuluhan itu dilaksanakan?
Penyuluhan Ini dilaksanakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
kepada pekerja dan masyarakat di kota Pagaralam dalam pengembangan sistem
agribisnis kebun teh Pagaralam.
6. Bagaimana penyuluhan itu dilaksanakan ?
Cara mencapai tujuan dari penyuluhan ini dengan memberikan materi
penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara pengelolahan dan cara
pemeliharaan kebun teh yang ada di Pagaralam, karena pemberian materi
merupakan kunci keberhasilan dari penyuluhan.
Materi itu berisi subsistem agribisnis yang benar dalam pengelolaan kebun teh
Pagaralam, yaitu :
a. Farming System (Input) :
Fungsi Input dari teh yaitu :
1) Daun teh yang masih muda digunakan untuk komoditi utama dalam proses
produksi teh.
2) Akar dari teh dapat digunakan untuk furniture dalam bentuk meja cousin,
kursi, gantungan topi, dan sebagainya.
3) Ampas teh dari sisa pemakaian teh dapat dijadikan pupuk alami yang ramah
lingkungan dan mudah larut dalam tanah.

Kendala dalam input teh yaitu :


1) Jika diadakan replanting (penanaman kembali) bibit harus diadakan dari
Bandung.
2) Dalam hal pengangkutan bibit dari Bandung menuju ketempat replanting,bibit
teh harus dibungkus karena bibit membutuhkan oksigen dan menghindari bibit
teh dari hama penyakit.
3) Bibit harus ditanam diatas permukaan laut dengan ketinggian yang harus
disesuaikan dengan kondisi tanaman.
4) Bibit tidak dapat ditanam langsung karena bibit teh dalam pengadaannya harus
melalui proses stek yaitu penyambungan.

Solusi dalam input teh yaitu :


1) Proses pengadaan bibit harus disesuaikan dengan volume permintaan dan
pengadaannya harus tepat waktu
2) Dalam hal pengangkutan bibit harus dibungkus sesuai dengan prosedur untuk
menghindari kekurangan oksigen dan dari hama yang akan menimbulkan
penyakit pada bibit teh
3) Penanaman bibit juga harus disesuaikan dengan standar hidup tanaman
4) Optimalisasi produktifitas kebun yang telah lama tidak mendapatkan
perlakuan yang seharusnya atau pengelolaannya di bawah standar yang
seharusnya
b. Processing (Produksi) :
Fungsi produksi dari teh yaitu :
1) Untuk memenuhi permintaan pasar dalam hal ini pemenuhan komsumsi
masyarakat
2) Untuk menghasilkan profit,dimana tujuan dari suatu melakukan proses
produksi yaitu mendapatkan profit semaksimal mungkin.
Kendala dalam proses produksi yaitu :
1) BBM, dimana dalam proses produksi bahan bakar yang dipakai yaitu solar.Di
mana solar yang harganya mahal akan mengakibatkan biaya produksi menjadi
lebih tinggi
2) Musim, apabila mengalami musim kemarau yang panjang maka akan
mengakibatkan berkurangnya produksi daun teh, dalam hal ini daun muda
3) Keterampilan Tenaga Kerja, tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu tenaga kerja
yang terampil.Dalam hal pemetikan daun teh haruslah diplih daun yang masih
muda.Jika daun tua yang dipetik maka mutu dan aromanya tidak bagus
4) Hama, hama yang dihadapi yaitu hama ulat api yang memakan pucuk daun teh
terutama daun muda
5) Topografi, keadaan topografi atau tata letak sangat mempengaruhi kesesuaian
pertumbuhan dimana perkebunan teh sangat membutuhkan curah hujan yang
sangat tinggi
6) Tingginya biaya produksi teh dipengaruhi oleh biaya buruh dan penggunaan
bahan bakar solar
7) Pada perkebunan teh, satu hektar tanaman teh membutuhkan 1,2 hingga 1,5
tenaga kerja. Bandingkan dengan kebun sawit yang hanya membutuhkan 0,35
tenaga kerja per hektar
8) Komponen biaya buruh mencapai 60 persen dari harga pokok produksi
9) Penggunaan bahan bakar solar juga memberatkan produsen teh.Untuk
mengolah satu kg teh, dibutuhkan 0,34 liter solar
10) Selain biaya produksi dan harga jual, pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) juga disebutkan para produsen teh sebagai disinsentif bagi
pengembangan industri hilir
11) Banyak mutu teh yang belum memenuhi standar internasional (ISO 3720)
12) Peremajaan tanaman teh yang lambat dan mesin-mesin pengolahan yang
kurang mengarah kebutuhan dan permintaan pasar yang berubah secara
dinamis dan cepat
13) Penurunan produksi teh akibat banyak lahan perkebunan teh yang tidak
produktif dan telah beralih fungsi
Solusi dalam proses produksi yaitu :
1) BBM, saat ini dalam proses produksi telah digunakan bahan bakar alternativ
yaitu cangkang dari buah kelapa sawit dan batubar
2) Hama, pencegahan dilakukan secara dini dengan melakukan
pengasapan,membasmi dengan pestisida yang ramah terhadap lingkungan dan
tidak mengakibatkan efek samping terhadap the
3) Keterampilan Tenaga Kerja, untuk mendapatkan hasil yang maksimal,tenaga
kerja diberikan perhatian dan pengarahan tentang pemetikan yang baik dan
benar.Jika dilakukan pemetikan yang salah maka hasil yang didapat tidak akan
maksimal bahkan jauh dari mutu yang diharapkan
4) Optimalisasi produktifitas kebun yang telah lama tidak mendapatkan
perlakuan yang seharusnya atau pengelolaannya di bawah standar yang
seharusnya
5) Produsen teh harus memenuhi standar internasional (ISO 3720) yang
merupakan kewajibannya
6) Mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan permintaan
pasar yang berubah secara dinamis dan cepat harus digunakan guna
meningkatkan produktivitas produksi
c. Riset and Development (Pengolahan) :
Fungsi pengolahan teh yaitu :
Untuk menambah nilai guna suatu produk terutama teh.Dalam hal ini
pengolahan teh dimulai dari bahan baku hingga menghasilkan teh yang
berkualitas baik akan menambah nilai guna suatu produk.

Kendala pengolahan teh yaitu :


1) Mesin-mesin, dalam proses pengolahan teh kendala yang dihadapi yaitu
mesin-mesin yang digunakan.Jika, mesin yang digunakan mengalami
kerusakan maka akan berpengaruh terhadap produktivitas pengolahan dan
tertanggunya proses produksi the
2) Mutu daun, jika mutu daun yang diolah kurang baik maka proses
pengeringannya akan memakan waktu yang lama
Solusi pengolahan teh yaitu :
1) Jika terjadi kerusakan, maka mesin-mesin tersebut harus diperbaiki guna
menghindari tertanggunya proses produksi
2) Memberikan pengarahan kepada tenaga kerja khususnya dibagian pemetikan
daun teh untuk memetik daun yang masih muda.Karena daun yang masih
muda, mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan daun yang sudah tua
d. Marketing (Pemasaran) :
Fungsi pemasaran teh yaitu :
1) Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, dalam hal ini
yaitu produk dari teh dan turunannya
2) Untuk mendapatkan maximum profit atau laba atau pendapatan maksimal

Kendala pemasaran teh yaitu :


1) Komsumsi teh yang masih rendah dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat luas mengenai manfaat the
2) Biaya produksi yang lebih besar jika dibandingkan dengan hasil yang
diperoleh.
3) Negara komsumsi teh seperti Inggris dan Amerika Serikat melakukan standar
produk
4) Tidak transparannya akibat pembatasan-pembatasan tarif dan non-tarif dalam
melakukan ekspor
5) Harga teh yang rendah didunia diakibatkan over produksi sehingga menekan
harga teh dunia
6) Pengeloalaan akan permintaan teh yang tidak efisien

Solusi pemasaran teh yaitu :


1) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat bahwa pentingnya manfaat dari
teh
2) Menekan biaya produksi dengan cara mencari energi alternativ seperti
cangkang kelapa sawit dan batubara yang lebih murah
3) Melakukan perbaikan dari segi tarif ekspor guna membantu produsen teh
meringankan biaya tarif ekspor
4) Meningkatkan kerja sama dengan negara pengkomsumsi teh untuk dapat
membantu negara produsen memasuki pasar mereka dan memberikan
dispensasi mengenai pemberlakuan standar produk khususnya negara Inggris
dan Amerika Serikat
5) Membatasi produksi teh negara produsen guna meminimalisir over produksi
yang mengakibatkan harga teh tertekan
6) Melakukan pembenahan akan permintaan the

e. Supporting (Pendukung) :
Fungsi pendukung teh yaitu :
1) Untuk meningkatkan mutu produk teh yang diproduksi
2) Untuk meningkatkan efisien proses produksi teh dengan mendapat dukungan
dari mesin-mesin dan material pendukung lainnya

Kendala pendukung teh yaitu :


1) Mesin-mesin, mesin merupakan pendukung utama dalam proses produksi.Jika
terjadi kerusakan maka akan mengganggu produktivitas produksi
2) Belum terbangunnya infrastruktur yang efisien dan kenaikan biaya produksi
komoditi tersebut
3) Industri teh dunia kini tengah menghadapi tantangan akses pasar yang
potensial, sehingga membatasi kelancaran perdagangan komoditi tersebut
4) Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga disebutkan para produsen teh
sebagai disinsentif bagi pengembangan industri hilir

Solusi pendukung teh yaitu :


1) Mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan permintaan
pasar yang berubah secara dinamis dan cepat harus digunakan guna
meningkatkan produktivitas produksi
2) Membangun infrastruktur yang memadai atau sesuai dengan standar
internasional sehingga akan membantu mempermudah produksi the
3) Memperlancar perdagangan komoditi teh dengan membuat peraturan yang
baru dimana isi dari peraturan tersebut lebih memihak kepada produsen the
4) PPN sudah akan berarti banyak bagi industri teh, setelah itu Penghapusan
pembenahan lain untuk revitalisasi industri ini bisa dilakukan
Dari kelima subsistem diatas yang menjadi perhatian dan paling berperan
dengan permasalahan komoditi teh yaitu Supporting atau pendukung. Karena pada
umumnya kendala yang dihadapi oleh produsen teh yaitu kendala infrastruktur
yang kurang memadai berupa teknologi untuk melakukan penelitian yang akan
meningkatkan mutu dan kualitas teh tersebut. Kurang memadainya infrastruktur
ini mengakibatkan pemenuhan kebutuhan dan permintaan akan teh tidak dapat
terpenuhi dan peningkatan kualitas mutu jauh dari harapan. Sedangkan Indonesia
sebagai negara produsen teh mendapat tuntutan dari negara-negara konsumen teh
secara serius. Untuk dapat bersaing secara global maka Indonesia harus
meningkatkan mutu dan kualitas yang semula berstandar medium ke bawah
menjadi medium ke atas.

Anda mungkin juga menyukai