Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah PENILAIAN KOTA GUNUNGSITOLI MENGGUNAKAN DASAR INDIKATOR
KOTA SEHAT YANG DI KELUARKAN OLEH IAP 2014 ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak
lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jasmen Manurung, M.Kes yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangsih baik pikiran maupun materi dalam menyelesaikan
makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca bahkan,
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gunungsitoli, Desember 2022


Penulis

.
A. PROFIL KOTA GUNUNGSITOLI

Kota Gunungsitoli memiliki luas wilayah 496,36 Km2 dengan jumlah penduduk 135.995
jiwa. Kota Gunungsitoli ini terbentuk pada tanggal 26 November 2008. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Sistem Perkotaan Kota Gunungsitoli
termasuk Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)yang  ditetapkan dengan kriteria:
 Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor
yang mendukung PKN
 Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa
yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten
 Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani
skala provinsi atau beberapa kabupaten
 Kawasan perkotaan yang berada di pesisir yang berfungsi atau berpotensi mendukung ekonomi
kelautan nasional (sumber : http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/v2/penilaian-kinerja-kota/kota-
otonom/92).
 Kota Gunungsitoli sebagian besar berbukit-bukit sempit dengan ketinggian bervariasi antara 0-
800 mdpl. Struktur batuan dan susunan tanah Kota Gunungsitoli umumnya bersifat labil
sehingga sering terjadi patahan pada jalan-jalan aspal dan terjadinya longsor. Kota Gunungsitoli
terdiri dari 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Gunungsitoli Idanoi, Kecamatan Gunungsitoli
Selatan, Kecamatan Gunungsitoli Barat, Kecamatan Gunungsitoli, Kecamatan Gunungsitoli
Alo'oa, dan Kecamatan Gunungsitoli Utara.

B. PENILAIAN KOTA GUNUNGSITOLI MENGGUNAKAN DASAR INDIKATOR KOTA


SEHAT YANG DI KELUARKAN OLEH IAP 2014
Berdasarkan penelitian IAP tahun 2014 Indonesia Most Livable City Indeks, kriteria Livable City
maka Kota Gunungsitoli dapat di gambarkan dengan keadaan seperti di bawah ini:
1. Pengelolaan lingkungan
Sehubungan hal tersebut di atas mendahului Peraturan Walikota yang mengatur tentang
tata cara mengurangi dan menangani sampah yang dihasilkan dan sanksi administrasi, dalam
rangka menjaga dan meningkatkan kebersihan lingkungan serta keindahan/estetika pusat Kota

1
Gunungsitoli dalam mengurangi dan menangani sampah yang dihasilkan oelh setiap
orang/lembaga disampaikan petunjuk berikut:
1. Setiap pelaku usaha dan/atau kegiatan, rumah tangga/kost/lembaga wajib mengadakan
tong sampah.
2. Tong /bak samapah diletakkan/ditempatkan di dalam pagar bangunan usaha dan/atau
kegiatan, rumah bukan di atas trotoar atau disepanjang pinggir jalan.
3. Sampah yang dihasilkan (sampah organic dan anorganik) dipilah, dibungkus dan
diletakkan dalam tong/bak sampah masing-masing.
4. Tong/bak sampah yang sudah terisi sampah paling lama Pk. 05.00 WIB setiap hari
dikeluarkan dan diletakkan di samping kiri atau kanan bangunan usaha dan/atau kegiatan
untuk dijemput oleh petugas pengangkut sampah dan setelah dijemput/diangkut, tong/bak
sampah ditarik/diletakkan kembali di tempat semula dalam bangunan usaha dan/atau
kegiatan atau rumah.
5. Penjemputan hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali sehari.
6. Sampah yang dihasilkan setelah selesai waktu penjemputan sampai dengan malam hari
ditampung kembali dalam tong/bak dan dikeluarkan kembali paling lama Pk. 05.00 WIB
pada esok harinya.
7. Tim Terpadu Kota Gunungsitoli melakukan penertiban pada ketaatan setiap
orang/lembaga dalam hal kebersihan lingkungan utamanya pengurangan dan penanganan
sampah yang dihasilkan secara bertahap dan khusus di sepanjang Jalan Diponegoro, Jalan
Karet, Jalan Sirao, Jalan Gomo, Jalan Sudirman dan Jalan Pancasila dimulai Desember
Tahun 2018.

2. Kelengkapan Dan Kualitas Sarana Dan Prasarana


Kota Gunungsitoli memiliki beberapa pasar tradisional yakni Pasar Pagi, Pasar Nou,
Pasar Beringin, Pasar Gomo yang di gunakan oleh penjual/warga untuk menjual bahan pangan
sedangkan Pasar Ya’ahowu mayoritas penjualnya menjual kebutuhan pakaian, yang mana
semua pasar ini berpusat di Kota Gunungsitoli yang mana saat ini keadaan pasar tersebut
sudah mulai tertata dan jauh dari kekumuhan. Serta telah di tertibkannya pedagang kaki lima
untuk tidak jualan di trotoar atau pinggir jalan, semua pedagang kaki lima di fasilitasi untuk
jualan di kios yang telah di siapakan oleh Pemerintah Kota Gunungsitoli. Di pasar-pasar ini
juga telah di siapkan area parkiran, toilet umum. Saat ini pasar yang ada di Kota Gunungsitoli

2
semuanya berada di dalam satu kecamatan saja, sedangkan Kota Gunugsitoli memiliki enam
wilayah administratif berupa kecamatan dengan jarak yang cukup jauh, yaitu sekitar 10-13
km. Sehingga masyarakat yang berada di kecamatan- kecamatan lainnya sulit untuk
menjangkau pasar yang sudah ada saat ini. Karena jarak yang jauh menyebabkan banyaknya
pengeluaran yang dilakukan, seperti transportasi umum yang mahal karena jaraknya yang jauh
dan sebagainya. Jadi perlu upaya yang lebih besar dan alasan yang kuat bagi masyarakat jika
mau pergi ke pasar yang ada saat ini.
Jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota Gunungsitoli terdapat 2 fasilitas rumah sakit
yakni Rumah Sakit Mg.Thomsen yang di kelola oleh Pemerintah dan Rs.Betesda di kelola
oleh swasta, 6 (enam) fasilitas Puskesmas yang terdapat di 4 (empat) Kecamatan Wilayah
Kota Gunungsitoli memiliki prospek baik terhadap pembangunan kesehatan di wilayahnya dan
di diselaraskan dengan pembangunan kesehatan di Kota Gunungsitoli, dan 4 Puskesmas di
antaranyate telah terakreditasi madya dan utama. Kota Gunungsitoli juga memiliki beberapa
sarana Sekolah baik Sekolah Negeri maupun sekolah swasta

3. Kehidupan Ekonomi
Kondisi ekonomi di Kota Gunungsitoli menghasilkan temuan studi berupa kondisi sosial
dan ekonomi masyarakat Kota Gunungsitoli saat ini. Terdiri dari variabel pekerjaan,
penghasilan dan pendidikan. Untuk penghasilan sendiri menurut data Gunungsitoli Dalam
Angka Tahun 2016 rata-rata masyarakat Kota Gunungsitoli berpenghasilan sebesar Rp
1.000.000,00-Rp 2.500.000,00. Untuk penghasilan lainnya tentu beragam karena beda-beda
jenis mata pencaharian. Sebagian besar pekerjaan masyarakat Kota Gunungsitoli lebih banyak
bekerja sebagai petani dengan jumlah 29.456 jiwa dari total jumlah penduduk Kota
Gunungsitoli yang mencapai 138.360 jiwa dan sebagian bekerja di Instansi Pemerintahan yang
berpencar di beberapa Kabupaten yang berada di Pulau Nias sebagai ASN dan Non-
ASN,meskipun angka tertinggi adalah pengangguran sebesar 44.075 jiwa. Kemudian
pendidikan di Kota Gunungsitoli juga sudah baik, dengan angka pelajar/mahasiswa sebesar
28.526 jiwa. Hal ini mencerminkan angka partisipasi siswa untuk mengenyam pendidikan di
sekolah dan perkuliahan sudah baik adannya di Kota Gunungsitoli.

3
4. Transportasi Publik
Kota Gunungsitoli tidak memiliki transportasi publik, di mana transportasi umum saat
ini yang di gunakan masih mengandalkan becak motor dan angkutan mobil berplat hitam.
Sebagian warga juga memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil.

5. Kemacetan
Kemacetan sering terjadi di Kota Gunungsitoli di area pusat Kota atau di area tempat
pusat perbelanjaan karena belum tersedia lokasi parkir yang mana saat ini lokasi parkir
berada di pinggir jalan pasar dan pekan yang sering membuat kemacetan.

6. Perlindungan Bangunan Bersejarah


Di Kota Gunungsitoli, tepatnya di Desa Lolowonu Niko’otano – Kecamatan
Gunungsitoli, terdapat sebuah gua alam yang memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi.
Dimana pada lokasi ini, oleh sejumlah peneliti telah ditemukan bukti-bukti keberadaan
manusia sejak 12.000 tahun yang silam. Gua ini oleh masyarakat lokal dikenal dengan nama
Gua Togi Ndrawa. Pemerintah Kota Gunungsitoli sendiri telah melakukan upaya pelestarian
dalam menjaga keberadaan gua ini termasuk dengan bekerja sama dan memberikan sosialisasi
kepada masyarakat desa dan pemilik tanah sehingga bersedia untuk menghibahkan tanahnya
untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan wisata terpadu.
.

7. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kota Gunungsitoli masih menjaga kultur dan keharmonisan dengan
berbagai ras yang ada. Karena mayoritas suku yang ada di Kota Gunungsitoli adalah suku
Nias, yang sampai saat ini tidak pernah terjadi konflik dengan suku-suku lain , seperti suku
Batak, suku Minang, bahkan beberapa di antaranya ada yang menikah dengan suku lain
tersebut. Di Kota Gunungsitoli juga masih menjaga budaya Nias terbukti pada saat
melaksanakan pesta pernikahan masih menggunakan baju adat nias, tari maena, fangowai dan
fame’afo termasuk budaya ini selalu di tampilkan pada acara-acara formal dan dalam
menyambut tamu-tamu besar. Warga Kota Gunungsitoli menghargai perayaan hari besar antar
umat beragama dengan tidak mengganggu peribadatannya, karena mayoritas agama yang ada
di Kota Gunungsitoli adalah Kristen Protestan.

4
8. Keamanan
Keamanan di Kota Gunungsitoli dapat diukur dengan tingkat kriminalitas. Kriminalitas
Kota Gunungsitoli saat ini masih rendah, jarang terjadi pembunuhan, tidak ada begal di jalan-
jalan sepi, tapi di beberapa titik masih membutuhkan lampu penerangan jalan, masih minim
juga tingkat tindak kekerasan keluarga.

9. Tata Kota
Pemerintah Kota Gunungsitoli sendiri telah mengantisipasi hal ini dengan merencanakan
pembangunan pasar yang lebih komprehensif sehingga dapat menampung aktifitas
perekonomian masyarakat yang selama ini dilaksanakan di lokasi yang tidak semestinya.
Pasar Nou yang selama ini menjadi salah  satu pusat aktifitas perdagangan di Kota
Gunungsitoli akan di revitalisasi. Kondisi pasar yang telah ada saat ini tidak lagi mampu
menampung jumlah pedagang yang berjualan maupun konsumen yang datang untuk
membeli kebutuhannya. Keadaan kios yang sempit, fasilitas pendukung pasar seperti Toilet,
Drainase, hingga keterbatasan area parkir semakin membuat kawasan Pasar Nou macet dan
semrawut sehingga tidak lagi mencerminkan bagian dari Pusat Kota Gunungsitoli yang kita
harapkan. Pembangunan pusat Pasar yang jauh lebih baik dan modern sudah dapat
dioperasionalkan saat ini.
10. Tingkat Biaya Hidup
Perkembangan harga berbagai komoditas di Kota Gunungsitoli pada Mei 2022 secara
umum menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada bulan ini
Kota Gunungsitoli mengalami inflasi sebesar 0,05 persen atau terjadi peningkatan Indeks
Harga Konsumen (IHK) dari 110,58 pada April 2022 menjadi 110,63 pada Mei 2022.
Tingkat inflasi tahun kalender Mei 2022 sebesar 2,03 persen dan tingkat inflasi tahun ke
tahun (Mei 2022 terhadap Mei 2021) sebesar 3,32 persen.
Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada Mei 2022, antara
lain minyak goreng sebesar 0,0828 persen; daging ayam ras sebesar 0,0799 persen; angkutan
udara sebesar 0,0762 persen; ikan tongkol/ikan ambu-ambu sebesar 0,0758 persen; ikeran
kerapu/ ikan garopa sebesar 0,0454 persen; bawang merah sebesar 0,0442 persen; dan cabai
rawit sebesar 0,0377. Beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi, antara lain cabai
merah sebesar 0,1348 persen; ikan asin teri sebesar 0,1106 persen; ikan kembung/ikan

5
gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso sebesar 0,0759 persen; ikan dencis sebesar
0,0666 persen; ikan kakap merah sebesar 0,0343 persen; dan ayam hidup sebesar 0,0192
persen. (sumber : https://gunungsitolikota.go.id/wp-content/uploads/2022/06/BRS-Mei-2022-
1-1.pdf) .

11. Ketersediaan Lapangan Pekerjaan


Untuk ketersediaan lapangan pekerjaan di Kota Gunungsitoli masih dalam lingkup
kecil karena tidak ada perusahaan-perusahaan swasta yang dapat membuka lowongan kerja
yang merekrut dalam jumlah banyak seperti di Kota-kota lain, walaupun saat ini beberapa
usaha swasta sudah ada di Kota Gunungsitoli seperti alfamidi, indomaret dan beberapa
minimarket lainnya. Namun masih ada warga Kota Gunungsitoli yang berprofesi sebagai
petani pergi merantau untuk bekerja di Perusahaan-perusahaan di luar Pulau Nias seperti
bekerja di Pabrik Kelapa Sawit.

6
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indikator Kota Sehat Yang Di Keluarkan Oleh IAP 2014 terdiri atas:
1. Pengelolaan lingkungan
2. Kelengkapan dan kualitas sarana dan prasarana
3. Kehidupan ekonomi
4. Transportasi publik
5. Kemacetan
6. Perlindungan bangunan bersejarah
7. Kehidupan sosial
8. Keamanan
9. Tata kota
10. Tingkat biaya hidup
11. Ketersediaan lapangan pekerjaan
Berdasarkan beberapa indikator tersebut di atas maka dapat di simpulkan bahwa Kota
Gunungsitoli masih belum sepenuhnya memenuhi Kota sehat jika di bandingkan dari beberapa
indikator Kota Sehat yang di keluarkan oleh IAP 2014 sehingga dari itu Kota Gunungsitoli masih
perlu berbenah dan upaya untuk memperbaiki beberapa sarana dan prasarana untuk mencapai
target menuju Kota Sehat.

Anda mungkin juga menyukai