Anda di halaman 1dari 15

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Universitas Subang

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI
WORTEL DI KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

Laras Sirly Safitri1


1)
Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian, Universitas Subang
1)
Email: larasafitri@unsub.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi


produktivitas usahatani wortel dan faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas
usahatani wortel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai.
Teknik penentuan responden dilakukan secara acak sederhana sebanding terhadap 37
orang petani wortel. Data berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari studi pustaka dan lembaga lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif menggunakan model Cobb Douglass.
Hasil penelitian menemukan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas
usahatani wortel di Desa Sindangjaya Kecamanatan Cipanas Kabupaten Cianjur secara
simultan adalah faktor jumlah benih (X1), pupuk kandang (X2), pupuk urea (X3), Pupuk
TSP (X4), Tenaga Kerja (X5) yang digunakan petani. Faktor produksi yang paling
berpengaruh terhadap produktivitas usahatani wortel di Desa Sidangjaya Kecamatan
Cipanas Kabupaten Cianjur secara parsial adalah faktor jumlah benih.

Kata Kunci: faktor produksi, Cobb Douglass, produktivitas

penduduk,, bahan baku bagi industri


PENDAHULUAN pertanian, sumber pendapatan bagi
jutaan petani yang tersebar di seluruh
Indonesia merupakan negara
Indonesia, serta sebagai sumber
berkembang yang memiliki
penghasilan devisa Negara setelah
sumberdaya alam yang berlimpah.
sektor minyak dan gas. Dalam arti
Sumberdaya alam tersebut
luas, konteks pertanian mencakup
merupakan faktor utama untuk
beberapa sub sektor diantaranya
tumbuh kembangnya sektor
tanaman panagan dan hortikultural,
pertanian di negara yang dilewati
perkenunan, kehutanan, peternakan,
oleh garis khatulistiwa. Pertanian di
dan perikanan.
Indonesia hingga saat ini masih
Tanaman wortel salah satu sub
memegang peranan penting bagi
sektor tanaman hortikultura.
perekonomian nasional. Hal tersebut
Tanaman wortel merupakan tanaman
didasarkan pada peranannya sebagai
dwimusim yang tumbuh di daerah
penyedia bahan pangan bagi
berhawa sejuk. Wortel merupakan
sayuran terpenting dan kegunaan dipakai oleh petani mempengaruhi
awalnya hanyalah sebagai obat tetapi penurunan produksi wortel di
sekarang wortel telah menjadi Cianjur.
sayuran utama, dan umumnya Kecamatan Cipanas merupakan
dikenal karena kandungan alfa- dan daerah dengan produktivitas wortel
beta-karoten akar tunggangnya. tertinggi, yaitu 237,12 kwintal/ha
Kedua jenis karoten ini penting sedangkan luas tanam wortel di
dalam gizi manusia karena sebagai Kecamatan Cipanas adalah 444 ha.
sumber pro –vitamin A dan vitamin Perkembangan produksi suatu
E (Rubatzky, 1998). komoditas pertanian harus seiring
Produksi wortel pada kurun dengan perkembangan harga dari
waktu 4 tahun (2005-2008) komoditas ytang bersangkutan. Hal
mengalami penurunan. Penurunan ini dikarenakan tinggi rendahnya
produksi tanaman wortel pendapatan petani ditentukan oleh
mengakibatkan fluktuasi harga jumlah produksi yan dijual serta
wortel yang sangat tinggi yang harga komoditas yang diterima
diakibatkan kelangkaan. Dengan petani pada waktu panen.
demikian peningkatan produksi Keberasilan suatu usahatani
wortel harus diusahakan dengan dapat dilihat dari pendapatan yang
prioritas tinggi sesuai dengan diterima oleh petani. Oleh karena itu,
kebutuhan akan sumber vitamin A peningkatan keuntungan petani
bagi masyarakat Indonesia. wortel dapat ditempuh melalui
Provinsi Jawa Barat merupakan perbaikan aloksi penggunaan faktor-
pengembangan produksi wortel yang faktor produksi dalam berusahatani
cukup baik. Provinsi Jawa Barat wortel, sehingga efesiensi produksi
memproduksi tanaman wortel dapat ditingkatkan.
1.206.578 kwintal yang tersebar di Berdasarkan uraian di atas,
seluruh wilayah kabupaten/kota maka permasalahan yang dibahas
dengan salah satu sentra produksinya dalam penelitian ini dirumuskan
adalah Kabupaten Cianjur dan sebagai berikut:
Kabupaten Garut. 1. Faktor-faktor apa saja yang
Kabupaten Cianjur adalah mempengaruhi produksi pada
salah satu daerah sentra wortel di usahatani wortel di Desa
Jawa Barat setelah Kabupaten Sindangjaya, Kecamatan Cipanas,
Bandung, akan tetapi akhir-akhir ini Kabupaten Cianjur?
produksi wortel di Cianjur berkurang 2. Faktor-faktor apa saja yang paling
disebabkan penggunaan lahan wortel mempengaruhi produksi pada
yang dipakai telah dialokasikan ke usahatani wortel di Desa
tanaman lain secara tumpang sari Sindangjaya Kecamatan Cipanas,
yang menurut petani lebih Kabupaten Cianjur?
menguntungkan dibandingkan Tujuan dari penelitian ini adalah
dengan berusahatani wortel. Semakin untuk menganalisis faktor-faktor
berkurangnya lahan wortel yang yang mempengaruhi produksi
uasahatani wortel di Desa D = Derajat penyimpangan
Sindangjaya Kecamatan Cipanas, (10%=0,1)
Kabupaten Cianjur dan menentukan Berdasarkan perhitungan
faktor yang paling mempengaruhi. dengan menggunakan rumus di atas
diperoleh jumlah sampel sebanak 37
METODE PENELITIAN petani wortel. Pengambilan sampel
petani wortel dilakukan secara acak
Penentuan Lokasi dan sederhana (simple random sampling).
Pengambilan Data
Metode Analisis
Penelitian dilaksanakan di
Metode analisis yang
Desa Sindangjaya Kecamatan
digunakan adalah metode analisis
Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa
deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
Barat. Lokasi dipilih secara sengaja
Analisis deskriptif digunakan untuk
(purposive) dengan pertimbangan
mengetahui hasil produksi, harga
bahwa Kabupaten Cianjur
hasil produksi, jumlah faktor
merupakan salah satu penghasil
produksi, dan harga faktor produksi.
wortel terbesar di Jawa Barat.
Analisis deskriptif digunakan untuk
Kecamatan Cipanas penghasil wortel
menjelaskan hasil yang diperoleh
terbesar di Cianjur dengan jumlah
dari analisis kuantitatif.
produksi 104.804 kuintal (BPS,
Pengujian hipotesis
Cianjur Dalam Angka 2009). Waktu
menggunakan uji statistik model
penelitian dan penulisan ini
ekonometrika yaitu fungsi produksi
dilaksanakan, mulai bulan Juni 2012.
Coob-Douglas yang digunakan untuk
Populasi petani wortel di Desa
menjelaskan hubungan antara
Sindangjaya Kecamatan Cipanas
produksi dengan faktor-faktor
adalah 600 petani. Dari jumlah
produksi yang mempengaruhinya.
populasi petani wortel pada desa
Faktor-faktor produksi yang diduga
tersebut ditentukan jumlah sampel
mempengaruhi jumlah produksi
dengan menggunakan rumus yang
wortel di Desa Sindangjaya
merujuk pada teori Sugiarto, D.
Kecamtan Cipanas (Y) adalah jumlah
Siagian, L.S. Sunaryanto,dan Ds
benih (X1), jumlah pupuk kandang
Oetomo (2003), yaitu :
(X2), jumlah pupuk urea (X3)
Jumlah pupuk TSP (X4) dan jumlah
NZ 2 S 2
n= tenaga kerja (X5).
Nd2 Z 2 S 2
Persamaan fungsi (model)
Coob-Douglas :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Y=boX1b1X2b2X3b3X4b4X5b5X6b6X7b7X8b8eu
N = Jumlah populasi
2
S = Variasi sampel (10% =0,1) Keterangan :
Z = Tingkat Kepercayaan (90% Y = jumlah produksi wortel (kg)
= 1,64) X1 = jumlah benih yang digunakan
(kg) n = Jumlah Data Pengamatan
X2 = jumlah pupuk kandang yang k = Jumlah Peubah
digunakan (kg)
X3 = jumlah pupuk urea yang Kriteria pengambilan keputusan:
digunakan (kg) 1. Jika Fhitung > Ftabel, maka tolak H0
X4 = jumlah pupuk TSP yang 2. Jika Fhitung < Ftabel, maka terima
digunakan (kg) H0
X5 = jumlah tenaga kerja yang
digunakan (HOK) Jika F-hitung yang dihasilkan lebih
besar daripada F-tabel maka hipotesis
bo = intersep atau konstanta ditolak atau variabel bebas/faktor-
bi = koefisien regeresi yang faktor produksi seperti jumlah benih
merupakan elastisitas (X1), jumlah pupuk kandang (X2),
produksi (I=1,2,3,4,5,6) jumlah pupuk urea (X3), jumlah
e = bilangan natural (e= pupuk TSP (X4), dan jumlah tenaga
2,1,7282882) (X5) berpengaruh terhadap hasil
produksi (Y), dan sebaliknya.
Pengujian terhadap faktor-
faktor produksi dilakukan dengan
2. Pengujian parameter regresai
dua cara yaitu :
secara tunggal
1. Pengujian parameter regresi
secara serentak Tujuan pengujian parameter
tunggal adalah untuk mengetahui
Tujuan pengujian regresi secara
apakah peubah bebas (Xi) secara
serentak yang berguna untuk
tunggal berpengaruh terhadap
mengetahui apakah peubah bebas
peubah tunggal dilakukan uji-t
(Xi) secara bersama-sama
dengan hipotesis sebagai berikut:
berpengaruh terhadap peubah terikat
output yang dihasilkan (Y) yang
1. Ho : bi =0
dilakukan dengan sistem 2. H1 : bi ≠
komputerisasi. Untuk menguji
parameter regresi secara serentak Untuk mengetahui nilai t (t-hitung)
dilakukan dengan uji-F (F-hitung), dilakukan dengan persamaan:
dengan hipotesis sebagai berikut:
𝑏𝑖
𝑡 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
Ho: b1=b2=b3=b4=b5=b6=b7=b8=0 𝑆𝑏𝑖
Keterangan :
H1: paling sedikit terdapat satu
koefisien regresi ≠ 0 bi = parameter regresi ke-i

𝐽𝐾𝑅(𝑘−1) Sbi = kesalahan baku penduga


𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = parameter regresi ke-i
𝐽𝐾𝑆(𝑛−𝑘)
Keriteria pengambilan keputusan :
Keterangan:
JKR = Jumlah Kuadrat Regresi 1. Jika t-hitung >t-tabel, tolak Ho,pada
taraf kepercayaan α=0,05
JKS = Jumlah Kuadrat Sisa
2. Jika t-hitung<t-tabel, terima pupk tersebut tidak semuanya
Ho,pada taraf kepercayaan α digunakan oleh petani. Beberapa
=0,05 petani ada yang menggunakan pupuk
NPK. Namun karena harga pupuk
HASIL DAN PEMBAHASAN NPK mahal, maka hanya sebagian
kecil petani yang menggunakan
Gambaran Usahatani Wortel di n pupuk tersebut.
Desa Sindangjaya Petani menggunakan pestisida
dalam kegiatan usahatani, untuk
Budidaya wortel di Desa mengatasi hama dan penyakit yang
Sindangjaya diawali dengan proses menyerang tanaman. Untuk
persiapan lahan sebagian besar petani mengatasiserangan hama, (seperti
responden melakukan persiapan kutu acleng dan ulat) digunakan
lahan untuk usahatani dengan insektisida jenis drusban, curacron,
menggunakan tenaga manusia, yang dan decis, sedangkan untuk fungi,
meliputi pembersihan lahan digunakan Score, antracol, dan
darigulma, pencangkulan untuk dithane (berupa serbuk) dan untuk
menggemburkan dan membalikan perekat, pembahasan dan perata
tanah. pestisida, digunakan ABSH-stick
Setelah perpisahan lahan, tahap crown. Petani responden
selanjutnya adalah penanama. Benih mengunakan campuran penyubur
tanaman wortel disebarkan tidak tanaman yaitu supergro dan sagro.
dilakukan secara pasti,jarak tanaman Pada umumnya petani responden
wortel 5 cm x 5 cm. melakukan pemanenan wortelsaat
Penanamandilakukan dengan berumur 90 – 129 hari setelah
menyebarkan benih wortelkemudian penanaman. Poanen dilakukansecara
di tutpi dengan tanah. manual, yaitu wortel dengan cara
Kegiatan merupakan sangat menarik ujung pangkal daun wortel
tergantung pada kesuburan tanah dan dari tanah kemudian daun dipotong
varietas yang ditanam. Sebagian dari umbi wortel.
besar petani melakukan pemupukan Pada umumnya petani responden
sebanyak 3 – 4 tahap. Pemupukan menanam pada lahan dua kali dalam
pertama menggunakan pupuk setahun. Selain menanam wortel,
kandang atau pupuk proyek atau petani responden menanam bawang
pupuk pupuk kotoran ayam. daun, lobak (daikon) horison,
Pemupukan dilakukan setelah packoy, peterseley, daun
melakukan pengolahan lahan. ketumbar/wansuy, daun poh-pohan,
Pemupukan kedua dilakukan pada daun kalian, dan seledri. Waktu
saat tanaman berumur 30 hari setelah penanaman di daerah penelitian tidak
tanam. Pemupukan kedua sampai serempak.sebagian besar petani
seterusnya, petani menambahkan responden melakukan penanaman
berbagai macam pupuk kimia, seperti mulai bulan Maret yaitu pada saat
pupukurea, dan pupuk TSP. Pupuk-
musim kemarau sampai awal musim memproduksi benih wortel sendiri.
hujan. Hasil tanaman wortel yang
dibudidayakan sehingga
Penggunaan Sarana Produksi mengahasilkan bunga wortel. Bunga
1. Penggunaan Benih wortel merupakan benih wortel yang
Benih wortel yang digunakan dipergunakan petani sebagai benih.
oleh petani responden seluruhnya Rata-rata penggunaan benih oleh
adalah benih lokal atau Cipanas. petani responden disajikan pada
Sebagian besar petani responden Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Penggunaan Benih Wortel di Desa Sindangjaya, Kecamatan


Cipanas, Kabupaten Cianjur Tahun 2012
Penggunaan Anjuran
Uraian
(L/ kg/ gr) (L/ kg/ gr)
2
Per usahatani (2200 m )
Wortel (kg) 3,85 3,30
Per hektar
Wortel (kg) 17,50 15,00

Pada Tabel 1 dapat dilihat Pupuk yang paling banyak


bahwa rata-rata penggunaan benih digunakan oleh petani adalah pupuk
oleh petani responden sedikit urea dan TSP. Harga pupuk yang
melebihi anjuran penggunaan dari berlaku di daerah penelitian satu
balai Penyuluhan Pertanian setempat. tahun terakhir adalah pupuk urea
Kelebihan penggunaan benih sekitar Rp 1.200/kg – Rp 2.800/kg,
tersebut terjadi karena beberapa sementara pupuk TSP sekitar Rp
petani responden menanam dengan 1.500/kg dan pupuk kandang sekitar
jarak tanam yang agak rapat, Rp 250/kg – Rp 1.000/kg. Harga
sehingga kebutuhan benih juga masing-masing pupuk tersebut
menjadi lebih banyak. Beberapa merupakan subsidi dari pemerintah
petani responden berpikir bahwa dan tidak subsidi dari pemerintah.
banyak. Namun pada kenyataannya, Kebijakan subsidi terhadap sarana
jarak tanam yang semakin rapatnya produksi seperti pupuk diharapkan
tanaman wortel semakin banyak juga dapat merangsang petani untuk
tanaman wortel yang saling bersaing meningkatkan produksi. Penggunaan
memperebutkan unsurhara pada pupuk oleh petani responden akan
lahan dan kemudian berdampak pada disajikan pada tabel di bawah ini.
hasil produksi yang tidak maksimal.
2. Penggunaan Pupuk Urea, TSP,
dan Pupuk Kandang
Tabel 2. Rata-rata Penggunaan Pupuk oleh Petani Wortel per Hektar di Desa
Sindangjaya
Penggunaan Anjuran *)
Jenis Pupuk
(kg) (kg)
2
Per Usahatani (2200 m )
Urea 73,23 77,00
TSP 6,72 44,00
Kandang 760,34 855,00
Per Hektar
Urea 332,88 350,00
TSP 239,58 200,00
Kandang 3.456,11 3.000,00
*) Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Cipanas, 2011

Pada Tabel 2 dapat dilihat yang menyebabkab unsur hara terus


bahwa rata-rata penggunaan pupuk berkurang. Kelebihan penggunaan
oleh petani responden belum sesuai pupuk terjadi karena untuk
dengan anjuran dari balai penyuluhan mengembalikan unsur hara setelah
pertanian setempat, dimana lahan digunakan oleh tanaman
seharusnya pupuk urea adalah 350 wortel.
kg/hektar dan TSP 200 kg/hektar Pupuk yang digunakan untuk
cenderung berlebih, sedangkan usahatani sebaiknya sesuai dengan
penggunaan pupuk kandang dosis yang telah dianjurkan agar
cenderung kurang. Kelebihan produksi yang dihasilkan maksimal.
penggunaan pupuk urea dan pupuk Penggunaan pupuk yang melebihi
TSP terjadi karena petani responden dosis anjuran, khususnya pupuk
mendapatkan informasi dari anorganik yang dilakukan secara
penyuluh pertanian dan media massa terus menerus akan mengakibatkan
bahwa penggunaan pupuk dapat kerusakan pada tanah. Sebaliknya,
menghasilkan produksi yang tinggi. penggunaan pupuk yang kurang dari
Oleh karena pupuk tersebut harganya dosis anjuran akan mengakibatkan
relatif terjangkau dibandingkan pertumbuhan tanaman terganggu.
dengan pupuk NPK, maka beberapa
petani responden ada yang 3. Penggunaan Pestisida
menggunakan pupuk urea melebihi
dosis yang dianjurkan, dengan Pestisida dalam usahatani
harapan hasil yang diperoleh juga digunakan untuk memberantas
menjadi lebih banyak. Alasan lain serangan hama dan penyakit
petani menggunakan pupuk urea dan tanaman. Dalam hal penggunaan
pupuk TSP berlebih adalah pestisida, petani responden
menggunakan jenis pestisida yang
penggunaan lahan terus menerus
beragam tergantung dari intentas alat bantu sprayer atau tanki
serangan dan ketersediaan dana semprot,sehingga waktu pengerjaan
usahatani yang dimiliki. pengendalian hama dan penyhakit
tanaman menjadi lebih cepat.
Petani responden tidak hanya
menggunakan pestisida untuk 4. Penggunaan Tenaga Kerja
menahan hama dan penyakit yang
menyerang tanaman, tetapi petani Tenaga kerja merupakan salah
responden menggunakan bahan satu faktor produksi yang penting
perekat pestisida. Perekat pestisida dalam mengelola usahatani.
Penggunaan tenaga kerja luar
digunakan untuk menahan pestisida
keluarga, baik pria maupun wanita
yang disemprotkan pada tanaman
diukur setara dengan hari orang kerja
agar lebih lama karena tanaman
(HOK). Penyetaraan dilakukan
wortel dibudidayakan pada saat
musim hujan. Hal ini membuat berdasarkan upah dan jam kerja
petani responden lebih intensif untuk tenaga kerja pria dan wanita di Desa
mengatasi masalah hama dan Sindangjaya, yaitu rata-rata Rp
penyakit yang menyerang tanaman 20.000 per lima jam Rata-rata
penggunaan tenaga kerja oleh petani
wortel. Penggunaan obat-obatan jenis
wortel responden disajikan pada
insektisida, fungisida, perekat, dan
Tabel 3.
penyubur biasanya tidak dilakukan
secara manual, tetapi menggunakan

Tabel 3. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Wortel Di Desa


Sindangjaya
Per Usahatani (0,22 ha) Per Hektar
Jenis
No TKDK TKLK Total TKDK TKLK Total
Kegiatan
(HOK) (HOK) (HOK) (HOK) (HOK) (HOK)
1 Pengolahan 5,14 15,93 21,07 5,71 17,70 23,41
lahan
2 Penanaman 2,15 11,12 13,27 2,39 12,35 14,74
3 Pemupukan 1,88 2,21 4,09 2,08 2,46 4,54
1
4 Pemupukan 1,68 1,65 3,33 1,86 1,84 3,70
2
5 Pengendalian 2,26 1,40 3,66 2,51 1,55 4,07
HPT
6 Penyiangan 2,87 3,91 6,78 3,19 4,35 7,53
7 Penyiraman 0,71 0,49 1,20 0,79 0,54 1,33
8 Pemanenan 1,38 10,53 11,9 1,53 11,70 13,24
Jumlah 18,06 47,24 65,30 20,07 52,49 72,56
Pada Tabel 3 dapat dilihat pamanenan, petani membutuhkan
bahwa rata-rata penggunaan tenaga tambahan tenaga kerja dari luar
kerja dalam usahatani wortel per keluarga agar kegiatan tersebut dapat
usahataninya di Desa Sindangjaya selesai lebih cepat, sehingga kegiatan
Kecamatan Cipanas terbanyak adalah penjual juga dapat segera dilakukan
pada kegiatan pengolahan lahan. untuk memperoleh pendapatan
Pada pengolahan lahan, kegiataan usahatani.
yang dilakukan petani cukup berat
seperti pembersihan lahan, 5. Saluran Pemasaran
pencangkulan, dan penggunaan
Pemasaran wortel merupakan
traktor, sehingga waktu yang proses pertukaran yang mencakup
dibutuhkan juga relatif lebih lama. serangkaian kegiatan untuk
Pada umumnya dalam kegiatan menyampaikan komoditas wortel
pengolahan lahan, penanaman, dan dari petani produsen kepada
pemanenan, tenaga kerja tidak
konsumen akhir di Jakarta, Bogor,
diupah berdasarkan upah harian
Cipanas dan Bekasi. Berdasarkan
melainkan bersifat borongan agar
hasil penelitian, petani wortel di
proses pengerjaannya lebih cepat dan
Desa Sindangjaya mempunyai
tidak memakan waktu yang lama. kebebasan dalam memilih tempat
Rata-rata penggunaan tenaga kerja menjual hasil panennya melalui
dari luar keluarga lebih besar pedagang pengumpul. Pada
daripada rata-rata penggunaan tenaga umumnya petani responden tidak
kerja dalam keluarga yaitu
mendapatkan kesulitan dalam
52,49HOK per Hektar dari total
memasarkan hasil produksinya,
keseluruhan penggunaan tenaga kerja
karena pedagang pengumpul akan
sebesar 72,56 HOK.
mendatangi petani langsung ke
Penggunaan tenaga kerja
ladang atau tempat tinggalnya.
usahatani petani responden lebih
Setelah wortel dipanen, wortel hanya
banyak berasal dari tenaga luar dikumpulkan di pinggir lahan untuk
keluarga. Tenaga kerja dalam diangkut oleh pedagang pengumpul.
keluarga yang dimiliki oleh petani
Hal ini dilakukan jika petani menjual
terkadang juga memerlukan
hasil panennya di rumah maka
tambahan tenaga kerja yang berasal
setelah dipanen petani akan
dari luar keluarga petani, khususnya
membawa wortel tersebut ke
untuk pengolahan lahan dan
rumahnya. Dalam pergerakan
pemanenan yang membutuhkan komoditas wortel dari petani
tenaga kerja lebih banyak. Pada produsen di daerah penelitian kepada
pengolahan lahan, kegiatan yang
konsumen akhir terdapat pedagang-
dilakukan petani cukup berat seperti pedagang perantara yaitu pengumpul,
kegiatan pembersihan lahan,
pedagang besar, pedagang pengecer,
pencangkulan, penggunaan traktor,
dan konsumen akhir seperti disajikan
sehingga waktu yang dibutuhkan
pada Gambar 1.
juga relatif lebih lama. Pada saat
Pedagang Konsumen
Petani Pengumpul
Besar
Pengecer
Akhir

Gambar 1. Saluran Pemasaran Wortel di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas,


Kabupaten Cianjur

Analisis Faktor-faktor yang yang digunakan adalah model


Mempengaruhi Produksi Usaha Ordinary Least Square (OLS)
tani Wortel dengan Metode regresi yang
digunakan adalah metode enter.
Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas Hasil analisis regresi
usahatani wortel di Desa Sindangjaya menunjukkan bahwa nilai adjusted
Kecamatan Cipanas Kabupaten R2 adalah 0,364 yang berarti bahwa
Cianjur, yaitu antara lain faktor variabel-variabel bebas yaitu jumlah
penggunaan benih, faktor benih, jumlah pupuk kandang,
pengggunaan pupuk kandang, faktor jumlah pupuk urea, jumlah pupuk
penggunaan pupuk urea, faktor TSP, dan jumlah tenaga kerja secara
penggunaan pupuk TSP, faktor bersama sama dapat menjelaskan
penggunaan tenaga kerja yang 36,4 persen dari keragaan tingkat
digunakan untuk usahatani wortel. produksi, sedangkan 63,6 persen
sisanya dijelaskan oleh variabel lain
a. Pengujian Secara Simultan yang tidak dimasukkan dalam model
regresi.
Analisis hipotesis yang
menyatakan bahwa produktivitas Nilai determinasi sebesar 0,453
usahatani wortel (Y) dipengaruhi
oleh fektor benih (X1), pupuk artinya bahwa perubahan Y dapat
kandang (X2), pupuk Urea (X3), dijelaskan oleh variasi perubahaan
pupuk TSP (X4) dan tenaga kerja faktor jumlah benih (X1), pupuk
(X5), dilakukan secara simultan. kandang (X2), pupuk urea (X3),
Berdasarkan pengujian dengan pupuk TSP (X4), tenaga kerja (X5),
menggunakan analisis of varian sebesar 0,453 atau 45,3%.
diketahui bahwa produktivitas Sedangkan sisanya ditentukan oleh
usahatani wortel (Y) secara simultan variabel lain yang tidak termasuk ke
dipengaruhi oleh faktor benih (X1), dalam model yaitu sebesar 54,7%.
pupuk kandang (X2), pupuk urea Biasanya dimasukkan kepada
(X3), pupuk TSP (X4) tenaga kerja kesalahan pengganggu (error). Nilai
(X5), artinya bahwa pada taraf korelasi 0.673 berarti bahwa derajat
kepercayaan 95% (1-α) perubahan Y hubungan antara variabel jumlah
dipengaruhi secara nyata oleh faktor benih (X1), pupuk Kandang (X2),
X1,X2,X3,X4,X5. Model regresi pupuk urea (X3), Pupuk TSP (X4),
tenaga kerja (X5), dengan Y adalah maka hubungan variabel X dan Y
sebesar 0,673 atau sebesar 67,3%. dapat dijelaskan dengan fungsi
Berdasarkan hasil analisis tersebut, produksi sebagai berikut:

Y=0,364X1313,286X20,268X310,730X40,642X5-1,943

Apabila perangkat dari tiap jumlah variabel dijumlahkan maka:

313,286 + 0,268 + 10,730 + 0,642 + (-1,943) = 322.983


yang proporsinya besar. Misal, faktor
Menurut Soekartawi (1990) produksi ditambah 10 persen, maka
penjumlahan pangkat dari tiap produksi akan bertambah sebesar 20
variabel dapat memberikan persen.
gambaran skala usaha atau Return to
Scale dari sebuah usahatani b. Pengujian Secara Parsial
(increasing contans atau decreasing
retrun to scale). Berdasarkan hasil Pengujian secara parsial faktor-
penjumlahan pangkat dari tiap faktor yang mempengaruhi
variabel dalam penelitian ini yaitu produktivitas usahatani wortel dapat
sebesar 322.983, maka usahatani dilihat berdasarkan hasil pengolahan
wortel ini termasuk increasing return data diperoleh hasil analisis regresi
to scale. Ini artinya bahwa proporsi model tingkat produksi usahatani
penambahan faktor produksi akan wortel seperti disajikan pada Tabel 4.
menghasilkan tembahan produksi

Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Model Tingkat Produksi Wortel di Desa


Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur
Unstandardized Standardized
Model Coeffisient Coeffisient T Sig
B Std Error Beta
(constant) 1,608 784,813 2,289 0,029
X1 313,286 90,852 0,611 3,448 0,002
X2 0,268 0,626 0,064 0,429 0,671
X3 10,730 6,907 0,248 1,554 0,130
X4 0,642 8,632 0,012 0,074 0,941
X5 -1,943 3,429 0,103 0,567 0,575

dengan tingkat signifikan


1. Jumlah Benih (X1) 0,002 ( lebih kecil dari
α=0,05). Besaran nilai ini
Berdasarkan hasil
menjelaskan bahwa
analisis regresi, besaran
perubahan (Penambahan atau
koefisien regresi variabel
pengurangan) jumlah benih
benih Tabel 4 adalah 313,286
(X1) berpengaruh nyata
terhadap perubahan tegakkan yang berkualitas
produktivitas usahatani pula. (Sahupala, 2007).
wortel. Adapun besaran nilai
perubahannya ditunjukkan 2. Jumlah Pupuk Kandang (X2)
oleh besaran nilai koefisien
Berdasarkan hasil
regresi (koefisien nilai
analisis regresi, besaran
elastisitas produksi benih
koefisien regresi variabel
terhadap produktivitas
pupuk kandang (Tabel 4)
wortel) yaitu 313,286, yang
adalah 0,268 dengan tingkat
artinya perubahan relatif
signifikan 0,671 (lebih besar
(perubahan atau
dari α=0,05). Besaran nilai ini
pengurangan) benih sebesar 1
menjelaskan bahwa
% akan mempengaruhi
perubahan (penambahan atau
perubahan relatif
pengurangan) jumlah pupuk
(penamabahan atau
kandang (X2) berpengaruh
pengurangan ) produktivitas
tidak nyata terhadap
wortel sebesar 313,286
perubahan produktivitas
persen.
usahatani wortel. Adapun
Besar kecilnya skala
besaran nilai perubahannya
usaha sangat menentukan
ditunjukkan oleh besaran
besar kecilnya modal yang
nilai koefisien regresi
dipakai. Begitu pula dengan
(koefisien nilai elastisitas
usahatani wotel, dimana besar
produksi pupuk kandang
kecilnya skala usahatani
terhadap produktivitas
wortel berpengaruh terhadap
wortel) yaitu 0,268, artinya
modal, dalam hal ini benih
perubahan julah pupuk
yang digunakan. Semakin
kandang sebesar 1 %
besar skala usaha maka
mempengaruhi perubahan
semakin banyak jumlah
relatif (penambahan atau
kebutuhan benih. Dalam
pengurangan) produktivitas
pemuliaan tanaman, benih
wortel sebesar 0,268 persen.
memainkan peranan yang
sangat penting. Benih yang 3. Jumlah Pupuk Urea (X3)
digunakan untuk pertanaman
saat ini akan menentukan Berdasarkan hasil
mutu tegakkan yang akan analisis regresi, besaran
menghasilkan di masa koefisien regresi variabel
mendatang. Dengan pupuk urea (Tabel 4) adalah
menggunakan benih yang 10,730 dengan tingkat
mempunyai kualitas fisik signifikan 0,130 (lebih besar
fisiologis dan genetik yang dari α=0,05). Besaran nilai ini
baik merupakan cara yang menjelaskan bahwa
strategis untuk menghasilkan perubahan (penambahan atau
pengurangan) jumlah pupuk dalam tanah maka
urea (X3) berpengaruh tidak rekomendasi pemukan yang
nyata terhadap perubahan telah ada perlu dikaji lagi dan
produktivitas usahatani disempurnakan (Karniari et
wortel. Adapun besaran nilai al, 2007).
perubahannya ditunjukkan
oleh besaran nilai koefisien 4. Jumlah Pupuk TSP
regresi (koefisien nilai
Berdasarkan hasil
elastisitas produksi pupuk
analisis regresi, besaran
urea tehadap produktivitas
kofisien regresi variabel
wortel) yaitu 10,730, yang
pupuk TSP (Tabel 4) adalah
artinya perubahan relatif
0,642 dengan tingkat
(perubahan atau
siginfikan 0,941 (lebih besar
pengurangan) jumlah pupuk
dari α = 0,05). Besaran nilai
urea sebesar 1 (satu) % akan
ini menjelaskan bahwa
mempengaruhi perubahaan
perubahan (penambahan atau
relatif (penambahan atau
pengurangan) jumlah pupuk
pengurangan) produktivitas
TSP (X4) berpengaruh tidak
wortel sebesar 10,730 persen.
nyata terhdap perubahan
Penetapan takaran jumlah produktivitas usahatani
benih secara seksama dan wortel. Adapun besaran nilai
perencanaan kebutuhan perubahannya ditunjukkan
jumlah benih pada masa oleh besaran nilai koefisien
mendatang secara matang regresi (koefisien nilai
akan membantu perencanaan elastisitas produksi pupuk
kegiatan pertanian ke arah TSP terhadap produktivitas
yang mengoptimalkan proses wortel) yaitu 0,642, yang
produksi. Produsen pupuk artinya perubahan relatif
dengan sendirinya dapat (perubahan atau
membantu banyak untuk pengurangan) pupuk TSP
mencapai sasaran ini dengan sebesar 1 % akan
menghasilkan pupuk menurut mempengaruhi perubahan
jumlah dan macamnya relatif (penambahan
(Sukana, 2006) Teknologi di ataupengurangan)
bidang pemupukan adalah produktivitas wortel sebesar
salah satu faktor penentu 0,642 persen.
dalam upaya meningkatkan Pupuk TSP/SP-36
produksi pangan, sejalan sebagai alternatif pengganti
dengan perkembangan dan dari pupuk-pupuk tersebut
kemajuan teknologi di bidang yang dapat lebih fleksibel
pemupukan serta terjadinya baik secara operasional
perubahan status hara di maupun teknis. Pengkajian
hasil penelitian telah produksivitas wortel sebesar
dilakukan oleh perguruan 1,943 persen.
tinggi, litbang pertanian dan
jajarnnya. Pupuk TSP/SP-36
adalah fosfat buatan KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di
berbentuk gelintiran
atas, dapat disimpulkan bahwa
(grannular) yang komponen
faktor-faktor yang mempengaruhi
utamanya mengandung unsur
hara fosfat berupa mono produktivitas usahatani wortel di
kalsium fosfat dengan rumus Desa Sindangjaya, Kecamatan
Cipanas, Kabupaten Cianjur secara
kimia Ca(H2PO4)2, dibuat
simultan adalah faktor jumlah benih,
dari bahan dengan buatan
pupuk kandang, pupuk urea, pupuk
fosfat alam (Standar Nasional
TSP dan tenaga kerja yang
Indonesia, 1995).
digunakan petani. Diantara faktor
5. Jumlah Tenaga Kerja (X5) produksi yang paling berpengaruh
terhadap produktivitas usahatani
Berdasarkan hasil wortel di Desa Sindangjaya,
analisis regresi, besaran Kecamatan Cipanas, Kabupaten
kofisien regresi, besaran Cianjur secara parsial adalah faktor
kofisien regresi variabel jumlah benih.
penggunan tenaga kerja
(Tabel 4) adalah – 1,943 Bagi petani diharapkan lebih
dengan tingkat signifikan cermat dalam menggunakan sarana
0,575 (lebih besar dari α = produksi sehingga dalam menambah
0,05). Besaran nilai ini atau mengurangi jumlah faktor
menjelaskan bahwa produksi dapat meningkatkan
perubahan (penambahan atau produktivitas usahatani wortel. Perlu
pengurangan) tenaga kerja adanya penelitian terkait usahatani
(X5) berpengaruh tidak nyata wortel terutama kepada sarana
terhadap perubahan produksi di luar model yang diteliti
produktivitas usahatani pada penelitian ini.
wortel. Adapun besaran nilai
perubahannya ditunjukkan DAFTAR PUSTAKA
oleh besaran nilai koefisien Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek
regresi (koefisien nilai Budidaya. Jakarta:
elastisitas produksi tenaga Universitas Indonesia (UI-
kerja terhadap produktivitas Press).
wortel) yaitu – 1,943 artinya
perubahan relatif (perubahan Assauri, S. 2002. Manajemen
Pemasaran Dasar Konsep,
atau pengurangan) tenaga
dan Strategis. Jakarta:
kerja sebesar 1 % Rajawali Press.
BPS. 2010. Cianjur Dalam Angka. Supranto. 1983. Ekonometrik.
BPS Kabupaten Cianjur. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi
E. Rubatzky, Vincent dan Mas Universitas Indonesia.
Yamaguchi. 1998. Sayuran
Dunia: Prinsip, Produksi, Wiliams, C.N, dkk. 1993. Produksi
dan Gizi. Bandung: ITB. Sayuran Di Daerah Topika.
Yogyakarta: Gajah Mada
Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis University Press.
Data Statistik Dan Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Zanafa.

Mosher, AT. 1987. Menciptakan


Struktur Pedesaan Progresif.
Disunting Oleh Rochim
Wirjoniodjojo. Jakarta:
Yasagama.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi


Pertanian. Jakarta: LP3ES.

Soekartiwi. 1995. Analisis


Usahatani. Jakarta:
Universitas Indonesia (UI-
Press).

Soekartiwi. 2002. Prinsip Dasar


Ekonomi Pertanian: Teori
dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo.

Soekartiwi. 2003. Teori Ekonomi


Produksi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Sugiarto, dkk. 2003. Teknik


Sampling. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaja Utama.

Swastha, B. Dan Irawan. 1986.


Manajemen Pemasaran
Moderen. Yogyakarta:
Liberty.

Sugiarto. 2003. Teknik Sampling.


Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai